PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan berbicara dalam ragam budaya masyarakat Indonesia kini bisa
terwujud dalam berbagai bentuk, di antara rutinitas kegiatan berbicara dalam kehidupan
manusia sehari-hari. Apabila dirunut dari aspek tujuan, tempat, waktu, pihak yang terlibat,
serta sarana yang dipergunakan, kegiatan berbicara menurut G. Sukadi (1997) dapat
dibedakan menjadi obrolan, musyawarah/rapat, diskusi dan debat.
Seiring berjalannya waktu dan seiring perubahan zaman, manusia telah sangat
berkembang mulai dari penggunaan fasilitas dan juga cara berbicaranya. Dengan berbicara
manusia bisa menjalin hubungan atau saling berkomunikasi baik melalui facebook,
tweeter, dll. Manusia juga bisa saling berbicara melalui alat komunikasi. Dengan berbicara
saja kita mampu mengubah pola pikir kita dan mengubah kehidupan kita. Dengan
berbicara manusia terkadang menyinggung sehingga menimbulkan dampak negatif.
Berbicara juga dapat di gunakan pada saat berpresentasi ataupun seminar, namun masih
banyak orang yang belum mampu berbicara dengan baik di depan umum sehingga
manusia masih perlu belajar berbicara di depan umum ataupun untuk keperluan
akademiknya.
Menurut bahasa akademik Berbicara untuk keperluan akademik berarti pendidikan
atau proses belajar mengajar. Pengertian akademik itu sendiri jika dilihat dari latar
belakang terminologis adalah sebuah keadaan dimana orang-orang bisa menyampaikan
dan menerima gagasan, pemikiran, dan atau ilmu pengetahuan sekaligus melakukan
pengujian terhadapnya secara jujur, terbuka, dan leluasa. Selanjutnya jika atmosfer
akademik tumbuh maka kemudian akan berkembang menjadi kultur akademik, hal ini
ditandai dengan tumbuhnya minat baca yang tinggi, tradisi berdiskusi dan berbeda
pendapat, kreativitas menulis, serta proses belajar mengajar yang kondusif. Berbicara
untuk keperluan akademik meliputi : Presentasi, Seminar, berpidato dalam situasi formal,
dan belajar mengajar
Menurut taksiran, rata-rata manusia dalam kehidupuan normal mengucapkan 18.000
kata sehari. Jumlah ini akan bertambah banyak apabila aktivitasmanusia tersebut sebagian
besar merupakan interaksi sosial. Maka tak heran bila jalan menuju sukses baik sosial
1 | Page
maupun profesional dilalui lewat berbicara. Bila kita tidak dapat meyakinkan sebagai
pembicara, maka kita bukan berada pada jalan kesuksesan. Berbicara merupakan bentuk
komunikasi manusia yang paling esensial. Dengan berbicara manusia berbeda dibanding
makhluk lain. Dengan berbicara pula manusia dapat dengan mudah meraih simpati,
mendapatkan teman, relasi dan pasangan hidup.
Materi ini dilatarbelakangi oleh suatu kenyataan bahwa berbicara sebagai suatu
keterampilan berbahasa diperlukan untuk berbagai keperluan. Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang akan dilakukan dalam perkuliahan ini berbentuk praktek berbicara yang
sesungguhnya, dan pemberian atau penerimaan umpan balik. Kegiatan tersebut dilakukan
secara perorangan dan berkelompok.
Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
secara terpadu, fungsional, dan kontekstual. Artinya, setiap materi yang diberikan selalu
dikaitkan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, dan
menulis) dan pengetahuan bahasa (kosakata dan struktur). Selain itu, agar pengajaran ini
bersifat fungsional dan kontekstual maka materi yang diberikan berupa bahan pengajaran
yang betul-betul bermakna bagi kita sebagai mahasiswa maupun calon guru, seperti
bercerita, berdialog, berpidato/berceramah, dan berdiskusi.
Berbicara untuk meraih sukses bukanlah berbicara sekedar mengeluarkan kata-kata
dari mulut. Berbicara kunci sukses merupakan sebuahstrategi. Direncanakan, terstruktur,
jelas dan memiliki visi. Berbicara kunci sukses juga berlandaskan pada teknik persuasi.
Memahami audiensi pda teknik persuasi. Memahami audiensi bicara, mengetahui kondisi,
menentukan teknik pendekatan yang tepat, mengambil langkah awal, dan akhirnya
mempengaruhi audiensi sehingga tujuan pembicara tercapai.
Berbicara di hadapan orang banyak merupakan hal yang mudah dilakukan oleh
orang tertentu, tetapi cukup menegangkan bagi banyak orang. Satu hal yang
menjadi penghalang utama untuk tampil dengan tenang adalah ketakutan untuk dinilai
negatif. Bagaimana cara menyingkirkan ketakutan ?. Melakukan presentasi adalah hal
yang mudah dilakukan oleh sebagian orang, terutama oleh mereka yang professional
dalam bidang komunikasi atau public speaking.
Namun, tidak semua orang mampu melakukan presentasi secara baik,memuaskan
audiens.Mereka yang gagal melakukan presentasi bukan saja para pemula yang kurang
2 | Page
berpengalaman, melainkan juga orang-orang yang memiliki jam terbang tinggi sebagai
eksekutif maupun yang aktif dalam kepengurusan berbagai organisasi.
1.2 Tujuan Penulisan
-
3 | Page
BAB II
ISI
2.1. Debat
2.1.1 Pengertian debat
Debat adalah pertukaran pikiran/ ide secara teratur tentang suatu masalah atau
dengan kata lain debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal
dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing.
Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah
dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti
parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini,
debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan
melalui voting atau keputusan juri. Contoh lain debat yang diselenggarakan secara
formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil
presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan
di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan
dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing
mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau
beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat.
Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan
dan kemampuan debat yang lebih baik.
Debat kompetitif dalam pendidikan
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan
untuk menghasilkan keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan tertentu di kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk
mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur, mendengarkan pendapat
yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat dilakukan dalam bahasa
asing).
Namun, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan
atas debat formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah "debat
4 | Page
parlementer" sebagai salah satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai
format debat parlementer yang masing-masing memiliki aturan dan organisasinya
sendiri.
Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah
World
Universities
Debating
Championship
(WUDC)
dengan
gaya
British
Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung
oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:
(This House believes that) Globalization marginalizes the poor.
(Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.
Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan
tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturanaturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari
definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Tidak ada interupsi dalam format ini.
Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel
berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui
musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun
split decision.
Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga cukup populer
terutama di kalangan universitas. Kompetisi debat di Indonesia yang menggunakan
format ini adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian
Varsity English Debate (IVED).
Asian Parliamentary ("Asians")
Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan dalam
kejuaraan tingkat Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya interupsi
(Points of Information) yang boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk
pidato utama, tidak pada pidato penutup). Format ini juga mirip dengan World Schools
Style yang digunakan di WSDC.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English Competition (e-Comp) yang
diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC Universitas Indonesia.
7 | Page
Opening Opposition:
- Leader of the Opposition
Closing Government:
Closing Opposition:
8 | Page
Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Di akhir debat,
juri menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1 sampai 4 untuk debat tersebut.
Dalam panel, keputusan sebisanya diambil berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak
tercapai, Ketua Panel akan membuat keputusan terakhir.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi Founder's Trophy yang
diselenggarakan oleh Komunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap
tahun.
Format World Schools
Format yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship
(WSDC) dapat dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri atas
dua tim, Proposisi dan Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan
pidato adalah sebagai berikut:
1. Pembicara pertama Proposisi - 8 menit
2. Pembicara pertama Oposisi - 8 menit
3. Pembicara kedua Proposisi - 8 menit
4. Pembicara kedua Oposisi - 8 menit
5. Pembicara ketiga Proposisi - 8 menit
6. Pembicara ketiga Oposisi - 8 menit
7. Pidato penutup Oposisi - 4 menit
8. Pidato penutup Proposisi - 4 menit
Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua masingmasing tim (tidak boleh pembicara ketiga) dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup
oleh pihak Proposisi.
Aturan untuk interupsi (Points of Information - POI) mirip dengan format BP. POI
hanya dapat diberikan antara menit ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI
dalam pidato penutup.
9 | Page
Government
o
Opposition
o
Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa pertanyaan dapat
ditanyakan kepada pembicara keempat pidato pertama, kecuali pada menit pertama dan
terakhir pidato. Dalam format CHSSA, keenam pidato semuanya dapat diinterupsi.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.
dibandingkan
dengan
debat
parlementer,
debat
proposal
lebih
mengandalkan pada hasil riset atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga
memiliki persepsi yang lebih luas mengenai argumen. Misalnya, sebuah proposal
alternatif (counterplan) yang membuat proposal utama menjadi tidak diperlukan dapat
menjadi sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun retorika juga penting dan ikut
memengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang tiap babak umumnya didasari atas siapa
yang telah "memenangkan" argumen sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang
diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri kadang-kadang membutuhkan waktu yang
lama untuk mengambil keputusan karena semua fakta pendukung harus diperiksa
terlebih dahulu.
11 | P a g e
Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer dibandingkan
debat parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan Jepang
dan gaya debat ini ikut memengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat Proposal
tingkat SMU diselenggarakan oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini
diselenggarakan oleh National Debate Tournament (NDT), Cross Examination Debate
Association (CEDA), National Educational Debate Association, dan Great Plains
Forensic Conference.
Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua orang dalam tiap
debatnya. Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu pidato konstruktif (8 atau 9
menit) yang berisi argumen-argumen baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6
menit) yang tidak boleh berisi argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru
untuk membantu sanggahan. Biasanya, sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan
diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan silang (cross-examination) atas
pidato tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan dianggap sudah
diterima dalam debat. Dewan juri secara saksama mencatat semua pernyataan yang
dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.
Lincoln-Douglas Debate
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di
Senat Amerika Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya
ini diikuti oleh dua pedebat yang bertarung satu sama lain.
Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering
disebut sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta
pendukung (evidence) dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.
2.2. Brainstorming
12 | P a g e
Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode brainstorming yaitu :
1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
2. Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan.
3. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan.
15 | P a g e
4. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah.
5. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
6. Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. (Roestiyah, 2001:74-75).
Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan
dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari
solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik
mungkin. Caranya yaitu dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan
dan membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.
2.3 Seminar
2.3.1 Pengertian Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin semin yang berarti benih. Jadi, seminar
berarti tempat benih-benih kebijaksanaan. Seminar merupakan pertemuan ilmiah
yang dengan sistematis mempelajari suatu topik khusus di bawah pimpinan seorang ahli
dan berwenang dalam bidang tersebut. Seminar merupakan suatu pertemuan atau
persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang (guru
besar atau seseorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya
menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja
masing-masing.
Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Masalah yang dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup berbagai bidang disiplin
ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat.Yang berpartisipasi pun
orang yang ahli dalam bidangnya. Seminar tentang pemasaran suatu produk, tentu
dihadiri oleh para pakar bidang pemasaran. Seminar pendidikan tentu saja dihadiri oleh
para ahli pendidikan.
Sementara itu, peserta berperan untuk menyampaikan pertanyaan, ulasan, dan
pembahasan sehingga menghasilkan pemahaman tentang suatu masalah. Pelaksanaan
persidangan dalam seminar biasanya dipimpin oleh seorang pemandu dan dibantu oleh
seorang atau beberapa orang sekretaris.Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada
suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif.
Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator
16 | P a g e
seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih
formal.
Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan
(di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah
mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan
mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga
pertanyaan dan debat, seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah
di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.Biasanya sebuah seminar berbentuk
instruksi akademik, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh organisasi
komersial atau profesional.
Sekarang, sistem seminar yaitu untuk membiasakan siswa / mahasiswa untuk
mengenali lebih luas metodologi subjek yang mereka pilih dan juga untuk
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan contoh-contoh dari masalah-masalah
praktis yang selalu terjadi selama penelitian. Seminar ini merupakan sarana yang cocok
di mana pembahasan suatu topik / tugas dibahas di depan umum, pertanyaan dapat
diangkat dan debat dapat dilakukan. Hal ini relatif informal, setidaknya dibandingkan
dengan sistem kuliah instruksi akademik.
Adapun yang terlibat dalam seminar adalah :
1. Ruang Seminar
Ruang seminar yang memadai adalah sebuah ruang yang memungkinkan
interaksi aktif bagi selurah orang yng aktif mengikuti seminar. Sebuah meja bundar
besar meliputi kursi adalah sebuah contoh yang baik atau bentuk forum dilokal juga
baik. Ruangan tentu saja harus cukup tenang dan cukup terang untuk memberikan iklim
yang enak untuk mengadakan kegiatan seminar pendidikan. Adanya sebuah papan tulis
yang dapat membantu serta sarana dan prasarana lainnya yang dapat mendukung
kegiatan seminar berlangsung.
2. Pengarah
Dalam kegiatan seminar proposal pendidikan juga sangat dibutuhkan seorang
pengarah yang memiliki fungsi sebagai orang yang dapat menengahkan pendapat antara
peserta dan peyaji tentunya pengarah disini adalah orang yang benar-benar ahli dalam
pendidikan. Pengarah adalah ahli yang memiliki kompetensi pendidikan sehingga
dalam kegiatan seminar semua permasalahan yang ada dan tidak dapat di pecahkan
dapat diselesaikan oleh seorang pengarah, sehingga tujuan seminar dapat terlaksana
dengan baik tanpa melenceng dari isi karya ilmiah penyaji, berbeda dengan seminar
17 | P a g e
yang secara umum tentunya tidak ada pengarah hanya penyaji saja yang dapat
menjawab dari beberapa kritikan dari peserta. Pengarah dapat berbicara dan
memberikan pendapat setelah selesai karya ilmiah disajikan dan kritikan dari peserta,
boleh juga berbicara di tengah berjalannya kegiatan namun dengan alasan sesuatu hal
yang memang sangat penting disampaikan ketika ada permasalahan tentang isi karya
ilmiah.
3. Peserta
Untuk berjalannya sebuah seminar dengan baik, semua peserta adalah bukan
kertas kosong yang menunggu diisi, seperti halnya kuliah. Mereka harus sudah
membaca tentang tema yang akan diseminarkan. Mereka bisa membuat sebuah esei
pendek tentang tema yang diseminarkan. Bila yang diseminarkan adalah sebuah teks,
teks tersebut telah dibaca secara analitis, ditandai, disertai tanggapan dan kritik. Dengan
terlebih dahulu membaca tentang tema yang akan diseminarkan, mereka telah
mengolahnya di dalam kepala mereka. Mereka telah memiliki bayangan akan apa yang
diseminarkan. Kertas di tangan yang berisi ringkasan tema yang diseminarkan menurut
masing-masing peserta, akan memandu mereka nantinya di dalam seminar.
4. Moderator
Seorang moderator di dalam seminar berbeda dengan seorang lektor di dalam
kuliah. Ia bukanlah seorang yang memberikan pelajaran, melainkan orang yang
mengarahkan jalannya seminar.Semestinyalah seorang moderator adalah orang yang
paling senior dalam tema yang akan diseminarkan. Ini bukan berarti pendapatnyalah
yang paling benar. Senioritas dalam penguasaan materi semata-mata untuk
mengarahkan seminar, karena ia mestinya yang paling tahu tentang seluk beluk tema
yang diseminarkan. Peran seorang moderator ada dua: mengarahkan (directing) dan
memoderasi (moderating). Dalam mengarahkan, ia menjaga agar seminar tidak
melenceng dari tema. Dengan memoderasi, ia menjaga agar tidak ada satu orang atau
satu ide tertentu yang terlalu mendominasi seminar sehingga seluruh tema seminar
tidak tereksplorasi dengan baik. Sebelum seminar, seorang moderator harus telah
membaca tema yang akan diseminarkan, menyiapkan catatan tentang tema tersebut,
menentukan kata-kata kunci, dan menyusun pertanyaan-pertanyaan kunci yang nantinya
akan ditanyakan di dalam seminar. Di awal seminar ia dapat menuliskan terlebih dahulu
poin-poin yang akan didiskusikan atau menggambarkan sebuah diagram yang
mencerminkan ide yang akan didiskusikan.Seorang moderator yang baik haruslah
seorang pendengar dan pembicara yang baik. Ia mampu menangkap maksud sebuah
pembicaraan dan membuatnya lebih jelas. Ia mampu memparafrasekan sebuah
18 | P a g e
pertanyaan menjadi pertanyaan lain yang lebih jelas. Mengingat beratnya tugas seorang
moderator, sebaiknya seorang moderator tidak memimpin sebuah seminar lebih dari
satu kali dalam sehari.
5. Notulen
Notulen adalah orang yang diberi tugas dalam seminar untuk membuat catatan
singkat tentang jalannya persidangan/ rapat/ seminar juga merangkum isi secara tertulis
dari persidangan/ rapat atau seminar. Seorang notulen juga sangat berfungsi dalam
kegiatan ilmiah sebab moderator sebagai pengelola kegiatan butuh catatan penting
tentang jalannya kegiatan. Pada kebiasaannya tempat notulen berdekatan dengan
moderator sehingga ketika berjalan kegiatan tidak terjadi miss communication ( kurang
komunikasi ) antara notulen dengan moderator, dalam hal ini notulen tidak saja menulis
dari awal kegiatan namun sampai dengan berakhirnya kegiatan notulen juga
berkewajiban menulis jalannya kegiatan.
6. Jalannya Seminar
Seminar dimulai dengan pengantar singkat dari moderator, dan langsung
dilanjutkan dengan pertanyaan kunci yang dibahas oleh semua peserta secara bergiliran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya seminar berjalan baik :
a) Seminar adalah sebuah diskusi dua arah. Tidak ada seorang yang lebih
mendominasi pembicaraan.Adalah tugas moderator untuk memperhatikan ini.
b) Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada
jawabannya, lalu mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih dalam dan
tidak jelas jawabannya. Pertanyaan jenis kedualah yang memberikan manfaat
terbesar. Tidaklah banyak pertanyaan yang seperti demikian.
c) Semua pertanyaan dan pernyataan dinyatakan dengan jelas tanpa ambiguitas. Jika
sebuah pertanyaan atau pernyataan belum jelas, moderator harus bisa menunjukkan
itu dan meminta sang pengujar untuk memperjelasnya.
2.4 Pidato
2.4.1 Pengertian Pidato
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud
berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan
menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi
wajah, gesture, kontak pandang,dll.). Dengan demikian berpidato adalah kegiatan
menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta
19 | P a g e
dengan efektif.
Tujuan Pidato
Adapun tujuan pidato secara umum adalah :
1. Informatif, yaitu bertujuan untuk memberikan laporan, informasi, pengetahuan atau
sesuatu yang menarik untuk orang lain / pendengar.
2. Persuasif dan instruktif, bertujuan untuk mempengaruhi, mendorong, meyakinkan
dan mengajak pendengar untuk melakukan sesuatu hal dengan suka rela.
3. Edukatif, yaitu berupaya untuk menekankan pada aspek-aspek pendidikan.
4. Entertain, bertujuan memberikan penyegaran kepada pendengar dan membuat
pendengar itu senang dan puas dengan pidato yang disampaikan.
tidak menimbulkan pertentangan sara, (d) isinya jelas, (e) isinya benar dan objektif, (f)
bahasa yang digunakan mudah dipahami pendengarnya, dan (g) disampaikan secara
santun, rendah hati, dan bersahabat.
Seseorang harus menguasai unsur kebahasaan secara baik dan juga unsur
nonkebahasaan, misalnya keberanian, ketenangan, kesanggupan melakukan reaksi yang
cepat dan tepat, kesanggupan menyampaikan gagasan atau ide secara lancar dan teratur,
dan kesanggupan memperlihatkan sikap dan gerak-gerik yang tidak canggung.
Menurut Gorys Keraf, ada tujuh langkah yang perlu diperhatikan dalam
mempersiapkan pidato yang baik.
1.
Menentukan topik dan tujuan
2.
Menganalisis pendengar dan situasi
3.
Memilih dan menyimpitkan topik
4.
Mengumpulkan bahan
5.
Membuat kerangka uraian
6.
Menguraikan secara mendetail
7. Melatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah tersebut diperingkas menjadi tiga langkah, yaitu menelitih
masalah (1, 2, dan 3), menyusun uraian (4, 5, dan 6), dan mengadakan latihan (7).
b.
jangan
memperlihatkan
keangkuhan,
diperhatikan.
Menyunting naskah pidato
Isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato menjadi sasaran penyuntingan.
Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, calon pendengar,
dan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif,
dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Penyuntingan terhadap
bahasa diarahkan pada pilihan kosa kata, kalimat, dan penyusunan paragraf. Ketepatan
pilihan kosa kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian
utama dalam kegiatan penyuntingan ini. Sedangkan penalaran dalam naskah pidato juga
disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan
dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif,
2.4.7
dan campuran.
Menyempurnakan naskah pidato berdasarkan suntingan
Menyempurnakan naskah pidato setelah disunting, baik oleh penulis sendiri
maupun orang lain, perlu dilakukan. Penyempurnaan itu diarahkan kepada aspek isi,
bahasa, dan penalaran. Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengamati
kosa kata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur
dan
gagasannya.
Sementara
itu
penyempurnaan
paragraf
dilakukan
dengan
umum tidak perlu dilabeli dengan Diskusi Panel. Topik yang disajikan biasnya
sesuatu yang menjadi perdebatan dan perhatian masyarakat umum,
Dari sinilah, para hadirin termasuk panelis, dapat menangkap berbagai pandangan
yang ada. Tentunya semuanya harus berjalan dalam koridor ilmiah, karena diskusi panel
bukan debat kusir, bukan untuk adu gengsi, atau menang-menangan bicara. Justru, dari
diskusi panel diharapkan dapat diperoleh informasi yang memperkaya pengetahuan
hadirin tentang suatu masalah atau topik dari beberapa titik pandang yang berbeda.
Agar kita dapat menilai berhasil atau tidaknya diskusi panel , berikut ini
dikemukakan beberapa petunjuk atau penuntun dalam bentuk pertanyaan, yang
sekaligus menyarankan norma norma yang harus diperhatikan dalam persiapan
1.
2.
3.
4.
ahli ?
Apakah setiap pembicara bertahan pada setiap pembicara yang telah ditetapkan
5.
6.
7.
baginya ?
Apakah panel itu tersusun rapi untuk menghindari pengulangan dalam diskusi ?
Apakah panel itu berhasil menarik perhatian para pemirsa ?
Apakah diskusi itu memberikan pemirsa suatu pengertian yang lebih luas dan
mendalam tentang pokok permasalahan itu ?
Diskusi panel dapat dikatakan diskusi yang formal dan tdak begitu formal, karena
kalau formal yang terlibat dalam diskusi panel adalah orang orang yang penting
atau para pakar, dan untuk yang tidak formal yaitu dalam diskusi panel tidak
terdapat panitia.
Terdapat dua perbedaan penting antara panel discussion ( diskusi panel ) dan
(informal discussion) ( diskusi informal) yaitu :
1. Tujuan utama diskusi panel adalah untuk menyampaikan informasi atau pendapat
pendapat, tidak perlu menentukan cara berjalan suatu tindakan.
2. Para anggota suatu panel membuat persiapan persiapan terlebih dahulu. Mereka
telah menelaah pokok pembicaraan sepenuhnya dan memang telah menjadi ahli.
Adapun persiapan yang lazim dilakukan bagi suatu diskusi panel adalah kira
kira seminggu sebelum diskusi itu berlangsung, ketua panel mengudang para anggota
untuk menyusun organisasi itu. Dan dalam pertemuan ini para anggota haruslah
melakukan hal hal berikut ini :
1. Membatasi pokok pembicaraan dengan jelas. Karena semakin sedikit yang
dibicarakan tetapi padat akan medah dimengerti oleh para peserta.
2. Mengutarakan perbedaan perbedaan pendapat sehingga para anggota panel
mengetahui dimana masing masing berpijak. Mengutaraka pendapat pendapat
pembicara , maka akan diketahui letak perbedaannya, dan jika sudah diketahui
perbedaanya maka akan mempermudah dalam mengambil kesimpulan.
3. Menetapkan tahap tahap setiap pembicara atas pokok masalah tersebut.Pembicara
haruslah menjelaskan mengenai pembicaraanya dari tahap yang paling dasar sehingga
akan mudah dimengerti oleh peserta.
4. Menetukan urutan atau susunan para pembicara. Menentukan siapa yang akan
berbicara terlebih dahulu agar tidak terjadi kekacauan saat berdiskusi nanti.
5. Menetapkan batas waktu bagi setiap pembicaraan. jika, pembicara berbicara didepan
para peserta hendaknya waktunya dibatasi karena kalau tidak dibatasi akan banyak
menyita waktu . sedangkan para pembicara yang lain yang belum berbicara tidak
kebagian waktu dan juga kalau waktu dibatasi akan terjadi penghematan waktu.
1.5.1.3
Bagian-bagian dalam Diskusi Panel
Diskusi panel terdiri atas bagian bagian berikut :
1. Pendahuluan.
Ketua mengumumkan pokok pembicaraan dan membatasi setiap istilah yang
membutuhkan penjelasan. Kemudian ketua memperkenalkan setiap anggota panel
dan mengemukakan tahap khusus pokok pembicaraan yang akan diutarakan oleh
setiap anggota.
2. Pembicaran oleh para anggota panel.
29 | P a g e
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
pn
Keterangan :
X = Pemimpin / moderator / pemandu
Pb = Pembicara / pemrasaran / panelis
Pn = Pendengar / peserta
Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel
1. Tugas-tugas Peserta:
Mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan terbagi menjadi tim
affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis.
Mengajukan usul, pendapat, maupun komentar
Meminta panelis untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.
2. Tugas-tugas Notula/penulis:
Menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi
Diperbolehkan untuk menyanggah
Diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui.
Membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan.
30 | P a g e
3. Tugas-tugas Penyaji/panelis:
Menyajikan materi diskusi
Berperan sebagai pembicara dalam diskusi
Mengutarakan makalah yang disampaikan
Menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah.
4. Tugas-tugas Moderator:
Membuka diskusi
Membacakan riwayat kehidupan panelis
Mempersilakan panelis untuk berbicara
Mengatur dan memimpin jalannya diskusi
Membacakan kesimpulan diskusi.
1.5.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Panel
Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel
1. Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikuti berbagai pandangan
sekaligus. Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra
2. Pandangan, semakin sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin menarik untuk
diikuti.
3. Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akan berhati-hati dalam
mengajukan pandangan atau mengemukakan pendapat, karena menyadari akan dapat
langsung digugat atau dibantah.
4. Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebih dalam hal yang
didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.
Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel
1. Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk
menyampaikan pandangan secara terus terang dan semua peserta merasa sungkan untuk
berbeda pandangan. Agar tidak terjadi rasa was was saat akn berpendapat , sebaiknya
mengetahui apa yang dibicrakan oleh pembicara lain secara terperinci. Sehingga kalau
kita mempunyai perbedaan pendapat dengan sipembicarakita tidak akan mersa takut
terhadap pendapat kita.
2. Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang apabila ada
peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang lainnya. Diskusi
panel tidak menjadi seimbang kalau yang berpendapat hanya orang itu itu saja. Dan
sebaiknya para peserta ikut andil dalam berpendapat.
3. Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya sendiri dan
menyampaikannya dalam diskusi itu. Jika terjadi perbedaan pendapat diantara para
peserta maka moderator harus mengambil kesimpulan.
4. Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk menyelamatkan
diskusi agar jangan sampai pincang atau berat sebelah. Jika terjadi perdebatan antara
31 | P a g e
para peserta. Maka, moderator harus turun tangan untuk mengambil kesimpulan
tersebut.
5. Ada kemungkinan terjadinya pencemaran nama baik dalam diskusi panel.
2.6 Presentasi
2.6.1 Pengertian Presentasi
Presentasi adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan
khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan
seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar, kuliah,
mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan presentasi
disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri presentasi disebut
audience.
Presentasi merupakan salah satu cara dalam upaya menjelaskan sesuatu topik
atau bahasan tertentu dengan menggunakan (multi) media dalam waktu yang relatif
singkat. Media yang dimaksud dapat berupa media tulisan, visual, verbal atau gabungan
dari berbagai media (multi-media). Dengan kata lain, presentasi mestilah bertujuan
untuk menyampaikan atau menjelaskan sesuatu bahasan dengan menggunakan alat
peraga yang menyebabkan pembahasan tersebut menjadi sistematis, menarik dan mudah
dimengerti.
Selain makalah, juga menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam
presentasi. Kemudian latihan sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan
menyesuaikan penyampaian materi dengan waktu yang disediakan.
Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk membujuk (biasanya
dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau
untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat
tertentu).
Dalam dunia pendidikan orang dewasa presentasi merupakan cara yang paling
banyak digemari oleh para instruktur (pengajar) karena pendekatan tersebut dapat
dengan mudah dan efektif menjelaskan bahasan-bahasan yang kompleks dan rumit
sedemikian rupa sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak membosankan dan
melelahkan.
Ada beberapa tipe presentasi, yaitu:
32 | P a g e
Media Presentasi
Sebenarnya, hampir semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan
atau dipresentasikan kepada sasaran. Yang membedakan antara media presentasi dengan
media pada umumnya adalah bahwa pada media presentasi, pesan atau materi yang akan
disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat
alat saji (projector). Pesan atau materi yang dikemas bisa berupa teks, gambar, animasi,
audio dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.
Pada dasarnya media presentasi yang menggunakan program komputer ini
merupakan pengembangan lebih lanjut dari media transparansi yang disajikan melalui
Over Head Projector (OHP). Berbeda dengan transparansi OHP yang tidak bisa
menampilkan unsur audio visual, media presentasi dengan program komputer bisa
menampilkan unsur audio-visual dalam pembelajaran. Adapun program aplikasi yang
biasa digunakan untuk membuat presentasi antara lain: Program Impress yang ada pada
Open Office, Macromedia Flash, Director, Authorware, dan aplikasi PowerPoint yang
banyak digunakan di kalangan pendidik (khususnya guru).
video, animasi
Tidak ada interaksi antara pemakai dan komputer
Interaksi terjadi antara presenter dan audience
Ada percabangan (link atau hyperlink).
33 | P a g e
1.1
b.
c.
d.
video, animasi
Terjadi interaksi antara pemakai dan komputer, berupa form data entry
Format: kiosk, training program, education program
Ada percabangan (link atau hyperlink).
4
a.
b.
c.
menggunakan browser
Keunggulan: memanfaatkan hypertext, dan akses ke external database
Ada percabangan (link atau hyperlink).
34 | P a g e
Hal yang paling awal untuk dipersiapkan untuk melakukan presentasi adalah
meyakinkan diri dengan pertanyaan berikut.
Seberapa luas cakupan bahasan yang harus saya sampaikan dan berapa waktu yang
tersedia?
Dapatkan saya membuat daftar poin-poin utama dari seluruh bahasan yang akan saya
sampaikan?
Sudahkan saya mendapatkan cukup bahan (informasi) untuk mendukung bahasan yang
akan saya sampaikan, seperti data, argumentasi, contoh, dalil, kasus dan sebagainya?
b.
c.
Menyiapkan alur dan struktur bahasan dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia.
Sebaiknya dilakukan persiapan rancangan alur pembahasan dalam draft yang ditulis
dalam satu lembar kertas. Rancangan ini membantu menjaga sistematika dan efisiensi
35 | P a g e
presentasi, sehingga tidak terjebak membahas sesuatu yang jauh melenceng dari topik
bahasan.
d.
Menentukan cara dan media yang akan digunakan. Pada intinya, gunakanlah cara dan
media yang paling komunikatif dan mudah difahami. Bila topik bahasan seputar
konsep-konsep dan pengertian, maka pendekatan verbal menjadi pilihan yang memadai.
Membuat makalah yang sistematis, jelas urut-urutan dan poin-poin bahasan menjadi
tuntutan pokok. Apalagi bila disertai dengan ringkasan makalah yang disajikan di awal
atau di akhir bahasan. Bila pokok bahasan menyangkut suatu kajian sebab-akibat, atau
suatu proses (kejadian) pendekatan visual dengan gambar-gambar grafis yang relevan
akan sangat membantu mempercepat pemahaman peserta didik.
Jangan membiasakan diri bergantung pada teks. Hal itu akan membatasi
kebebasan berbicara karena Anda akan selalu terfokus pada teks. Lebih baik
hanya menggunakan catatan kecil (pointers) untuk membantu mengingatkan
materi yang dibahas.
b.
Pelajari terlebih dahulu siapa audience yang ada di depan Anda. Bagaimana
latar belakang, jalan fikiran, dan tingkat pendidikan mereka, karena hal ini
menentukan ragam bahaa apa yang akan anda gunakan. Dan jangan sampai
audience tidak mengerti.
c.
Sajikan hal-hal yang orisinil, yaityu hal-hal yang baru dan menarik untuk
disampaikan. Sehingga mampu menarik minat audience untuk mengikuti
presentasi yang disiapkan.
d.
Jaga volume suara. Jangan sampai terlalu lemah atau terlalu keras. Aturlah nada
suara sesuai dengan tekanan pembicaraan agar tidak membosankan.
e.
Periksa ruangan dan fasilitas presentasi, termasuk sound sistem. Ada baiknya
sebelum presentasi dilakukan gladi resik hingga tidak merusak konsentrasi saat
presentasi.
f.
g.
h.
Berpakaianlah yang rapi dan sopan agar enak dipandang. Karena penampilan
adalah faktor penentu keberhasilan seseorang terutama dalam presentasi.
i.
Gunakan bahasa resmi dan bahasa percakapan yang layak dan sederhana, tidak
berbelit-belit agar mudah dipahami.
j.
Gunakan media atau alat bantu yang Anda kuasai. Hal itu angat mendukung
agar materi yang disajikan akan semakin menarik audience.
k.
3.6
Bagian utama : sejumlah judul utama (main points) dan beberapa sub judul
b.
c.
d.
Support. Penyajian akan sangat menarik dan meyakinkan serta mudah difahami
apabila disertai dengan ilustrasi dan hal-hal yang menunjang. Lengkapilah
setiap sub bahasan dengan ilustrasi yang memadai dan relevan dalam bentuk
kasus, contoh aplikatif, data dan fakta, dalil.
e.
Shape. Penyajian akan menjadi enak dilihat apabila disampaikan dengan model
tampilan hand out, skema, matriks atau grafis yang yang jelas, mudah dan
menarik. Bentuk ini akan mempermudah pemahaman pada topik-topik bahasan
yang padat dan kompleks.
f.
g.
h.
Show. Usahakanlah menggunakan media dan atau alat peraga yang memadai.
Apakah dalam bentuk makalah, hand-out, flipp chart, papan tulis, transparancysheet, slide. Artinya, jangan hanya menggunakan lembar text-book yang
merupakan bagian dari referensi yang digunakan.
i.
j.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Yang termasuk dalam berbicara untuk keperluan akademik meliputi : presentasi, seminar,
berpidato dalam situasi formal, dan belajar mengajar.
1. Cara membuat presentasi yang baik yaitu kita harus mencari sumber-sumber atau bahan
yang akan dipresentasikan. Kemudian bahan-bahan tersebut harus kita edit lagi menjadi
39 | P a g e
lebih khusus, karena dalam hal presentasi, materi yang dimuat tidak harus banyak tapi
diambil kata kunci atau hal-hal pokok yang akan dibicarakan dan presentasi dibuat
dalam power point.
2. Ada 9 hal yang harus diperhatikan dalam membuat seminar yang baik.
3. Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam situasi atau
acara-acara formal.
4. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua yaitu monolog dan dialog. Berbicara
monolog adalah berbicara satu arah, artinya dalam kegiatan berbicara tersebut tidak
terjadi interaksi antara pembicara dengan pendengar.Kegiatan berbicara yang bersifat
monolog; pidato/sambutan dan memandu. Memandu dapat berupa memandu acara atau
mewara dan memandu wisatawan.
5. Kegiatan berbicara yang bersifat dialog; wawancara dan diskusi. Diskusi memiliki
ragam antara lain seminar dan symposium (pertemuan dengan beberapa pembicara
yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek
dari topik yang sama).
3.2.Saran
Berdasarkan penyusunan makalah ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi mahasiswa, berbicara di depan publik atau berbicara dalam kegiatan akademik
merupakan salah satu metode dalam kegiatan belajar di bangku perkuliahan. Oleh
karena itu, makalah ini dapat di jadikan bahan panduan.
2. Bagi dosen, makalah ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan sumber
rujukan buku yang dapat dipercaya
40 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Akademik,
keperluan-
41 | P a g e