oleh:
Nadira Amalia 1406564995
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain
yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi
ini
tidak/belum
pernah
disajikan/digunakan
sebagai
bahan
untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa
saya pernah menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran
Judul Makalah/Tugas
Tanggal
: 5 April 2016
Dosen
: Dorodjatun Kuntjoro-Jakti
Femmy Roeslan
Nama (NPM)
Tanda Tangan
:
(Nadira Amalia)
Pendahuluan
Sjafruddin Prawiranegara terkenal sebagai seorang teknokrat yang juga
ekonom. Beliau terkenal dengan berbagai kebijakan dan pemikiran ekonominya yang
banyak menimbulkan pro dan kontra seperti, gagasannya untuk menciptakan Oeang
Republik Indonesia (ORI) dan kebijakan ekonomi Gunting Sjafruddin. Kebijakankebijakan ekonominya itu terkait dari pemikirannya tentang ekonomi jalan tengah,
ekonomi yang berdasarkan ajaran Islam. Dalam menguraikan pemikiran ekonomi
Islamnya, Sjafruddin tidak hanya mengungkapkan dari segi mikro saja, namun
disajikan pula bagaimana ekonomi ini dapat menjadi basis untuk melakukan
pembangunan. Secara garis besar, pokok pemikiran ekonomi pembangunan
berdasarkan Islam yang digagas oleh Sjafruddin di antaranya adalah: ekonomi
pembangunan manusia berdasarkan prinsip ekonomi Islam, ekonomi neo-klasik dan
sosialisme
religius
dalam
pembangunan
ekonomi
Indonesia,
serta
terkait
pembangunan berbasis keuangan, dan hubungannya dengan bunga bank dan riba.
A. Latar Belakang Pemikiran Ekonomi Sjafruddin Prawiranegara
Sebelum mendalami tentang bagaimana pokok-pokok pemikiran ekonomi
Islam yang digagas oleh Sjafruddin, maka penting untuk mengetahui bagaimana latar
belakang Sjafruddin dan pemikiran ekonominya. Sjafruddin dalam berbagai literatur
disebutkan sebagai seorang teknokrat yang religius. Beliau terlahir dari keluarga
dengan agama yang kuat dan menuntut ilmu di pesantren. Bahkan diketahui bahwa
beliau memang melakukan studi khusus menguasai bahasa Arab dan mempelajari
Kitab Suci Al Quran1. Di samping itu beliau juga mempelajari tentang keislaman
sebagai pemikiran melalui berbagai literatur berbahasa Inggris dan Belanda yang
diterbitkan oleh gerakan Ahmadiyah. Akan tetapi, beliau tidak pernah secara khusus
mempelajari fiqh Islam.
Kemudian, dalam berbagai literatur tidak dirincikan dengan jelas dari mana
beliau melakukan studi tentang ekonomi. Bahkan, beliau meraih gelar sarjana dan
master pada bidang hukum. Kendati demikian, beliau memang lebih tertarik mengkaji
masalah keuangan dan perekonomian. Beliau juga diketahui melakukan studi tentang
perekonomian dengan membaca buku-buku dari para ahli ekonomi asing.
Rosidi, Ajip. 1986. 75 Tahun Sjafruddin Prawiranegara dalam Pandangan Tokoh-Tokoh. Jakarta: Panitia Buku 75 th.
Sjafruddin Prawiranegara
itu
pada
pembangunan
manusia,
melainkan
kepada
pembangunan
ekonominya saja. Pun demikian, Sjafruddin mengakui bahwa tantangan yang dihadapi
dalam melakukan pembangunan manusia itu adalah sulitnya merubah falsafah hidup
masyarakat saat itu, terutama dengan gaya hidup mewah yang sudah melekat dan
menyebabkan merebaknya ketidakmerataan pendapatan.
2
Prawiranegara, Sjafruddin. 1977. Human Development Pola Pembangunan yang Sesuai dengan Ajaran-Ajaran Islam dan
UUD 45. Jakarta: Bulan Bintang
Ibid
Sebagai salah satu solusi, Sjafruddin mengungkapkan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pembangunan manusia dan akhlak,
political restructuring, yaitu perubahan susunan kenegaranan dengan mengembalikan
sistem checks and balances4. Menurut Sjafruddin, cara ini lebih efektif dibandingkan
dengan saluran-saluran hukum yang ada saat itu, karena kebanyakan hukum itu hanya
di atas kertas saja dan tidak pernah benar-benar ditegakkan secara tegas.
Selain mengatakan bahwa pembangunan akhlak adalah hal yang lebih penting
daripada pembangunan ekonomi itu sendiri. Beliau berpendapat bahwa dalam
pembangunan yang terpenting bukanlah faktor ekonomi, melainkan faktor-faktor nonekonomi yang bersifat spiritual. Ini diadaptasi dari pemikiran Sjahrir yang menganut
paham Sosialisme Kerakyatan. Beliau menemukan aspek demokrasi dan humanisme
di dalamnya dan kemudian membangun pemikiran mengenai aspek manusia dan
dasar-dasar hak asasi manusia dalam pembangunan yang direfleksikannya dalam
ajaran Islam5.
Dalam mengemukakan pemikirannya tentang pembangunan sumber daya manusia,
beliau mengungkapkan bahwa kendati uang adalah alat yang penting sebagai alat
pembangunan, namun uang merupakan hasil ciptaan manusia, sehingga tidak perlu
diagung-agungkan. Sehingga, secara umum menurut beliau, uang tidak seharusnya
dilihat berdasarkan berapa jumlahnya, melainkan seberapa manfaat yang bisa
diberikannya untuk mencapai tujuan dari pembangunan tersebut. Menurut Sjafruddin,
penggunaan uang itu selayaknya diprioritaskan untuk membangun manusia melalui
pendidikan dan pengajaran. Tujuan utama ini adalah untuk membentuk pribadipribadi manusia yang suka belajar, bekerja, berdikari, dan memiliki harga diri hingga
tidak suka minta-minta dan berhutang kalau tidak benar-benar perlu 6. Menurut
Sjafruddin juga, pembangunan manusia yang fokus ini dapat menjadi salah satu
sumber kekuatan primer, karena pada dasarnya sumber daya manusia tidak seperti
sumber daya lainnya yang hanya dihargai dengan nilai gunanya dan dapat habis
manfaatnya seiring dengan berjalannya waktu.
4
5
Ibid
Rahardjo, Prof. Dr. M. Dawam. 2011. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius: Pragmatisme Pemikiran Ekonomi
Politik Sjafruddin Prawiranegara. Jakarta: Mizan
Prawiranegara, Sjafruddin. 1977. Human Development Pola Pembangunan yang Sesuai dengan Ajaran-Ajaran Islam dan
UUD 45. Jakarta: Bulan Bintang
7
8
Ibid
Maqashid Syariah adalah istilah bagi tujuan ditetapkannya suatu syariah/hukum Islam, baik berbentuk perintah maupun
larangan. Maqashid Syariah ditujukan untuk melindungi 5 elemen pada diri manusia yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta, dengan menarik kemaslahatan dan mencegah kemudharatan.
Rahardjo, Prof. Dr. M. Dawam. 2011. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius: Pragmatisme Pemikiran Ekonomi
Politik Sjafruddin Prawiranegara. Jakarta: Mizan
10
Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) atau dikenal juga dengan Soemitro Plan, merupakan rencana pada bidang
perindustrian yang dibuat oleh Soemitro selaku Menteri Perdagangan dan Perindustrian pada masa Kabinet Natsir.
11
kekuatan
pangan
bagi
masyarakat
Indonesia
harus
diprioritaskan
pembangunannya.
D. Pembangunan Berbasis Stabilitas Moneter: Konsep Keuangan, Bunga Bank
dan Riba menurut Sjafruddin Prawiranegara
Poin terakhir dari ekonomi pembangunan Islam menurut Sjafruddin yang akan
dibahas adalah terkait pemikirannya tentang pembangunan ekonomi yang harus
didasari oleh stabilitas moneter. Meskipun pendapat beliau ini seringkali dikritisi oleh
para ekonom lainnya, seperti kebijakan Gunting Sjafruddin15 yang pada dasarnya
berniat untuk menekan laju inflasi. Kemudian, beliau juga mengkritik pendapat salah
satu ekonom, Tan Goan Po, yang mengusulkan tentang pencetakkan uang untuk
pembiayaan pengeluaran pemerintah, karena menurut beliau, pencetakkan uang
berlebihan justru akan menyebabkan terjadinya inflasi.
Kendati pemikiran ekonominya tentang pembangunan berbasis stabilitas moneter ini
sesuai dengan teori ekonomi makro, di mana sektor riil dan sektor moneter harus
berjalan beriringan16, namun pemikirannya tentang bunga bank dan riba pada
kenyataannya kontras dengan pemikirannya terkait stabilitas moneter dan inflasi.
12
Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat Nabi Muhammad saw yang juga sepupu beliau, yang menjadi pemimpin keempat
umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad saw (khulafaurrasyidin).
13
14
El-Ashker, Ahmed Abdel-Fattah. 2006. Islamic Economic: A Short History. Leiden: Brill
Pemenuhan kebutuhan di dalam ekonomi Islam mengikuti tiga tahapan konsumsi yaitu dharruriyat konsumsi pada
tingkat darurat, untuk memenuhi kebutuhan hidup, hajjiyat pemenuhan kebutuhan untuk menghilangkan kesulitan, dan
tahsiniyyat pemenuhan kebutuhan untuk keindahan dan pelengkap. Ketiga tahapan konsumsi ini harus dipenuhi secara
berurutan
15
Kebijakan Gunting Sjafruddin adalah kebijakan untuk menggunting menjadi dua (secara literal) uang rupiah dengan tujuan
mensejajarkan tingkat harga internal dan tingkat harga eksternal sesuai nilai tukar yang berlaku. Bagian kiri uang akan dapat
digunakan untuk transaksi dengan nilai setengah dari nilai nominalnya dan bagian kanan harus ditukarkan dengan Surat Jaminan
Pemerintah (bonds) Republik Indonesia Serikat senilai 3%
16
Teori Kuantitas Uang (MV = PY) menyatakan bahwa apabila sektor moneter berkembang sendiri dan tidak diikuti oleh
sektor riil, maka akan mendorong terjadinya kenaikan harga (inflasi)
Di dalam berbagai literatur, disebutkan bahwa Sjafruddin termasuk tokoh yang tidak
mendukung bunga bank disamakan dengan riba. Menurutnya, bentuk riba yang
dilarang adalah riba yang berlipat-lipat dan menimbulkan eksploitasi. Meskipun
beberapa ulama pada masa itu memiliki pendapat yang sama, namun kebanyakan
ulama fiqh tidak sepakat. Menurut kebanyakan ulama fiqh, yang menjadi illah17 dari
riba adalah tambahan yang timbul dari pinjaman sebagaimana yang diterapkan dalam
bunga bank, dan bukan jumlah dari tambahan tersebut.
Padahal dalam kenyataannya, riba dalam sistem perekonomian justru akan
menyebabkan inflasi karena tidak adanya keseimbangan antara sektor moneter dan
sektor riil. Sebagaimana yang diketahui di dalam teori kuantitas uang, bahwa uang
memiliki efek one-for-one18 dengan inflasi, dikarenakan sektor pertumbuhan riil yang
di dalam jangka panjang diasumsikan akan tetap. Sehingga apabila dikaji lebih lanjut,
inflasi justru akan timbul, karena pembayaran berbunga berarti lebih banyak
pencetakkan uang, dan pencetakkan uang tanpa adanya dorongan dari sektor riil akan
mendorong pertumbuhan inflasi. Selain itu, bunga bank yang dianggap sebagai
kompensasi dari inflasi sesungguhnya tidak relevan, karena time value of money19
yang seringkali dijadikan argumen dari kebolehan bunga bank itu justru seolah-olah
menganggap pasti bahwa inflasi akan terjadi di masa depan.
17
Illah dalam istilah fiqh dapat diartikan sebagai sebab timbulnya hukum. Misalnya, tenggelamnya matahari menjadi illah
bagi wajibnya pelaksanaan shalat Maghrib.
18
Efek one-for-one antara pertumbuhan uang dan inflasi berarti setiap kenaikan 1% pada pertumbuhan uang akan
menyebabkan meningkatnya inflasi sebesar 1%. Hal ini merupakan dampak dari adanya teori kuantitas uang (MV = PY). Di
mana penurunan dari persamaan ini akan menjadi
M + V = P+ Y . Dengan asumsi V atau kecepatan
perputaran uang tetap dan Y atau output berada pada potential output akan menyebabkan
V
dengan 0. Dengan demikian berlaku efek one-for-one dari pertumbuhan uang dengan inflasi.
19
dan
sama
Time value of money merupakan teori yang mengatakan bahwa uang saat ini memiliki nilai lebih tinggi daripada uang di
masa depan karena adanya inflasi yang akan mengurangi nilai uang
Karir:
(PPM) (1958)
Pimpinan Masyumi (1960)
Anggota Pengurus Yayasan Al Azhar/Yayasan Pesantren Islam (1978)
Ketua Korps Mubalig Indonesia (1984 - 1989 )
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Rosidi, Ajip. 1986. 75 Tahun Sjafruddin Prawiranegara dalam Pandangan TokohTokoh. Jakarta: Panitia Buku 75 th. Sjafruddin Prawiranegara
Prawiranegara, Sjafruddin. 1977. Human Development Pola Pembangunan yang
Sesuai dengan Ajaran-Ajaran Islam dan UUD 45. Jakarta: Bulan Bintang
Rahardjo, Prof. Dr. M. Dawam. 2011. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius:
Pragmatisme Pemikiran Ekonomi Politik Sjafruddin Prawiranegara. Jakarta: Mizan
Alamsjah, St. Rais. 1952. 10 Orang Indonesia terbesar Sekarang. Jakarta: Mutiara
Khan, M. Fahim. 2014. Esai-Esai Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers
El-Ashker, Ahmed Abdel-Fattah and Rodney Wilson. 2006. Islamic Economic: A
Short History. Leiden: Brill
Mankiw, N. Gregory. 2012. Macroeconomics 7th Ed. New York: Worth Publishers
Karim, Adiwarman A, Oni Sahroni. 2015. Riba, Gharar, dan Kaidah-Kaidah
Ekonomi Syariah: Analisis Fikih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers
Mardani. 2013. Ushul Fiqh. Jakarta: Rajawali Pers
Jurnal dan Skripsi
Sudarjat, Edi. 1993. Pemikiran Ekonomi Sjafruddin Prawiranegara (1945-1983).
Koleksi Skripsi Universitas Indonesia, tidak diterbitkan
Budiawati, Yuni. 2014. Konsep Pembangunan Perekonomian Indonesia: Studi
Komparatif Pemikiran Bung Hatta dan Syafruddin Prawiranegara. Koleksi Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, tidak diterbitkan
Maesaroh, Nani. Peranan Oeang Republik Indonesia (Ori) Dalam Periode Revolusi
Kemerdekaan 1946-1950. http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel9F3312A321CD4E49AE1CBB9026A36ED3.pdf.
Koleksi Jurnal Online Universitas Negeri Malang, tidak diterbitkan
Kian Wie, Thee. State And Economy In Indonesias Transformation To Sovereignty: A
Comparison With The Philippines, Singapore, South Korea And Taiwan.
https://crawford.anu.edu.au/acde/ip/pdf/seminars/20120919-ppt-paper.pdf. Koleksi
Economic Research Centre Indonesian Institute of Sciences (P2E-LIPI) Jakarta, tidak
diterbitkan
Artikel dan Berita Internet
Tim Redaksi VOA Islam. 2009. Mr. Syafruddin Prawiranegara Pemimpin Negara
yang
Terlupakan.
http://www.voa-islam.com/read/upclose/2009/09/15/1113/mr-
Kertas
Ala
Sjafruddin.