Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

DEBAT

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MUARA WAHAU

TAHUN AJARAN 2020/2021

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Ratna Sari
2. Abdul Majid U. Laba
3. Afi Nandi Cahyani
4. Ahmad Sahdan Ardiantara
5. Allya Putri Tajung
6. Anita Ruge
7. Widya Sayekti

X ADMINISTRASI PERKANTORAN 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini mengenai “Debat” dengan baik dan tepat
waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang ikut serta membantu menyelesaikan
makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai materi pada makalah ini.

Semoga dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dalam hal
ini dapat menambah wawasan mengenai Debat khususnya penulis.Makalah ini masih jauh dari
sempurna,maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju
arah yang lebih baik.

Muara Wahau,30 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB II
 
PEMBAHASAN
 
A. PENGERTIAN DEBAT
 Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identikdengan istilah
sawala yang ebrasal dari bahasa Kawi yang berarti berpegang teguh padaargumen tertentu dalam
strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk salingmengalahkan atau memenangkan lidah.
Jadi, definisi dari debat sendiri adalah suatu carauntuk menyampaikan ide secara logika dalam
bentuk argumen disertai bukti.Berdasarkan beberapa kajian dan kasus yang dihadapi pada
berbagai kondisi, dapatdisimpulkan bahwa debat memiliki pengertian sebagai
berikut:1. Debat adalah kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih,
baik secara individualmaupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah.
Debatdilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkanmelalui
voting atau keputusan juri2. Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda
pandangan,dimana antara satu pihak dengan pihak yang lain saling menyerang
(opositif).3. Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan
hanyahendak mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari
orang lain dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya.Oleh karena itu, dalam
debat terdapat unsur pemaksaan
kehendak.4. Debat adalah aktivitas utama dari masyarakat yang mengedepankan
demokratik.5. Sebuah kontes antara dua orang atau grup
yang mempresentasikan tentang argumenmereka dan berusaha untuk mengembangkan argumen
dari lawan mereka.Adapula debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar
kandidatlegislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum
dilakukanmenjelang pemilihan umum. Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk
permainan yang biasa dilakukan ditingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat
dilakukan sebagai pertandingandengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak
yang masing-masingmendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu
atau beberapaorang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat.
Pemenang daridebat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan
kemampuandebat yang lebih baik.Debat kompetitif dalam pendidikan tidak seperti debat
sebenarnya di parlemen,debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan keputusan namun
lebih diarahkanuntuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya,
sepertikemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur,
mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debatdilakukan
dalam bahasa
asing). Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitifdidasarkan
atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah"debat parlementer"
sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagaiformat debat parlementer
yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
B. UNSUR-UNSUR DEBAT
Suatu kegiatan dapat disebut debat  jika memiliki beberapa unsur-unsur di bawah ini:1. Memiliki
mosi. Emosi adalah topik atau bahasan yang akan diperdebatkan danmempunyai sifat
konvensional. Adanya mosi sangat penting karena di dalam sebuahdebat terdapat pihak pro dan
kontra.2. Debat harus memiliki pihak pro atau pihak afirmatif yang setuju terhadap
mosi yangtelah diberikan. Pihak pro akan memberikan pidatonya terlebih dahulu mengenaialasan
mengapa mendukung pernyatan di dalam mosi.3. Selain pihak pro, juga terdapat pihak oposisi
atau pihak kontra yang tidak setujudengan mosi yang sudah diberikan. Pihak kontra akan
menyanggah pernyataan dari pihak afirmatif.4. Sebagai penengah antara pihak pro dan kontra,
debat harus mempunyai pihak netralatau pihak yang tidak menaruh dukungan dan tidak condong
terhadap salah satu pihak.5. Dalam debat harus ada moderator yang bertugas mempin dan
mengatur jalannyadebat. Tata tertib debat, memperkenalkan masing-masing pihak, dan
penyampaianmosi akan dilakukan oleh moderator.6. Debat juga harus memiliki peserta debat
yang nantinya berhak menentukankeputusan akhir bersama juri debat. Dalam beberapa debat,
peserta tidak ikut andildalam penentuan keputusan akhir namun jika dibutuhkan voting, maka
biasanya peserta akan diperhitungkan suaranya.7. Unsur yang terakhir yaitu adanya penulis atau
notulen acara yang bertugas mencatathal-hal terkait debat yang sedang berlangsung misalnya
mosi debat, pernyataanmoderator, penyampaian masing-masing tim atau pihak, dan hasil
keputusan akhir.
C. TUJUAN DEBAT
Debat memiliki beberapa tujuan yaitu meraih kemenangan atas argumentasi demimendukung
sesuatu yang ingin ditegakkan atau dijalankan. Tujuan dilakukannya
debat juga untuk menunjukkan kebenaran atas sesuatu yang sedang dipermasalahkan,menimbulk
an pro dan kontra, dan sebagainya. Tujuan yang ingin dicapai dengan debat bergantung pada
peserta dan anggota yang diundang, mosi atau permasalahan, waktu, dantempat debat.

D. CIRI-CIRI DEBAT
Terdapat beberapa ciri-ciri debat yaitu sebagai berikut.1. Debat memiliki pihak yang
mengarahkan jalannya debat. Biasanya yang melakukantugas ini adalah seorang
moderator.2. Hasil akhir atau kesimpulan debat didapat dengan cara voting maupun
keputusan juridebat.3. Terdapat hanya dua sudut pandang yaitu pro dan kontra.4. Terjadi kegiata
n saling beradu argumentasi untuk memperoleh kemenangan salahsatu pihak.5. Terdapat
suatu proses untuk saling mempertahankan argumentasi di antara kedua belah pihak yang sedang
berdebat (pihak pro dan kontra).6. Di sesi tertentu terdapat kegiatan tanya jawab antar
pihak yang berdebat dengandipimpin oleh moderator.
E. JENIS DEBAT
Debat memiliki beberapa macam atau jenis yang dikelompokkan berdasarkan
tujuan, bentuk maupun metode yang dilakukan. Berikut ini adalah macam atau jenis debat yang
 
sering kita kenal.
1.
 
