Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TUGAS BAHASA INDONESIA

KELOMPOK 6
KELAS X.2

ANGGOTA: 1. AULIA NOFITA PUTRI


2. LUCKY FARGANY
3. ILHAM ZIKRI RAMADHAN
4. RANI RAHMADILLA
5. TRISA ARIONATA

PEMBIMBING : NOFLISMEN ANAS, M.PD

SMA 1 BATUSANGKAR
TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang debat.
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada bapak Noflismen
Anas, M. Pd selaku guru bahasa Indonesia, serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.

Batusangkar, 29 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………. i
Daftar isi………………………………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Tujuan Pembelajaran………………………………………………………………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………..
2.1 Definisi Debat………………………………………………………………………
2.2 Ciri-Ciri Debat………………………………………………………………………
2.3 Unsur-Unsur Debat………………………………………………………………….
2.4 Struktur Debat……………………………………………………………………….
2.5 Kaidah Kebahasaan…………………………………………………………………
BAB 3 KESIMPULAN……………………………………………………………….. .
BAB 4 EVALUASI…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang membahas suatu masalah dan
masing-masing mengemukakan pendapatnya atau alasan. Menurut Widyamartaya, berdebat
berarti berbicara kepada lawan bicaranya untuk membela atau menyerang/pendapatnya,
saling beradu kepandaian dan logika. Di dalam konteks pemilu, debat berarti saling beradu
kepandaian dan logika membahas suatu masalah daerah pemilih dengan menyampaikan visi,
misi, rencana program, dan argumen-argumen oleh calon pejabat/peserta debat.
Sehubungan dengan situasi tersebut, secara sadar maupun tidak sadar peserta debat
tersebut telah melakukan kegiatan berbahasa dengan berposisi sebagai penutur dan mitra
tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi pragmatis
tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi
sasaran sekaligus kawan penutur didalam pentuturan. Peran penutur dan mitra tutur dilakukan
silih berganti dalam sebuah tindak tutur.
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa peristiwa itu dapat dikaji dalam ilmu
kebahasaan. Debat yang dipelajari dalam pembelajaran ini merupakan debat ilmiah, bukan
debat kusir seperti yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk membahas makalah mengenai debat.

1.2 Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran debat ini yaitu
1.2.1 untuk menambah pengetahuan mengenai definisi debat
1.2.2 untuk menambah pengetahuan mengenai ciri-ciri debat
1.2.3 untuk menambah pengetahuan mengenai unsur-unsur debat
1.2.4 untuk menambah pengetahuan mengenai struktur debat
1.2.5 untuk menambah pengetahuan mengenai kaidah kebahasaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Debat


Debat merupakan suatu proses saling bertukar pendapat untuk membahas suatu isu
dengan masing-masing pihak yang memberi suatu alasan. Apabila perlu ditambah dengan
informasi, bukti dan data untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hasil debat
biasanya menghasilkan sudut pandang baru yang bisa diterima kedua belah pihak.
Menurut beberapa ahli, terdapat beberapa definisi mengenai debat, yaitu :
2.1.1 Hendri Guntur Tarigan
Debat merupakan saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia,
dengan tujuan mencapai kemenangan satu pihak.
2.1.2 Asidi Dipodjojo
Debat merupakan suatu proses komunikasi lisan yang dinyatakan dengan bahasa
untuk dapat mempertahankan pendapat.
2.1.3 J.S. Kamdhi
Debat merupakan suatu pembahasan atau tukar pendapat mengenai suatu pokok
masalah yang mana tiap-tiap peserta memberikan alasan untuk dapat mempertahankan
pendapatnya.

2.2 Ciri-Ciri Debat


Debat memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu :
2.2.1 Terdapat dua kubu yang berdebat yaitu tim afirmasi (pro isu) dan tim oposisi (kontra
isu)
2.2.2 Terdapat dua sudut pandang yang saling menojolkan argument, menukar dan
mempertahankan pendapat, yaitu pro dan kontra
2.2.3 Adanya pihak penengah atau moderator
2.2.4 Terdapat topik atau isu yang diperdebatkan
2.2.5 Terdapat argumentasi
2.2.6 Terjadi sesi tanya jawab yang bersifat menjatuhkan atau mematahkan argumen lawan
2.2.7 Terjadi adu pendapat dan argumen jika ingin mendapatkan kemenangan
2.2.8 Cara menentukan pemenang bisa dilakukan berdasarkan keputusan juri atau dengan
voting dari tim juri
2.2.9 Semua peserta mentaati prosedur dan aturan debat, yang bertujuan untuk melindungi
sekaligus mempertahankan argumen kedua belah pihak.

2.3 Unsur-Unsur Debat


Debat juga memiliki beberapa unsur yang membangun suatu debat, seperti :
2.3.1 Mosi
Mosi merupakan penentuan topik, tema, isu atau permasalahan yang diangkat dalam
debat. Mosi dapat berupa satu kalimat utuh yang minimal berisi subjek, prediket dan
objek
2.3.2 Tim afirmatif
Tim atau kelompok debat yang pro atau setuju dengan gagasan dari mosi atau topik
yang diangkat dalam debat
2.3.3 Tim oposisi
Tim atau kelompok kontra yang tidak setuju atau menentang dari gagasan mosi dan
tim afirmasi yang diangkat dalam debat
2.3.4 Pihak netral (penoton atau juri)
Pihak yang tidak memilih dan memihak pro atau kontra dari mosi maupun kedua tim
debat. Tugasnya yaitu memperhatikan dan menyimak perdebatan dua kelompok dan
juga menjadi penentu pihak mana yang memenangkan debat
2.3.5 Moderator
Seseorang yang menjadi pemimpin atau pemandu yang mengarahkan dan mengatur
jalannya kegiatan debat agar sesuai dengan prosedur debat dan tidak keluar dari
pembahasan
2.3.6 Notulen (penulis)
Seseorang yang bertugas menulis atau mencatat semua hal yang berkaitan dengan
berlangsungmya debat dari awal sampai akhir hingga memberikan kesimpulan dari
hasil debat tersebut.

2.4 Struktur Debat


Debat memiliki beberapa struktur, antara lain:
2.4.1 Pengenalan
Pada bagian pengenalan moderator menyampaikan salam pembuka dan
memperkenalkan pihak atau tim yang akan berdebat, selain itu moderator juga
menyampaikan mosi dari debat yang akan berlangsung
2.4.2 Penyampaian argumentasi
Penyampaian argumentasi disampaikan oleh pihak afirmasi, pihak oposisi dan pihak
netral/penengah. Penyampaian argumentasi ini memeberikan kesempatan kepada
masing-masing kelompok untuk menyampaikan materi yang mereka ingin paparkan
2.4.3 Debat
Pada bagian ini, pihak afirmasi dan pihak oposisi saling memberikan sanggahan, lalu
ditengahi oleh pihak netral. Jika pihak netral tidak ada, maka boleh ditengahi oleh
moderator selaku pemimpin acara debat. Pada saat inilah terjadinya pro dan kontra
mengenai masalah yang diperdebarkan
2.4.4 Kesimupulan
Pada bagian ini, pihak afirmasi, pihak oposisi dan pihak netral menyampaikan
kesimpulan terkait mosi, pendapat serta sanggahan dari tim lain
2.4.5 Penutup
Pada bagian ini, moderator memberikan kesimpulan secara keseluruhan tanpa
berpihak kepada pihak manapun, kemudian menutup kegiatan debat dengan salam

2.5 Kaidah Kebahasaan


Debat yang dipelajari dalam pembelajaran ini merupakan debat ilmiah, bukan debat
kusir seperti yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam debat kusir
biasanya bertujuan untuk mengalahkan pendapat pihak lain yang sering kali dilakukan tanpa
memedulikan kesahihan argumen yang disampaikan.
Sebagai sebuah kegiatan ilmiah, debat dilakukan dengan menggunakan ragam bahasa
baku sekaligus ilmiah. Pemelihan ragam bahasa ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir,
baik dalam pengguanaan ragam bahasa tulis maupun lisan, kelengkapan, kecermatan dan
kejelasan pengungkapan ide yang harus diperhatikan.
Ragam bahasa ilmiah ini memiliki beberapa ciri, yaitu:
2.5.1 kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesaui dengan kaidah bahasa
baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa,
kalimat dan paragraf)
2.5.2 Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapt diterima akal sehat
(logis), harus tepat dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran
dan runtun serta sistematis. Hal ini tergantung pada ketepatan pemilihan kata (diksi)
dan penyusunan struktur kalimat hingga kalimat yang digunakan efektif
2.5.3 kata yang dipilih memiliki makna yang sebenarnya (denotatif)
Kaidah kebahasaan teks debat harus meperhatikan beberapa hal, yaitu:
2.5.1 menggunakan kalimat yang kompleks
Teks debat biasanya terdiri dari berbagai macam struktur dan kata kerja berupa
subjek, prediket dan objek
2.5.2 menggunakan kalimat konjungsi
Teks debat biasanya akan sering memanfaatkan konjungsi untuk menghubungkan
beberapa kalimat maupun kata yang ada
2.5.3 menggunakan kata rujukan
Teks debat umumnya menggunakan rujukan untuk memberi informasi seperti: ini,
dia, itu, di sini, beliau dan sebagainya.
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Debat merupakan suatu proses saling bertukar pendapat untuk membahas suatu isu
dengan masing-masing pihak yang memberi suatu alasan
3.2 Ciri-ciri debat berupa adanya dua kubu yang berdebat, adanya dua sudut pandang
yang saling menojolkan argument, menukar dan mempertahankan pendapat, adanya
pihak penengah, terdapat topik atau isu yang diperdebatkan,adanya argumentasi,
terjadi sesi tanya jawab yang bersifat menjatuhkan atau mematahkan argumen lawan,
menentukan pemenang bisa dilakukan berdasarkan keputusan juri.
3.3 Dalam suatu debat memiliki beberapa unsur, yaitu adanya suatu mosi, tim afirmatif,
tim oposisi, adanya pihak netral, adanya moderator dan notulen.
3.4 Dalam setiap debat ilmiah memiliki struktur debat berupa pengenalan, penyampaian
argumentasi, debat, kesimupulan, penutup
3.5 penulisan debat juga memenuhi kaedah kebahasaan yaitu menggunakan kalimat yang
kompleks, menggunakan kalimat konjungsi, dan menggunakan kata rujukan
BAB 4
EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai