BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya setiap orang yang melakukan perkawinan
pastilah bertujuan membangun keluarga yang sakinah, mawadah dan
warahmah,
harmonis
namun,
suatu
tidak
saat
semua
bisa
pernikahan
saja
terjadi
akan
selamanya
percekcokan
yang
beralih
ke
pembahasan
alangkah
baiknya
kita
demikian
talak
bukan
masalah
baru
di
dalam
Hadis Ahkam
B. Rumusan masalah.
1. Hukum mentalak dalam keadaan haid/menstruasi
2. Hukum talak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Talak :
Menurut bahasa : talak berarti melepaskan atau meninggalkan.
Menurut syara : talak adalah melepas tali nikah dengan lafal talak
atau sesamanya. Menurut Imam nawawi dalam bukunya Tahdzib,
talak adalah tindakan orang yang terkuasai terhadap suami yang
terjadi tanpa sebab kemudian memutus nikah.
B. Hadis hukum talak :
))
.((
Artinya :
Hadis Ahkam
Hadis Ahkam
Hadis Ahkam
)( :
)
(
Artinya :
Dan pada suatu riwayat Imam Muslim : Suruhlah ia merujunya
kemudian mentalaknya dalam keadan bersih atau sedang hamil dan
riwayat lain Imam Bukhari : di hitung sejak jatuhnya talak
:
)) :
Artinya :
Dan dalam sebuah riwayat lainnya : Abdullah putra Umar
berkata : kemudian Rasulullah saw mengembalikan istriku itu
kepadaku dan beliau tidak melihat sesuatu apapun dariku atas istriku
itu dan beliau bersabda bila wanita itu sudah bersih, boleh di
laksanakan talak atau di teruskannya saja sebagai istri.
F. Hukum yang terkandung dalam hadits Ibnu Umar :
Haram menjatuhkan talak dalam masa isteri sedang berhaid.
Para imam mazhab sepakat bahwa talak yang di jatuhkan pada
masa haid setelah disetubuhi atau pada masa suci setelah di setubuhi
hukumnya haram
Hadis Ahkam
Hadis Ahkam
.((
Artinya :
suruhlah ia merujunya, hendaklah ia menahan isterinya
sampai bersih, kemudian haid lalu bersih lagi, bila ia mau
tahanlah (teruskanlah) dengan isterinya itu, atau mentalaknya
juga bila ia mau hendaknya sebelum di campuri, iddah itulah
yang Allah perintahkan bila perempuan-perumpuan itu sudah di
talak. (Muttafaqqun Alaih)
4. Makruh : talak yang di lakukan tanpa sebab, pergaulan suami
istri dalam keadaan baik.
Hadis Ahkam
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam pembahasan pada bab II adalah :
a. Talak adalah melepas tali nikah dengan lafal talak atau
sesamanya.
b. Munasabah hadits menjelaskan bahwa tidak boleh menalak istri
dalam keadaan haid tunggulah ia sampai bersih dari haidnya
itu.
c. Hukum yang terkandung dalam hadits Ibnu Umar adalah haram
hukumnya menalak istri dalam keadaan haid.
d. Hukum-hukum talak yaitu : wajib : jika dalam rumah tangga
terjadi percekcokan atau tidak ada lagi kesamaan pendapat dan
hakim memandangnya harus cerai, sunnat : apabila istri sudah
tidak menjaga kehormatannya, haram : menalak istri dalam
keadaan haid, makruh : talak yang di lakukan tanpa sebab.
2. Saran
Sebaiknya suami istri jika ada masalah harus di selesaikan
dengan cara kekeluargaan supaya masalah yang di hadapi mendapat
solusinya dan jangan seakalipun mengucapkan kata talak atau cerai,
tapi jika masalah itu tidak dapat di selesaikan dan keduanya ingin
memutuskan tali pernikahan harus di tanyakan dulu kepada kepada
keluarga masing-masing.
Hadis Ahkam
DAFTAR PUSTAKA
Imam As-Sanawih. Subulu Al-Salam
Al Hafizh Ibn Hajar Al Asqa. Bulughul Maram ; CV Toha Putra
Semarang
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Ulumul hadis ; Amzah, jakarta
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. Koleksi Hadis-hadis Hukum
PT. Pustaka Rizki Putra ; Semarang
Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. Fiqh Munakahat II, CV Pustaka Setia ;
bandung
Dr. Abdul Aziz Muhammad Azzam, Dr. Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.
Fiqh Munakahat, Amzah ; Jakarta
Hadis Ahkam
10