  Debat pemeriksaan ulangan atau
cross-examination debating
 
Debat pemeriksaan ulangan dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan
 
yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat ini, diajukan beberapa pertanyaandari saling
memiliki hubungan sehingga menyebabkan individu yang
diberi pertanyaan dapat mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak
yang memberi pertanyaan.
2.
 
  Debat Parlementer atau
Assembly or Parlementary Debating
 
Debat parlementer   juga dikenal dengan sebutan debat Majelis. Fungsi debat
 
 perlementer ini yaitu untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatuundang-
undang tertentu. Di dalam debat parlementer seluruh anggota debat berhakmengajukan pendapat
dan gagasannya apakah ia mendukung ata menentang usulyang telah disampaikan setelah
diizinkan oleh majelis debat engan disertai alasanyang kuat.
3.
 
  Debat Formal
Debat formal  juga dikenal dengan sebutan debat konfensional atau debat pendidikan.Debat
formal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masingtim pembicara untuk
menyampaikan kepada audiens atau peserta debat tentang
beberapa argumen maupun gagasan yang dapat menunjang atau menolak usulan.Argumen yang
disampaikan harus masuk akal, jelas, dan menyangkut kebutuhan bersama.

F. TATA CARA DEBAT
Bagaimana tata cara melakukan debat yang baik dan benar? Berikut ini adalah tata carayang
dapat anda lakukan.1. Memahami dan menjalankan peraturan debat yang telah disepakati oleh
peserta dananggota debat. Jika seorang anggota debat melanggar peraturan maka
akan berpengaruh kepada timnya.2. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya disampaikan dengan
profesional, tidakmenghina, menguji, maupun merendahkan lawan, pertanyaan juga tidak
bolehmenyerang lawan secara pribadi namun fokus ke permasalahan yang sedang
dibahas.3. Ajukan argumen dengan analisis yang kritis, masuk akal, dan runtut. Ketiga hal
iniakan lebih baik jika dilakukan dengan kemampuan retorika yang baik.4. Dalam
menyampaikan gagasan kenali dan pahami kelemahan maupun kelebihanyang dimiliki lawan.
Hal ini sangat penting untuk  menyusun strategi debat sehingga
 
efektif dalam menyangkal dan mempengaruhi lawan bahkan seluruh peserta debat.5. Argumen
yang disampaikan tidak perlu terlalu banyak karena waktu yang terbatas.Susun argumen ke
dalam poin-poin yang singkat dan lugas yang merujuk langsungke permasalahan yang sedang
didebatkan.6. Memahami dengan baik tentang kesalahan-kesalahan
dalam berpikir terutama pada penyelesaian masalah. Hal ini juga berfungsi untuk mengetahui kel
emahanargumentasi yang diberikan oleh lawan.7. Menyajikan gagasan yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Sertakan jugadata-data yang valid yang dapat mendukung
argumen atau gagasan.8. Buatlah kesimpulan yang menunjukkan pernyataan final
dengan kalimat yang lugasdan langsung menuju ke titik celah lawan. Penyampaian kesimpulan
tidak perluterlalu panjang cukup poin-poin yang menegaskan argumentasi dan
disampaiandengan tegas untuk menunjukkan rasa percaya diri bahwa argumentasi
tersebut benar.Pada tingkat sekolah menengah atas, pola pikir siswa harus mulai dibangun
membentukkarakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di
sekitarnya.Biasanya, ketika siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang
menuntutsebuah keputusan untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa
kubu pendukung suatu keputusan (biasanya disebut kelompok Pro), siswa kubu penolak
(kelompok Kontra)
, dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan tidak
memilih pihak manapun. Dengan pembelajaran smetode debat, siswa dibentuk menjadi hanya
dua jenis kelompokyaitu Pro dan Kontra.Berikut ini adalah langkah-langkah debat yang biasanya
diterapkan di kelas dalamlingkup sekolah menengah atas:1. Guru membagi siswa menjadi
dua kelompok peserta debat, yang satu pro dan yanglainnya
kontra.2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan diperdebatkan
oleh keduakelompok di atas.3. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah
satu anggota kelompok prountuk berbicara saat itu, kemudian setelah selesai ditanggapi oleh
kelompok kontra.Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide
dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide yang
diharapkan.5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.6. Dari data-data yang
diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuatKesimpulan atau rangkuman yang
mengacu pada topik yang ingin dicapai.Dengan adanya acuan teknis diatas, dapat dilihat bahwa
model debat mengadopsigabungan dari beberapa metode pembelajaran seperti Diskusi, Ceramah,
danPembelajaran Kooperatif.G. STRUKTUR DEBATDebat yang baik harus memenuhi struktur
debat yang telah disepakati bersama. Berikutini adalah struktur debat yang baik dan
benar.1. Perkenalan harus dilakukan oleh masing-masing tim atau pihak (afirmasi, oposisi,dan
netral)2. Penyampaian argumentasi. Dalam debat, masing-masing tim pro maupun
kontramenyampaikan argumentasi atau gagasan tentang mosi yang telah diberikan.Penyampaian
argumentasi ini dimulai dari tim pro, lalu tim kontra, kemudian diakhirioleh tim netral.3.
Melakukan debat merupakan hal utama. Masing-masing tim diharuskanmenyampaikan
argumentasi maupun sanggahan kepada lawan.4. Kesimpulan merupakan hasil akhir debat yang
sebelumnya diawali dengan penutupyang disampaikan oleh masing-masing
tim.5. Keputusan diambil dari hasil voting, mosi, resolusi, dan sebagainya. Jenis keputusanada
tiga yaitu keputusan oleh para pendengar atau decision by the audience,keputusan oleh hakim
atau decision by judges, dan keputusan dengan kritik ataudecision by critique.

