Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

JENIS-JENIS DEBAT
KELOMPOK 3

UNSUR-UNSUR DEBAT
KELOMPOK 2
X IPS 3

X IPS 3
Ajie Fattah Subhan
Muntasir
Fania Ramadani
Mira Amelya
/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang debat.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Jambi,20 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. MAksud dan Tujuan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Debat.......................................................................................... 2
B. Unsure-unsur Debat..................................................................................... 3
C. Tujuan Debat................................................................................................ 3
D. Cirri-ciri Debat............................................................................................. 4
E. Jenis Debat................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 5
B. Saran................................................................................................................... 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Proses pembelajaran saat ini kurang memiliki daya tarik. Kurang menariknya
pembelajaran karena 2 hal. Pertama, pembelajaran yang dirancang oleh guru tidak dapat
memacu keingintahuan siswa untuk membedah masalah seputar lingkungan sosialnya
sekaligus dapat membentuk opini pribadi terhadap masalah tersebut. Kedua, guru
memposisikan diri sebagai pribadi yang menggurui, belum memerankan diri sebagai fasilitator
yang membelajarkan siswa.
            Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di lingkup sekolah dibutuhkan
berbagai variasi teknik yang harus dikuasai oleh seorang guru agar proses belajar yang tercipta
di kelas menjadi lebih dinamis dan bernuansa interaktif.Selain itu, variasi teknik yang
digunakan juga harus dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya dalam fase remaja sesuai dengan pedoman psikologi individu. Beberapa
diantara tugas perkembangan tersebut menjadi landasan terciptanya metode pembelajaran
kooperatif yang mengedepankan kerja sama dari para peserta didik sehingga tercipta nuansa
kelas yang dinamis, interaktif, dan dapat menjadi faktor stimulan agar peserta didik dapat
mengembangkan pola pikir yang kritis.
            Hingga saat ini, terdapat berbagai macam model yang digunakan dari turunan metode
pembelajaran tipe kooperatif. Salah satu dari model yang berkembang dan sering digunakan
pada kegiatan belajar mengajar adalah debat. Debat digunakan pendidik dalam upaya
menumbuhkembangkan pola pikir kritis dan kemampuan kerja sama antar peserta didik dalam
bentuk kelompok. Perkembangan model pembelajaran debat saat ini masih barlangsung,
bahkan model ini diterapkan hingga menjadi jenis kompetisi antar pelajar hingga tingkat
dunia. Oleh karena itu, penulis mencoba membahas metode pembelajaran debat.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.  Bagaimana mekanisme metode pembelajaran debat?
2. Bagaimana efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi
siswa?
3.  Apa perbedaan debat dan diskusi?

C.    MAKSUD DAN TUJUAN


1. Untuk mengetahui mekanisme metode pembelajaran debat
2.  Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan
partisipasi siswa
3. Mengetahui perbedaan debat dan diskusi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DEBAT
Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik
dengan istilah sawala yang ebrasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh pada
argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling
mengalahkan atau memenangkan lidah. Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu cara
untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti.
Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada berbagai kondisi, dapat
disimpulkan bahwa debat memiliki pengertian sebagai berikut:
1.    Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual
maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah. Debat
dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan
melalui voting atau keputusan juri
2.    Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda pandangan,
dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang (opositif).
3.    Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya
hendak mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar
pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya.
Oleh karena itu, dalam debat terdapat unsur pemaksaan kehendak.
4.    Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan demokratik.
5.    Sebuah kontes antara dua orang atau grup yang mempresentasikan tentang argumen
mereka dan berusaha untuk mengembangkan argumen dari lawan mereka.
Adapula debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat
legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan
menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di
tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan
dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing
mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa
orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari
debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan
debat yang lebih baik.
Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat sebenarnya di parlemen,
debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti
kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur,

2
mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat
dilakukan dalam bahasa asing).
Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif
didasarkan atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah
"debat parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai
format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
           
B. UNSUR-UNSUR DEBAT
Suatu kegiatan dapat disebut debat jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah ini:
1. Memiliki mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan dan
mempunyai sifat konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuah
debat terdapat pihak pro dan kontra.
2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap mosi yang
telah diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenai
alasan mengapa mendukung pernyatan di dalam mosi.
3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi atau pihak kontra yang tidak setuju
dengan mosi yang sudah diberikan. Pihak kontra akan menyanggah pernyataan dari
pihak afirmatif.
4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra, debat harus mempunyai pihak netral
atau pihak yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong terhadap salah satu
pihak.
5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan mengatur jalannya
debat. Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan penyampaian
mosi akan dilakukan oleh moderator.
6. Debat juga harus memiliki peserta debat yang nantinya berhak menentukan
keputusan akhir bersama juri debat. Dalam beberapa debat, peserta tidak ikut andil
dalam penentuan keputusan akhir namun jika dibutuhkan voting, maka biasanya
peserta akan diperhitungkan suaranya.
7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau notulen acara yang bertugas mencatat
hal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya mosi debat, pernyataan
moderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak, dan hasil keputusan akhir.
 
C. TUJUAN DEBAT
Debat memiliki beberapa tujuan yaitu meraih kemenangan atas argumentasi demi
mendukung sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan. Tujuan dilakukannya debat
juga untuk menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan,
menimbulkan pro dan kontra, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai dengan debat

3
bergantung pada peserta dan anggota yang diundang, mosi atau permasalahan, waktu, dan
tempat debat.
    
D. CIRI-CIRI DEBAT
Terdapat beberapa ciri-ciri debat yaitu sebagai berikut.
1. Debat memiliki pihak yang mengarahkan jalannya debat. Biasanya yang melakukan
tugas ini adalah seorang moderator.
2. Hasil akhir atau kesimpulan debat didapat dengan cara voting maupun keputusan juri
debat.
3. Terdapat hanya dua sudut pandang yaitu pro dan kontra.
4. Terjadi kegiatan saling beradu argumentasi untuk memperoleh kemenangan salah
satu pihak.
5. Terdapat suatu proses untuk saling mempertahankan argumentasi di antara kedua
belah pihak yang sedang berdebat (pihak pro dan kontra).
6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar pihak yang berdebat dengan
dipimpin oleh moderator.

E. JENIS DEBAT
Debat memiliki beberapa macam atau jenis yang dikelompokkan berdasarkan tujuan,
bentuk maupun metode yang dilakukan. Berikut ini adalah macam atau jenis debat yang
sering kita kenal.
1. Debat pemeriksaan ulangan atau cross-examination debating
Debat pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan
yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, diajukan beberapa pertanyaan
dari saling memiliki hubungan sehingga menyebabkan individu yang diberi
pertanyaan dapat mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh
pihak yang memberi pertanyaan.
2. Debat Parlementer atau Assembly or Parlementary Debating
Debat parlementer juga dikenal dengan sebutan debat Majelis. Fungsi debat
perlementer ini yaitu untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu
undang-undang tertentu. Di dalam debat parlementer seluruh anggota debat berhak
mengajukan pendapat dan gagasannya apakah ia mendukung ata menentang usul
yang telah disampaikan setelah diizinkan oleh majelis debat engan disertai alasan
yang kuat.
3. Debat Formal
Debat formal juga dikenal dengan sebutan debat konfensional atau debat pendidikan.
Debat formal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing
tim pembicara untuk menyampaikan kepada audiens atau peserta debat tentang

4
beberapa argumen maupun gagasan yang dapat menunjang atau menolak usulan.
Argumen yang disampaikan harus masuk akal, jelas, dan menyangkut kebutuhan
bersama.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Metode pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksa
siswanya untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Metode pembelajaran debat
efektif dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa.
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif
(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun
kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat
memperoleh kemenangan. Sementara diskusi adalah metode untuk memecahkan
permasalahan dengan proses berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehingga
menghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat.

B.    SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis
mengharapkan agar pembaca bersedia memberikan kritik dan sarannya yang bisa menjadi
acuan atau pedoman untuk penulis agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.

5
DAFTAR PUSTAKA

 Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa.
 http://makalahkomplit.blogspot.com/2012/10/makalah-debat.html

Anda mungkin juga menyukai