Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH PAI

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

OLEH KELOMPOK 3

BAIQ AZQIANA SATIRAH


( G1C015004 )
BAIQ IKE NURSOFIA
( G1C015005 )
BAIQ JANNATUN NAIM
( G1C015006 )
HASTIA NINGSIH APRIANI
JASMINE WICAKSANANING RATRI
RONA BATARA MENTARI
PROGRAM STUDI KIMIA DAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2016

KATA PENGANTAR

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, karena dengan


pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
KEIMANAN DAN KETAKWAAN ini. Tidak mungkin kami dapat
menyelesaikan makalah ini, tanpa adanya sumber-sumber dari pihak yang
terlibat. Untuk itu, saya ucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang terlibat
dalam membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis sadar bahwa hasil kerja ini jauh dari sempurna yang masih
memerlukan kritikan atau perbaikan-perbaikan agar menjadi sebuah makalah
yang lebih bagus lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf atas kelebihan
dan kekurangan di makalah ini. Saya berharap apa yang tertulis di makalah ini
dapat bermanfaat bagi si pembaca terlebih khalayak ramai. Terima kasih.
Mataram, 25 Maret 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Halaman Depan..........................................................................................................i
Kata pengantar...........................................................................................................ii
Daftar isi.....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang...............................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................1
Tujuan Penulisan Makalah.............................................................................2
Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................2

BAB II ISI
A.
B.
C.
D.
E.

Pengertian Iman.............................................................................................3
Wujud Iman....................................................................................................4
Tanda-tanda Orang Beriman..........................................................................5
Pengertian Takwa...........................................................................................6
Korelasi Keimanan dan Ketakwaan...............................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam menjalani kehidupan selalu berinteraksi dengan manusia lain atau
dengan kata lain melakukan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial manusia harus
memiliki akhlak yang baik agar dalam proses interaksi tersebut tidak mengalami hambatan
atau masalah dengan manusia lain. Proses pembentuk akhlak sangat berperan dengan masalah
keimanan dan ketakwaan seseorang. Keimanan dan Ketakwaan seseorang berbanding lurus
dengan akhlak seseorang atau dengan kata lain semakin baik keimanan dan ketakwaan
seseorang maka semakin baik pula akhlak seseorang hal ini karena keimanan dan ketakwaan
adalah modal utama untuk membentuk pribadi seseorang. Keimanan dan ketakwaan
sebenarnya potensi yang ada pada manusia sejak ia lahir dan melekat pada dirinya hanya saja
sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan seseorang yang telah terjamah oleh
lingkungan sekitarnya maka potensi tersebut akan semakin muncul atau sebaliknya potensi
itu akan hilang secara perlahan.
Saat ini keimanan dan ketakwaan telah dianggap sebagai hal yang biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang sebenarnya dari
keimanan dan ketakwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu menganggap remeh tentang
hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai arti bahasa, tidak mencari makna yang
sebenarnya dari arti bahasa itu dan membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena
itu dari persoalan dan masalah-masalah yang terpapar diataslah yang melatar belakangi
kelompok kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketakwaan yang
kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian iman?
2) Bagaimana wujud iman?
3) Bagaimana tanda-tanda orang yang beriman?
4) Apa pengertian takwa?
5) Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1)
2)
3)
4)
5)

Mendeskripsikan pengertian iman


Memaparkan wujud iman
Memaparkan tanda-tanda orang yang beriman
Mendeskripsikan pengertian takwa
Menjelaskan korelasi antara keimanan dan ketakwaan

D. Manfaat Penulisan Makalah


KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Bagi penulis: melatih potensi penulis dalam menyusun makalah


Bagi pembaca: dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan ketawaan
serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
ISI

A. Pengertian Iman
Secara bahasa iman berasal dari kata

yang artinya percaya. Sedangkan

secara istilah para ulama mendifinisikan iman dengan



Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan
Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan adalah ;
KEIMANAN DAN KETAKWAAN

a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)


b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)
c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan
secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna
apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya
tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna.
Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat
dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:
Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Quran) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab
yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat
sangat jauh. (Q.S. An Nisa : 136).
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam
hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

B. Wujud iman
Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan
keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu
secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
KEIMANAN DAN KETAKWAAN

Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan
keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang
sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah Islam,
maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau
amal saleh. Apabila tidak beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa,
kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan segala
aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti
meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya
didasarkan pada ajaran Islam.
Wujud Iman menurut Hasan Al-Bana di antaranya:
1. Ilahiyah: Hubungan dengan Allah
2. Nubuwwah: Kaitan dengan Nabi Rasul, kitab, dan mukjizat
3. Ruhaniyah: Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Syetan, Ruh
4. Samiyah: Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sami

C. Tanda tanda orang beriman


Al-Quran menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
1) Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah tidak
lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Quran, maka bergejolak
hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami
ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.

2) Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah, diiringi
dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim: 11,
Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).
3) Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-Anfal: 3
dan al-Muminun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat,
dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.
KEIMANAN DAN KETAKWAAN

4) Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal ini
dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan Allah
merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang
kaya dengan yang miskin.
5) Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (alMukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang berstandar
ilmu Allah, yaitu al-Quran menurut Sunnah Rasulullah.
6) Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mumin tidak
akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.
7) Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan Allah
adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda
yang dimiliki maupun dengan nyawa.
8) Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap seperti itu
merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan
ajaran Allah dan Sunnah Rasul.
Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi kehidupan
seorang muslim. Abu Ala Maududi menyebutkan tanda orang beriman sebagai berikut:
1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.
2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.
3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.
4. Senantiasa jujur dan adil.
5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi.
6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.
7.

Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi resiko,

bahkan tidak takut kepada maut.


8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.
9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi.

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

(A. Toto Suryana AF, et.al, 1996 : 69).

D. Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari kata :waqa-yaqi-wiqayah, secara etimologi berarti hati-hati,
waspada, mawasdiri, memelihara dan melindungi Secara terminologi taqwa adalah
menjalankan semua perintah ALLAH dan menjauhi semua larangannya
Tingkatan taqwa:
Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kefakiran dan mengadakan sekutusekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa.
Kedua :Menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan Rasul-nya, ia
memiliki tingkat taqwa yang tinggi.
Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, inilah
tingkat taqwa yang tertinggi. Allah berfirman lewat surat Ali Imran ayat 102; Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya
taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (beragama Islam).
Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang
apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah :
1. Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka.
2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-hari seorang manusia.
3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang
banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah
4.

bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi.


Orang yg menyiapkan diri untuk perjalanan panjang, maksudnya adalah hidup
sesudah mati.
Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa

yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga
bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan.

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

E. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan


Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang
bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Iman
yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang
kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia
itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa
adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang
memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang
berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa.
Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua,
yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang
keesaan Zat, keesaan Sifat, dan keesaaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat,
dan Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran
atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas
bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal
ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis. Kalimat Laa ilaaha
illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan pengertian tauhid praktis (tauhid
ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang
disembah selain Allah, atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikanNya tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengertian beriman kepada
Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat, dan Perbuatan Tuhan,
tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat
dikatakan seorang yang sudah bertauhid secara sempurna. Dalam pandangan Islam, yang
dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan
dalam perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus ada kesatuan

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

10

dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri dan dalam kehidupan seharihari secara murni dan konsekuen.
Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan
pelaksanaan, fikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid
adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran,
membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.
Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah
mengucapkan kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua perintah
Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Iman adalah adalah pembenaran dengan segala keyakinan tanpa keraguan
sedikitpun mengenai yang datang dari Allah SWT dan rasulNya.
b. Wujud Iman ada 4, yakni:
Ilahiyah: Hubungan dengan Allah
Nubuwwah: Kaitan dengan Nabi, Rasul, kitab, dan mukjizat
Ruhaniyah: Kaitan dengan alam metafisik; Malaikat, Jin, Syetan, Ruh
KEIMANAN DAN KETAKWAAN

11

Samiyah: Segala sesuatu yang bisa diketahui melalui sami


c. Tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:
Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu
Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat alQuran, maka bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya.
Senantiasa tawakal
Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga
Menafkahkan rezki yang diterimanya
Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan
Memelihara amanah dan menepati janji
Berjihad di jalan Allah dan suka menolong
Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin
d. Taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan
apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga
benar-benar perintah dan menjauhi larangan.
e. Seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan
kalimat tauhid dalam syahadat asyhadu allaa ilaaha illa Alah, (Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah), kemudian diikuti dengan mengamalkan semua
perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

B. Saran
Masyarakat seharusnya benar-benar memahami arti dari keimanan dan ketakwaan
serta memupuk keimanan dan ketakwaan tersebut di dalam diri mereka, sebab 2 hal tersebut
sangat berperan dan berpengaruh penting terhadap diri manusia dalam menjalani kehidupan.

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

12

DAFTAR PUSTAKA

Barata, Mappasessu, Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar: TimDosen UNM
http://marianaramadhani.wordpress.com/coretan-kuliah/konsep-ketuhanan-dalam-islam/ diakses
tanggal 4 Oktober 2011 pukul 19.25
Muchamad Syihabulhaq. Definisi Takwa. http://pencerahqolbu.wordpress.com/2011/05/25/definisitaqwa/
diakses tanggal 4 Oktober 2011 pukul 19.35
http://www.indoquran.com
diakses tanggal 4 Oktober 2011 pukul 20.00
http://yuliaseptian.blogspot.co.id/2012/10/makalah-pai-tentang-keimanan-dan.html
KEIMANAN DAN KETAKWAAN

13

KEIMANAN DAN KETAKWAAN

14

Anda mungkin juga menyukai