Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BAHASA INDONESIA

TEKS DEBAT

DISUSUN OLEH :

Nama: Deflin Houston C.G

Kelas : X MIPA 4

NIS : 2018091
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

PENDAHULUAN................................................................................................. 1

BAB 1

Menganalisi pengajuan,penawaran dan persetujuan dalam teks Debat ............

A.Struktur Teks Debat ......................................................................................

B.Contoh Teks Debat .......................................................................................

C.Kaidah Teks Debat ........................................................................................

BAB 2

Mengevolusi isi,struktur dan kebahasaan teks debat ........................................

A. Tahapan debat .......................................................................................


B. Taktik debat ...........................................................................................
C. Menganalisis Hasil Tahapan dan Taktik debat ......................................

BAB 3

Mengontruksi teks debat dengan memperhatikan isi struktur dan


kebahasaan.................................................................................................................

A.Langkah Terakhir Untuk Memahami Sebuah Proses debat ............................


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya,kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “DEBAT” ini tanpa ada
masalah atau perihal sedikitpun.

Adanya pun makalah ini dibuat sesuai dengan aturan dan perintah yang telah dikeluarkan
oleh guru kami yang bertujuan sebagai tugas dan nilai tambahan saya dalam pelajaran yang
digelutinya.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan makalah kami yang tidak sempurna ini.Kami juga meminta maaf
apabila ada kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penyusunan makalah ini karena kami
npun sebagai penyusun hanyalah manusia biasa.

Dengan ini,saya berharap makalah kami ini dapat bermanfaat kedepannya bagi kita
semua.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses pembelajaran saat ini kurang memiliki daya tarik. Kurang menariknya
pembelajaran karena 2 hal. Pertama, pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak dapat
memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah seputar lingkungan sosialnya
sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah tersebut. Kedua, guru
memposisikan diri sebagai pribadi yang menggurui, belum memerankan diri sebagai fasilitator
yang membelajarkan siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di lingkup sekolah dibutuhkan
berbagai variasi teknik yang harus dikuasai oleh seorang guru agar proses belajar yang tercipta
di kelas menjadi lebih dinamis dan bernuansa interaktif.Selain itu, variasi teknik yang
digunakan juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi individu. Beberapa
diantara tugas perkembangan tersebut menjadi landasan terciptanya metode pembelajaran
kooperatif yang mengedepankan kerja sama dari para peserta didik sehingga tercipta nuansa
kelas yang dinamis, interaktif, dan dapat menjadi faktor stimulan agar peserta didik dapat
mengembangkan pola pikir yang kritis.
Hingga saat ini, terdapat berbagai macam model yang digunakan dari turunan metode
pembelajaran tipe kooperatif. Salah satu dari model yang berkembang dan sering digunakan
pada kegiatan belajar mengajar adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya
menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar peserta didik dalam
bentuk kelompok. Perkembangan model pembelajaran debat saat ini masih barlangsung,
bahkan model ini diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi antar pelajar hingga tingkat dunia.
Oleh karena itu, penulis mencoba membahas metode pembelajaran debat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mekanisme metode pembelajaran debat?
2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi siswa?
3. Apa perbedaan debat dan diskusi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mekanisme metode pembelajaran debat
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi
siswa
3. Mengetahui perbedaan debat dan diskusi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DEBAT
Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan
istilah sawala yang ebrasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen
tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau
memenangkan lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara untuk menyampaikan
ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti.
Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada berbagai kondisi, dapat
disimpulkan bahwa debat memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun
kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat dilakukan menuruti
aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan
juri
2. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan, dimana antara
satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
3. Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya hendak
mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain
dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Oleh karena itu, dalam debat
terdapat unsur pemaksaan kehendak.
4. Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan demokratik.
5. Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argumen mereka
dan berusaha untuk mengembangkan argumen dari lawan mereka.
Adapula debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat
legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan
menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di
tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan
aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan
menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang
ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif
adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.

Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat
kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti
kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan
pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa
asing).
Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan
atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat parlementer"
sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer
yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.

B. METODE PEMBELAJARAN DEBAT


Pada tingkat sekolah menengah atas, pola pikir siswa harus mulai dibangun membentuk
karakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
Biasanya, ketika siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah
keputusan untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung suatu
keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak (kelompok Kontra), dan kubu
netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan tidak memilih pihak manapun.
Dengan pembelajaran smetode debat, siswa dibentuk menjadi hanya dua jenis
kelompok yaitu Pro dan Kontra.
Berikut ini adalah langkah-langkah debat yang biasanya diterapkan di kelas dalam
lingkup sekolah menengah atas:
1. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok peserta debat, yang satu pro dan yang lainnya
kontra.
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan oleh kedua
kelompok di atas.
3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk
berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap
pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang diharapkan.
5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
6. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat

Kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Dengan adanya acuan teknis diatas, dapat dilihat bahwa model debat mengadopsi gabungan
dari beberapa metode pembelajaran seperti Diskusi, Ceramah, dan Pembelajaran Kooperatif.

C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE DEBAT


Beberapa kelebihan dari model pembelajaran debat diantaranya adalah:
1. Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.
Selain itu juga terdapat kekurangan dalam model pembelajaran debat, diantaranya
adalah:
1. Ketika menyampaikan pendapat saling berebut.
2. Terjadi debat kusir yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi.
3. Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya
diam dan pasif.
4. Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
5. Perlunya tema yang mudah dipahami oleh siswa.
6. Tema haruslah dapat diperdebatkan.
7. Perataan siswa dalam kelompok terkadang tidak heterogen.

D. EFEKTIVITAS METODE DEBAT DALAM MENINGKATKAN


PARTISIPASI SISWA
Pembentukan pola pikir kritis dan kerja sama antar kelompok dapat lebih ditingkatkan
dengan menerapkan model pembelajaran debat di kelas. Kelebihan model ini lebih banyak
mengeksplorasi kemampuan siswa dari segi intelektual dan emosi siswa dalam kelompok
kerjanya, sehingga pembentukan kerja sama antarsiswa, pola pikir kritis, dan pemahaman etika
dalam berpendapat dapat diperoleh dalam pembelajaran di kelas.
Namun disamping berbagai kelebihan yang diberikan oleh model pembelajaran debat
ini, ada beberapa kekurangan yang memerlukan peran dari seorang guru untuk mereduksinya.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan efektivitas metode pembelajaran debat dalam
meningkatkan partisipasi siswa.

