TEKNOLOGI PANGAN
“Abon Ikan”
Dosen Pembimbing :
Rahmani, STP., MP
Disusun Oleh :
2019/2020
Praktikum : Teknologi Pangan
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan
mikroba pathogen.
2. Jumlah panas yang digunakan tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa
makanan.
Pemasakan pada suhu dan waktu tertentu menyebabkan protein, lemak, karbohidrat
menjadi bermanfaat bagi manusia (Williams, 1979). Lebih lanjut dijelaskan ketika daging
dimasak baik dengan jalan memanggang, merebus atau lainnya, ia akan mengisut dan
kehilangan air. Menurut pendapat Sugitha dkk (1991) yang perlu diperhatikan agar kualitas
daging tetap baik pada waktu pengolahan adalah : kadar air selama dimasak (karena air
adalah medium penghantar panas). Air merupakan konduktor panas yang baik dan penetrasi
air untuk menghantar panas akan cepat. Selanjutnya Trenggono, 1983 yang dikutip oleh
Harun (1996) menyatakan bahwa dengan pengolahan akan terjadi perubahan-perubahan fisik
dan kimia dari daging sehingga nilai gizinya akan berubah. Protein dan vitamin yang
terkandung di dalamnya akan mengalami denaturasi yang ditandai oleh pengerutan daging.
Proses pembuatan abon melalui proses penggorengan. Selama proses penggorengan
terjadi perubahan-perubahan fisikokimiawi baik pada bahan pangan yang digoreng maupun
minyak gorengnya. Suhu penggorengan yang lebih tinggi dari pada suhu normal (168-
1960C) maka akan menyebabkan degradasi minyak goreng yang berlangsung dengan cepat
(antara lain penurunan titik asap). Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat mempercepat
proses oksidasi. Lemak pada daging dan pada abon sapi dapat menyebabkan terjadinya
oksidasi. Hasil pemecahan ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak
bebas yang merupakan sumber bau tengik. Adanya antioksidan dalam lemak seperti vitamin
E (tokoferol) dapat mengurangi kecepatan proses oksidasi lemak, tetapi dengan adanya
prooksidan seperti logam-logam berat (tembaga, besi, kobalt dan mangan) serta logam
porfirin seperti pada mioglobin, klorofil, dan enzim lipoksidasi lemak akan dipercepat
(Nazieb, 2009).
2.4. Bahan pembuatan abon
Beberapa bumbu tambahan yang sering digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah
santan kelapa, rempah-rempah (bumbu), gula, garam, minyak goreng.
Gula merah
Gula merah biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira,
yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren,
dan siwalan (Wikipedia, 2009). fungsi penggunanaan gula adalah sebagai bahan pemanis
dan juga sebagai pemberi warna karamel (kecoklatan). Menurut Hambali, dkk., (2002)
gula mempunyai rasa yang manis dan sedikit asam yang disebabkan oleh kandungan
asam-asam organik didalamnya.
Bawang merah
Bawang merah erfungsi sebagai bahan pengawet makanan dan aromanya kuat
(Wibowo 1991). Karakteristik bau dari bawang merah dipengaruhi oleh kandungan
minyak volatil yang sebagian besar terdiri dari komponen sulfur. Komponen volatil tidak
terdapat dalam sel secara utuh. Ketika sel pecah terjadi reaksi antara enzim liase dan
komponen flavor, seperti metil dan turunan propil (Lewis 1984 dalam Utami 2010).
Bawang putih
Bawang putih merupakan bahan alami yang biasa ditambahkan ke dalam bahan
makanan atau produk sehingga diperoleh aroma yang khas guna meningkatkan selera
makan. Bawang putih memiliki zat kimia berupa allicin, scordinin, allithanin dan
selenium. Allicin ini berperan memberi aroma bawang putih dan bersifat antibakteri
(Palungkun dan Budiarti 1992).
Lengkuas/laos
Lengkuas atau laos merupakan salah satu tanaman monokotil yang bagian
rimpangnya dimanfaatkan untuk memberikan aroma yang khas dan mengawetkan
makanan. Selain itu, lengkuas juga berfungsi untuk menurunkan pH makanan sehingga
dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk (Winarno et al. 1990).
Ketumbar
Rempah-rempah yang sering ditambahkan dalam campuran curing untuk
menghasilkan aroma masakan yang diinginkan. Manfaat ketumbar adalah untuk
menghilangkan bau anyir, menimbulkan bau sedap, menimbulkan rasa pedas yang gurih
dan menyedapkan makanan (Zaitsev et al. 1969 dalam Utami 2010).
Daun salam
Daun salam merupakan bagian dari pohon salam (Syzygium polyanthum) yang biasa
digunakan sebagai rempah pengharum masakan karena aroma yang dihasilkan oleh
komponen volatil yang dikandungnya. Rempah ini memberikan aroma herbal yang khas
namun tidak keras. Komposisi daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak esensial
dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) diadalamnua
(Hanan 1996 dalam Utami 2010).
Santan kelapa
Santan kelapa merupakan emulsi lemak dalam air yang terkandung dalam kelapa
yang berwarna putih yang diperoleh dari daging buah kelapa. Kepekatan santan kelapa
yang diperoleh tergantung pada tua atau muda kelapa yang akan digunakan dan jumlah
dalam pembuatan air yang ditambahkan. Penambahan santan kelapa akan menambah cita
rasa dan nilai gizi suatu produk yang akan dihasilkan oleh abon. Santan akan menambah
rasa gurih karena kandungan lemaknya yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian abon
yang dimasak dengan menggunakan santan kelapa akan lebih gurih rasanya dibandingkan
abon yang dimasak tidak menggunakan santan kelapa.
Gula dan garam
Penggunaan gula dan garam dalam pembuatan abon bertujuan menambah cita rasa
dan memperbaiki tekstur suatu produk abon. Pada pembuatan abon, gula mengalami
reaksi millard. Sehingga menimbulkan warna kecoklatan yang dapat menambah daya
tarik suatu produk abon dan memberikan rasa manis. Garam dapur (NaCl) merupakan
bahan tambahan yang hampir selalu digunakan untuk membuat suatu masakan. Rasa asin
yang ditimbulkan oleh garam dapur berfungsi sebagai penguat rasa yang lainnya. Garam
dapat berfungsi sebagai pengawet karena berbagai mikroba pembusuk, khususnya yang
bersifat proteolitik sangat peka terhadap kadar garam.
Minyak goreng
Fungsi minyak goreng dalam pembuatan abon adalah sebagai pengantar panas,
penambah rasa gurih dan penambah nilai gizi, khususnya kalori yang ada dalam bahan
pangan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Bahan
Daging ikan
Pencucian
Pengemasan
Abon Ikan
Daftar Pustaka