Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring berjalannya waktu dan seiring perubahan zaman, manusia telah sangat
berkembang mulai dari penggunaan fasilitas dan juga cara berbicaranya. Dengan berbicara
manusia bisa menjalin hubungan atau saling berkomunikasi baik melalui facebook, twitter,
dll. Manusia juga bisa saling berbicara melalui alat komunikasi. Dengan berbicara saja kita
mampu mengubah pola pikir kita dan mengubah kehidupan kita. Dengan berbicara manusia
terkadang menyinggung sehingga menimbulkan dampak negatif. Berbicara juga dapat di
gunakan pada saat berpresentasi ataupun seminar, namun masih banyak orang yang belum
mampu berbicara dengan baik di depan umum sehingga manusia masih perlu belajar
berbicara di depan umum ataupun untuk keperluan akademiknya.

Menurut taksiran, rata-rata manusia dalam kehidupuan normal mengucapkan 18.000


kata sehari. Jumlah ini akan bertambah banyak apabila aktivitas manusia tersebut sebagian
besar merupakan interaksi sosial. Maka tak heran bila jalan menuju sukses baik sosial
maupun profesional dilalui lewat berbicara. Bila kita tidak dapat meyakinkan sebagai
pembicara, maka kita bukan berada pada jalan kesuksesan. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi manusia yang paling esensial. Dengan berbicara manusia berbeda dibanding
makhluk lain. Dengan berbicara pula manusia dapat dengan mudah meraih simpati,
mendapatkan teman, relasi dan pasangan hidup.

Materi ini dilator belakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang akan dilakukan dalam perkuliahan ini berbentuk praktek berbicara yang
sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan
secara perorangan dan berkelompok.

Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara


secara terpadu, fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, dan
menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan struktur). Selain itu, agar pengajaran ini

1
bersifat fungsional dan kontekstual maka materi yang diberikan berupa bahan pengajaran
yang betul-betul bermakna bagi kita sebagai mahasiswa maupun calon guru, seperti
bercerita, berdialog, berpidato/berceramah, dan berdiskusi.

Berbicara untuk meraih sukses bukanlah berbicara sekedar mengeluarkan kata-


kata dari mulut. Berbicara kunci sukses merupakan sebuah strategi. Direncanakan,
terstruktur, jelas dan memiliki visi. Berbicara kunci sukses juga berlandaskan pada teknik
persuasi. Memahami audiensi pda teknik persuasi. Memahami audiensi bicara, mengetahui
kondisi, menentukan teknik pendekatan yang tepat, mengambil langkah awal, dan akhirnya
mempengaruhi audiensi sehingga tujuan pembicara tercapai.

1.2 BATASAN MASALAH

Makalah Berbicara Untuk Keperluan Akademik ini membahas tentang bagaimana cara
yang baik dalam berbicara untuk keperluan akademik. Adapun batasan masalah yang akan
dibahas pada masalah ini yaitu :

Pengertian berbicara untuk keperluan akademik.


Macam-macam berbicara dalam keperluan akademik, yaitu debat, diskusi
panel, berpidato, presentasi dan seminar.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang pembuatan karya
tulis ilmiah ini, dapat diambil rumusan masalah, yaitu :

Bagaimana cara yang baik dalam berbicara untuk keperluan akademik?

1.4 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, pembuatan makalah tentang Berbicara


untuk keperluan akademik ini berfungsi untuk :

Mengetahui apa itu berbicara untuk keperluan akademik.


Mengetahui macam-macam berbicara untuk keperluan akademik.
Menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang penulisan makalah
Berbicara Untuk Keperluan Akademik

2
1.5 MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH

Dari pembuatan makalah ini, Manfaat yang dapat diambil antara lain :

Manfaat Toritis
o Pengembangan keilmuan dibidang sastra bahasa Indonesia terkhusus
pada bidang berbicara untuk keperluan akademik.
o Menambah khazanah kajian ilmiah dalam pengembangan media
pembelajaran mata kuliah umum bahasa Indonesia.
o Merangkum dan menyempurnakan makalah terdahulu untuk dijadikan
sebagai referensi yang lebih baik.

Manfaat Praktis
o Manfaat bagi mahasiswa yaitu melatih mahasiswa dalam membuat
suatu karya tulis ilmiah berupa makalah.
o Menambah ilmu dan wawasan baik bagi penulis maupun bagi
pembaca dalam hal berbicara untuk keperluan akademik.
o Manfaat untuk dosen yaitu menambah kajian ilmiah yang dapat
dipergunakan sebagai media pembelajaran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK


Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang lebih sering memilih berbicara untuk berkomunikasi, karena komunikasi lebih
efektif jika dilakukan dengan berbicara. Berbicara memegang peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari.
Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang
dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan orang
tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 144) berbicara adalah suatu berkata, bercakap,
berbahasa atau melahirkan pendapat, dengan berbicara manusia dapat mengungkapkan ide,
gagasan, perasaan kepada orang lain sehingga dapat melahirkan suatu interaksi.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa berbicara adalah suatu kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan
mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud
atau perasaan untuk melahirkan interaksi kepada orang lain.

Pengertian akademik itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah
sebuah keadaan dimana orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran,
dan atau ilmu pengetahuan sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka,
dan leluasa. Selanjutnya jika atmosfer akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang
menjadi kultur akademik, hal ini ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi
berdiskusi dan berbeda pendapat, kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang
kondusif. Berbicara untuk keperluan akademik meliputi : Presentasi, Seminar, Berpidato,
Debat dan Diskusi panel

2.2 MACAMMACAM BERBICARA UNTUK KEPERLUAN


AKADEMIK

2.2.1 DEBAT
2.2.1.1 PENGERTIAN DEBAT

Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang


berpandangan affirmatif (mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung
topik), baik secara perorangan maupun kelompok, terhadap permasalahan

4
yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh kemenangan.
Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasilnya diperoleh
melalui voting atau keputusan juri.

