air. Dataran gorontalo adalah dahulu merupakan bagian dari lautan. Masyarakat gorontalo dari abad
ke 12 dan ke 13, telah menata kehidupan mereka dengan kabiasaan-kebiasaan yang luhur, mereka
sangat santun, sopan dan suka bekerja sama, memelihara kerukunan, menjalin persatuan dan
kesatuan. Dari kedaban itulah lahir persekutuan-persekutuan yang disebut kelompok ‘layihe’
(pedukuhan), layuhe bergabung menjadi kelompok ‘linula’ (kecamatan), linula menjadi kelompok
Keberadaan kelompok layihe, linula, lipu, lalu menjadi pohala’a ini, mengorbitkan pemimpin-
3. Pohala’a Tuwawa
4. Pohala’a Bulango
5. Pohala’a Atnggola
Berbicara mengenai budaya daerah gorontalo, sering kali yang terlintas di benak pertama
kali budaya adalah kata benda, artefak, tulisan kuno atau sejenisnya, budaya adalah hal-hal yang
berkaitan dengan budi dengan akal sebagai hasil karya, rasa dan cipta masyarakat yang diwariskan
dari generasi ke generasi selanjutnya serta memberikan identitas yang berbeda pada komunitas
pendukungnya.3
1
Farha Daulima Dan Irwan Hamzah, 2007, Dulo “Mobahasa lo Hulothalo Mopo’o Lamahe Lipu”,
Forum suara Perempuan: Gorontalo, hal. 1-2
2
Ibid., hal. 2
3
Rizky Firmansyah, Dkk, 2016, Rivitalisasi Aksara Bonda: Mengangkat Martabat Peradaban
Gorontalo, Kantor Bahasa Gorontalo: Gorontalo, hal. 13 dan 14
Sejarah juga pernah mencatat dalam kanvas dunia prestasi Indonesia atas budayanya yakni
kekayaan budaya indonesia menempati peringkat ke-39 se-dunia dalam world cultural heritage ver
budaya, kota yang berslogan “adat bersendikan syara’ dan syara’ bersendikan kitabullah” derah yang
dikenal dengan karena budaya mohuyula, motiayo, dan heleiya yang tak pandang bulu5
Gorontalo malang, budaya , menghilang, sperti itulah gambaran kondisi gorontalo saat ini.
Provinsi yang pertama kalinya merdeka, kini justru berada diurutan terbawah (urutan ke 24 dari ke
34 provinsi di indonesia) dan semakin tertinggal jika dibandingkan dengan beberapa provinsi lain.
Moedernisasi yang cukup ekstrim telah menghantam budaya yang melekat dengan tradisi dan
kearifan lokal. Tentu saja ini tantangan bagi generasi muda yang cukup dilematis anatara
mempertahankan tradisi keaslian budaya atau mengikuti perkembangan zaman yang cenderung
tradisinya6
Kesenian daerah gorontalo sebagai slah satu suku yang ada di pulau sulawesi memiliki
aneka ragam kesenian daerah, baik tari, lagu, rumah adat, dan pakaian adat. Tarian yang cukup
terkenal di daerah ini antara lain, tari bunga, tari polopalo, tari danadana, zamrah, dan tari langga.
Lagu-lagu daerah gorontalo yang cukup terkenal adalah hulondhalo lipuu (gorontalo tempat
kelahiranku), ambikoko (nama orang), mayiledungga (telah tiba), Mokarawo (membuat kerawang),
tobulalo limutu (di danau limboto), dan binde biluhuta (sup jagung)7
4
Ibid., hal. 14
5
Ibid., hal. 15-16
6
Anastasia hastuti abdulullah, dkk, 2015, menjaga nilai tradisi tolnagga di gorontalo antologi esai remaja
gorontalo, kantor bahasa provinsi gorontalo: gorontalo, hal. 21
7
Op.,cit, Rizky Firmansyah, Dkk, 2016, hal. 132