Anda di halaman 1dari 7

current theory of

international trade
 
Dr. Kiki Hardiansyah Siregar
•  
• Kompetensi :
• Mahasiswa dapat mengetahui tentang current theory of
international trade
•  
• Indikator :
• Mahasiswa dapat mengetahui international product life cycle
(IPLC)
• Mahasiswa dapat mengetahui competitive advantage of nation dari
M Porter
• Mahasiswa dapat mengetahui hyper competitive dari Richard
D’aveni
• Mahasiswa dapat mengetahui competitive liberalization
(Persaingan liberalisasi)
• Mahasiswa dapat mengetahui teori investasi internasional
• Teori International Product Life Cycle IPLC
• Ada ketidak sesuaian asumsi teori H-O sehingga
menimbulkan berbagai pertanyaan. Teori siklus
kehidupan produk merupakan jawaban atas kegagalan
teori H-O yang dikemukakan oleh Raymond Vernon pada
tahun 1966 yaitu bahwa jalan hidup suatu produk
menimbulkan keunggulan komparatif pada tiap tahap
menciptakan perdagangan. Menurut model ini, pada
tahap awal penciptaan sebuah produk baru dan
pengenalannya ke pasar, biasanya proses produksinya
mensyaratkan tenaga kerja terampil namun begitu produk
itu matang dan telah memperoleh pasar yang luas, maka
produk itupun menjadi standar.
• Teori Porter tentang daya saing nasional berangkat dari
keyakinannya bahwa teori ekonomi klasik yang
menjelaskan tentang keunggulan komparative tidak
mencukupi, atau bahkan tidak tepat. Menurut Porter,
suatu negara memperoleh keunggulan daya saing/
competitive advantage (CA) jika perusahaan (yang ada di
negara tersebut) kompetitif.
• Porter mengajukan Diamond Model (DM) yang terdiri
dari empat determinan (faktor – faktor yang menentukan)
National Competitive Advantage (NCA). Empat atribut
ini adalah: factor conditions, demand conditions, related
and supporting industries, dan firm strategy, structure,
and rivalry.
• Peran pemerintah dan chance
• Richard D’Aveni (The Rise of Hypercompetition From 1950
to 2002: Evidence of Increasing Industry Destabilization and
Temporary Competitive Advantage, 2004) sejak tahun 1950
hingga 2002 di Amerika telah terjadi perubahan secara gradual
pada industri manufakturnya. Keanekaragaman dan
kerapuhan competitive advantage yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan tersebut cenderung meningkat. Ini
menunjukkan bahwa hypercompetition memang benar-benar
nyata. Dalam penelitian beberapa expert ditemukan juga bahwa
kompetisi monopolistik cenderung akan mati. Tingkat
keragaman dan kerapuhan competitive advantage juga
menunjukkan angka yang jauh dari teori monopolistik. Hal ini
menunjukkan bahwa kesempatan tidak hanya dimiliki oleh
perusahaan besar yang dulunya mendominasi pasar. Kreatifitas,
fleksibilitas, serta inovasi yang dimiliki oleh perusahaan kecil
telah merubah peta persaingan.
• Competitive Liberalization (Persaingan Liberalisasi)
• Keinginan masing-masing negara untuk dapat bekerja
secara produktif, efisien dan efektif agar dapat bersaing
di pasar global pada dekade terakhir ini, telah mendorong
terjadinya “competitive liberalization” terutama di
kawasan Asia Pasifik, khususnya di bidang perdagangan
dan investasi. Competitive liberalization ini dilakukan
karena masing-masing negara berusaha untuk membuat
situasi dan kondisi ekonominya menjadi menarik bagi
investor asing.
• Teori Investasi Internasional
1. Teori Keunggulan Monopolistik
2. Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi
3. Teori ikut sang pemimpin (follow the leader theory)
4. investasi silang (cross investment)
5. Teori internalisasi
6. Teori elektik Produksi Internasional dari Dunning

Anda mungkin juga menyukai