2.2.1.2 PENGGUNAAN DEBAT

Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan penting


dalam perundang-undangan, dalam politik, dalam perusahaan (bisnis), dalam
hukum, dan dalam pendidikan

a. Perundang-undangan
Amademen-amedemen dapat diketengahkan dan debat perlu tidaknya
mengenai amdemen-amademen akan mendahului tindakan yang akan diambil
terhadapnya. Kalau dalam perdebatan kedua belah pihak mengemukakan suatu
analisis yang lengkap mengenai kegunaan dan kelemahan rencana undang-
undang itu, maka para pembuat undang-undang (legislator) haruslah siap
melaksanakan pemungutan suara(voting) terhadap masalah itu.

b. Politik
Selama kampanye-kampanye politik berlangsung, debat-debat bersama
memudahkan pra pemilih atu pemberi suara mendengar para calo yang
bertentangan salaing mempertahankan pendapat dan menyerang kekemahan
lawan.

c. Bisnis
Dewan pimpinan dan komite-komite eksekutif dalam suatu
perusahaan, disamping diskusi, mempergunakan juga debat untuk memperoleh
keputusan dalam berbagai kebijakan

d. Hukum
Dalam kantor-kantor pengadilan, kehidupoan seseorang sering kali
tergantung pada debat yang terjadi anatara pihak penuntut dan pembela,
dimuka dewan juri atau hakim, hak-hak milik, hak-hak penduduk, tuntutan-
tuntutan kerugian, dan banyak lagi masalah kewarganegaraan yang
membutuhkan keputusan hakim.

e. Pendidikan
Pada beberapa kampus perguruan tinggi di universitas, debat telah
menjadi suatu sarana penting untuk memperkenalkan komunitas atau
masyarakat tersebut dengan masalah-masalah yang hangat diperbincangkan
kehidupan sehari-hari. Debat yang demikian bermanfaat sekali apabila
dibarengi oleh komentor-komentor yang terperinci, analitis oleh suatu panel
yang terdiri dari tiga atau empat orang ahlidan dilanjut dengan forum tanya
jawab.

5
2.2.1.3 CIRI CIRI DEBAT

Ciri-ciri debat, yaitu :

a) Terdapat dua sudut pandang, yaitu affirmatif (pihak yang menyetujui


topik) dan negatif (pihak yang tidak menyetujui topik).

b) Adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua


belah pihak.
c) Adanya saling adu argumentasi yang tujuannya untuk memperoleh
kemenangan.
d) Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri
e) Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan
pihak lawan.
f) Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya
dilakukan oleh moderator.

2.2.1.4 ETIKA BERDEBAT


Dalam berdebat, harus diperhatikan beberapa etika, yaitu:
a) Berfikir logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung
permasalahan yang dibahas dalam debat
b) Mampu berbahasa dengan baik, benar dan komunikatif serta tanggap
terhadap respon yang diterima
c) Dilarang menyangkut pautkan pembahasan dengan SARA

2.2.1.5 JENIS-JENIS DEBAT

Berdasarkan bentuk maksud dan metodenya debat diklasifikasikan


menjadi: (a). Debat parlementer/majelis; (b). Debat pemeriksaan ulangan
untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu; dan (c). Debat formal,
konvensional, atau debat pendidikan.
Ketiga tipe ini dipergunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi,
namun debat parlementer merupakan ciri-ciri badan legislatif. Debat
pemeriksaan ulangan adalah suatu teknik yang dikembangkan di kantor-kantor

6
pengadilan dan debat formal berdasarkan pada konversi-konversi debat
bersama secara politis.
a. Debat Majelis atau Debat Parlementer.
Maksud dan tujuan debat majelis adalah untuk memberi dan
menambah dukungan bagi undang-undang tertentu dan semua anggota yang
ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya, berbicara mendukung atau
menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis. Pembatasan-
pembatasan waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis itu.

b. Debat Pemeriksaan Ulangan


Debat ini merupakan suatu bentuk perdebatan yang lebih sulit dan
menuntut persiapan yang lebih matang dari pada gaya perdebatan formal.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
Pembicara afirmatif yang pertama menyampaikan pidato resminya. Segera
setelah itu, dia diperiksa dengan teliti oleh pembicara negatif yang pertama.
Setelah tujuh menit pemeriksaan, sang penanya diberi kesempatan selama
empat menit untuk menyajikan kepada para pendengar pengakuan-pengakuan
apa yang telah diperolehnya dengan pemeriksaan ulang itu. Dia dibatasi pada
apa-apa yang telah diperolehnya secara aktual dengan pengakuan-pengakuan
itu, dan tidak diperkenankan memperkenalkan fakta-fakta atau argumen-
argumen baru.
Selanjutnya, anggota pembicara negatif yang kedua mengemukakan kasus
negatif, dan seterusnya diteliti ulang oleh pembicara afirmatif yang kedua.
Teknik ini memang agak sulit dan menuntut keterampilan berbahasa yang
tinggi yang ada hubungannya dengan pokok permasalahannya.
Maksud dan tujuan debat ini adalah mengajukan serangkaian
pertanyaan yang satu dan lainnya berhubungan erat, yang menyebabkan para
individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan
diperkokoh oleh sang penanya. Setiap pertanyaan haruslah disampaikan
dengan tepat dan jawabanya haruslah singkat, lebih disukai ya atau tidak.
Batas waktu dari setiap pembicara telah ditetapkan sebelumnya, biasanya 8-15
menit per orang.

