MAKRIFAH AL-WASHITO
Disusun oleh :
MUHAMMAD RAIHAN SAM
SYIFATUL ZUHRA
HUSNUL HABIBA
CINDY SUCIANA
Dosen Pembimbing :
B. Rumusan Masalah
B. Rumusah
1. Apa itu pengertian dari Ma’rifat
2. Apa itu pengertian dari Al-Washitah
3. Apa saja utusan dari Allah SWT
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian dari Ma’rifat
2. Untuk menjelaskan tentang pengertian dari Al-Washitah
3. Untuk menjelaskan tentang utusan dari Allah SWT
A . Pengertian Ma’rifat
Ma’rifat berasal dari kata `arafa, yu’rifu, irfan, berarti: mengetahui, mengenal,
atau pengetahuan Ilahi. Orang yang mempunyai ma’rifat disebut arif. Menurut
terminologi, ma’rifat berarti mengenal dan mengetahui berbagai ilmu secara rinci,
atau diartikan juga sebagai pengetahuan atau pengalaman secara langsung atas
Realitas Mutlak Tuhan. Dimana sering digunakan untuk menunjukan salah satu
maqam (tingkatan) atau hal (kondisi psikologis) dalam tasawuf. Oleh karena itu,
dalam wacana sufistik, ma’rifat diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan
melalui hati sanubari. Dalam tasawuf, upaya penghayatan ma’rifat kepada Allah
SWT (ma’rifatullah) menjadi tujuan utama dan sekaligus menjadi inti ajaran tasawuf.
B . Al-Washitha
B. Al- Washitha
Al- Washitha artinya adalah “pertengahan” atau “perantara” yang dijadikan Allah
Swt dalam menyampaikan peraturan- peraturan kepada umat manusia. Karena itu, yang termasuk
dalam pembahasan “Al-washitha” ini ada tiga, yaitu Malaikat, Kitab-kitab dan Rasul.
1. Malaikat
Rukun Iman Kedua adalah iman kepada malaikat-malaikat Allah. Malaikat
ialah makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari nur (cahaya). Mengenai bentuk
fisik and rupanya hanya Allah SWT sang pencipta yang mengetahui.
Malaikat adalah hamba Allah yang taat dan berbakti, senantiasa menuruti
perintah-Nya. Malaikat tidak memerlukan makan dan minum, apalagi pakaian
seperti manusia.
Al-Quran mengemukakan bahwa Malaikat itu ada. Diantara ayat-ayat al-
Quran yang mengemukakan adanya malaikat adalah:
Surat An-Nisa ayat 136:
َٰٓل
َٰٓي َأُّيَه ا ٱَّلِذيَن َء اَم ُنٓو ۟ا َءاِم ُنو۟ا ِبٱِهَّلل َو َر ُسوِلِهۦ َو ٱْلِك َٰت ِب ٱَّلِذى َنَّز َل َع َلٰى َر ُسوِلِهۦ َو ٱْلِك َٰت ِب ٱَّلِذٓى َأنَز َل ِمن َق ْبُلۚ َو َم ن َي ْك ُفْر ِبٱِهَّلل َو َم ِئَك ِتِهۦ َو ُكُتِبِهۦ
َو ُرُسِلِهۦ َو ٱْلَي ْو ِم ٱْلَءاِخ ِر َفَقْد َض َّل َض َٰل اًۢل َب ِعيًد
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
A. Kejadian Malaikat
Dalam sebuah Hadist diriwayatkan bahwa Nabi pernah berkata:
“Dijadikan Malaikat itu dari pada cahaya (Nur) dan dijadikan jin itu dari
pada lidah api (Nar) dan dijadikan manusia dari pada yang telah diceritakan
bagi kamu”. (H.R. Ahmad dan Muslim)
C. Jumlah Malaikat.
Hanya Allah yang mengetahui jumlah dan jenis malaikat. Tetapi sebagai
seorang muslim, wajib mengetahui nama-nama dan tugas-tugas sepuluh
Malaikat, yaitu:
1. Jibril
Jibril adalah Malaikat yang ditugaskan Allah Swt membawa wahyu atau
menjadi perantara bagi Allah dan Rasul-rasul-Nya. Allah Swt
menerangkan diri dan sifat-sifat Jibril itu antara lain sebagai berikut
Surat an-Najm ayat 5-6:
Artinya:
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli.
2. Mikail
Mikail adalah Malaikat yang diserahi Tuhan untuk mengatur turunnya
hujan. Sebagaimana kita ketahui bahwa hujan adalah suatu hal yang
sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tanpa air, semua
makhluk diatas bumi akan menderita.
Bahwa hujan diturunkan Tuhan dari langit telah dijelaskan oleh Allah
Swt dalam berpuluh-puluh ayat-Nya dalam al-Quran, dan Malaikat yang
diserahi tugas untuk itu adalah Mikail.
3. Israfil
Israfil adalah malaikat yang diserahi Tuhan untuk meniup sangka-kala
atau terompet sebagai isyarat kematian dan bangkitnya manusia dari
kuburnya pada hari kiamat nanti. Dengan sekali tiupan dapat mematikan
seluruh manusia dan dengan sekali tiupan juga dapat membangkitkan
seluruh manusia.
4. Izrail
Malaikat Izrail disebut juga Malaikat maut, karena tugasnya adalah
mengambil nyawa setiap makhluk hidup. Sebagai seorang muslim kita
wajib beriman tentang adanya Malaikat maut ini bahwa tidaklah menjadi
kesulitan baginya untuk mengambil nyawa walau beribu-ribu banyaknya Dan dia juga tidak
pernah tersilap dalam tugasnya, ia senantiasa
memandang kepada Luhmahfuzh, yaitu daftar orang-orang yang akan diambil nyawanya.
5. Mungkar Nakir
Munkar dan Nakir adalah dua jenis Malaikat yang tugasnya untuk
menanya seseorang yang telah meninggal di dalam kuburnya. Sabda
Nabi Muhammad Saw:
“Diriwayatkan dari pada Sa’id dari pada Qatadah dari pada Anas,
bahwasanya Rasulullah Saw, Berkata: Sesungguhnya seorang hamba,
apabila telah diletakkan kedalam kuburnya dan berpalling dari padanya
sahabat-sahabatnya sesungguhnya masih mendengar ia bunyi terompah
(selop) mereka itu, maka datanglah kepadanya dua orang Malaikat;
keduanya lalu mendudukan (menyuruh duduk) akannya seraya keduanya
berkata; Bagaimanakah pendirianmu terhadap laki-laki ini- maksudnya
Nabi Muhammad Saw.-? Maka adapun orang yang mukmin, maka ia
berkata: Ashadu an-nahuu Abdullaahi wa Rasulahuu (aku mengaku
bahwasanya ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Kemudian berkatalah
Malaikat itu baginya: lihatlah tempatmu di Neraka, telah ditukar Allah
Swt, dengan tempat duduk di Syurga. Maka dilihatnya kedua-duanya
semua” (H.R. Bukhari).
Kalau pertanyaan itu dijawab dengan baik (benar), maka orang tersebut
akan diistirahatkan dan diperlihatkan kepadanya akan tempatnya di
Syurga. Hal ini adalah sebagai nikmat baginya didalam kubur.
Sebaliknya kalua perkataan itu dijawabnya salah, maka akan
diperlihatkan pula tempatnya didalam Neraka. Hal tersebut adalah
sebagai azab baginya didalam kubur.
Sejak sebelum menjadi Nabi, Muhammad sudah dikenal dengan julukan Al-Amin. Satu-satunya
orang yang mendapatkan gelar Al-amin pada masyarakat Arab Jahiliyah saat ituhanyalah
Muhammad Saw. Setelah mendapatkan wahyu dari Allah, maka tidak ada ajaran yang
disampaikannya kepada orang lain, kecuali ia sendiri orang yang paling pertama melakukannya.
Ia ajarkan konsep tentang kebenaran, dan ia sendiri merupakanpelaksana pertama dari konsep
yang diajarkannya itu. Kemenangan-kemenangan yang diperoleh olehNabi dan kaum muslimin
waktu itu adalah disebabkan antara lain oleh sifat ajaran yang dibawanya adalah ajaran yang
benar, dan sifat pribadinya yang terpuji serta pantas dijadikan contoh tauladan untuk setiap
manusia.
Kehidupan dan pribadi Muhammad yang baik itu dijadikan oleh Allah
sebagai pola kehidupan yang baik dan patut ditiru oleh setiap manusia.
Bahwa rumah tangga yang baik adalah kepemimpinan yang berpola kepada
kepemimpinan Rasulullah. Ibadah yang baik adalah ibadah yang berpola
kepada ibadah yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
A. Kesimpulan