Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BID’AH DALAM IBADAH

Diajukan Kepada Ustadz Roni Hidayat Lc., MA

Untuk memenuhi sebagian dari Tugas Studi

Tsaqofah Islamiyah

Disusun Oleh :

KHANSA AZ ZAHRA

NIM : 41903002

PRODI MANAJAMEN BISNIS SYARIAH SEKOLAH TINGGI


EKONOMI ISLAM SEBI DEPOK
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah “Bit’ah dalam Ibadah” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Tsaqofah Islamiyah. Penulis berharap makalah tentang Bit’ah dalam
Ibadah dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar tetap berhati hati dalam
menyempurnakan keimanan kepada Allah.

Penulis menyadari makalah bertema bit’ah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar
makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik
terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 14 September 2020

Khansa Az Zahra
Daftar Isi

Halaman judul ........................................................................................................... i

Kata pengantar ......................................................................................................... ii

Daftar isi ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian bid’ah ................................................................................................. 2

B. Macam macam bid’ah ....................................................................................... 3

C. Bahaya perbuatan bid’ah .................................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 5

B. Saran .................................................................................................................... …. 5

C. Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………. 6


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tema bid’ah adalah pembahasan yang actual dan pelik untuk dibicarakan. Hal ini disamping
banyaknya perbedan pandangan masyarakat yang berkaitan dengan bid’ah. Islam
memberikan tuntunan kepada manusia dalam hal beribadah, bahwa beribadah itu
hendaknya didasarkan atas keimanan kepada Allah, bukan atas dasar pamrih atau riya’ dan
sesungguhnya dalam beribadah dibutuhkan kemurnian hati yang tulus, tidak boleh berbuat
atau melakukan sesukanya berdasarkan kata hati, perasaan dan akal. Dengan demikian tidak
cukup bagi seseorang hanya mengetahui mengetahui tauhid saja tanpa mengetahui syirik.
Tak dapat disangkal lagi bila fenomena yang ada menunjukkan tak sedikit dari kaum
muslimin yang begitu hobi melakukan praktik bid’ah dan khurafat, yang lebih mengenaskan
bid’ah dan khurafat itu dikemas sedemikian rupa agar tampak seolah-olah suatu ibadah
yang disyariatkan, lebih tampil menarik dan mampu memikat perhatian banyak orang.

Tidak diragukan lagi bahwa berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah adalah kunci
keselamatan dari terjerumusnya kepada bid’ah dan kesesatan. Maka barang siapa yang
berpaling dari Al-Qur’an dan Sunnah pasti akan terbentur oleh jalan-jalan yang sesat dan
bid’ah. Oleh karena itu, tulisan makalah ini bermaksud untuk mengupas mulai dari
pengertian bid’ah, bid’ah dalam ibadah dan pembagiannya menurut Al Qur’an dan Hadist.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

a. Apa yang dimaksud dengan bid’ah?

b. Apa saja macam macam bid’ah (dalam ibadah dan dalam perkataan atau keyakinan) ?

c. Apa bahaya perbuatan bid’ah?


C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian bid’ah

b. Untuk mengetahui macam macam bid’ah (dalam ibadah dan dalam perkataan atau
keyakinan)

c. Untuk mengetahui dampak atau bahaya dari perbuatan bid’ah

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertin Bid’ah

Bid’ah diambil dari kata bida’ yaitu al ikhtira atau mengadakan sesuatu tanpa adanya contoh
sebelumnya atau sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan maupun dicontohkan
oleh Nabi Muhammad Shallallhu’alaihi wa sallam, tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat
sekarang. Bid’ah menurut istilah (syar’i/terminologi) adalah : sesuatu yang diada-adakan
menyerupai syariat tanpa ada tuntunannya dari Rasulullah yang diamalkan seakan-akan
bagian dari ibadah. Nabi menilainya sebagai kesesatan dalam agama. Hukum bid’ah adalah
haram.

Bid’ah adalah kebalikan dari sunnah dan bertentangan dengan Al-Qur’an, As-Sunnah dan
Ijma umat terdahulu, baik keyakinannya atau peribadahannya atau ia bermakna lebih umum
yaitu apa-apa yang tidak di syariatkan oleh Allah maka yang demikian itu adalah bid’ah.
Bid’ah dalam syari’ah adalah apa yang diada-adakan yang tidak ada perintah Rasul
Shallallahu’alaihi wa sallam. Membuat cara-cara baru dengan tujuan agar orang lain
mengikuti, sesuatu pekerjaan yang sebelumnya belum pernah dikerjakan, itu disebut bid’ah.

Secara umum bid’ah bermakna melawan ajaran asli suatu agama, artinya menciptakan
sesuatu yang baru dan disandarkan pada perkara agama atau ibadah. Maka inilah makna
bid’ah yang sesungguhnya. Bid’ah dalam agama memecah belah dan menghancurkan
persatuan umat. Bid’ah dalam agama juga mematikan sunnah. Pembuat dan pelaku bid’ah
mengangkat dirinya sebagai pembuat syariat baru dan sekutu bagi Allah.
B. Macam – Macam Bid’ah

Macam – macam bid’ah dalam Ad-Dien (Islam) ada dua macam :

1. Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah : Bid’ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-
ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-
kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.