7
c. Debat Formal
Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim
pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen
yang menunjang atau membantah suatu usul. Setiap pihak diberi jangka waktu
yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan.

2.2.1.6 SYARAT-SYARAT SUSUNAN KATA PROPOSIS (USUL)

Proposisi atau usul menentukan ruang lingkup dan pembatasan-pembatasan


suatu perdebatan. Bergantung kepada tipe debat yang dilaksanakan, maka suatu usul
mungkin merupakan suatu emosi, suatu resolusi, atau suatu rancangan undang-undang
yang akan diputuskan oleh suatu majelis parlementer. Sang pembicara hendaklah
meneliti agar usulnya sudah jelas memenuhi tuntutan-tuntutan atau syarat-syarat
tersebut, yaitu:

1) Kesederhanaan
Usul-usul yang rumit dan berbelit menyebabkan analisis yang sukar. Semakin
sederhana suatu pernyataan maka semakin bergunalah bagi perdebatan yang sedang
berlangsung.
2) Kejelasan
Pernyataan-pernyataan yang samar-samar dan tidak jelas menimbulkan
beragam penafsiran yang timbul dalam perdebatan yang membingungkan.
3) Kepadatan
Kata-kata hendaklah dipergunakan sedikit dan sepadat mungkin. Terlalu
bertele-tele atau panjang lebar akan mengakibatkan suatu usul menjadi tidak praktis
dan menyebabkan salah pengertian.
4) Susunan kata afirmatif
Usul yang negatif seakan-akan dapat memutar balikkan posisi-posisi afirmatif
dan negatif. Susunan kata suatu usul hendaklah bersifat afirmatif atau mengiyakan
jangan bersifat negatif atau meniadakan.
5) Pernyataan Deklaratif
Suatu pernyataan yang tegas lebih disukai, lebih baik daripada suatu
pertanyaan. Pertanyaan pada umumnya dipergunakan bagi diskusi karena maksud dan

8
tujuannya adalah menyelidiki. Pernyataan diperlukan bagi debat karena maksud dan
tujuan adalah untuk menyokong dan membela.
6) Kesatuan
Sebuah gagasan tunggal sudah cukup bagi satu perdebatan. Misalnya usul
Badan pembuat undang-undang haruslah mengadakan pemilihan wajib dan haruslah
membuat regristrasi tetap mengandung dua pokok perdebatan yang berbeda:
pemilihan wajib dan registrasi tetap.
7) Usul Khusus
Usul-usul yang bersifat umum akan mengakibatkan perdebatan-perdebatan
yang terpencar dan tidak memuaskan.
8) Bebas dari Prasangka
Bahasa yang berprasangka akan memperkenalkan asumsi-asumsi atau
pelanggaran yang tidak tepat ke dalam usul.
9) Tanggung jawab untuk memberikan bukti yang memuaskan terhadap afirmatif
Susunan kata usul hendaknya dibuat sebaik dan secepat mungkin sehingga
pembicara afirmatif akan menganjurkan serta menyokong suatu perubahan.

2.2.2 DISKUSI PANEL


2.2.2.1 PENGERTIAN DISKUSI PANEL

Diskusi panel adalah bentuk umum yang dilakukan oleh sekelompok


orang (yang disebut panelis) yang membahas suatu topik yang menjadi
perhatian umum dan dilaksanakan dihadapan khalayak, penonton (lewat
tayangan televisi), atau pendengar (lewat siaran radio). Dalam diskusi panel,
khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.
Pelaksanaan diskusi panel dipandu oleh seorang moderator dan dapat dibantu
oleh notulis.

Dari sebuah diskusi panel anda akan memperoleh informasi yang dapat
memperkaya pengetahuan kita tentang suatu masalah atau topik dari beberapa
titik pandang yang berbeda. Pokok-pokok pembicaraan merupakan bagian
penting yang dapat diuraikan dalam suatu pembicaraan. Bagian penting itu
bisa berupa gagasan atau pokok permasalahan. Pelaksanaan diskusi panel
dimulai dengan pembahasan masalah oleh panelis. Para panelis
menyampaikan gagasannya secara bergiliran. Mereka mendiskusikan masalah
yang diajukan hingga menghasilkan kesimpulan. Ketua diskusi yang
memandu jalannya diskusi merangkum hasil diskusi, kemudian
mempersilahkan peserta dan pendengar untuk memberikan komentar.

9
2.2.2.2 BAGIAN BAGIAN PADA DISKUSI PANEL

a. Pendahuluan. Ketua mengumumkan pokok pembicaraan dan


membatasisetiap istilah yang membutuhkan penjelasan. Kemudian ketua
memperkenalkan setiap anggota panel dan mengemukakan tahap khusus
pokok pembicaraan yang akan diutarakan oleh setiap anggota.

b. Pembicaran oleh para anggota panel. Kemudian ketua mempersilahkan para


anggota panel bergiliran menyampaikan pembicaraan mereka.

c. Diskusi bebas. Setelah pembicaraan pembicaraan pribadi itu,para anggota


panel memberi komentar kepada setiap ide lainnya. Lalu, menerangkan
setiapbutir yang memerlukan penjelasan yang lebih terperinci. Dan
mempertahankan setiap pernyataan yang ditantang.

d. Partisipasi para pemirsa dan penyimak. Ketua mempersilahkan para pemirsa


untuk mengemukakan pendapat mereka sendiri atau bertanya kepada para
pembicara.

e. Rangkuman. Ketua merangkumkannya dengan jalan menyatakan butir


butir yang sama sama disepakati oleh para anggota panel dan juga butir-butir
yang merupakan perbedaan pendapat pendapat atau yang tidak disepakati.