H. CONTOH DEBAT
Contoh Debat (Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan Full Day School). 
 
Pembaca kritis yang terhormat dan guru gangsa yang saya kagumi. Setelah sekian lamatidak
ngeblog 
 karena berbagi kesibukan yang
“mendera”.
 Kali ini saya ingin membagikancontoh teks debat yang saya ulas seadanya saja. Selanjutnya
biarlah pembaca dan bapakibu guru yang mengemasnya menjadi lebih baik lagi.Teks debat ini
tidaklah sempurna, berharap rekan guru bisa
“mendaur 
 
ulang”
 dan menjadilebih baik dalam penyajiannya di depan kelas.
Mosi Debat Kebijakan Pemerintah dalam Menerapkan Full Day School
 
Pembicara Pertama Tim Pro
Selamat pagi dan salam sejatera.Dewan juri, rekan-rekan dari tim kontra, dan pengatur waktu
yang saya hormati.Perkenalkan Kami dari SMA 1 Kanaan Jakarta. Saya Veronica sebagai
pembicara pertama; dimana tugas saya mendefinisikan mosi yang
diperdebatkan pada pagi hari ini,kemudian memberi batasan sebagai dasar argumen tim kami,
dan akan memperkuatargumentasi dengan beberapa penjelasan umum yang berkaitan dengan
topik debat kaliini.Selanjutnya rekan saya Hellen Yoanita sebagai pembicara kedua menanggapi
pernyataandari tim kontra, kemudian menguatkan kembali argumentasi tim kami dengan contoh
 – 
 contoh kongkrit.Terakhir sebagai pembicara ketiga, saudari Grace akan menanggpi kembali
pernyataandari tim kontra. Kemudian menguatkan argumentasi tim kami, dan
merangkum pernayataan dari pembicara pertama dan kedua.Bagian akhir dari sistematika debat
ini akan ditegaskan kembali oleh saudari Hellen pembicara kedua tim pro dalam pidato
penutup.Dewan juri, dan hadirin sekalian.Mosi debat pada kesempatan ini adalah
Kebijakan Pemerintah dalam MenerapkanFull Day School
.Mengawali argumentasi tim kami, saya ingin mengutip
Undang-Undang Nomor 20 tahun2003
 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
,
  Pasal  3
, tentang
tujuan pendidikannasional.
 Di situ dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMah
a Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggung jawab.Jadi tujuan pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan
pekerjaan tetapi agar moral yang baik.
Siapa yang mengurus hal ini secara organisatoris, tentu pemerintah pusat, dalam hal inikebijakan
melalui menteri pendidikan.Muhadjir Effendi selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah
mengeluarkankebijakan tentang
  Full Day School 
. Kebijakan ini berlaku pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP hingga SMA di
seluruh Indonesia.Maksud dan tujuan dengan dikeluarkannya kebijakan ini adalah
mengembalikan
esensi pendidikan pada kondisi yang ideal, yakni pendidikan karakter dari siswa terpenuhi danm
emperoleh pengetahuan umum yang mumpuni. Dengan demikian, kata MuhadjirEfendi, dilansir
dar ihttp://nasional.kompas.com, 
 
“Para
  siswa dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan kegiatankontraproduktif, seperti
penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan
  sebagainya”.
 
Selanjutnya soal perubahan nama full day school menjadi pendidikan penguatan karakter(PPK)
akan dijelaskan oleh rekan saya Hellen sebagai pembicara kedua.
 Bagian ini, saya ingin mengajukan pertanyaan retoris kepada tim kontra,
‘apakah
 timkontra tidak mau memiliki moral yang
 baik?’.
 Karena
  full day school 
 fokusnya adalah pendidikan karakter. Terkait hal ini akan dijelaskan oleh rekan saya pembicara
kedua.Kami tim pemerintah, meyakini sepenuhnya bahwa hanya orang tidak waras saja
yangtidak menginginkan moral dan ahlak yang baik. Pada konteks ini, artinya anda setujudengan
argumen kami.Oleh karena itu, dapat saya simbulkan bahwa, kebijakan pemerintah tentang
  full day school 
 harus dan sangat layak untuk didukung dengan beberapa argumen penutup,sebagai
berikut:1. Secara harafiah tugas seorang pelajar ya belajar. Maka apapun
kebijakan pemerintahselama itu masih dalam koridor belajar maka harus didukung.2. Di tengah
fenomena teknologi yang terus berkembang dan kecenderungan remaja pada gadjet harus
dikurangi, maka salah satu caranya adalah dengan full day school.3. Minimnya waktu orang tua
dengan anak karena rutinitas kerja maka kebijakan
  fullday school 
 adalah pilihan yang tepat untuk menghindari anak melakukan tindakan-tindakan negatif yang
merugikan dirinya dan masa depannya.4. Hidup itu selalu berkembang, oleh karena itu lembaga
pendidikan pun harusmenyesuaikan dengan perkembangan dan tantangan yang ada untuk
menghasilkangenerasi yang moralnya baik dan mampu bersaing dalam perkembangan zaman
yangsemakin moderen dan penuh tantangan.5. Hanya dengan pendidikanlah maka keberadaan
sebuah bangsa akan berlanjut. Olehkarena itu, pendidikan yang baik harus disesuaikan dengan
tantangan yang dihadapioleh Indonesia saat ini; yakni keatusian sosial, radikalisme, tawuran
antar pelajar, dannarkoba yang merusak seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jadi sekali lagi saya tegaskan bahwa kami tim pro sangat mendukung mosi ini, dengandasar
argumentasi yang telah kami kemukakan sebelumnya.Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya
kembalikan kepada moderator.
Pembicara Pertama Tim Kontra
 Selamat pagi dan salam sejatera.Hadirin, dewan juri, dan tim pro yang kami
terhormati.Perkenalkan Kami dari SMA Kehidupan Jakarta. Saya Antonius sebagai
pembicara pertama tim kontra; pada kesempatan ini akan menanggapi pernyataan dari pembicara 
pertama tim pro. Kemudian menjelaskan dasar argumen tim kami, yang berkaitan dengantopik
debat kali ini.Selanjutnya rekan saya Mario sebagai pembicara kedua akan kembali
menanggpi pernyataan dari lawan; kemudian menguatkan kembali kontruksi berpikir tim kamide
ngan contoh
 – 
 contoh kongkrit.Terakhir sebagai pembicara ketiga, saudara Jose akan menanggpi pernyataan
dari tim pro. Kemudian menguatkan argumentasi tim kami, dan merangkum pernayataan dari pe
mbicara pertama dan kedua.Bagian akhir dari sistematika debat ini akan ditegaskan kembali oleh
saya sendiri,Antonius sebagai pembicara pertama tim kontra dalam pidato penutup
sesi ini.Hadirin dan dewan juru yang terhormat. Mosi debat pada sesi ini adalah
KebijakanPemerintah dalam Menerapkan Full Day School.
Sebelum saya menanggapi danmemberi batasan pada mosi ini saya ingin memaparkan dua hal
tentang kondisi dunia pendidikan kita. Pertama soal guru dan kedua soal sarana dan pra sarana.
Pertama soal guru,
 Mengapa guru. Ya jelas guru yang mengajar; kalau guru itu tidak memiliki kemampuanmaka
secara otomatis mutu pendidikan menurun. Apapun kurikulumnya, bahkan mauganti sampai
berapa ratus kali tidak akan membuat kualitas pendidikan Indonesia menjadilebih baik.Ada bukti
yang menunjukan mutu pendidikan itu rendah akibat kurangnya kompotensiguru, hal ini bisa kita
lihat padahttp://bengkuluekspress.com/kompetensi-guru-bahasa-
 
masih-rendah. Di sini dikatakan saat uji kompotensi guru tahun 2006 standarnya adalah 5,5 itu
banyakyang tidak lulus, apalagi saat ini tahun 2017 standar UKG telah dinaikan menjadi
8logikanya tentu banyak yang tidak lulus.Lantas pertanyaan saya, menurut tim pro mungkinkah
pendidikan Indonesia akan
lebih baik jika diajarkan oleh guru yang hasil UKG 5,5 saja tidak lulus?. Tidak perlu dijawabteta
pi direnungkan saja. Belum lagi kasus pelecehan seksual oleh guru.
Jadi kesimpulannya adalah meski kurikulum diganti 100 kali pun tetapi jika kualitas gurukurang,
sarana dan pra sarana tidak memadai. Maka kurikulum sebagus apapun tidakakan berhasil
meningkatkan pendidikan di Indonesia. Apalagi dengan embel-embelmengubah moral remaja.
Selain itu kerja sama dengan orang tua sangatlah penting karenaorang tua murid yang punya
anak. Sedangkan fakta menunjukan orang tua
menggagas petisi menolak full day school, beritakompas, http://nasional.kompas.com/read/2016/
08/09/13395511/tak.setuju.usulan.mendik 
 
 bud.orangtua.siswa.gagas.petisi.tolak.full.day.school. 
 
Kemudian penolakan yang sama dilakukan oleh siswa-siswi SMA N
6Jakarta.http://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/08/16195301/wacana.sekolah.full.d
 
ay.ini.tanggapan.murid.dan.orangtua. Soal ini akan dijelaskan oleh rekan saya pembicara
 
kedua.Solusi yang kami berikan adalah perbaiki kualitas guru dan bangun sarana dan pra
saranadi daerah terluar terlebih dahulu baru kebijakan ini di terapkan. Tetapi selama sarana
dan pra sarana di daerah belum ada pemerataan seperti Jakarta dan kualitas guru belumdiperbaiki
maka kami dengan tegas menolak mosi ini. Dengan berbagai dasar pemikiranyang telah
dikemukakan pada bagian terdahulu.Soal moral, seperti disinggung oleh pembicara pertama tim
pro, dengan tegas sayanyatakan bahwa itu adalah tanggung jawab seluruh stekholder, bukan saja
sekolahsemata. Orang tua, tokoh masyarakat, dan tokoh agama berperan di situ juga.
Rincinyaakan dikemukakan oleh rekan saya pembicara kedua.Jadi sekali lagi saya nyatakan
dengan tegas, kami sangat menolak mosi ini karena tidakefektif dan efisien. Sekian dan terima
kasih, waktu selanjutnya saya kembalikan padaModerator.
Pembicara Kedua Tim Pro
 
(salam pembuka dan pembuka pembicaraan disesuaikan redaksinya)
 Menanggapi kesangsian dari pembicara pertama tim kontra soal
  full day school
tidakakan bisa berjalan jika kualitas guru, sarana, dan pra sarana sekolah belum disiapkan.Saya
ingin mengutip pernyataan Nurson Wahid, seorang politisi muda dan cendekiawanMuslim yang
mengatakan;
“masalah
  terjadi karena orang gagal paham dan salah
  paham”.
 Gagal paham karena orang memiliki kecenderungan melihat suatu kebijakan secarasepintas
kemudian bereaksi, dan reaksinya berlebihan sehingga menimbulkan salah paham.Baiklah rekan-
rekan tim kontra yang saya hormati, dilansir dar ihttp://news.liputan6.com, 
 
kalau anda berkenan saudara bisa membacanya sendiri, saya bawah print outnya. Disitu,
Narsulla
, staf khusus Kendikbud bidang komunikasi publik, mengatakan:
“Konsekuensi
  diterapkan    full  day  school    tersebut harus ada penambahan fasilitas di
 
