PESANTREN DAN LITERASI Pesantren merupakan salah satu tempat paling aman di zaman yang penuh fitnah dan tantangan, dunia yang penuh kompetitif, juga persaingan. Tidak hanya itu, pesantren juga menjadi media bagi setiap orang yang hendak belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan. Sedangkan literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Ada juga yang mendefinisikan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam mengasah kemampuan dan potensinya. Kemampuan literasi tidak bisa dipisahkan dalam ruang lingkup pesantren, karena hal itu sangat penting dan merupakan pondasi dasar seseorang untuk bisa berinteraksi dengan dunia, mendidik diri sendiri, dan sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat sekitar. Tidak hanya itu, literasi di pesantren dapat mendorong para santri untuk terus mengasah kemampuannya dalam bidang ilmu pengetahuan lewat membaca dan menulis. Maka perlu bagi mereka untuk terus menanamkan dan membiasakan literasi pesantren. Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak dari para santri yang tidak bisa mengasah dan mengembangkan potensinya dalam bidang ilmu pengetahuan, sebab kurangnya mereka dalam membaca dan menulis. Sebenarnya, banyak cara untuk menjadikan literasi sebagai budaya di pesantren. Seperti halnya membuat jadwal khusus agar santri bisa fokus membaca dan menulis, sering menerbitan majalah dinding agar bisa dibaca oleh mereka, atau menyelengggaraka suatu program sebagai media pengembangan skill atau kemampuanya. Dengan adanya hal tersebut, para santri akan lebih giat untuk terus belajar dan mengasah kemampuanya, terlebih dalam bidang literasi, “membaca dan menulis”. Pesantren sudah menjadi rujukan pertama bagi masyarakat yang hendak menjadikan anaknya sebagai ahli agama dan berakhlak yang baik, Pada hakikatnya, untuk mengasah keterampilan seorang santri tidak selamanya harus berhubungan dengan media sosial a taupun dunia maya. Sebab, keterampilan tersebut dapat kita asah dengan memperbanyak belajar, atau langsung bertatap muka dengan guru di kelas-kelas. Meski hal itu tidak bisa langsung kita terima dengan mudah dan langsung dipaham. Setidaknya, otak sudah menangkap sinyal-sinyal pada apa yang kita sudah baca dan kita dengar. Antara pesantren dan literasi; keduanya harus saling bersinergi agar bisa mencetak para santri yang berilmu, berkualitas, hebat dan berakhlak mulia. Dengan hal itu, pesantren benar-benar menjadi wadah atau media untuk terus melahirkan generasi yang berpendidikan dan berdedikasi tinggi untuk umat, bangsa dan negara.