E. PERBEDAAN DISKUSI DAN DEBAT


1. Diskusi
Diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir secara
berkelompok atau bersama-sama sehingga menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara
mufakat. Diskusi dilakukan dengan cara para peserta mengutarakan pendapatnya tentang
permasalahan yang dibahas, kemudian dilakukan proses berpikir bersama-sama, sehingga
tercapailah suatu kesimpulan secara mufakat.
Tujuan dalam berdiskusi mencari penyelesaian suatu masalah dan penyamaan
persepsi, sehingga akan diperoleh kesimpulan melalui jalan mufakat. Selain itu, diskusi
bertujuan untuk menghasilkan ide-ide dan memperoleh informasi serinci mungkin melalui
pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi.
Ciri-ciri diskusi, yaitu:
a) Tidak adanya pihak pro dan kontra
b) Bertujuan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama, sehingga diperoleh kesimpulan
secara mufakat.
c) Adanya forum terbuka untuk melakukan sesi tanya jawab yang bertujuan untuk memperoleh
informasi tambahan.
d) Hasil diskusi diperoleh melalui musyawarah mufakat.
e) Adanya moderator atau ketua diskusi yang berperan sebagai pengontrol jalannya diskusi agar
diskusi tertib dan tidak keluar dari tema diskusi.
Etika berdiskusi, yaitu:
a) Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan cara memperdalam bahan-bahan atau
materi yang didiskusikan
b) Berbahasa yang baik, benar dan komunikatif
c) Tetap pada tema, jangan keluar dari persoalan yang didiskusikan
d) Tanyakan hal yang kurang jelas
Contoh Diskusi
Diskusi umumnya dilakukan di sekolahan, yaitu di kegiatan pembelajaran. Berikut ini
adalah gambaran dari sebuah diskusi yang dilakukan siswa A kelas 2 SMP setelah menyaksikan
rekaman drama, kemudian guru meminta siswa-siswa di kelas tersebut untuk mendiskusikan
tema drama tersebut.
Alifia: " Setelah mendengar pendapat teman-teman, saya cenderung menyatakan tema drama
ini adalah masalah keadilan dan kebenaran”. Secara lengkap dapat diuraikan bahwa dalam
sebuah negara harus ada pemimpin yang jujur, adil, serta berani menentang kejahatan. "
Joko: "Saya sependapat dengan Saudari Alifia. Namun, saya ingin menambahkan bahwa tema
yang ditampilkan ternyata mencakup juga masalah sosial."
Moderator: "Terima kasih Saudari Alifia dan Saudara Joko. Saya kira kita sudah sependapat
menentukan tema drama tersebut. Jadi, kesimpulan tema drama tersebut adalah keadilan,
kebenaran, dan masalah sosial dalam negara.
2. Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif
(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun
kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh
kemenangan. Debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasilnya diperoleh
melalui voting atau keputusan juri.
Tujuan berdebat adalah salah satu pihak berhasil memperoleh kemenangan
melalui adu argumentasi. Tiap-tiap pihak saling menyampaikan argumennya disertai dengan
bukti yang mendukung, sehingga pihak tersebut mampu menguatkan pendapatnya dan
mematahkan pendapat lawan.
Ciri-ciri debat, yaitu:
a) Terdapat dua sudut pandang, yaitu affirmatif (pihak yang menyetujui topik) dan negatif (pihak
yang tidak menyetujui topik)
b) Adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak
c) Adanya saling adu argumentasi yang tujuannya untuk memperoleh kemenangan
d) Hasil debat diperoleh melalui voting atau keputusan juri
e) Sesi tanya jawab bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan
f) Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator
Etika Berdebat
a) Dalam berdebat, harus diperhatikan beberapa etika, yaitu:
b) Berfikir logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam
debat
c) Mampu berbahasa dengan baik, benar dan komunikatif serta tanggap terhadap respon yang
diterima
d) Dilarang menyangkut pautkan pembahasan dengan SARA

Contoh Debat
Dalam ruang sidang, kita bisa melihat bagaimana jaksa dan pembela saling berdebat
mengeluarkan berbagai macam argumentasi. Pembela berusaha untuk membuktikan bahwa
yang dibelanya itu benar/tidak bersalah dengan menghadirkan bukti-bukti dan melontarkan
argumen yang mampu mematahkan argumen jaksa, sehingga pembela dapat memperoleh
kemenangan. Kemudian, jaksa berusaha untuk menguatkan pendapatnya melalui penyampaian
pasal-pasal yang memberatkan pembela. Sedangkan hakim bertindak sebagai penengah
sekaligus juri yang akan memutuskan siapa yang menang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksa
siswanya untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Metode pembelajaran debat efektif
dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa.
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif
(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun
kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh
kemenangan. Sementara diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan
proses berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehingga menghasilkan penyelesaian
atau penjelasan secara mufakat.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis
mengharapkan agar pembaca bersedia memberikan kritik dan sarannya yang bisa menjadi
acuan atau pedoman untuk penulis agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

www.blogspot.com
www.wikipedia.com
www.wordpres_model pembelajaran debat.com

Anda mungkin juga menyukai