Anda di halaman 1dari 20

LANGKAH LANGKAH PEMBERANTASAN KORUPSI

(MAKALAH)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 (ENAM) :

Nama : Herna Tisyawati


Nim : 210604083

Nama : Risa Warisatul Zahro Amini


NIM : 210604138

Nama : N. Sarmanah
NIM : 210604089

Nama : Iis Srinopiati


NIM : 210704086

Nama : Siti Julaeha


NIM : 210604141

Nama : Dini Resha Oktavia


NIM : 210604102

Nama : Lutfia Aini Rofikoh


NIM : 210604119

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


ABDI NUSANTARA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi

Dosen Pengampu : Dr. Maryati Sutarno, S.Pd, SST, MARS

Judul Makalah : Langkah-Langkah Pemberantasan Korupsi

Kelompok : 6 (Enam)

1. Herna Tisyawati
2. Risa Warisatul Zahro Amini
3. N. Sarmanah
4. Iis Srinopiati
5. Siti Julaeha
6. Dini Resha Oktavia
7. Lutfia Aini Rofikoh

Jakarta, 18 September 2021


Yang Mengesahkan :
Dosen Pengampu,

Dr. Maryati Sutarno, S.Pd, SST, MARS


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Nya atas begitu banyak nikmat
dan rahmat yang dilimpahkan oleh allah swt, sehingga Makalah Langkah-
Langkah Pemberantasan Korupsi sebagai tugas Mata Kuiah Konsep
Pemberantasan Korupsi dapat diselesaikan dengan baik dan lancer
Kami berharap semoga makalah ini bisa berguna bagi kelompok kami, dan
bagi orang lain mahasiswa STIKES Abbdi Nusantara.
Dalam penyususnan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada Feva Tridiyawati, M, Kes, M,
Keb selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pemberantasan Korupsi.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat memberi banyak
manfaat bagi para pembaca.

Rangkasbitung, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1


A. Latar belakang .............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah ..........................................................2
D. Sistematika Penulisan .................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................4


A. Definisi Korupsi ...........................................................................4
B. Penyebab Terjadinya Korupsi ......................................................5
C. Bentu-Bentuk Korupsi..................................................................8
D. Bahaya Korupsi ..........................................................................10
E. Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi ................................11
F. Hambatan pemberantasan Korupsi.............................................13

BAB III PENUTUP....................................................................................15


A. Simpulan ...................................................................................15
B. Saran .........................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah korupsi selalu menarik untuk dibicarakan karena berbagai alasan,

salah satunya karena korupsi menyangkut uang rakyat atau harta negara yang

harusnya digunakan sesuai kehendak rakyat atau peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Selain merugikan negara, tindakan korupsi juga bisa jadi penyakit

yang akan menghancurkan negara bila tidak segera ditangani.

Biasanya korupsi kerap melibatkan orang-orang yang seharusnya menjadi

panutan masyarakat karena mereka adalah tokoh yang dipilih dan terpilih.

Membiarkan korupsi merajalela hanya akan membuat krisis kepercayaan, sikap

putus asa, hingga kehilangan kepemimpinan publik sehingga negara akan mati

secara berlahan-lahan.Salah satu cara membendung tindakan korupsi adalah

dengan mengetahui jenis-jenis korupsi dan bila menemuinya segera melapor

kepada pihak berwajib. Berikut informasi mengenai jenis-jenis korupsi yang

sering dilakukan yang telah dirangkum 

Upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak lama dengan

menggunakan berbagai cara, sanksi terhadap pelaku korupsi sudah diperberat,

namun hampir setiap hari kita masih membaca atau mendengar adanya berita

mengenai korupsi. Berita mengenai operasi tangkap tangan (OTT) terhadap

pelaku korupsi masih sering terjadi.

Dalam makalah ini akan akan dibahas mengenai definisi, penyebab, jenis,

hambatan, dan langkah-langkah pemberantasan korupsi di Indonesia.


B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Definisi Korupsi

2. Penyebab Korupsi

3. Bentuk-bentuk Korupsi

4. Bahaya Korupsi

5. Langkah-langkas Pemberantasan Korupsi

6. Hambatan Pemberantasan Korupsi

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah adalah :

1. Untuk mengetahui definisi korupsi secara etimologi dan menururt para

ahli

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi

3. Untuk mengetahui jenis-jenis korupsi yang terjadi di masarakat dan

pemerintahan

4. Untuk menetahui bahaya korupsi bagi masyarakat dan negara

5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh lembaga

pemberantasan korupsi, kejaksaan dan kepolisisn juga masyarakat untuk

melakukan pemberantasan korupsi

6. Untuk mengetaui hambatan-hambatan dalam pemberantasan korupsi

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini ditulis dengan sistematika :


1. Bab I Pendahuluan, terdiri dari : A. Latar Belakang Masalah, B.

Rumusan Masalah, C. Tujuan Penulisan, D. Sistematika Penulisan

2. Bab II Pembahasan, Terdiri dari : A. Definisi Korupsi, B. Penyebab

Terjadinya Korupsi, C. Jenis-Jenis Korupsi, D. Bahaya Korupsi, E.