2.2.2.3 TATA CARA PELAKSANAAN DISKUSI PANEL

1. Langkah Persiapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam langkah persiapan adalah :

1. Merumuskan tujuan
2. Menetapkan topik masalah
3. Menyusun Laporan Diskusi Panel
4. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan
teknis pelaksanaan diskusi,

2. Pelaksanaan Diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi


adalah:

1. Memeriksa segala persiapan


2. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi
3. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan

10
4. Mengajukan Pertanyaan dalam Diskusi
5. Menyampaikan Gagasan dalam Diskusi
6. Mengemukakan Gagasan Secara Jelas dan Mudah Diikuti
7. Memberikan Kritikan dan Dukungan dalam Diskusi
8. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
9. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
dibahas.

3. Menutup Diskusi

1. Membuat pokok pembahasan sebagai kesimpulan


2. Menilai jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta.
3. Menyusun Laporan Diskusi Panel

2.2.2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI DISKUSI PANEL

a. Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel

1. Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikuti berbagai


pandangan sekaligus.
2. Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra pandangan,
semakin sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin menarik
untuk diikuti.
3. Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akan berhati-
hati dalam mengajukan pandangan atau mengemukakan pendapat,
karena menyadari akan dapat langsung digugat atau dibantah.
4. Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih
dalam hal yang didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.
b. Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel
1. Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas
untuk menyampaikan pandangan secara terus terang dan semua peserta
merasa sungkan untuk berbeda pandangan. Agar tidak terjadi rasa was-
was saat akn berpendapat, sebaiknya mengetahui apa yang dibicrakan
oleh pembicara lain secara terperinci. Sehingga kalau kita mempunyai
perbedaan pendapat dengan sipembicarakita tidak akan mersa takut
terhadap pendapat kita.
2. Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang
apabila ada peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan
daripada yang lainnya. Diskusi panel tidak menjadi seimbang kalau
yang berpendapat hanya orang itu itu saja. Dan sebaiknya para
peserta ikut andil dalam berpendapat.
3. Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat
kesimpulannya sendiri dan menyampaikannya dalam diskusi itu. Jika

11
terjadi perbedaan pendapat diantara para peserta maka moderator harus
mengambil kesimpulan.
4. Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk
menyelamatkan diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah.
Jika terjadi perdebatan antara para peserta. Maka, moderator harus
turun tangan untuk mengambil kesimpulan tersebut.
5. Ada kemungkinan terjadinya pencemaran nama baik dalam diskusi
panel.

2.2.2.5 TUGAS-TUGAS PARA PELAKU DALAM DISKUSI PANEL


a. Tugas-tugas Peserta:
Mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi
menjadi tim affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis.
Mengajukan usul, pendapat, maupun komentar.
Meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh,
maupun perbandingan.
b. Tugas-tugas Notula/penulis:
Menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi.
Diperbolehkan untuk menyanggah.
Diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui.
Membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan.
c. Tugas-tugas Penyaji/panelis:
Menyajikan materi diskusi.
Berperan sebagai pembicara dalam diskusi.
Mengutarakan makalah yang disampaikan.
Menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.
d. Tugas-tugas Moderator:
Membuka diskusi.
Membacakan riwayat kehidupan panelis.
Mempersilakan panelis untuk berbicara.
Mengatur dan memimpin jalannya diskusi.
Membacakan kesimpulan diskusi.

2.2.3 PRESENTASI
2.2.3.1 PENGERTIAN PRESENTASI
Salah satu cara untuk menyampaika ide, pikiran, gagasan kepada
para peserta, agar mereka memahami apa yang kita komunikasikan yakni
melalui presentasi. Presentasi adalah kegiatan memaparkan atau
menyajikan sesuatu kepada seseorang/ kelompok dengan tujuan untuk
memperoleh tanggapan dari peserta. Hanya dengan melakukan presentasi
yang benar, akan tercipta suatu komunikasi yang efektif; hanya dengan
komunikasi yang efektif, apa yang ingin kita sampaikan kepada orang lain
akan mudah diterima dan dimengerti.

12
2.2.3.2 HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM
PRESENTASI
Langkah-langakah yang harus diikuti sebelum melakukan presentasi
adalah sebagai berikut ini.
a. Tetapkan tujuan presentasi
Tujuan merupakan sasaran yang bersifat realistis yang harus dicapai
dalam presentasi. Tujuan resentasi yang baik berisi hal-hal berikut ini.
1) Menjawab pertanyaan Mengapa saya menyampaikan presentasi ini?
2) Mengatakan hasil yang diinginkan dari presentasi yang dilakukan.
3) Mengidentifikasi kandunagn materi yang harus dipresentasikan.
4) Lingkupnya harus realistis.
5) Realistis terhadap sasaran yang ingin dicapai.

b. Analisis peserta yang hadir


Analisis tentang pendidikan dan maksud peserta akan membantu
menentukan lingkup materi yang akan disampaikan untuk pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Analisis peserta dapat dilihat dari hal-hal berikut:
1) Identifikasi tujuan untuk peserta.
2) Analisi khusus untuk peserta.
3) Analisis umum untuk peserta.
4) Informasi dan teknik.

c. Siapkan rencana awal


Yang dimaksud dengan rencana awal adalah kerangka dasar yang
berisi:
1) Gagasan atau konsep dasar materi yang akan dipresentasikan.
2) Identifikasi jenis-jenis informasi nyata atau faktual dari setiap gagasan
pokok untuk meningkatkan pemahaman peserta.

d. Memilih materi
Dalam menyeleksi materi, harus diperhatikan pertanyaan berikut ini.
1) Apa tujuan presentasi yang kita akan lakukan?
2) Siapa pesertanya?
3) Berapa lama waktu yang tersedia atau yang diperlukan?
4) Apa yang harus tercakup, dan apa yang dapat dibuang?