lingkup sekolah. Penambahan fasilitas umum di sekolah tersebut menggunakan dana
hibah”.
  Kata Nasrullah di sela Focus Groups Discussion (FGD) Penguatan Media
dalam  Mensosialisasikan Kebijakan Mendikbud di Malang, Jawa Timur, Sabtu 18 Maret 2017.
 Artinya soal sarana dan pra sarana yang dikawatirkan oleh tim kontra tadi, jauh-jauh harisudah
dipikirkan, bahkan sudah ada yang melaksanakan. Saya akan membacakan pernayataan
Narsulla staf khusus kemendikbud
 pada pargraf selanjutnya;Artinya apa, yang dikawatirkan tim kontra sudah dilaksanakan. Fakta
lain punmenunjukan ada 540 sekolah yang menerima dana hibah untuk melengkapi
fasilitassekolah yang belum ada atau kurang. Artinya, kebijakan ini sudah berjalan, dan
jikamayoritas orang tidak setuju, bahkan anda katakan tadi menggagas petisi, tetapi mengapaada
540 sekolah yang setuju menerima dana hibah?. Paksaan, tekanankah itu?.Menurut hemat kami,
ini hanya sekelintir orang yang tidak menginginkan revolusi mentalterjadi di negeri ini; sehingga
dengan segala daya upaya hendak menghentikan programyang baik ini.Kemudian kekawatiran
kedua adalah soal guru dengan dihadirkan hasil UKG guru tahun2006 dan 2017 sebagai data
perbandingan.Rekan-rekan tim kontra yang kami hormati. Di bagian akhir
pernayataan Nasrullah bahwa,
"rasio guru dan siswa pun juga tidak merata dan rata-rata guru menumpuk di Jawa atau di
lokasi tertentu. Oleh karena itu dalam waktu dekat akan dilakukan, Gerakanliterasi di Sekolah
.Artinya apa, lagi-lagi saya harus katakan bahwa anda berpikir saat ini. Namun jauhsebelum itu,
pengampuh kebijakan kita telah memikirkannya terlebih dahulu. Sebelumanda berpikir dan
sebelum mereka melakukan kebijakan penerapan
  full day  school
segalasituasi, termasuk apa yang tim kontra pikirkan sudah lebih dulu dipikirkan
dandilaksanakan.Selain itu, soal kualitas guru, telah dilakukan pelatihan guru dengan sistem
klaster padamasa peralihan dari Anis Baswedan ke Muhadjir Effendi, menteri pendidikan saat
ini.Artinya apa, beliau sudah teruji dalam situasi sulit untuk berpikir cepat dan tepat.Sehingga
kebijakan yang digagas olehnya sendiri tentu telah dibekali dengan
kontruksi berpikir sebab akibat. Termasuk item penting dalam bidang pendidikan, yakni guruseb
agai garda terdepan.Jadi saran kami anda jangan terlalu kwatir
berlebihan.Kemudian meyoal tentang
  full day school 
, perlu kita ketahui bersama bahwa penamantersebut telah diganti menjadi Pendidikan Penguatan
Karakter (PPK) dengan
jadwal pelajaran tetap namun aktifitas sekolah yang lain ditambah dengan fokus utama adalah pe
ndidikan karakter.
Jadi bisa saya simpulkan bahwa kelompok pro memiliki tingkat kekawatiran berlebihanyang
tidak berdasar dan beralas; karena segala kekawatiran yang dikemukakan, soal gurumaupun
sarana pendidikan; jauh sebelumnya sudah dipikirkan dan dilaksanakan oleh pengampuh
kebijakan yakni pemerintah, melalui menteri pendidikan nasional.Jadi kami mendukung mosi ini
untuk mengaktualisasikan revolusi mental demi generasisesudah kita dan Indonesia yang lebih
baik.Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.
Pembicara Kedua Tim Kontra
 
(salam pembuka dan pembuka pembicaraan disesuaikan redaksinya)
 Tadi pembicara kedua dari tim pro mengatakan,
“jauh
 sebelum kami berpikir pemerintahtelah memikirkanya dan
melaksanakannya”.
 Jadi kekawatiran kami tentang kualitas gurudan masalah sarana dan pra sarana telah dengan
tegas dinyatakan tidak berdasar.Walaupun sejatinya yang kami sampaikan itu, khususnya
kualitas guru merekapunmerasakannya karena mereka juga adalah pelajar.Dewan juri yang
terhormat, saya ingin mengemukakan dua hal.Hal pertama adalah kondisi fisik dan pskologis
siswa, hal yang kedua masih soal kualitasguru dan masalah sarana prasarana. Hal kedua ini lebih
pada penegasan ulang.Rekan-rekan tim pro yang kami hormati.Saya ingin mengajak rekan-rekan
sekalian untuk berpikir sebelum kita bertemu di tempatini. Jika sekolah anda menerapkan
kurikulum K 13, berarti anda mungkin juga seringdengar pernayataan, guru hanya sebagai
fasilitator, siswa belajar untuk menemukansendiri.Prakteknya deretan tugas kimia, fisika,
sejarah, dan berbagai pelajaran lain menumpuk.Itu fakta jangan membantah, jika anda seorang
pelajar pasti mengalaminya.
  Full day  school 
. Kita akan menghapi suatu kenyataan belajar seperti biasa dari jam 06.30hingga pukul 13.00
WIB. Setelah itu, kegiatan sekolah dilanjutkan dengan eskul
dan bimbingan keagamaan, yang anda katakan (pembicara 1 dan 2) soal moral itu, ada padakira-
kira pukul 13.00 sampai pukul 16.30 WIB.Pertanyaan saya kapan kita bisa mengerjakan tugas-
tugas sekolah yang kita peroleh dari belajar reguler sejak pukul 6.30 hingga pukul 13.00?.Saat
pulang sekolah?. Lantas waktu dengan keluarga kapan?.Hari Sabtu dan Minggu?, jika iya maka
tidak efektef. Dimana karakter kita sebagairemaja dengan gaya berkumpul dan bersosialisasi
sebagai kebutuhan yang harusterpenuhi; di lain pihak harus mengerjakan tumpukan tugas
sekolah, semantara waktu bersama
keluarga tidak terpenuhi dengan baik. Selain itu, dengan kebijakan ini memberi beban mental
dan fisik tersendiri, apalagi siswa SD yang muda bosan.
Sampai pada bagian ini, saya cukup yakin anda akan katakan tugas seorang pelajar ya belajar.
Anda lupa pada satu hal bahwa masa anak-anak itu masa bermain. Jika kebutuhanini tidak
terpenuhi, maka ibaratnya orang yang haus tidak diberi minum. Maka yangmuncul adalah
pemberontakan karena kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi.Apakah anda setuju dengan kebijakan
yang akan menjadi beban bagi anda juga?.Selain itu saya ingin mengajak anda, jangan hanya
berpikir soal Jakarta, tempat anda berada saat ini. Coba anda lihat gambar ini dan baca refrensi
tentang Indonesia timur yangrumahnya jauh-jauh, akses sulit dan orangtuanya petani dan
nelayan.Kemudian coba lihat gambar ini, sebuah sekolah yang bangunannya dipinjam dari
SMPterbuka.Lantas yang ini, sekolah tidak layak. Jangankan beli komputer, beli kapur tulis saja
susah.Sampai pada bagian ini anda mungkin akan katakan, jauh sebelum anda
berpikir pengampuh kebijakan sudah berpikir, dan jauh sebelum anda kawatir Muhadjir Effendy
menteri pendidikan sudah laksanakan A, B, C dan seterusnya.Bahkan mungkin saat ini rekan-
rekan tim propun sedang melawan nuraninya sendiri, soaltugas-tugas sekolah yang menumpuk
dan kapan akan diselesaikan.Jadi, dewan juri yang terhormat, kami tim kontra dengan tegas
menolak mosi ini denganalasan masih tentang sarana dan pra sarana, kualitas guru, dan ditambah
dengan bebanfisik dan psikologis siswa.Sekian dan terima kasih. Waktu selanjutnya saya
kembalikan ke moderator.
Pembicara Ketiga Tim Pro
 
***  Salamdanpembukapembicaraandisesuaikanredaksinya*** 
 Mengawali tanggapan saya tentang kekawatiran tim kontra soal sarana dan pra sarana.Ditambah
dengan beban fisik dan psikis yang telah dipaparkan oleh pembicara kedua timkontra tadi. Saya
ingin mengutip kata-kata Sidarta Gautama, tokoh yang dikenal sebagai pendiri agama Budha.
"Segala sesuatu (pasti) berubah, tidak ada satu hal yang tetap dan tidak berubah." 
 Dalam konteks pendidikan dan remaja, kita bisa simak dari orang tua kita, guru-guru kita,atau
membaca dari literatur yang ada bahwa, sopan santun anak sekolah masih dijaga,menghormati
orang tua syarat mutlak dan kental, seks bebas tidak diperkenankan sebelum pernikanan resmi.
ITU DULU
.Sekarang kita bisa lihat tawuran antar pelajar, fenomena keautisan sosial yangditimbulkan
karena adanya teknologi informasi, secara khusus bahaya gadjet bagi remaja.Jika kurang jelas
saya ingin beri contoh fenomena
  pokemon go
 yang cukup menyita perhatian kita bersama pekan sebelumnya. Seks bebas, belum lagi kasus nar
koba, jugakorupsi yang menganak pinang di negeri ini, radikalisme dan beribu kasus lain yang
miris jika dikaji lebih jauh.
Soal radikalisme ingin saya katakan pada forum ini bahwa orang-orang yang terlibat didalamnya,
bukan orang yang
 
tidak memiliki
 kecerdasan intlektual melainkan cukup
 
cerdas. Buktinya mereka bisa rakit bom, dan mohon maaf saya harus sampaikan di forumini
bahwa bom tersebut dipakai untuk membom gereja, melawan aparat penegak hukum,dan bahkan
tidak segan-segan menghabisi nyawa siapa saja yang berseberangan dengankelompok
ekstrimisme ini.Apakah mereka orang-orang bodoh?, saya katakan tidak. Tetapi mereka kurang
dalam halkecerdesan emosional, karakter moral dan nilai-nilai kebangsaan.Fenomena rekutan
anak muda yang kita kenal dengan sebutan
  ISIS rekuitmen
 adalahsalah satu gambaran bahwa moralitas dan pendidikan karakter kebangsaan harus
kitagalakkan lagi untuk melihat Indonesia terus berjaya. Pancasila tetap menjadi dasar
negarakita, dan Bineka Tunggal Ika pun tetap menjadi semangat berbanggsa kita.Caranya
sederhana,
PENDIDIKAN KARAKTER
yang sedang digalangkan olehKemendikbud melalui kebijakan
  full day school 
.Dewan juri yang terhormat, Itulah fenomena dan tantangan berbangsa saat ini. Kepadasiapa
negeri ini berharap untuk terbebas dari semua kenyataan yang saya sebutkan tadi.Bukan
presiden, gubernur atau bupati, tetapi melalui generasi mudanya. Yaitu saya, rekansaya, dan
teman-teman dari tim kontra. Cara yang dilakukan adalah melalui
jalur pendidikan; dan sekali lagi saya tegaskan lewat pendidikan karakter yang digagas lewatfull
day school.Soal beban fisik dan mental saya ingin kemukakan bahwa
  full day school 
adalah belajarseperti biasa, hanya ditambahkan gaya pendidikan karakter alah pondok
pesantern,seminari maupun pembinaan remaja gereja. Jika anda katakan cape fisik dan mental,
bagisaya ini hanya bentuk ketakutan karena tidak mau keluar dari zona nyaman.Ribuan santri
yang ada di tanah air Indonesia. Ratusan seminaris yang tersebar di daratanJawa, sulawesi, dan
Indonesia Timur lain, biasa saja. Ratusan aktifis muda gereja yang juga anak sekolah mungkin
sudah gila semua jika mereka selalu berpikir sulit seperti timkontra. Tetapi kenyataannya, santri,
seminaris, maupun pemuda gereja masih ada sampaisaat ini.Jadi intinya, ini hanya soal mau atau
tidak keluar dari zona nyaman dan mau dibinamenjadi lebih baik atau tidak.Dewan juri yang
terhormat, mengenai minimnya sarana dan pra sarana, terutama aksesyang sulit di timur sana.
Itulah kenyataan saat ini tetapi jangan pernah lupa juga tantanganlainnya sedang menanti
generasi muda Indonesia.Apa itu tantangannya?, ya narkoba, seks bebas, keatusian sosial,
tawuran antara pelajar,radikalisme, ekstrimisme.
Apakah kita hanya duduk diam dan menerima nasib?.Bagi kami tim pemerintah, sarana dan
prasarana memang penting. Tetapi membangunintlektualitas dan moralitas generasi penerus
bangsa jauh lebih penting. Sampai pada bagian ini saya meyakini rekan-
rekan tim oposisi akan menanggapinya dengan pertanyaan kritis; bagaimana mungkin kita memb
angun manusia muda agar siapmenggantikan generasi tua kalau guru sebagai pioner terdepan
pendidikan tidak memilikikualitas yang mumpuni.Tim oposisi dan dewan juri yang
terhormat,Jika setiap saat sejak republik ini ada, kita selalu bersikap skeptis terhadap guru
makatidak ada Baharudin Habibi yang bisa buat pesawat. Tidak ada presiden yang
bernamaJokowidodo; tidak ada Ahok yang mengubah tempat pelacuran Kali jodoh menjadi
taman bermain keluarga, dan tidak ada anak Papua yang bernama George Saa yang
menemukanrumus fisika, dan saat ini bersekolah di Amerika.Dewan juri yang terhormat,Semua
itu karena andil guru bangsa. Kalau pun toh tim lawan memberikan kritikan
untuk perubahan agar menjadi lebih baik, itu sah dan baik tetapi jika terus menerus bersikapskept
is maka perubahan ke arah yang lebih baik tidak akan terjadi di negeri ini. Hanyakehancuran
sebuah bangsalah yang dinanti. Ingat musuh kita saat ini bukan para penjajahtetapi anak bangsa
sendiri.Soal pekerjaan rumah menumpuk dan kapan harus dikerjakan adalah evaluasi
dan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Berilah
kami kesempatan untuk membuktikan kalau program ini benar dan membawa manfaat. Tunggu e
valuasi anda diaktualisasikan atau belum itu soal nanti, tetapi saat ini marilah kita dukung progra
m yang baik ini untukIndonesia yang lebih baik.Dewan juri yang terhormat, sebelum saya
mengahiri paparan argumentasi saya, izinkansaya untuk kemukakan satu hal.Fenomena remaja
dan perubahan selalu terjadi di mana saja. Dunia pendidikan yang baikharus selalu tanggap
menanggapi perubahan zaman dan membuat kemasan yang baikuntuk menghadapinya. Soal siap
atau tidak siap sarana dan pra sarana, itu yang kedua.Tetapi keutamaan untuk membangun
manusia muda yang intletual dan bermorallewat
  full day school 
harus didukung.Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada
moderator.Pembicara Ketiga Tim Kontra
***  Salamdanpembukapembicaraandisesuaikanredaksinya*** 
 Membangun manusia itu penting, niat baik itu bagus tetapi semuanya akan sia-sia
jika pengampuh kebijakan tidak memiliki skala prioritas dan melibatkan segenap komponen ban
gsa dalam membangun manusia itu sendiri.Dewan juri yang terhormat, Gelombang penolakan
terhadap program yang oleh rekan-rekan tim pemerintah dikatakanuntuk membuat Indonesia
menjadi lebih baik ini, menuai banyak penolakan dari segalalapisan anak bangsa, bukan hanya
kami bertiga di sini.Penolakan pertama dari masyarakat melalui petisi situs change.org. Petisi
bertuliskan'Tolak Pendidikan "Full Day"/Sekolah Seharian Penuh di Indonesia dibuat oleh

DeddyMahyarto Kresnoputro
. Saat saya cek pada tanggal 30/4/2017, pukul 13.00 WIB sudahada 46. 520 orang yang
menandatangani petisi online tersebut dan menyatakan menolak.Hanya 3. 480 orang yang
menyatakan setuju dengan kebijakan tersebut. Ini belumtermasuk saudara-saudari kita di
Indonesia bagian Timur yang mungkin akses ke situs iniagak sulit atau tidak mengetahuinya.Jadi
dengan tegas saya nyatakan dengan rasio yang ada program ini tidak bisa diterimaoleh
masyarakat umum, dengan berbagai alasan seperti yang dikemukakan oleh pembicara 1 dan 2
tim oposisi yang telah disampaikan sebelumnya.Bukan hanya masyarakat yang menolak
kebijakan
  full day school 
. Penolakan yangsamapun dilakukan oleh bupati Purwakarta, Dedi
Mulyadi(http://news.okezone.com).
 
Pertanyaan saya bagaimana mungkin kebijakan pemerintah pusat bisa terealisasi jikakepala
daerahnya saja menolak?.Apakah ini akan maksimal?, saya pikir tidak. Bahkan hanya akan
membuang biaya,waktu dan tenaga saja, padahal dibagian lain sektor pendidikan masih banyak
yang harusdibereskan segera. Seperti sarana dan pra sarana sekolah.Sampai pada bagian ini saya
cukup yakin tim pemerintah akan katakan, bangun manusiadulu baru bangunan. Karena manusia
yang membangun bangunan bukan bangunan yangmembangun manusia.Lantas bagimana
dengan guru honorer yang gajinya tidak mencapai UMR. Tiga bulansekali baru diterima. Apakah
mereka bukan manusia tim pro?Penolakan yang sama juga dilakukan oleh wakil DPR RI Fadli
zon(http://m.metrotvnews.com). Lantas bagaimana mungkin eksekutif dan legislatif bisa
 
 bersinergi kalau sejak awal saja sudah menolak.Jadi kesimpulannya
  full day  school 
 belum bisa diterapkan di Indonesia karena sarana
dan pra sarana belum memadai. Masih terjadi kesenjangan antara pusat dan daerah, kualitasguru
yang belum memadai, dan masih ada masalah lain di bidang pendidikan yang lebihserius lagi
daripada
  full day school 
.Program ini hanya bisa diterapkan di negara maju dan wilayah perkotaan, yang memilikiakses
yang muda dan mata pencarian orang tua adalah perkantoran. Tidak untuk daerahyang aksesnya
sulit dan mata pencarian orang tua adalah bertani dan nelayan.Jika dewan menyetujui permintaan
ini maka dewan ikut andil dalam menciptakankesenjangan antara pusat dan daerah, ikut andil
dalam sentimen sosial tertentu antara pedesaan dan perkotaan. Sekali lagi saya tegaskan jika
dewan menyetujui permintaan tim
pemerintah maka program pemerintah tentang pemerataan pendidikan di Indonesia tidakterjadi,
dan itu semua karena keputusan dewan pada sidang ini. Sekian dan terima kasih,selanjutnya saya
kembalikan pada moderator.

Pidato Penutup Tim Pro


 
***  Salamdanpembukapembicaraandisesuaikanredaksinya*** 
 Dewan yang terhormat, di era moderen seperti saat ini, setiap saat selalu
mengahdirkanfenomena baru yang menuntut suatu tanggapan serius dari perubahan
tersebut.Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan perannya sangatlah sentral dan
strategis,untuk menentukan nasib sebuah bangsa dalam menanggapi perubahan yang
ada.Kenyataan yang telah kami jelaskan sebelumnya, seperti radikalisme, autisme,ekstrimisme,
narkoba, dan seks bebas adalah bagian kecil dari tantangan dunia pendidikansaat ini. Di sisi yang
lain sebagai sebuah bangsa, kita dihadapi oleh kenyataan bahwasarana dan prasarana sekolah
yang minim fasilitasnya. Namun, bagi kami tim pemerintahan, orentasi pembangunan suatu
bangsa adalah bukan pada gedung dan bendamati, melainkan manusia.Sebab manusia yang akan
mengendalikan kekurangan sarana dan pra sarana, bukansarana dan pra sarana yang
mengendalikan manusia. Oleh karena itu, dengan tegas kamimenyatakan mendukung penuh mosi
tentang diberlakukan full day school; untukmencetak generasi muda penerus bangsa yang cerdas
otaknya. Moralnya baik, karenanilai kebangsaan dan moralitas adalah dasar pendidikannya; dan
tentunya memiliki ragayang sehat karena jauh dari narkoba, seks bebas, maupun tidakan
eksrimisme lainnya.Jika dewan menolak paparan kami, maka dengan tegas saya nyatakan dewan
terlibatdalam persekongkolan untuk menghancurkan negeri ini dari dalam, dan melalui
generasimudanya.Hadirin sekalian,Kapan lagi kalau bukan sekarang, siapa lagi kalau bukan kita
yang memulai.Dewan yang terhormat, terus berpikir untuk membuat sebuah keputusan yang
tepat
itu baik. Tetapi manusia dan sisi kemanusian haruslah mendapatkan tempat yang palingterhormat
.Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan kepada moderator.
Pidato Penutup Tim Kontra
 
***  Salamdanpembukapembicaraandisesuaikanredaksinya*** 
 Dewan juri dan rekan-rekan tim pemerintahan yang saya hormati.
 
dari Aceh hingga tanah Papua sekitar 300 ribu unit. 76 % kelas tingkat sekolah dasarrusak. 19 %
guru di Indonesia pendidikannya di bawah S 1 dari total kurang lebih 3,4 jutaorang guru di
Indonesia. Sumberhttp://databoks.katadata.co.idtahun 2016.
Dewan yang terhormat, dengan rasio yang ada; maka niat yang baik saja tidak
cukupmenyelesaikan persoalan bangsa seperti radikalisme, narkoba, seks bebas
maupunkenakalan remaja yang disampaikan oleh tim pemerintahan. Kita butuh analisis
dankajian yang mendalam sehingga niat yang baik, dana yang dipakai dari pajak rakayat benar-
benar tepat sasaran dan dibutuhkan oleh dunia pendidikan kita.
 
Jadi dewan yang terhormat berulang kali kami menyatakan, MENOLAK dengan
tegasdiberlakukan sistem
  full day school 
 di Indonesia.
 
Saran yang kami berikan benahi dulu masalah sarana dan prasarana, kualitas dankesejateran
guru. Cipatakan pemeratan dalam segala aspek di bidang pendidikan antara pusat dan daerah,
kota dan desa baru program ini dilaksanakan.
 
Sidang dewan yang terhormat, jika dewan menyetujui forum kali ini; maka dengan
sangatmenyesal kami harus katakan bahwa dewan ikut andil dalam menciptakan sistem
olahAPBN yang tidak tepat sasaran; dan tentunya sangat merugikan rakyat kecil.
 
Dewan yang terhormat, mohon dipertimbangkan argumentasi, riset dan bukti-buktilapangan
yang telah kami kemukan.
 
Sekian dan terima kasih, selanjutnya saya kembalikan pada moderator.
 
BAB III
 
PENUTUP
 A.
KESIMPULAN
 Metode pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksasiswanya
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Metode pembelajaran debatefektif dalam
meningkatkan partisipasi belajar siswa.Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang
berpandangan affirmatif(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara
perorangan maupunkelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak
dapatmemperoleh kemenangan. Sementara diskusi adalah metode untuk
memecahkan permasalahan dengan proses berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehin
ggamenghasilkan penyelesaian atau penjelasan secara mufakat.B.
SARAN
 Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu
penulismengharapkan agar pembaca bersedia memberikan kritik dan sarannya yang bisa
menjadiacuan atau pedoman untuk penulis agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
 
Tarigan, Henry Guntur.1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung:Angkasa.http://makalahkomplit.blogspot.com/2012/10/makalah-debat.html

Anda mungkin juga menyukai