Langkah-langkah Pemberantasan Korupsi, F. Hambatan Pemberantasan

Korupsi

3. Bab III Penutup, terdiri dari : A. Simpulan dan B. Saran


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio. Dalam bahasa

Inggris adalah corruption atau corrupt, dalam bahasa Perancis disebut corruption

dan dalam bahasa Belanda disebut dengan corupti. Korup berarti busuk, buruk;

suka menerima uang sogok memakai kekuasaannya untuk kepentingan sendiri dan

sebagainya. Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,

penerimaan uang.

Menururt Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata korupsi adalah

penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara perusahaan, organisasi, yayasan

dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Pengertian Korupsi Menurut Para Ahli :

1. Nurdjana (1990)

korupsi berasal dari bahasa Yunani yaitu “corruptio” yang berarti

perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral,

menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil,

mental dan hukum.

2. Robert Klitgaard

Korupsi merupakan suatu tingkah laku yang menyimpang dari tugas-

tugas resmi jabatannya dalam negara, di mana untuk memperoleh

keuntungan status atau uang yang menyangkut diri pribadi atau


perorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri, atau dengan melanggar

aturan pelaksanaan yang menyangkut tingkah laku pribadi

3. UU No. 20 Tahun 2001

Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya

diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara

atau perekonomian negara

B. Penyebab Korupsi

Penyebab terjadinya korupsi dibedakan berdasarkan beberapa unsur,

diantaranya:

1. Faktor Penyebab Korupsi Secara Umum

a. Faktor Politik

Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini

dapat dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis

para pemegang kekuasaan, bahkan ketika meraih dan

mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti penyuapan dan

politik uang merupakan fenomena yang sering terjadi.

b. Faktor Hukum

Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek

perundang-undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Ini

bisa meliputi aturan yang diskriminatif dan tidak adil, rumusan yang

tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir, hingga sanksi

yang terlalu ringan


c. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya

korupsi. Selain rendahnya gaji pegawai, banyak aspek ekonomi lain

yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, diantaranya adalah

kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan faktor kesempatan

bagi pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan

kroninya

d. Faktor Organisasi

 Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di mana korupsi

terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka

peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi.

2. Faktor penyebab korupsi internal

a. Sifat tamak/rakus manusia

Korupsi adalah kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah

berkecukupan, tapi serakah. Mempunyai hasrat besar untuk

memperkaya diri. Unsur penyebab korupsi pada pelaku semacam itu

datang dari dalam diri sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus.

b. Moral yang kurang kuat

Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk

melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman

setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang memberi

kesempatan untuk itu


c. Gaya hidup yang konsumtif

Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang

memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan

berbagai tindakan untuk memenuhi kebutuhannya

d. Aspek Sosial

Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga. Kaum

behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara

kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan

mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits

pribadinya.

3. Faktor penyebab korupsi eksternal

a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi

Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di

antaranya adalah:

- Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi

adalah masyarakat sendiri.

- Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.

- Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah

dan diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan

dan pemberantasan.

b. Aspek ekonomi

Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami

situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka


ruang bagi seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya

dengan melakukan korupsi.

C. Bentuk-Bentuk Korupsi

Bentuk-bentuk perbuatan korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No.

20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Korupsi Uang Negara

Jenis perbuatan yang merugikan negara ini terbagi menjadi dua

bagian, yaitu mencari keuntungan dengan cara melawan hukum dan

merugikan negara serta menyalahgunakan jabatan untuk mencari

keuntungan dan merugikan negara.. Syaratnya harus ada keuangan

negara yang masih diberikan. Biasanya dalam bentuk tender,

pemberian barang, atau pembayaran pajak sekian yang dibayar sekian.

2. Korupsi Suap Menyuap

Korupsi suap menyuap yang merupakan tindakan pemberian uang

atau menerima uang atau hadiah yang dilakukan oleh pejabat

pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang

bertentangan dengan kewajibannya sebagaimana perbedaan hukum

formil dan materiil.

Contoh : menyuap pegawai negeri yang karena jabatannya bisa

menguntungkan orang yang memberikan suap, menyuap hakim,


pengacara, atau advokat. Korupsi jenis ini telah diatur dalam UU

PTPK.

