Anda di halaman 1dari 2

NAMA; RAHUL PRADANA

ASRAMA; S,G, JATI


PESANTREN DAN LITERASI
Pesantren merupakan salah satu tempat paling aman di zaman
yang penuh fitnah dan tantangan, dunia yang penuh kompetitif, juga
persaingan. Tidak hanya itu, pesantren juga menjadi media bagi setiap
orang yang hendak belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Sedangkan literasi adalah kemampuan menulis dan membaca. Ada
juga yang mendefinisikan bahwa literasi adalah kemampuan individu
dalam mengasah kemampuan dan potensinya.
Kemampuan literasi tidak bisa dipisahkan dalam ruang lingkup
pesantren, karena hal itu sangat penting dan merupakan pondasi
dasar seseorang untuk bisa berinteraksi dengan dunia, mendidik diri
sendiri, dan sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat sekitar.
Tidak hanya itu, literasi di pesantren dapat mendorong para santri
untuk terus mengasah kemampuannya dalam bidang ilmu
pengetahuan lewat membaca dan menulis. Maka perlu bagi mereka
untuk terus menanamkan dan membiasakan literasi pesantren.
Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak dari para santri
yang tidak bisa mengasah dan mengembangkan potensinya dalam
bidang ilmu pengetahuan, sebab kurangnya mereka dalam membaca
dan menulis. Sebenarnya, banyak cara untuk menjadikan literasi
sebagai budaya di pesantren. Seperti halnya membuat jadwal khusus
agar santri bisa fokus membaca dan menulis, sering menerbitan
majalah dinding agar bisa dibaca oleh mereka, atau
menyelengggaraka suatu program sebagai media pengembangan skill
atau kemampuanya. Dengan adanya hal tersebut, para santri akan
lebih giat untuk terus belajar dan mengasah kemampuanya, terlebih
dalam bidang literasi, “membaca dan menulis”.
Pesantren sudah menjadi rujukan pertama bagi masyarakat yang
hendak menjadikan anaknya sebagai ahli agama dan berakhlak yang
baik,
Pada hakikatnya, untuk mengasah keterampilan seorang santri
tidak selamanya harus berhubungan dengan media sosial a taupun
dunia maya. Sebab, keterampilan tersebut dapat kita asah dengan
memperbanyak belajar, atau langsung bertatap muka dengan guru di
kelas-kelas. Meski hal itu tidak bisa langsung kita terima dengan
mudah dan langsung dipaham. Setidaknya, otak sudah menangkap
sinyal-sinyal pada apa yang kita sudah baca dan kita dengar.
Antara pesantren dan literasi; keduanya harus saling bersinergi
agar bisa mencetak para santri yang berilmu, berkualitas, hebat dan
berakhlak mulia. Dengan hal itu, pesantren benar-benar menjadi
wadah atau media untuk terus melahirkan generasi yang
berpendidikan dan berdedikasi tinggi untuk umat, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai