Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM USAHA PENGOLAHAN

HASIL PERIKANAN

Abon Ikan Tuna

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM)
KUPANG
2019
A JUDUL PROGRAM

Abon Ikan Tuna

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi,
kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau dipisahkan dari
seratnya. Kemudian ditambahkan dengan bumbu-bumbu selanjutnya digoreng.
Dalam SNI 01-3707-1995 disebutkan abon adalah suatu jenis makanan kering
berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan
dipres.
Abon sebenarnya merupakan produk daging awet yang sudah lama dikenal
masyarakat. Data BPS (1993) dalam Sianturi (2000) menunjukan bahwa abon
merupakan produk nomor empat terbanyak diproduksi. Abon termasuk makanan
ringan atau lauk yang siap saji. Produk tersebut sudah dikenal oleh masyarakat
umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang diolah sedemikian rupa sehingga
memiliki karakteristik kering, renyah dan gurih. Pada umumnya daging yang
digunakan dalam pembuatan abon yaitu daging sapi atau kerbau (Suryani et al,
2007).
Lisdiana (1998) mengemukakan bahwa abon umumnya memiliki komposisi gizi
yang cukup baik dan dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan dan sebagai lauk
pauk. Pembuatan abon dapat dijadikan sebagai salah alternatif pengolahan bahan
pangan sehingga umur simpan bahan pangan dapat lebih lama, disamping itu cara
pembuatan abon juga cukup mudah sehingga dapat dikembangkan sebagai suatu unit
usaha keluarga (home industri) dan layak untuk dijadikan sebagai salah satu
alternatif usaha. Pada prinsipnya cara pembuatan berbagai jenis abon sama. Prosedur
umum yang dilakukan dimulai dari pemilihan bahan baku, penyiangan dan
pencucian bahan, pengukusan atau perebusan, peremahan, pemasakan atau
penggorengan, penirisan minyak atau pres, penambahan bawang goreng kering dan
pengemasan.
Pada dasarnya pembuatan abon menggunakan prinsip pengawetan bahan pangan
dengan memakai panas (pengeringan). Pengeringan adalah suatu usaha menurunkan
kandungan air dari suatu bahan dengan tujuan untuk memperpanjang daya
simpannya. Bahan pangan yang dikeringkan umumnya mempunyai nilai gizi yang
lebih rendah dibandingkan dengan bahan segarnya. Selama pengeringan juga terjadi
perubahan warna, tekstur, aroma dan lain-lain (Muchtadi dan Sugiyono, 1992).
Lisdiana (1998) menyatakan bahwa abon sebagai salah satu produk industri
pangan memiliki standar mutu yang telah ditetapkan oleh departemen perindustrian.
Penetapan standar mutu merupakan acuan bahwa produk tersebut memiliki kualitas
yang baik dan aman bagi kesehatan.

C. PERUMUSAN MASALAH
Dari paparan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil sebuah
perumusan, yaitu apakah ikan tuna dapat dijadikan bahan baku dalam pembuatan
abon gurih dan mampu dipasarkan ke masyarakat luas?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari program pengolahan produk perikanan ini adalah untuk
memberdayakan ikan tuna sebagai bahan baku pembuatan abon gurih dan dapat
dipasarkan di Kab. Kupang maupun Kota Kupang sehingga masyarakat dapat
mendapatkan manfaat dari adanya abon ikan tuna tersebut.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Dari program pengolahan produk perikanan ini diharapkan dapat menghasilkan
sebuah produk olahan dari ikan tuna berbentuk abon gurih yang dikemas dalam
sebuah kemasan plastik dan dipasarkan di daerah Kupang, sehingga
diperoleh peluang usaha baru untuk siswa/i mengembangkan kemampuan
wirausahanya.

F. KEGUNAAN PROGRAM
Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya program ini, antara lain :
1. Bagi siswa pelaksana program dan siswa secara umum, dapat digunakan sebagai
ide pengembangan wirausaha di kalangan siswa dan mampu memberi
pendapatan yang positif untuk menunjang kehidupan dan sekolah.
Program ini juga mampu memacu semangat siswa secara umum untuk
berwirausaha dan berkarir demi kelancaran masa depannya.
2. Bagi masyarakat pada umumnya, dapat membuka lapangan pekerjaan yang
baru dan juga memberikan alternatif makanan abon gurih yang terbuat dari
daging ikan tuna
3. Bagi para pedagang dan suplliers, dapat memberikan tambahan
penghasilan dari penjualan abon gurih ikan tuna ini serta memberi peluang usaha
penjualan produk baru di Kupang

G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


Deskripsi Umum
Ikan tuna merupakan salah satu hasil perikanan yang kaya akan gizi. Ikan tuna
(Clarias spp.) merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di tempat-tempat kritis,
seperti rawa, sungai, sawah, kolam ikan yang subur, kolam ikan yang keruh, dan
tempat berlumpur yang kekurangan oksigen. Hal ini dikarenakan ikan tuna
mempunyai alat pernapasan tambahan, yakni arborecent. Ikan tuna dapat pula
dipelihara di tambak air payau asal kadar garamnya tidak terlalu tinggi. Ikan tuna
termasuk dalam famili Claridae dan sering juga disebut mud fish atau catfish. Di
Indonesia, ikan tuna dikenal dengan beberapa nama daerah, seperti ikan maut
(Sumatera Utara dan Aceh), keling (Sulawesi Selatan), dan cepi (Bugis).
Penyebaran tuna di Indonesia meliputi Jawa, Sumatera, Bangka, Belitung,
Kalimantan, Singkep, dan Sulawesi. Di Indonesia, terdapat lima jenis ikan tuna
lokal yang sangat terkenal, yakni Clarias batrachus L (tuna, kalang, maut, cepa),
Clarias leiacanthus Blkr (keli, penang), Clarias nieuhofi CV (lindim, lembat,
kaleh), Clarias melanoderma Blkr (duri, wais, wiru), dan Clarias teysmani Blkr
(tuna kembang, kalang putih). Di antara kelima jenis ini, hanya Clarias batrachus
L. yang paling sering dijumpai dan dipelihara karena dagingnya yang lezat.
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut yang diberi
bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan
mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai dayasimpan yang
relatif lama. Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis makanan olahan
ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk
yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai
daya simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982) menyatakan, abon
ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, melalui
kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan cara
menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap
daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari daging ternak, abon
ikan cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk-pauk..
H. Pemasaran Produk

 Produk (Product)
Produk yang dipilih adalah Abon Ikan Tuna. Abon ini merupakan makanan
yang sangat praktis dan mudah didapatkan. Mayoritas abon dibuat dengan bahan
dasar daging ayam. Namun kita dapat memberikan varian baru dengan mengganti
bahan dasar daging ayam dengan daging tuna. Penggunaan daging tuna sebagai
abon lebih murah dan kandungan gizi dari tuna juga setara dengan daging ayam
dan cocok untuk masyarakat yang memiliki penyakit alergi daging ayam (gatal-
gatal).

 Tempat (Place)
Lokasi usaha di areal tempat pendidikan yakni Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Kupang. Keunggulan lokasi ini adalah sangat strategis karena
berada dilingkungan instansi pendidikan antara lain, Sekolah Usaha Perikanan
Menengah dan Politeknik Perikanan dan rumah penduduk. Area tersebut terdapat
banyak siswa yang mayoritas menyukai makanan praktis, ringan, dan sehat.
 Promosi (Promotion)
Proses promosi dimulai dengan menjajakan produk secara langsung. Promosi
juga dilakukan melalui jejaring sosial seperti facebook, Whatsapp, untuk
pemesanan dan mengetahui tentang abon tuna lebih lanjut. Selain itu, nama dari
produk kami diberi inovasi agar menarik perhatian pembeli dengan memberikan
nama “Tunabay Abon” yang artinya abon tuna zaman sekarang.
 Harga (Price)
Harga merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang mempunyai
peranan penting yang menetukan keberhasilan suatu kegiatan. Harga dapat
memproyeksikan beberapa tingkat penjualan yang akan dicapai dan beberapa
keuntungan yang telah diperoleh. Harga dari abon tuna yang kami produksi adalah
Rp 5.000,00 per porsi/per bungkus

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


Metode pelaksanaan program dilaksanakan melalui proses persiapan, proses
pelaksanaan, proses pemasaran, proses evaluasi dan pembuatan laporan. Metode
pelaksanaan program bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan program usaha
yang dilakukan agar lebih efektif dan efisien dalam penggunaan bahan, biaya,
tenaga kerja, serta peralatan yang digunakn untuk menunjang pelaksanaan
program usaha yang dilakukan.
1. Persiapan
Perencanaan adalah langkah awal dalam suatu proses usaha agribisnis.
Perencanaan program merupakan penentu suatu usaha. Perencanaan ini diwujudkan
dalam proses persiapan. Persiapan merupakan proses penyediaaan bahan baku,
tempat, biaya, tenaga kerja serta alat-alat produksi penunjang usaha yang akan
dilakukan. Tujuan diadakannya persiapan adalah mencegah adanya kegagalan dan
lebih mengarahkan usaha pada tujuan yanga akan dicapai.
a. Survey Lokasi Produksi
Survey lokasi produksi merupakan suatu kegiatan meninjau dan mengamati
lokasi produksi yang akan digunakan sebagai tempat produksi usaha. Survey
lokasi produksi dapat memberikaan gambaran mengenai bagaimana hasil yang
akan didapatkan apabila usaha produksi yang dilakukan pada lokasi tersebut.
Tujuan diadakannya survey terhadap lokasi produksi adalah untuk menghindari
kesalahan pemilihan lokasi tempat produksi yang dilaksanakan.
b. Survey dan Pengumpulan Bahan Baku
Survey dan pengumpulan bahan baku adalah kegiatan peninjauan terhadap
bahan baku yang akan digunakan. Kegiatan survey dan pengumpulan bahan baku
dapat dijadikan sebagai acuan bahan baku mana yang baik dan dapat memberikan
keuntungan yang maksimal bagi produsen maupun konsumen. Survey dan
pengumpulan bahan baku juga dapat memberikan gambaran seberapa besar biaya
yang dibutuhkan dalam penyediaan dana untuk usaha tersebut, sehingga produsen
dapat menyediakan anggaran yang cukup dan sesuai dengan usaha yang akan
dilakukan.
c. Survey Peralatan dan Perlengkapan yang Menunjang Kegiatan
Suatu kegiatan usaha dalam prosesnya membutuhkan input teknologi sebagai
penunjang kegiatan usaha. Teknologi penunjang berupa peralatan dan
perlengkapan produksi yang akan digunkan perlu dilakukan peninjauan terlebih
dahulu. Survey peralatan dan perlengkapan yang menunjang kegiatan memang
harus dilakukan apabila ingin memperoleh output yang maksimal. Proses
pemilihan peralatan dan perlengkapan yang menunjang kegiatan harus selektif,
sehingga peralatan yang dipilih adalah peralatan ynag memiliki tingkat keefektifan
dan keefisienan yang tinggi. Tujuan dilakukannya survey peralatan dan
perlengkapan agar output yang dihasilkan bisa maksimal dengan adanya input
teknologi tersebut.
d. Membuat Tester
Membuat tester merupakan suatu langkah dalam serangkaian pembuatan
produk dimana pada langkah tersebut diadakan percobaan dan pengamatan
mengenai rasa, tekstur maupun warna kematangan. Tujuan pembuatan tester ini
dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat sudah sesuai dengan apa
yang kita harapkan, sehingga melalui tahapan ini kita dapat mengetahui
kekurangan dari produk olahan yang dihasilkan. Usaha “Tunabay Abon”
merupakan jenis produk usaha yang masih sedikit beredar dipasaran, maka
pengujian produk sebelum pemasaran harus dilakukan untuk mengetahui tingkat
kelayakan produk. Pengujian dilakukan dengan mengolah bahan sesuai dengan
prosedur dan takaran yang telah ditetapkan, setelah bahan diolah menjadi produk
jadi dilanjutkan untuk melakukan evaluasi dari keseluruhan proses produksi.
e. Membuat Logo
Suatu produk harus memiliki identitas berupa logo yang menjadi ciri khas
dari suatu produk. Logo yang digunakan pada suatu produk harus sesuai dengan
bahan yang diguakan pada produk yang dihasilkan. Disamping itu juga dibuat
logo yang menarik konsumen tanpa keluar dari produk umum.
2. Pelaksanaan Pembuatan Produk
Pelaksanaan merupakan kelanjutan dari kegiatan perencanaan maupun
persiapan. Kegiatan pelaksanaan program meliputi kegiatan pengorganisasian,
pembagian tugas kerja dan tanggungjawab. Pembagian tugas harus tepat dan
sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan agar tujuan tercapai. Pelaksaan kegiatan
dalam usaha meliputi proses pembuatan produk dan proses promosi produk.
Keberhasilan dari kegiatan usaha juga sangat bergantung pada proses pelaksanaan.
Apabila dalam proses pembuatan produk dan proses promosi kurang berhasil,
tujuan juga tidak akan tercapai secara maksimal.
Proses pembuatan produk dilakukan sesuai resep pembuatan abon pada
umumnya yaitu
a. Bahan dan Alat pembuatan Abon Ikan Tuna
 Bahan:
 Daging ikan tuna
 Bawang merah
 Bawang putih
 Bubuk ketumbar
 Lengkuas
 Daun salam
 Sereh
 Gula pasir
 Garam 1-1,5 g
 Santan kental 20 ml
 Minyak goreng 5 liter

 Alat :
 Wajan
 Kompor
 Blender
 Waskom
 Pisau
 Panci
 Cobek

b. Cara pembuatan Abon Ikan Tuna


1. Bersihkan daging dari sisa tulang, kemudian cuci hingga bersih.
2. Potong kecil daging dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm atau bisa juga lebih
besar.
3. Panaskan air dalam panci lalu masukan garam, sereh dan daun salam.
4. Masukan daging lalu rebus selama 30-60 menit hingga matang dan empuk.
5. Pres atau tiriskan daging yang sudah matang.
6. Tumbuk perlahan daging yang sudah kering, kemudian cabik-cabik dengan
garpu.
7. Campurkan bubuk ketumbar, garam, gula pasir dan penyedap rasa dalam
daging yang sudah dicabik-cabik, lalu aduk hingga rata.
8. Haluskan bawang merah, bawang putih dan lengkuas hingga halus, lalu
campurkan ke dalam daging.
9. Aduk campuran daging dengan bumbu hingga rata.
10. Tuangkan santan kental ke dalam campuran daging, kemudian aduk hingga
rata.
11. Panaskan minyak goreng dalam wajan, kemudian masukan daging yang
sudah dibumbui.
12. Goreng abon dengan api kecil sambil diaduk hingga matang. Ciri abon yang
sudah matang yaitu timbul suara gemeresik jika diremas
13. Tiriskan abon dan abon ikan tuna siap dihidangkan.
Proses pemasaran produk suatu usaha diawal perintisan perlu adanya promosi
untuk mengenalkan produk dikalangan konsumen. Promosi dapat dilakukan
melalui jejaring sosial seperti facebook selain itu juga dari mulut ke mulut. Orang
yang bertugas mempromosikan produk harus menggunakan bahasa yang menarik,
agar konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan.
3. Proses Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari ujung usaha. Proses pemasaran
dilakukan dengan merencanakan harga produk yang ditetapkan melalui
pertimbangan keluaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk tersebut.
Pemasaran dilanjutkan dengan menentukan lokasi penjualan yang strategis. Cara
peningkatan daya tarik konsumen dilakukan melalui pembaharuan produk yaitu
menambah rasa dan memberikan harga miring di awal pemasaran. Produk yang
sudah diminati oleh konsumen, produsen dapat menjaga kualitas produk tersebut
dan mengembangkan usaha tersebut.
4. Evaluasi dan Pembuatan Laporan
Pelaksanaan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan atau
kerugian dalam usaha “Tunabay Abon”. Tahap evaluasi diperhitungkan berdasarkan:
1. Aspek ekonomi yang meliputi pengeluaran biaya penggunaan bahan,
peralatan, serta biaya pemasaran
2. Aspek pemasaran produk.
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan dari
usaha “Tunabay Abon” tersebut. Berdasarkan program yang telah dilaksanakan
disusunlah laporan mengenai seluruh kegiatan yang dilakukan dalam usaha
“Tunabay Abon”. Penyusunan laporan membutuhkan pengarahan dari pembimbing
agar produk yang dihasilkan maksimal.
I. RANCANGAN BIAYA

1. Biaya Tetap

N Jumlah
Kebutuhan Total (Rp)
o Barang
1. Isi Ulang Gas LPG 15 Kg 100.000
2 Sarung Tangan 1 Lsn 30.000
3

Total Biaya Tetap (TFC) 454.000

2. Biaya Variabel

Jumlah
No Bahan Total (Rp)
Barang
1 Daging Ikan Tuna 1 Kg
2 Bawang Merah 5 Kg
3 Bawang Putih 1,5 Kg
4 Bubuk Ketumbar 2,5 Gr
5 Lengkuas 10 Gr
6 Daun Salam 0,5 Gr
7 Sereh 2 Gr
8 Gula Pasir 1 Kg
9 Garam 1,5 Gr
10 Santan Kental 20 Ml
11 Minyak Goreng 5 Ltr
12 Sunlight 2 Botol 35.000
13 Tissue 2 Pcs 30.000
Total Biaya variable (TVC)
JADI TOTAL KEBUTUHAN MODAL ADALAH = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp + Rp
= Rp

Yang Mengajukan,
Wakasek Sardik

Mohammad Syahrul Mustafa, S.Pi


Agustinus A. H. Ratung, SST
NIP 19860425 201503 1 001
Mengetahui :
Kepala Sekolah

Marcus Samusamu, S.T., M.Si


NIP 19700912 1997 03 1001

Anda mungkin juga menyukai