Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Agama dan Budaya dalam Perilaku Konsumen

Kelompok 8 : Hafshah, Hajar, Khalisa, Khansa Az

Definisi Agama

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "Agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan.

Agama merupakan salah satu karakteristik demografi yang sangat penting. Berdasarkan data yang
dipublikasikan oleh berbagai lembaga, tercatat beragam agama yang paling dianut oleh penduduk di
dunia, yaitu Kristen, Islam, Hindu, Budha, Sikh, Sinto, Judaism, Bahai, Confusianism, Jainism,
Zoroastianism, dan Taoism. Setiap agama memberi ajaran yang sangat berpengaruh terhadap sikap,
persepsi, dan perilaku konsumen dari para penganutnya

Peran Agama dalam Perilaku Konsumen

Agama merupakan kepercayan akan keberadaan Tuhan. Hampir sebagian besar manusia yang hidup
di dunia, umumnya memeluk salah satu agama.Agama resmi yang dianut oleh penduduk Indonesia
yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.

Agama Islam adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia dan
mempengaruhi kehidupan penduduk muslim di Indonesia. Dalam Agama Islam terdapat ajaran
untuk mengakui keberadaan Allah, mendirikan shalat, menunaikan puasa ramadhan, membayar
zakat, dan melakukan ibadah haji bagi yang mampu. Keenam prisip dasar dari ajaran Islam tersebut
telah mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku sebagai konsumen. Konsumen muslim
akan memilih dan mengkonsumsi makanan halal. Ketentuan makanan halal dalam ajaran Islam
sangat mempengaruhi semua konsumen muslim dalam menentukan makanan yang dikonsumsinya.

Umat Nasrani, baik kristen Protestan maupun Katolik merayakan Natal. Pada saat perayaan Natal
tersebut, terdapat tradisi untuk memberikan hadial kepada orang yang disayangi, seperti keluarga
dan teman. Oleh karena itu konsumen yang menganut agama ini membeli berbagai macam barang
yang dijadikan hadian ketika mendekati perayaan Natal.
Dalam ajaran Budha terdapat keyakinan bahwa umat Budha harus menjadi seorang vegetarian.
Vegetarian merupakan salah satu jenis perilaku konsumen dalam menentukan asupan makanan
yang dikonsumsi. Seorang yang vegetarian memilih untuk tidak mengkonsumsi pangan yang berasal
dari hewan. Vegetarian lebih memilik untuk mengkonsumsi pangan yang berasal dari tumbuhan.

Jika dalan ajaran agama Budha terdapat ajaran mengenai tidak boleh makan daging atau vegetarian,
di dalam ajaran agama Hindu terdapat ajaran mengenai pelanggaran untuk memakan daging sapi,
karena disebabkan bahwa hewan sapi adalah binatang yang suci.

Sangat berpengaruh ajaran atau aturan agama dalam pola konsumsi masyarakat sangat disadari oleh
konsumen. Tidak jarang iklan, baik iklan media TV maupun iklam media cetak yang mengkaitkan
produk mereka dengan kebutuhan agama. Para pemasar pun mempergunakan kesempatan
tersebut, karena para pemasar menyadari bahwa secara umum masyarakat indonesia sangat
dipengaruhi oleh ajaran agama.

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.  Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.

Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga
banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-
perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa budaya dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar, dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh
seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri
dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang
lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk
segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
Komponen Budaya

kebudayaan memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu:

 Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian
arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga
mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung
pencakar langit, dan mesin cuci.
 Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
 Lembaga sosial
Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran banyak dalam konteks berhubungan dan
berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu negara akan
menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan sosial masyarakat. Contoh di Indonesia
pada kota, dan desa di beberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja
pada suatu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar jika
seorang wanita memiliki karier.
 Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan, dan membangun sistem kepercayaan atau keyakinan
terhadap sesuatu akan memengaruhi sistem penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem
kepercayaan ini akan memengaruhi kebiasaan, pandangan hidup, cara makan, sampai dengan
cara berkomunikasi.
 Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama, dan tari–tarian,
yang berlaku, dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya
memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran agar pesan
yang akan disampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah, dan
bersifat kedaerahan, setiap akan membangun bangunan jenis apa saja harus meletakkan janur
kuning, dan buah-buahan sebagai simbol, di mana simbol tersebut memiliki arti berbeda di
setiap daerah. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang, mungkin, terlihat masyarakatnya
menggunakan cara tersebut.
 Bahasa
Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap wilayah, bagian,
dan negara memiliki perbedaan yang sangat kompleks. Dalam ilmu komunikasi bahasa
merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sifat unik dan kompleks
yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebut. Jadi keunikan, dan kekompleksan
bahasa ini harus dipelajari, dan dipahami agar komunikasi lebih baik serta efektif dengan
memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

Proses Pembentukan Budaya

Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial


artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat lokal.
Terbentuknya kebudayaan berawal dari timbal balik terhadap keadaan kondisi sosial, ekonomi dan
lainnya.

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan
harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli.
Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

A.    Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari

Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan . Dengan memahami


beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi
penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat
secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap
perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita akan
otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa
jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika
seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang
berbeda dengan mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang.
Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan
budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi dua
kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila
dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali
sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka
berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi
dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.

B.    Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan

Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan
sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai kapan
waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada waktu makan. Begitu
juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan
olahan dan suatu obat.

C.    Pengaruh Budaya dapat Dipelajari

Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai
mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya
seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu
misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang
lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru
perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan
periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk
ditiru
masyarakat.Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan
pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah produk akan
berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi keuntungan dan
kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat
konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi
generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.

D.    Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi

Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah
(berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Tradisi yang
disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat
umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung
masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu
berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan
membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut

Anda mungkin juga menyukai