Anda di halaman 1dari 15

PERAN TIM KOMUNIKASI LION AIR DALAM MENANGANI KRISIS

BENCANA PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU : DHINI ARDIANTI S.SOS.,M.I.KOM

Kelompok : 1
Nama : NPM :
Pramudia Dwi Hatmadji 182050126
Kamiliya Nabilah 192050249
M. Ilsya Attazain Putra 192050443
M. Nanda Rizq Naufal 192050436
Yasril Fadillah 192050452
Kelas : B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Tim Komunikasi Lion Air
Dalam Menangani Krisis Bencana Perusahaan" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi krisis bencana.


Selain itu, makalah ini bertujuan menambah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dhini Ardianti S.SOS.,M.I.KOM


selaku dosen pengampu mata kuliah komunikasi krisis dan bencana. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 3 Mei 2021

1
Penulis

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Krisis dan bencana bisa terjadi kapan saja di perusahaan manapun, tidak peduli itu
perusahaan besar atau pun persudahaan kecil. Oleh karena itu ketika terjadi sebuah krisis di
suatu perusahaan, tim komunikasi perusahaan tersebut harus segera dapat mengatasi dan
menanggulanginya, agar tidak ada kesan negatif yang ditimbulkan oleh masyarakat kepada
perusahaan tersebut.
Oleh karena itu perusahaan harus segera menginformasikan masyarakat untuk
memberikan tanggapan penilaian moral tindakan perusahaan. Pada waktu genting diperlukan
tim penanggulangan krisis segera bergerak. Kepala humas atau tim Public Relations segera
harus tampil bahkan dia yang harus segera menyiapkan agar presiden direktur atau CEO
dapat dan harus muncul di layar kaca atau pun berbagai media.
Untuk itu diperlukan program pelatihan manajemen krisis yang sangat penting bagi
kita semua. Bagaimana sebuah tim komunikasi menyelesaikan masalah tersebut, dan
menghilang krisis dalam perusahaan. Segala faktor yang dilakukan tim komunikasi dapat
menentukan apakah perusahaan tersebut dapat menangani sebuah krisis atau tidak. Seperti
tim komunikasi dari pihak maskapai Lion Air yang dapat menyelesakan masalah mereka
saat krisis besar melanda pihak maskapai.

2. Rumusan Masalah

Setelah menyusun latar belakang makalah ini, penulis memiliki beberapa rumusan masalah
yang relevan, yaitu :
1. Bagaimana Manual Crisis yang dihadapi pihak Lion Air ?
2. Bagaimana Tindakan Public Relations Lion Air pasca krisis?

2
3. Bagaimana melakukan tindak komunikasi jika terjadi krisis ?

3
3. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki beberapa tujuan yang dimaksud, yaitu :
1. Untuk mengetahui manual crisis yang dihadapi pihak Lion Air
2. Untuk mengetahui tindakan public relations Lion Air pasca krisis yang melanda
3. Untuk mengetahui cara melakukan tindak komunikasi jika terjadi krisis

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manual Crisis yang Dihadapi Pihak Lion Air

Dalam menanggapi jatuhnya pesawat lion air, pihak lion air langsung
menanggapi hal tersebut dengan memberi segala informasi yang berkaitan
dengan jatunya pesawat lion air. Bahkan seluruh keluarga korban lion air
langsung didatangkan kejakarta dengan segala fasilitas disediakan, dengan
tujuan agar keluarga korban dapat mengetahui secara cepat dan tepat informasi
menngenai keluarga mereka yang menaiki pesawat yang terjatuh terebut.
Terkait dengan kejadian itu, Lion Air membuka crisis center di nomor 021-
80820001 dan untuk informasi penumpang di nomor telepon 021-80820002.
Pihak lion air mengatakan sangat prihatin dengan kejadian tersebut dan akan
terus berkomunikasi dengan semua pihak untuk mempercepat kepastian
informasi terkait dengan keadaan penumpang dan awak pesawat.
Hal ini merupakan langkah awal dan strategi dari pihak Lion Air untuk
mengatasi penanggulangan terjadinya krisis. Melalui situs remisnya juga
www.lionair.com, lion air selalu memberikan perkembangan informasi terbaru
mengenai jatuhnya pesawat tersebut. Karena masyarakat memerlukan
informasi terbaru terkait perkembangan krisis terebut.

B. Tindakan Public Relations Lion Air Pasca Krisis

1. Mengidentifikasikan isu-isu yang menyebabkan krisis


Isu adalah suatu pristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi pada masa mendatang karena isu merupakan kabar yang tidak
jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya.
Isu-isu yang terjadi di Lion Air cabang Pekanbaru yakni Lion Air sering
kali mendapati isu tentang penggunaan ban bekas dan armada pesawat yang
tidak baru atau tidak layak terbang, gagal mengudara, dan tergelincir dengan
5
adanya isu tersebut maka public relations harus cepat tanggap dalam
menghadapi isu tersebut, cepat mencari sumber masalah dan cepat mencari
solusi yang tepat untuk menangani krisis yang terjadi.

2. Memetakan kebutuhan wartawan saat krisis


Dalam memetakan kebutuhan wartawan saat krisis, public relations
Lion Air tidak menentukannya sendiri akan tetapi kebutuhan yang dibuat untuk
pemetaan jawaban atas pertanyaan wartawan dibuat melalui rapat serta
meminta pendapat dari para staf-staf agar jawaban yang akan diberikan kepada
wartawan dapat senada sehingga pada saat wartawan mencari informasi tidak
terjadinya kesimpang siuran jawaban atas pertanyaan tersebut. Pada kasus atau
krisis yang terjadi di kota Pekanbaru public relations tidak turun secara
langsung, melainkan public relations hanya mengirim hasil pemetaan
kebutuhan wartawan saat krisis kepada pihak manajemen Pekanbaru, dan
manajemen di Pekanbaru menjelaskan jawaban atas krisis yang terjadi kepada
wartawan sesuai dengan hasil yang telah dibentuk pada saat pemetaan
kebutuhan saat krisis.

3. Menyiapkan informasi untuk manajemen


Menyiapkan informasi untuk manajemen , tujuan dari strategi
menyiapkan informasi untuk manajemen ini pada saat manajemen berhadapan
dengan dengan wartawan atau media manajemen telah yakin bahwa mereka
telah membarikan informasi dengan benar.
Sesuai dengan kasus yang terjadi di Pekanbaru persiapan informasi
dilakukan untuk persiapan memberikan jawaban kepada media atau wartawan
yang akan mencari informasi. Pada saat dilkukannya konferensi pers,
konferensi pers dilakukan bertujuan untuk menjelaskan krisis atau isu-isu
kepada publik melalui media atau wartawan agar publik mengetahui kebenaran
krisis yang terjadi.

Setelah melakukan konferensi pers, dan menemukan solusi yang diakibatkan


oleh isu armada yang tidak layak terbang, gagal mengudara dan tergelincirnya armada
maka pihak manajemen pekanbaru harus memberikan informasi kepada public
relations tentang hasil konferensi pers yang telah dilakukan.

1) Strategi Perbaikan Citra


Setelah melakukan strategi-strategi penanganan krisis maka Lion Air ditutut
harus mampu memulihkan citranya yang sempat terpuruk dimata publik, dalam
melakukan kegiatan perbaikan citra, pihak Lion Air melakukan berbagai macam
strategi, adapun strategi tersebut antara lain :
a) Pengaturan Jadwal Penerbangan
Salah satu strategi public relations yang dilakukan oleh maskapai
6
penerbangan Lion Air adalah dengan mengatur jadwal penerbangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan konsumen dalam melakukan perjalanan dengan
menggunakan maskapai penerbangan Lion Air.
b) Penambahan Armada Baru
Selain strategi mengatur jadwal penerbangan, maskapai penerbangan Lion
Air cabang Pekanbaru juga memiliki strategi Armada baru yang akan
diluncurkan pada tahun 2013 ini dengan jumlah 11 pesawat baru. Strategi ini
dilakukan lebih kearah bagaimana cara Lion Air cabang Pekanbaru
mengkomunikasikan tentang pemakaian armada-armada baru di Lion Air.
c) Strategi Harga Tiket
Lion Air sebagai pelopor penerbangan murah berhasil meraih kesuksesan
karna menggunakan strategi harga. Karena dengan menggunakan stategi harga
Lion Air dapat membantu siapa saja menembus langit biru dari sabang hingga
Marauke dengan harga yang terjangkau dari pegawai, pebisnis, mahasiswa,
hingga ibu-ibu dapat menggunakan jasa penerbangan Lion Air. Disamping itu,
Lion Air menunjukkan citranya sebagai pemimpin maskapai penerbangan
berbiaya murah atau low cost carriers. Pada saat ini Lion Air membuktikan
dirinya sebagai pemimpin pasar dalam basis penerbangan di Indonesia Lion Air
yang selama ini telah menguasai pasar low cost carriers (LCC), hendak
bersaing dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan mendirikan
maskapai baru Batik Air di pasar Full Service Carriers (FSC) yang selama ini
dikuasai oleh garuda Indonesia.
2) Media yang Digunakan public relations Saat Penanganan Krisis
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan, media
secara pasti mempengaruhi pemikiran pemikiran dan tindakan khalayak, budaya,
social, dan politik dipengaruhi oleh media (Agee dalam Ardianto, 2007:58).
a) Konferensi Pers
Dengan menggunakan metode konferensi pers public relations maskapai
penerbangan Lion Air bertujan untuk kembali mengubah atau mempengaruhi
kepercayaan, sikap dan prilaku masyarakat melalui media masa sehingga dapat
dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
b) Publisitas
Pada dasarnya, publisitas merupakan informasi yang dikemas dalam bentuk
berita yang menadakan iklan. Informasi dimaksud diberikan untuk
menumbuhkan popularitas sesorang, organisasi, atau badan tertentu, agar
masyarakat memperoleh pengertian sehingga terpengaruh dan tergerak untuk
bersikap dan berprilaku ke arah yang diharapkan orang,organisasi, atau instansi
yang dipublikasikannya itu.

c) Periklanan (Advertising)
Iklan sangat berguna bagi perusahaan/konsumen, karna iklan merupakan
7
salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh pihak perusahaan untuk
memperkenalkan produk dan jasa yang ditawarkan dan diharapkan dari iklan
tersebut konsumen dapat merubah sikap dan nantinya akan menggunakan
produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, sehingga menguntungkan
bagiperusahaan.

8
C. Tindak Komunikasi Jika Terjadi Krisis
Ada beberapa tindakan komunikasi terpenting yang perlu dilakukan
humas Lion Air jika terjadi krisis, yaitu :

1. Membuat tim penanggulangan krisis


Ketika membuat penanggulangan krisis perlu juga mengumpulkan
data kualitatif dan kuantitatif berdasarkan penelitian darurat untuk
mendapatkan fakta dan opini atas kejadian sesungguhnya.Tim
penanggulangan krisis ini dipimpin oleh seorang manajer PR yang memahami
krisis secara konseptual maupun teknis-praktis. Jumlah anggota yang sesuai
dengan besaran krisis. Setiap anggota inti bertanggung jawab atas satu tugas
khusus, yaitu mempelajari dan menganalisis krisis, mempersiapkan konsep
tindakan, dan mempersiapkan kegiatan implementasi. Tim penanggulangan
krisis Lion Air akan efektif bila setiap anggota menyadari bahwa setiap
anggota saling bergantung dan tidak ada yang lebih penting dibandingkan
yang lain. Selain memiliki anggota yang solid, tim penanggulangan krisis
perlu memiliki rencana kerja yang jelas, lengkap dengan skedul, ruang
pertemuan yang di dalamnya tersedia cukup sarana kerja, serta fasilitas
komunikasi dan transportasi yang memadai.

2. Membuat analisis mengenai ekspektasi khalayak


Hubungi orang-orang yang ahli (expert) untuk memberikan analisis
dan penjelasannya mengenai krisis yang terjadi. Siapkan langkah-langkah atau
rencana kegiatan terkait pelaksanaan komunikasi dalam keadaan krisis. Lion
Air sudah menunjukkan keprihatinan atas krisis yang terjadi kepada keluarga
penumpang dan kru yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat JT610.
Beberapa saat setelah terjadi kecelakaan Lion Air langsung merilis berita
melalui world wide web (www.lionair.co.id) mengenai apa yang tengah
dilakukan dan apa yang akan direncanakan Lion Air untuk mengatasi masalah
yang terjadi.

3. Persiapan pesan yang dapat dipercaya berdasarkan transparansi dan


etika bisnis
Lion Air perlu menunjuk juru bicara dan salurkan pertanyaan kepada
juru bicara tersebut, yaitu orang-orang yang sudah dilatih terlebih dahulu.
Dalam menanggulangi krisis ini, tim penanggulangan krisis Lion Air sudah
membentuk crisis center (021-80820001) untuk menanggulangi efek bencana

8
tersebut. Crisis center berfungsi untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh khalayak terkait kecelakaan pesawat.

4. Implementasikan “5W+1H” sesegera mungkin.

a) What—Apa yang paling penting yang perlu disampaikan dalam pesan


utama?
b) Who—Siapa yang wajib menjadi komunikator dan kepada siapa saja
komunikasi yang paling penting?
c) Why—Mengapa perlunya pesan utama segera disampaikan.
d) When—Kapan? Sekarang juga, sesegera mungkin!
e) Where—Di mana? Tidak langsung di tempat terjadinya kecelakaan, tetapi
diatur tempat yang lebih mengakomodasi, sedekat mungkin dengan tempat
kejadian.
f) How—Bagaimana caranya? Dengan Konferensi Pers, semua media
diundang atau melalui penyiaran langsung via radio dan televisi.
Setelah itu update website atau membuka situs baru. Semua berita
harus di-update mengikuti perkembangan zaman.

5. Monitoring media
Dalam memilih teknik dan saluran komunikasi, perhatian yang
diarahkan kepada publik ketika akan menerima informasi atau pesan. Publik
harus jadi prioritas utama supaya komunikasi yang dijalankan lebih bersifat
audience oriented (berorientasi kepada khalayak). Bersikap terbuka dan
menceritakan apa adanya tanpa ada bagian yang disembunyikan atau orang
lain. Wartawan akan mencari sumber lain, salah satunya kepada pengamat
untuk mendapatkan jawaban yang tidak diperolehnya. Jika hal ini yang
terjadi, PR Lion Air akan kehilangan kontrolnya terhadap media. Sebaiknya
Lion Air jangan memberikan keterangan secara mencicil. Berikan informasi
secara lengkap dan menyeluruh.

6. Perlakukan pers atau media secara profesional


Lion Air sebaiknya mendirikan News Center (pusat pelayanan media)
yang berada di tempat yang berjauhan dari lokasi krisis. Berikan keterangan
kepada wartawan secepat mungkin begitu tersedia informasi terbaru. Jangan
memilih media atau wartawan. Semua media harus dianggap sama. Jangan
mencari keuntungan atas liputan media massa terhadap perusahaan pada saat

9
krisis dengan mempromosikan perusahaan, produk dan jasa. Jangan
melakukan hal-hal yang dapat dianggap melakukan iklan gratis dengan
memanfaatkan kehadiran media pada saat perusahaan tengah disorot terkait
dengan krisis yang terjadi.

10
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Jika terjadi malapetaka ataupun kejadian yang tidak biasa, kemungkinan


krisis mulai terjadi, masyarakat ingin segera mengetahui perkembangannya.
Perusahaan harus segera menginformasikan, masyarakat banyak bertanya,
masyarakat akan memberikan tanggapan penilaian moral tindakan perusahaan.
Pada waktu genting demikian diperlukanlah tim penanggulangan krisis segera
bergerak. Kepala Humas atau PR segera harus tampil bahkan dia yang harus
segera menyiapkan agar Presiden Direktur atau CEO juga harus muncul di
layar kaca TV, di radio dan di konferensi pers. Mutlak perlu suatu pelatihan
dengan stimulasi program pelatihan manajemen krisis. Perusahaan yang siap
dan terlatih menghadapi segala kemungkinan dilanda isu atau krisis akan
selamat, keluar dari malapetaka dengan baik, sering pula akan tampil lebih
baik dari sebelumnya. Program pelatihan manajemen krisis sangat penting
bagi kita semua. Krisis pasti terjadi, hanya saja kita tidak tahu kapan
terjadinya.
Humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut
diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. Fungsi
sentral PR adalah menunjang manajemen dalam mencapai tujuan organisasi,
dengan komunikasi sebagai kegiatannya yang utama. Sasaran kegiatan humas
adalah publik intern dan publik ekstern, sedangkan tujuannya adalah
terbinanya hubungan harmonis antara organisasi, khususnya Lion Air dengan
publik tersebut. Salah satu fungsi dari seorang PR yakni fungsi korektif,
fungsi ini menunjukkan peranan seorang PR apabila sebuah organisasi atau
lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan publik, maka seorang PR
harus berperan mengatasi terselesaikannya masalah tersebut. Setelah seorang
PR berhasil menyelesaikan masalah tersebut, maka hal yang tidak kalah
penting adalah peranan PR untuk mengembalikan opini publik menuju kearah
yang lebih baik.

11
B. SARAN
Krisis dan bencana datang secara tiba-tiba oleh karena itu diharapkan
setiap perusahaan sudah memikirkan hal apa yang akan terjadi ketika
terjadinya krisis. Serta mengatakan hal yang sebenarnya kepada publik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chatra, E, Nasrullah, 2008. PR : Strategi Kehumasan dalam menghadapi krisis.


Maximalis, Bandung.

Gandariani, Titis. “PERENCANAAN KRISIS PR: SENUAH UPAYA STRATEGI


KOMUNIKASI MENGATASI KRISIS.” Jurnal Lentera Komunikasi Vol. 3 Edisi 1
(2018). PDF

Priscilia, Gracia. “Citra Lion Air di Media Online” JURNAL E-KOMUNIKASI


(2018). PDF

13

Anda mungkin juga menyukai