3. Korupsi Tindakan Pemerasan

Tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau penyelenggara

negara untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara

melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya dengan

memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima

pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi

dirinya sendiri.

4. Korupsi Penggelapan Jabatan

Tindakan seorang pejabat pemerintah dengan kekuasaan yang

dimilikinya melakukan penggelapan laporan keuangan,

menghilangkan barang bukti atau membiarkan orang lain

menghancurkan barang bukti yang bertujuan untuk menguntungkan

diri sendiri dengan jalan merugikan negara.

5. Korupsi Gratifikasi

gratifikasi yang merupakan tindakan pemberian hadiah yang diterima

oleh pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara dan tidak dilaporkan

kepada KPK dalam jangka waktu 30 hari sejak diterimanya gratifikasi.

Gratifikasi dapat berupa uang, barang, diskon, pinjaman tanpa bunga,

tiket pesawat, liburan, biaya pengobatan, serta fasilitas-fasilitas

lainnya.

6. Korupsi Benturan Kepentingan dalam Pengadaan


Pengadaan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghadirkan

barang atau jasa yang dibutuhkan oleh suatu instansi atau perusahaan.

Orang atau badan yang ditunjuk untuk pengadaan barang atau jasa ini

dipilih setelah melalui proses seleksi yang disebut dengan tender.

D. Bahaya Korupsi

a. Bahaya Korupsi terhadap Masyarakat dan Individu

Jika korupsi dalam suatu masyarakat telah merajalela dan menjadi

makanan masyarakat setiap hari, maka akibatnya akan menjadikan

masyarakat tersebut sebagai masyarakat yang kacau, tidak ada sistem

sosial yang dapat berlaku dengan baik. Setiap individu dalam

masyarakat hanya akan mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan

selfishness.

b. Bahaya Korupsi terhadap Generasi Muda

Dalam masyarakat yang korupsii, anak tumbuh dengan pribadi

antisosial,, generasi muda akan menganggap bahwa korupsi sebagai hal

biasa (atau bahkan budaya), sehingga perkembangan pribadinya menjadi

terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggung jawa.

c. Bahaya Korupsi terhadap Politik

Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan menghasilkan

pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak dipercaya di mata

publik. Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya

terhadap pemerintah dan pemimpin tersebut

.
d. Bahaya Korupsi Bagi Ekonomi Bangsa

Korupsi mengakibatkan berkurangnya investasi dari modal dalam negeri

maupun luar negeri, karena para investor akan berpikir dua kali untuk

membayar biaya yang lebih tinggi dari semestinya dalam berinvestasi

(seperti untuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya keamanan

kepada pihak keamanan agar investasinya aman dan lain-lain biaya yang

tidak perlu)

e. Bahaya Korupsi Bagi Birokrasi

Korupsi menyebabkan tidak efisiennya birokrasi dan meningkatnya

biaya administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi telah rasuki oleh

korupsi, maka prinsip dasar birokrasi yang rasional, efisien, dan

berkualitas akan tidak pernah terlaksana. Kualitas layanan pasti sangat

jelek dan mengecewakan masyarakat.

E. Langkah-Langkah Pemberantasan Korupsi

Korupsi telah menjadi penyakit kronis bangi pemerintah, berbagai upaya

telah dilaksanakan untuk memberantas tindakan korupsi yang sangat

mmerugikan tersebut. Berikut langkah-langkah pemberantasan koriupsi :

a. Mendesain ulang pelayanan publik,

Pelayanan public yang paling terutama pada bidang-bidang yang

berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat

sehari-hari. Langkah-langkah prioritas: (a) Penyempurnaan Sistem

Pelayanan Publik; (b) Peningkatan Kinerja Aparat Pelayanan Publik; (c)


Peningkatan Kinerja Lembaga Pelayanan Publik; dan (d) Peningkatan

Pengawasan terhadap Pelayanan Publik

b. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi

Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas Pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya negara dan sumber daya manusia serta

memberikan akses terhadap informasi dan berbagai hal yang lebih

memberikan kesempatan masyarakat luas untuk berpartisipasi di bidang

ekonomi

Langkah-langkah prioritas ditujukan pada: (a) Penyempurnaan Sistem

Manajemen Keuangan Negara; (b) Penyempurnaan Sistem Procurement/

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; dan (c) Penyempurnaan Sistem

Manajemen SDM Aparatur Negara, dengan kegiatan-kegiatan prioritas.

c. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung

dalam pencegahan

Tujuannya adalah untuk menegakan prinsip “rule of law,” memperkuat

budaya hukum dan memberdayakan masyarakat dalam proses

pemberantasan korupsi. Langkah-langkah prioritas : (a) Peningkatan

Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat; dan (b) Penyempurnaan Materi

