Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI (PBAK)


Muhammad Saleh S.SIT, M.MKes

OLEH :

NAMA : WA ODE ANGGUN WULANSARI

NIM : PO713261211049

TK/KLS : 1/A DIII KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2021/2022

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadiat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah PBAK ini.

Korupsi yang terjadi di indonnesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar
biasa pada hampir seluruh kehidupan. Korupsi telah menghancurkan seluruh sisitem dan tatanan social
kemasyarakatan. Upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan selama ini belum menunjukan hasil
yang optimal. Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan
menghancurkan negeri ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PBAK (Pendidikan
Budaya Anti Korupsi) yang disajikan sedemikian rupa sehingga dapat menambah pemahaman
pembaca.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam membantu saya menyusunan makalah ini dari awal sampai selesai.

Makassar, Januari 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………….2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….……3

BAB I………………………………………………………………………………………………..4

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………...4

1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………4

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….….4

1.3. Tujuan………………………………………………………………………….…..4

BAB II………………………………………………………………………………………………..5

KORUPSI……………………………………………………………………………………………5

2.1. Definisi Korupsi……………………………………………………………………5

2.2. Bentuk Bentuk Korupsi……………………………………………………...…...6

2.3. Faktor Penyebab Korupsi……………….……………………………………….6

2.4. Dampak Dari Korupsi…………………………………………………………….8

2.5. Upaya Pemberantasan Korupsi…………………………………………………9

2.6. Peraturan Dan Perundangan Tentang Korupsi……………………………….10

BAB III………………………………………………………………………………………………11

PENUTUP………………………………………………………………………………………….11

5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………....11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata korupsi mungkin tak asing lagi didengar dalam kehidupan sehari hari dan bahkan
hampir setiap kata dan menit kata korupsi selalu kita mendengarkannya baik secara media on
line, media cetak maupun lewat media elektronik/televise.

Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara Negara
menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di negara negara di dunia, dewasa ini sudah
merupakan patologi social (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam
semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Korupsi telah mengakibatkan kerugian materil keuangan Negara yang sangat besar.
Namun yang lebih memprihatinkan lagi adalah terjadinya perampasan dan pengurasan
keuangan negara yang dilakukan secara kolektif oleh kalangan anggota legislative dengan
dalil studi banding, THR, uang pesangon dan lain sebagainya diluar batas kewajaran.
Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir diseluruh
wilayah tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah Definisi Dari Korupsi ?

1.2.2. Apa Saja Bentuk Bentuk Korupsi ?

1.2.3. Apa Faktor Penyebab Terjadinya Korupsi

1.2.4. Apa Saja Dampak Dari Korupsi ?

1.2.5. Bagaimana cara memberantas korupsi ?

1.2.6. Apa saja Peraturan perundangan tentang korupsi?

1.3 Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui definisi dari korupsi.

1.3.2. Untuk mengetahui apa saja bentuk betuk korupsi.

1.3.3. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya korupsi.


1.3.4. Untuk mengetahui apa saja dampak dari korupsi.

1.3.5. Untuk mengetahui cara memberantas korupsi

1.3.6. Untuk mengetahui apa saja peraturan perundang undangan tentag korupsi.

BAB II

KORUPSI

2.1. Definisi Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau “corruptus” yakni berubah dari
kondii yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaiknya. Adapun kata “corruptio”
berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua, yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok, orang yang dirusak, dipikat, atau disuap. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption dan “corruptie/korruptie”. Dengan
demikian arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dan kesucian.

Menurut Subekti dan Tjitrosoedibjo dalam kamus hokum yang dimaksud “corruptie”
adalah korupsi, perbuatan curang, tindak pidana yang merugikan, keuangan negara.

Dari beberapa pengertian diatas, pada dasarnya menjelaskan korupsi memiliki 5


komponen, sebagai berikut:

1. Korupsi adalah suatu perilaku


2. Perilaku tersebut terkait suatu penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan
3. Dilakukan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok
4. Melanggar hokum atau menyimpang dari norma atau moral
5. Terjadi atau dilakukan dalam public office setting maupun private office setting.

Selanjutnya mengutip pendapat Amien Rais, yang mengklasifikasikan korupsi sebagai


berikut:

a. Korupsi ekstortif, berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa
b. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau atau kebijakan yang
menguntungkan bagi usaha ekonominya
c. Korupsi nepotistik, terjadinya korupsi karena adanya ikatan kekeluargaan, pertemanan,
dan sebagainya
d. Korupsi subversif, mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang wenang
untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.

2.2. Bentuk Bentuk Korupsi

Bentuk korupsi yang diambil dari buku saku yang dikeluarkan oleh KPK yaitu :

a) Kerugian keuangan negara yaitu secara melawan hukum melakukan perbuatan


memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dan dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
b) Suap menyuap yaitu member atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negri
atau penyelenggara negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu dalam jabatannya, member sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara Karen atau berhubngan dengan keajiban, dilkukan
atau tidak dilakukan dalam jabatannya
c) Penggelapan dalam jabatan yaitu pegawai negeri atau orang lain selain pegawai
negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus
atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku buku atau daftar
daftar khusus untuk pemeriksaan adminstrasi
d) Pemerasan yaitu pegawai negeri atau penyelenggra negara yang pada waktu
menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang,
seolah olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang.
e) Perbuatan curang yaitu setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan
atau menyerahkan barang keperluan TNI atau kepolisian negara RI melakukan
perbuatan curang dengan sengaja mebiarkan perbuatan curang.
f) Benturan kepentingan dalam pengadaan yaitu pegawai negri atau
penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja
turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaaan yang pada saat
dilakukan prbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus
atau mengawasinya
g) Gratifikasi yaitu setiap gratifikasi kepada pegawai negri atau penyelenggara
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban tugasnya.

2.3. Faktor Penyebab Korupsi

Apabila disederhanakan penyebab korupsi meliputi 2 faktor yaitu faktor iternal


dan eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang dating dari diri pribadi sedang
faktor elsternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab sebab dari luar.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran,
rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek social seperti
keluarga yang mendorong seseorang untuk berperilaku korup.

Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya pendapatan atau gaji
tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis,
meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundag
undangan dan lemahnya penengakan hukum serta aspek social yaitu lingkungan atau
masyarakat yang kurang mendukung perilaku antikorupsi.

A. FAKTOR PENYEBAB INTERNAL


Faktor internal, merupakan faktor pendorong korupsi yang berasal dari dalam diri setiap
individu. Faktor internal dapat diperinci menjadi:
1. Sifat tamak/rakus manusia
Sifat tamak merupakan sifat yang berasal dari dalam diri setiap individu. Hal itu
terjadi ketika seseorang mempunyai hasrat besar untuk memerkaya diri dan
tidak pernah merasa puas terhadap apa yang telah dimiliki, kejahatan seorang
professional yang rakus, sudh berkeukupan tapi serakah.
2. Gaya hidup konsumtif
Pada era modern ini terutama kehidupan di kota kota besar merupakan hal yang
sering mendorong terjadinya gaya hidup konsumtif. Olek Karena itu apabila
perilaku konsumtif tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai, maka hal
tersebut akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan
demimemenuhi hajatnya, salah satu tindakan itu dengan korupsi
3. Moral
Seseorang yang mempunyai moral lemah cenderung mudah tergoda untuk
melakukan tindak korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat
dan bawahan atau pihak lain yang member kesempatan untuk melakukan
korupsi.

B. FAKTOR PENYEBAB EKSTERNAL


1) Aspek social
2) Aspek politik
3) Aspek Hukum
4) Aspek ekonomi
5) Aspek organisasi
C. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI DALAM PERSPEKTIF TEORI
Gone teori memberikan gambaran bahwa:
 Seseorang akan melakukan korupsi karena memang manusia pada dasarnya
serakah, tak pernah merasa puas. Hal ini terbukti pada koruptor di negri ini tak
pernah bosan menimbun kekayaan sampai pada akhirnya terungkap
kasusnya/tertangkap tangan. Tidak pernah ada kata cukup dalam diri koruptor
 Kebutuhan, dimana seseorang harus melakukan korupsi karena terdesak
kebutuhan hidup, misalnya harus membiayai pendidikan anak, biaya kesehatan
dan sebagainya.
 Bila kedua faktor internal internal tersebut muncul kemudian kesempatan
kemungkinan, maka terjadilah korupsi, pencurian, penyelewengan, yang
merugikan keuangan negara dan akibatnya antara lain adalah kemiskinan dan
keterbelakangan masyarakat.
 Kondisi tersebut mengharuskan faktor terakhir yaitu exposure/pengungkapan.
Disini kasus tidak hanya diungkap tetapi juga lebih luas yaitu penegakan hukum
secara konsisten. Seorag koruptor harus dihukum berat sesuai dengan
kesalahanya sehingga memberikan efek jera bagi yang lain.

2.4. Dampak Korupsi

Korupsi tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja. Korupsi telah
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap bangsa dan negara. Meluasnya praktik
korupsi suatu negara akan memperburuk kondisi ekonomi bangsa, harga barang barang
menjadi mahal dengan kualitas yang buruk, akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan
menjadi sulit, keamanan suatu negara terancam, lingkungan hidup yang rusakcitra pemerintah
yang buruk dimata interbasional akan menggoyahkan sendi sendi kepercayaan pemilik modal
asing, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam
kemiskinan.