13
5) Seberapa jauh peserta telah mengetahui?
6) Seberapa rinci waktu yang diperlukan?
7) Apa yang harus dikatakan jika tujuan harus dicapai?
8) Apa cara terbaik yang harus dipakai untuk mengatakan atau
menyampaikan?
9) Apa materi yang tidak perlu disampaikan, tetapi diperlukan untuk
menjawab pertanyaan pada saat sesi tanya jawab.
10) Periksalah semua materi dengan menggunakan tes pertanyaan

e. Menyusun presentasi
Dalam menyusun presentsi perlu dibuat susunan presentasi yang terdiri
atas:
1) Bagian pendahuluan.
2) Bagian isi utama.
3) Bagian kesimpulan/ringkasan

f. Persiapan terakhir/geladi presentasi


Persiapan atau latihan terakhir merupakan suatu proses prathinking
berlatih sendiri apa yang harus dan akan dilakukan di depan peserta. Apa yang
harus dilakukan dalam tahap prethinking ini?
1) Mengetahui garis besar isi materi.
2) Menjadikan terbiasa dengan bagian-bagian yang akan di presentasikan,
per-lengkapan, alat-alat bantu, dan sebagainya.
3) Membayangkan diri sendiri seakan-akan melakukan presentasi yang
sebenarnya.
4) Menguji diri sendiri untuk melihat apakah kata-kata kunci akan
memudahkan kita ingat tentang suatu point atau hal yang khusus.
5) Mengingat beberapa poin untuk menghafal hal-hal, seperti (1) pernyataan
pertama dan terakhir, (2) kutipan-kutipan.

g. Melakukan latihan
Dalam berlatih anda disarankan ntuk memperhatikan hal-hal berikut.
1) Gunakan volume yang agak keras.
2) Gunakan tape recorder.
3) Berlatihlah dengan keras sebelum dikritik.

14
4) Gunakanlah alat bantu visual (visual aids).

2.2.3.3 JENIS PRESENTASI


1. Presentasi Dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan
secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal ini pembicara ditunjuk
langsung untuk menyampaikan informasi kepada para pendengar, tanpa
melakukan persiapan segala sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan
maupun alat bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan
mengejutkan.
Kelebihan:
informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan pembicara yang
sesungguhnya,
kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,
membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan informasi.

Kelemahan:
informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena membutuhkan
waktu untuk berpikir dan mengolah kata,
tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena secara
mendadak untuk menyampaikan informasi,\
terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan apapun
mengenai apa yang harus disampaikan.

2. Presentasi Naskah (Manuscript)


Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam
menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya dengan
membaca naskah.
Kelebihan:
penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis,
kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar,
tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.

Kelemahan:
pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya,
bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya,
tidak menarik dalam menyampaikan informasinya,
terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak
mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar.

3. Presentasi Hafalan (Memoriter)


Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah
disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter tidak menggunakan

15
naskah dalam penyampaiannya, pembicara hanya melakukan persiapannya
dengan menghafal dari teks dimana isinya mengenai informasi yang akan
disampaikan. Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript.
Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila melupakan kata-kata
dari naskah maka presentasi yang dilakukan akan terjadi kegagalan.

4. Presentasi Ekstempore
Jenis Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik untuk
dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara mempersiapkan materi dengan
garis besarnya saja, kemudian pada saat presentasi akan dijabarkan secara
mendetail.
Kelebihan:
pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas, karena ada
persiapan sebelumnya,
dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan,
kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya menarik
perhatian pendengar, karena tidak berpedoman kepada naskah ataupun
hafalan, tetapi tidak melenceng dari garis besar materi,
lebih leluasa dalam penyampaiannya,
pembicara dapat melakukan kontak mata dengan pendengar, sehingga
akan terlihat apakah pesan yang disampaikan menarik atau tidak.

Kelemahan:
perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema yang akan
dibicarakan,
membutuhkan waktu yang lama

2.2.3.4 KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI OLEH PRESENTER


a. Keterampilan Fisik
1) Perhatikan cara berdiri yang seimbang.
2) Jaga tangan tetap disamping bila sedang tidak menunjuk.
3) Gerak isyarat sering digunakan unytuk menekankan pesan anda,
seperti pada percakapan, tetapi jangan melambai.
4) Jalan keliling kelas diperkenankan bila anda mempunyai suatu
tujuan.
5) Tersenyumlah dan riileks.
6) Berdirilah.
7) Bergerak/berpindahlah.

16
b. Keterampilan menggunakan suara
1) Proyeksikan suara anda.
2) Variasikan tinggi rendah suara anda dan perhatikan nada
suara/infleksi.
3) Hindari suara monoton.
4) Hindari penggunaan bukan kata.
5) Hindari menggunakan ucapan-ucapan.
6) Pastikan suaara anda terdengar oleh semua.
7) Gunakan gaya percakapan.
8) Jangan menggunakan teks percakapan yang panjang.
9) Ulangi kata-kata dan frasa-frasa yang utama.
10) Hindari jargon-jargon atau terminologi teknikal yang berlebihan.
11) Minimalkan penggunaan suara rendah.

c. Keterampilan menggunakan isyarat/bahasa tubuh


1) Sikap tenang.
2) Gerakan tubuh.
3) Gerak/isyarat.
4) Ekspresi wajah.

d. Cara menanggapi partisipasi Peserta dalam Bertanya


1) Perhatikan sepenuhnya dan catatlah setiap petannyaan yang diajkan
oleh peserta.
2) Pahami dengan baik pertannyaan peserta.
3) Ucapkan terimakasih dan sampaikan bahwa pertanyaan mereka
bagus.
4) Jika ada pertannyaan yang tidak jelas diminta agar dapat diulangi
oleh peserta.
5) Jika ada pertanyaan yang menyimpang, dapat dikatakan mohon
maaf, topik yang kita bahas sekarang adalah..., mungkin pertanyaan
yang diajukan nanti dismpaikan pada presentasi berikutnya.
6) Jika ada pertanyaan dari peserta yang mengajak berdebat dalam
satu pokok untuk memojokkan pembicara, maka sebaiknya dijawab
dengan sopan dan bijaksana.

17
7) Mengakui denagn jujur jika ada pertanyaan yang tidak dapat
dijawab atau lemparkan pada orang lain yang dapat menjawab.
8) Sebelum menjawab pertanyaan, ulangi secara singkat pertanyaan
tersebut untuk menekankan hal-hal penting dan menunjukan bahwa
kita mengerti maksud pertanyaan tersebut.
9) Jawablah setiap pertanyaan secara serius.

2.2.4 SEMINAR
2.2.4.1 PENGERTIAN SEMINAR

Seminar adalah sebuah pertemuan atau persidangan untuk


membahas suatu masalah dibawah suatu pimipinan guru besar atau
sang ahli dari suatu masalah tersebut. Seminar merupakan kegiatan
yang melibatkan adnya sumber informasi dan penerima informasi.
Pada seminar terdapat moderator yang bertugas memandu jalannya
acara dan biasanya moderator akan mencatat berbagai inti pembicaran
mengenai masalah yang dibahas. Seminar akan diawali dengan sebuah
pembahasan mengenai pandangan umum permasalahan yang dibaca
oleh moderator, sehingga nantinya tujuan dari seminar dapat terarah.

Pembahasan masalah pada seminar umumnya membutuhkan


waktu yang lama karena bersifat ilmiah. Jadi para pembicara harus
dapat mengendalikan waktu, oleh karena itu hindarilah menjelaskan
hal-hal yang tidak terlalu penting. Lalu setelah pembicara menjelaskan
permasalahan, maka biasanya akan di lanjutkan sesi untuk tanya jawab
yang tentunya dipandu oleh moderator seminar. Setelah seluruh
pertanyaan terjawab maka moderator akan menyimpulkan
permasalahan yang dibahas dan menutup seminar dengan cara untuk
memecahkan masalah yang dibahas.

2.2.4.2 FUNGSI SEMINAR

Fungsi seminar yang di lakukan adalah untuk dapat


menyampaikan suatu gagasan atau pemikiran baru yang di gunakan
untuk dapat memecahkan suatu solusi atau masalah yang di hadapi
oleh para peserta atau anggota di masa yang akan datang.

2.2.4.3 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM SEMINAR

a. Ruang Seminar

Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang


memungkinkan interaksi aktif selurah peserta seminar. Sebuah
meja bundar besar adalah sebuah contoh yang baik. Atau kursi

18
yang disusun dengan melingkar. Ruangan tentu saja harus cukup
tenang dan cukup terang untuk memberikan iklim yang enak untuk
berseminar. Adanya sebuah papan tulis dapat membantu.

b. Peserta

Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta


adalah bukan kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya
kuliah. Mereka harus sudah membaca tentang tema yang akan
diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei pendek tentang tema
yang diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks, teks
tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan
kritik.
Dengan terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan
diseminarkan, mereka telah mengolahnya di dalam kepala mereka.
Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang diseminarkan. Kertas
di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut
masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam
seminar.

c. Moderator

Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang


lektor di dalam kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan
pelajaran, melainkan orang yang mengarahkan jalannya seminar.

Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan


memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar
seminar tidak melenceng dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga
agar tidak ada satu orang atau satu ide tertentu yang terlalu
mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar tidak
tereksplorasi dengan baik.

Sebelum seminar, seorang moderator harus telah membaca tema


yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut,
menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan
kunci yang nantinya akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal
seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu poin-poin yang akan
didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang
mencerminkan ide yang akan didiskusikan.

Seorang moderator yang baik haruslah seorang pendengar dan


pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah

19
pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan
sebuah pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas.

d. Notulen
Notulen adalah orang yang diberi tugas dalam seminar untuk
membuat catatan singkat tentang jalannya persidangan/ rapat/ seminar
juga merangkum isi secara tertulis dari persidangan/ rapat atau
seminar. Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam kegiatan ilmiah
sebab moderator sebagai pengelola kegiatan butuh catatan penting
tentang jalannya kegiatan. Pada kebiasaannya tempat notulen
berdekatan dengan moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak
terjadi miss communication ( kurang komunikasi ) antara notulen
dengan moderator, dalam hal ini notulen tidak saja menulis dari awal
kegiatan namun sampai dengan berakhirnya kegiatan notulen juga
berkewajiban menulis jalannya kegiatan.

e. Jalannya seminar

Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan


langsung dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh
semua peserta secara bergiliran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar


berjalan baik:

1. Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang


yang lebih mendominasi pembicaraan.

2. Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah


jelas ada jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain
yang lebih dalam dan tidak jelas jawabannya. Pertanyaan jenis
kedualah yang memberikan manfaat terbesar. Tidaklah banyak
pertanyaan yang seperti demikian.

3. Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas

4. Masih berhubungan dengan poin pertama, setiap pertanyaan


haruslah jelas sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak

20
meminta penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia menjawab.
Tanggapan tentunya juga harus relevan dengan pernyataan. Moderator
juga harus memperhatikan ini.

5. Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan kepada pertanyaan


lain yang lebih mendasar. Hanya dengan cara demikian sebuah seminar
dapat memberikan manfaat lebih.

6. Bila ada istilah yang sama, tetapi dipakai dengan arti yang berbeda
oleh beberapa orang, moderator harus menunjukkan itu dan membuat
kesepakatan dalam arti apa istilah itu dipakai sebelum melanjutkan
seminar.

7. Etika harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di


sebuah meja makan. Bahasa harus santun dan tidak merendahkan.
Moderator terlebih harus memberikan contoh yang dapat diikuti oleh
peserta yang lain. Bukan berarti seminar tidak bisa dilakukan dengan
ringan dan diiringi tawa, namun canda dan tawa dilakukan dengan
wajar dan memberi makna di dalam seminar. Tidak ada yang lebih
membantu untuk mengingat ketimbang ide-ide kreatif yang kadang
membangkitkan tawa.

8. Seminar adalah sebuah tempat untuk menggodok ide. Ia bukanlah


tempat untuk membenarkan diri. Setiap orang harus kritis namun
menerima bila ada pendapat yang lebih baik. Di dalam seminar semua
orang memiliki posisi yang sama.

9. Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah


kesimpulan tunggal. Setiap orang bisa pulang dengan pendapatnya
masing-masing. Yang terpenting adalah mata mereka lebih terbuka,
mereka telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan
oleh mereka.

2.2.4.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SEMINAR

a. Kelebihan Seminar

1. Membangkitkan pemikiran yang logis.


2. Mendorong pada analisa menyeluruh.
3. Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema.
4. Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri
peserta.
5. Meningkatkan keterampilan dalam mengenal problema.

21
b. Kelemahan Seminar
1. Membutuhkan banyak waktu.
2. Memerlukan pimpinan yang terampil.
3. Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar.
4. Mengharuskan setiap anggota kelornpok untuk mempelajari
terlebih dahulu.
5. Mungkin perlu dilanjutkan pada diskusi yang lain.

2.2.5 PIDATO

2.2.5.1 PENGERTIAN PIDATO

Pidato merupakan salah satu ragam berbicara yang digunakan


dalam forum-forum. Seseorang yang akan berpidato di depan
khalayak, harus memiliki kemampuan berbicara untuk menyampaikan
ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain dengan baik.
Orang yang berhasil mengemukakan ide, gagasan, pikirannya dengan
baik itu, pada umumnya mendapat perhatian dari pendengarnya.

Pidato pada hakikatnya adalah komunikasi lisan yang disusun


secara logis dan sistematis disampaikan oleh pemdato kepada khalayak
massa dengan metode dan tujuan tertentu

2.2.5.2 TUJUAN PIDATO


Adapun tujuan pidato secara umum adalah :
1. Informatif, yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi,
pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar.
2. Persuasif dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi,
mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan
sesuatu hal dengan suka rela.
3. Edukatif, yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek
pendidikan.
4. Entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar
dan membuat pendengar itu senang dan puas dengan pidato yang
disampaikan.

22
2.2.5.3 METODE-METODE DALAM BERPIDATO

Menurut ada tidaknya persiapan sesuai dengan cara yang


dilakukan waktu persiapan ada empat macam pidato, antara lain:

1. Metode Impromptu (serta merta)


Yaitu membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan
darurat tak terduga dan banyak menggunakan teknik serta merta.
Metode impromptu yaitu metode penyajian berdasarkan kebutuhan
sementara. Berhasil tidaknya pidato ini ditentukan oleh kebiasaan dan
kemahirannya dalam berpidato. Orang yang sudah terbiasa dan mahir
dalam berpidato tidak akan mengalami kesulitan. Sebaliknya, orang
yang tidak/belum terbiasa dan belum mahir, dia akan mengalami
kesulitan.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam mengunakan metode
impromptu pada saat pidato yaitu :
a. Keuntungan :
1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2) Gagasan datang secara spontan
3) Memungkinkan Anda terus berpikir

b. Kerugian :
1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
3) Gagasan yang disampaikan tidak sesuai dengan topik
4) Demam panggung

2. Metode Ekstemporan
Yaitu teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang
terpola secara lengkap. Metode pidato ini didasarkan pada konsep
naskah tanpa harus menghapal kata-kata atau kalimat-kalimat pidato.
Pada metode ini, pembicara membuat catatan-catatan penting tentang
materi yang akan diutarakan dalam pidato. Pembicara bebas berbicara
dan bebas memilih kata-kata. Catatan-catatan tersebut hanya
digunakan untuk mengingat urutan-urutan materi atau ide-ide yang
dikemukakan dalam pidatonya.
a. Keuntungan :
1) komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) pesan dapat fleksibel

b. Kerugian menggunakan metode ekstemporan :


1) kemungkinan menyimpang dari garis besar

23
2) kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

3. Metode Menghapal
Yaitu metode pidato dengan menghapal naskah atau teks
pidato. Sebelum melakukan pidato, pembicara terlebih dahulu
menyusun teks atau naskah pidato kemudian menghapalnya. Pidato
semacam ini mempunyai kelemahan yakni bila ada satu atau dua kata
yang terlewati atau lupa, hapalan lainnya akan berantakan. Meskipun
hapalan itu berhasil dengan baik dan tidak ada kata yang terlewati atau
lupa, pidato tersebut tetap mempunyai kelemahan, yakni akan terasa
monoton dan menjemukan sebab pembicara akan cenderung cepat-
cepat dengan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya.

4. Metode Naskah
Yaitu metode pidato dengan menggunakan naskah atau tulisan.
Dalam berpidato, pembicara membaca naskah.
a. kelebihan :
1) Kefasihan dalam berbicara dapat dicapai.
2) Pernyataan yang disampaikan dapat dihemat.
3) Kata-kata yang digunakan dapat dipilih dengan sebaik-
baiknya.
c. kelemahan :
1) Orang yang berpidato lebih tampak terpaku pada naskah
sehingga tidak ada reaksi antara orang yang berpidato dengan
para pendengarnya
2) Orang yang berpidato sering mengabaikan lafal, intonasi,
jeda, tempo, dinamika, ekspresi, gerak-gerik yang mendukung
penyampaian pidato sehingga pidato terasa monoton
3) Pembicara cenderung menciptakan tirai antara dia dan
pendengarnya,mata tak bebas menatap pendengarnya,dan
cenderung sulit untuk memberi tekanan yang tepat terhadap
kalimat tertentu yang penting. Kelemahan ini bisa diperkecil
dengan latihan latihan yang teratur.

2.2.5.4 SISTEMATIKA BERPIDATO


Secara garis besar sistematika berpidato adalah seperti berikut ini.
1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin;
2. Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan
terima kasih, atau ungkapan kegembiraan atau rasa syukur;

24
3. Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan
menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa
yang menarik;
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh
pendengar;
5. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada
pendengar untuk melaksanakan isi pidato; dan
6. Menyampaikan salam penutup.

2.2.5.5 LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PIDATO


Untuk dapat berpidato yang baik, materi berpidato perlu
dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan pidato yang baik, yaitu:
1) Menentukan topik dan tujuan.
2) Menganalisis pendengar dan situasi.
3) Memilih dan menyempitkan topik.
4) Mengumpulkan bahan.
5) Membuat kerangka uraian.
6) Menguraikan secara mendetail.
7) Melatih dengan suara nyaring.

2.2.5.6 SYARAT-SYARAT PEMBICARA DALAM PENYAJIAN


PIDATO
1) Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas.
2) Memiliki kosa kata yang cukup.
3) Memiliki keberanian/percaya diri.
4) Memiliki etika/moral yang baik.
5) Penampilan.
6) Pembicara hendaknya sehat jasmani dan rohani.
7) Memiliki tata krama berpidato yang baik.

25
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Berbicara merupakan suatu kemampuan seseorang untuk bercakap-cakap dengan


mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud
atau perasaan untuk melahirkan interaksi kepada orang lain. Sedangkan pengertian akademik
itu sendiri jika dilihat dari latar belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana orang-
orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan
sekaligus melakukan pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa. Berbicara
untuk keperluan akademik meliputi presentasi, seminar, berpidato, debat dan diskusi panel.
Dalam pelaksanaan berbicara di depan umum, banyak aspek yang harus diketahui oleh
pembicara guna memperlancar proses berlangsungnya pembicaraan, misalnya pembicara
harus mengetahui etika dalam berdebat, tata cara pelaksanaan dikusi, sistematika dan
langkah-langkah menyusun pidato serta mengetahui keterampilan apa saja yang harus
dimiliki oleh presenter. dengan ini, pembaca dapat memahami dan mampu berbicara dengan
baik dan benar dalam mengungkapkan gagasan terutama di bidang keperluan akademik.

3.2 SARAN

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan
masukan yang bersifat membangun guna untuk membuat makalah ini lebih baik lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Bastra.2012.Pengertian Debat, (online),(http://fkipbastra.blogspot.com/2012/05/


pengertian-debat-.html, diunduh pada 9 juni 2017)
Handayani, Sri Rahayau.2016. Berbicara untuk Keperluan Akademik, (Online),
(https://prezi.com/hr3oypgayoe0/berbicara- untuk-keperluan-akademik/,
diunduh pada 9 juni 2017)
Arifin, Wahyu.2015Seminar, (Online), (https://plus.google.com/11311409156559087
5409/posts/ MB1ZiowFafj , diunduh pada 9 Juni 2017)\
Yuniati, Ade.2013.DiskusiPanel, (Online), (https://adeyuniati1006.wordpress.com/
2013/ 06 /24/pengertian-seminar/, diunduh pada 9 Juni 2017)
Ibrahin, Adzikra.2013.Seminar, (Online), (http://pengertiandefinisi.com/pengertian-
seminar-dan-pihak-pihak-yang-ada-di-dalamnya/, diunduh pada 9 Juni 2017)
Yovi, Muhammad.2015 ,(Online), (http://pengertiandefinisi.com/pengertian-seminar-
dan-pihak-pihak-yang-ada-di-dalamnya/, diunduh pada 9 Juni 2017)
Sebayang, Dewi.2013, (Online),( http://horisonbiru.blogspot.com/2013/06/definisi-
pidato-jenis-tujuan-metode.html, diunduh pada 9 Juni 2017)
Eniph. Ryn.2015.Teori Diskusi Panel, (Online), (http://eniph.blogspot.com/2015 /09
/teori-diskusi-panel.html,diunduh pada 9 Juni 2017)

27

Anda mungkin juga menyukai