2. Bid’ah fil ibadah : Bid’ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang
tidak disyari’atkan oleh Allah, dan bid’ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :

a. Bid’ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah
yang tidak ada dasarnya dalam syari’at Allah Ta’ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak
disyari’atkan, shiyam yang tidak disyari’atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak
disyariatkan seperti pesta ulang tahun, kelahiran dan lain sebagainya.

b. Bid’ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti


menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar.

c. Bid’ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah yang
sifatnya tidak disyari’atkan seperti seperti membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah
sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

d. Bid’ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari’atkan, tapi tidak
dikhususkan oleh syari’at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya’ban
(tanggal 15 bulan Sya’ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam
dan qiyamullail itu di syari’atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan waktu
memerlukan suatu dalil.
C. Bahaya Perbutan Bid’ah

 Amalan tertolak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa membuat suatu
perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut
tertolak.

 Terhalang untuk bertaubat


Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah betul
betul menghalangi setiap pelaku bid’ah untuk bertaubat sampai dia meninggalkan
bid’ahnya

 Tidak mendapat syafaat


Nabi berkata, “Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di
hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan
(minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas
berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau
sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’

 Berdosa jika perbuatannya tertular orang lain


Nabi Shallallahu alaihi wasallam berkata, Barangsiapa yang membuat sunnah yang
baik lalu diikuti oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal
ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran
yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu sunnah yang buruk
lalu diikuti oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran yg buruk
seperti orang yang mengamalkan, tanpa mengurangi dosa si pemberi misal.

BAB  III
PENUTUP

                                                             

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

 Bid’ah merupakan pelanggaran yang sangat besar dari sisi melampaui batasan-
batasan hukum Allah dalam membuat syariat, karena sangatlah jelas bahwa hal ini
menyalahi dalam meyakini kesempurnaan syariat. Menuduh Rasulullah Muhammad
SAW menghianati risalah, menuduh bahwa syariat Islam masih kurang dan
membutuhkan tambahan serta belum sempurna. Jadi secara umum dapat diketahui
bahwa semua bid’ah dalam perkara ibadah/agama adalah haram atau dilarang
sesuai kaedah ushul fiqih bahwa hukum asal ibadah adalah haram kecuali bila ada
perintah dan tidaklah tepat pula penggunaan istilah bid’ah hasanah jika dikaitkan
dengan ibadah atau agama sebagaimana pandangan orang banyak.
 Analisis tentang Bid’ah dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan tentang
agama islam bagi masyarakat.
 Berkaitan dengan moral dan peran manusia,maka penyebab yang paling dominan
sebagai penyebab terjadinya Bid’ah yaitu tidak adanya pemahaman dan komitmen
agama yang baik dikalangan masyarakat.
 Bid’ah terdiri dari dua macam yaitu Bid’ah qauliyah ‘itiqadiyah dan Bid’ah qauliyah
‘itiqadiyah

B.  Saran

 Setelah disadari bahwa Bid’ah kesalahan yang besar yang menyalahi hukum-hukum
Allah dan tidak diajarkan dalam agama Islam maka hendaklah masyarakat mampu
meramu pendidikan agama Islam yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diajarkan dalam agama islam.
 Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca akan lebih dapat mencari tahu 
tentang bid’ah yang diwajibkan dan diharamkan.
 Masyarakat hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian  sederhana yang
bertujuan untuk menemukan formula-formula baru  bagi system pembelajaran agam
islam yang lebih inovatif untuk meningkatkan  mutu pendidikan tentang agama islam
yang menambah dan memperkuat iman kita terhadap Allah.

C. Daftar Pustaka

 https://almanhaj.or.id/439-pengertian-bidah-macam-macam-bidah-dan-hukum-
hukumnya.html
 https://muslim.or.id/19507-apakah-bisa-suatu-amalan-itu-tertolak.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Bidah#:~:text=Definisi%20Secara%20Istilah,-Definisi
%20bid'ah&text=Suatu%20istilah%20untuk%20suatu%20jalan,beribadah%20kepada
%20Allah%20Ta'ala.

SOAL!!!!

1. Bid’ah diambil dari kata bida’ yang artinya…..

a. Meniadakan
b. Meninggalkan
c. Menemukan
d. Mengadakan
e. Membuang

2. Sebutkan 2 Jenis bid’ah dalam Islam….

a. Amaliyah dan I’tiqodiyah


b. Ahlussunah dan Amaliyah
c. Qouliyah I’tiqodiyah dan Bid’ah fil Ibadah
d. Qouliyah Amaliyah dan Qouliyah I’tiqodiyah
e. Bid’ah fil Ibadah dan Ahlussunnah

3. Perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan orang Jahmiyah disebut bid’ah…
a. Bid’ah fil ibadah
b. Qouliyah I’tiqodiyah
c. Amaliyah
d. Ahlussunnah
e. Semua salah

4. Bahaya Bid’ah adalah…

a. Menimbulkan konsekuensi pendustaa terhadap Allah


b. Menimbulkan perpecahan dan perceraian umat islam
c. Termasuk orang yang merugi
d. Akan jauh dari petunjuk Allah
e. Semua benar

5. Lawan kata dari Bid’ah adalah….

a. Ta’at
b. Nikmat
c. Ikhlas
d. Sunnah
e. Mubbah

Anda mungkin juga menyukai