1) Dampak ekonomi
Berikut ini adalah hasil dari dampak ekonomi yang akan terjadi, yaitu:
a. Lesuhnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
b. Penurunan Produktifitas
c. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa Bagi Publik
d. Menurunya Pendapatan Negara Dari Sektor Pajak
e. Meningkatnya Hutang Negara
2) Dampak Sosial dan Kemiskinan Masyarakat
a. Mahalnya Harga Jasa dan Pelayanan Publik
b. Pengentasan Kemiskinan Berjalan Lambat
c. Terbatasnya Akses Bagi masyarakat Miskin
d. Meningkatnya Angka Kriminalitas
e. Solidaritas Sosial Semakin Langka dan Demoralisasi
3) Runtuhnya Otoritas Pemenrintah
a. Matinya etika social politik
b. Tidak efektifnya peraturan dan perundang undangan
c. Birokrasi tidak efisien
4) Dampak terhadap politik dan demokrasi
a. Munculnya kepemimpinan korup
b. Hilangnya kepercayaan public pada pemerintah
c. Menguatnya plutokrasi
d. Hancurnya kedaulatan rakyat
5) Dampak terhadap penegakan hukum
a. Fungsi pemerintahan mandul
b. Hilangnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga negara
6) Dampak terhadap Pertahanan dan keamanan
a. Kerawanan hamkamnas karena lemahnya alutsista dan SDM
b. Lemahnya garis batas negara
c. Menguatnya sisi kekerasan dalam masyarakat
7) Dampak kerusakan Lingkungan
a. Menurunya kualitas lingkungan
b. Menurunya kualitas hidup manusia
8) Dampak terhadap ketahanan budaya dan religiusitas
a. Rusaknya cara berpikir logis
b. Memudarnya nilai budaya
c. Bergesernya nilai regiusitas masyarakat

2.5. Upaya Pemberantasan Korupsi

A. KONSEP PEMBERANTASAN KORUPSI

Upaya yang paling tepat untuk pemberantasan korupsi adalahdengan


memberikan pidana atau menghukum seberat beratnya pelaku korupsi. Dengan demiian bidang
hukum khususnya hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat untuk
memberantas korupsi.

B. UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN KORUPSI DENGAN HUKUM

PIDANA

Kebijakan penanggulangan kejahatan atau yang biasa dikenal dengan istilah


politik criminal dibedakan sebagai berikut:

 Kebujakan penerapan hukum pidana


 Kebijakan pencegahan tanpa hukum
 Kebijakan untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan
pemidanaan lewat mass media

C. BERBAGAI STRATEGI DAN/ATAU UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

Carolien klein haarhuis menyebutkan 4 jenis atau tipe kebijakan


pemberantasan korupsi yang dilakukan berbagai negara yaitu:

 Tipe 1 adalah denga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kekuasaan


negara terutama dari pejabat public dalam berbagai bidang kehidupan misalnya dengan
melaksanakan deregulasi ekonomi, mengurangi monopoli negarauntuk memberikan
pelayanan, melaksanakan reformasi pajak dll
 Tipe 2 adalah dengan menciptakan pemerintah yang transparan dan akuntabel dengan
mengurangi berbagai bentuk diskresi yang sering dilakukan oleh pejabat public.
 Tipe 3 adalah dengan menciptakan situasi dimana rayat bisa memilih kemana meminta
berbagai jenis pelayanan public. Untuk itu diperlukan situasi yang memberikan
kesempatan bagi biokrasi untuk dapat bersaing dalam memberikan pelayanan
 Tipe 4 adalah dengan melakuka reformasi hukum dan peradilan.

Diperlukan beberapa strategi, diantaranya:

 Pembentukan lembaga anti korupsi


 Penegahan korupsi di sector public
 Pencegahan social dan pemberdayaan masyarakat
 Pembuatan berbagai instrument hukum yang mendukung pencegahan dan
pemberantasa koorupsi
 Kerjasama internasional
 Monnitorng dan evaluasi

2.6. Peraturan dan Perundangan Tentang Korupsi

a. Delik korupsi dalam KUHP


b. Peraturan pemberantasan korupsi penguasa perang pusat nomor
prt/peperpu/013/1950
c. Undang undang no 24 (PRP) tahun 1960 tentang tindak pidana koorupsi
d. Undang undang No 3 tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi
e. TAP MPR No. XI/MPR/1998 Tentang penyelenggara negara yang bersih
dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme
f. Undang undnag No 28 tahun 1999 Tentang penyelenggara negara yang
bersih dan bebas korupsi, koluis, dan nepotisme
g. Undang undang No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi
h. Undang undang No 20 tahun 2001 tentang perubahan atas uudang
unfnag No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tinda pidan korups
i. Undang undang no 30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak
pidana korupsi
j. Undang undang No 7 tahun 2006 tentang pengesahan united nation
convention against corruption 2003
k. Peraturan pemerintah No71 tentang praserta masyarakat dan pemberian
penghargaan dalam penegahan dan pemberantasan tindak pidana korpsi
l. Instruksi presiden No 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasa
korupsi
BAB III

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Korupsi merupakan tindakan yang merugikan negara baik secara langsung


maupun tidak langsung.Seperti yang kita ketahui bahwa korupsi yang terjadi di negara ini sudah
memprihatinkan. Bahkan sudah pada taraf menghancurkan kehidupan masyarakat yang
seharusnya sejahtera dengan kekayaan yang melimpah. Adapun dampak serta faktor dan juga
cara menanggulanginya dalah seperti yang telah dijelaskan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Buku PAK Kemenristekdikti edisi rev 2018

Anda mungkin juga menyukai