Hukum Pendukung.

d. Memenjarakan atau menghukum para koruptor

Cara yang dilakukan antara lain adanya ketentuan untuk mengumumkan

putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atas kasus

korupsi melalui media masa. Ketentuan ini selain untuk memberikan


informasi kepada publik juga sekaligus sebagai sanksi moral kepada

pelaku tindak pidana korupsi. Selain itu, perlu juga ditambah sanksi

pencabutan hak kepada terdakwa kasus korups

e. Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi ini harus

dilakukan secara terpadu dan terintegras

Tujuannya untuk memberantas korupsi. SDM penegak hukum harus

berasal dari orang-orang pilihan dan mempunyai integritas tinggi

F. Hambatan Pemberantasan Korupsi

a. Hambatan Struktural,

Hambatan bersumber dari praktik-praktik penyelenggaraan negara dan

pemerintahan yang membuat penanganan tindak pidana korupsi tidak

berjalan sebagaimana mestinya. Perilaku yang biasa terjadi antaranya:

egoisme sektoral dan institusional yang menjurus pada pengajuan dana

sebanyak-banyaknya untuk sektor dan instansinya tanpa memperhatikan

kebutuhan nasional secara keseluruhan serta berupaya menutup-nutupi

penyimpangan-penyimpangan yang terdapat di sektor dan instansi yang

bersangkutan

b. Hambatan Kultural

Hambatan bersumber dari kebiasaan negatif di masyarakat. di antaranya:

masih adanya ”sikap sungkan” dan toleran di antara aparatur pemerintah

yang dapat menghambat penanganan tindak pidana korupsi; kurang

terbukanya pimpinan instansi sehingga sering terkesan toleran dan

melindungi pelaku korup


c. Hambatan Instrumental

Hambatan bersumber dari kurangnya instrumen pendukung dalam

bentuk peraturan perundangundangan yang membuat penanganan tindak

pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya, diantaranya: masih

terdapat peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih21

sehingga menimbulkan tindakan koruptif berupa penggelembungan dana

di lingkungan instansi pemerintah.

d. Hambatan Manajemen

Hambatan yang bersumber dari diabaikannya atau tidak diterapkannya

prinsip-prinsip manajemen yang baik (komitmen yang tinggi

dilaksanakan secara adil, transparan dan akuntabel) yang membuat

penanganan tindak pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: kurang komitmennya

manajemen (Pemerintah) dalam menindaklanjuti hasil pengawasan;

lemahnya koordinasi baik di antara aparat pengawasan maupun antara

aparat pengawasan dan aparat penegak hukum; kurangnya dukungan

teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan; tidak

independennya organisasi pengawasan.


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

1. Korupsi merupakan tindakan tercela dalam bentuk penyelewengan atau

penyalahgunaan uang negara, perusahaan, organisasi, yayasan dan

sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

2. Korupsi disebsbkan oleh Faktor umum, faktor eksternal dan factor

internal

3. Bentuk- bentuk korupsi diantaranya; korupsi uang negara, korupsi

suap menyuap, korupsi tindak pemerasan, korupsi penggelapan jabatan

dan korupsi gratifikasi

4. Bahaya korupsi diantaranya: Bahaya Korupsi terhadap Masyarakat

dan Individu, Bahaya Korupsi terhadap Generasi Muda, Bahaya

Korupsi terhadap Politi, Bahaya Korupsi Bagi Ekonomi Bangsa, dan

Bahaya Korupsi Bagi Birokrasi

5. Langkah-langkah pemberantasan korupsi diantaranya: Mendesain

ulang pelayanan publik, Memperkuat transparansi, pengawasan dan

sanksi, Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung

dalam pencegahan, Memenjarakan atau menghukum para koruptor,

Penegakan hukum dalam rangka pemberantasan korupsi ini harus

dilakukan secara terpadu dan terintegras

6. Hambatan dalam pemberantasan korupsi diantaranya: hambatan

Struktural, hambatan kultural, hambatan instrumental dan hambatan

manajemen
B. Saran

Sebagai hasil penulisan ilmiah, makalah ini dapat dijadikan sebagai

referensi ketika pembahasan terkait dengan korupsi di Indonesia oleh berbagai

pihak baik di internal kampus Stikes Abdi Nusantara maupun masyarakat Umum.

Akan tetapi tulisan ini banyak kelemahan yang bisa di temukan, sehingga

penyempurnaan dan perbaikan bisa dilakukan oleh berbagai pihak yang

berkepentingan. Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan materi dalam

makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai