Anda di halaman 1dari 4

RENCANA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN KELAS LITERAT

Nama : Rahmawati Sulamto, S.Pd.I


Tanggal :
Jenjang Kelas : 1 ( satu)
Madrasah : MIN Denpasar
Jumlah Siswa : 40

KOMPONEN KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN


Menata lingkungan kelas Membuat /mengurutkan tabel
rukun islam
Menata buku ke dalam rak
buku
Membuat kesepakatan kelas
Membuat daftar
ketidakhadiran siswa
Menyediakan pojok/sudut
baca
A. Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua
proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn Doman). Dengan kemampuan memba
ca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di Madrasah maupun dalam
kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Rendahnya
reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya Manusia kita
tidak k o m p e t i t i f   k a r e n a   k u r a n g n y a   p e n g u a s a a n   i l m u   p e n g e t a h u a n   d a n   t e k n o l o g
i ,   s e b a g a i   a k i b a t lemahnya minat dan kemampuan membaca dan menulis. Membaca dan
menulis belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Jumlah
perpustakaan dan buku buku jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai
basis pendidikan permasalahan budaya
membaca belum dianggap sebagai critical problem, sementara banyak masala
h lain yang dianggap lebih mendesak.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi Madrasah
untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa.

Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak dini sebab
proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia yang cerdas secara intelektual, ta
pi juga cerdas emosional dan spiritual. harus diakui, salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendid
ikan kita adalah sangat mengedepankan kecerdasan intelektual, namun mengenyampingkan
pelajaran yang mengandung nilai-nilai moral. Tak heran jika saat ini banyak orang pintar,
berpendidikan tinggi, tapi tak tahu sopan santun, tak punya sikap tenggang
rasa,tak  punya empati, dan semacamnya. padahal dari bukubuku cerita rakyat misalnya, banyak 
digambarkan ucap dan laku nenek moyang kita yang begitu luhur.
Mengembangkan budaya literasi di kalangan peserta didik merupakan
kemampuan yang saat ini sangat dituntut dari seorang guru. Literasi sangat
dibutuhkan oleh siswa karena keterampilan dalam literasi  akan berpengaruh
besar terhadap keberhasilan belajar mereka berikutnya.Penguasaan enam
literasi dasar yang  disepakati oleh Word Economic Forum  pada tahun 2015
( baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, budaya dan kewargaan ), menjadi
sangat penting untuk mencapai kecakapan abad 21. Untuk itu, keampuan literasi
harus dikembangkan sejak kelas awal.Apabila kemampuan literasi di kelas awal
tidak kuat, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan
literasi tingkat lanjut. Dengan kemampuan literasi yang baik akan menunjang
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari semua mata pelajaran di sekolah.
Selain itu, kemampuan literasi yang baik juga memiliki peran sentral dalam
perkembangan spiritual, sosial,intelektual, emosional dan keterampilan siswa.

Salah satu strategi dalam pengembangan budaya literasi di sekolah adalah


dengan cara menciptakan lingkungan belajar atau kelas yang literat. Khususnya
di kelas awal, konsep kelas yang terpusat pada literasi memiliki tujuan untuk
menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, menumbuhkan sikap positif
pada kegiatan membaca, menulis, dan berkreasi, di mana pengetahuan yang
diperolehnya melalui aktivitas itu dapat dimanfaatkan bagi dirinya sendiri maupun
orang lain.

Lingkungan kelas literat adalah lingkungan yang kaya akan media kebahasaan
yang mendukung peningkatan kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan
berkreasi. Adapun hal- hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kelas
yang literat antara lain: (1). Tempat duduk siswa dibentuk menyerupai huruf U
sebagai pusat pembelajaran.Bentuk tempat duduk semacam ini efektif untuk
pengawasan secara menyeluruh. (2).Menyediakan sudut baca.Buku-buku yang
disediakan di sudut baca hendaknya yang sesuai dengan karakter siswa kelas I
Sekolah Dasar. (3).Menyediakan Sudut Pajangan Karya Siswa. Hasil karya yang
dipajangkan merupakan bentuk penghargaan yang sangat berarti dan dapat
menumbuhkan kompetisi  yang sehat antar siswa maupun antar kelompok di
suatu kelas, untuk lebih giat berusaha menghasilkan karya yang lebih baik.
(4).Menciptakan banyak tulisan di kelas.Tulisan-tulisan di dalam kelas baik yang
berupa cetakan maupun hasil tulisan guru atau bahkan tulisan siswa akan
menjadi sumber belajar yang efektif bagi siswa.Tulisan-tulisan tersebut dapat
berupa: nama- nama siswa, nama- nama hari, nama- nama bulan, nama- nama
anggota tubuh, jenis- jenis permainan, silsilah keluarga, jadwal pelajaran dan
sebagainya.Semakin banyak tulisan yang dipajang di kelas, semakin banyak hal
yang dipelajari siswa tanpa harus menghafalnya, karena setiap hari dilihat dan
dibacanya. (5). Membuat Peta Konsep. Dengan peta konsep siswa lebih mudah
mengingat konsep yang disampaikan.(6).Menyediakan sudut menulis.Selain
sudut baca, seyogyanya di dalam kelas juga disediakan sudut menulis, dengan
disediakan alat- alat tulis, pensil warna,  agar siswa dapat menuangkan ide
kreatifnya melalui tulisan atau gambarnya. (7). Membiasakan kegiatan
membaca15 menit sebelum pembelajaran dimulai.

Dalam pengembangan budaya literasi di sekolah, guru menempati garda


terdepan dalam meningkatkan budaya ini. Literasi bukan hanya membiasakan
siswa membaca dan menulis, melainkan bagaimana proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas dapat menghasilkan kebermaknaan yang mendalam bagi
siswa. Selain itu, ada aspek penting lain dari budaya literasi ini, yaitu dapat
menumbuhkan secara optimal bakat dan minat siswa yang terpendam sehingga
mereka dapat berprestasi secara maksimal sesuai bakat dan minatnya masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai