Anda di halaman 1dari 7

Konsep Dasar Perbedaan individu

A.      Pengertian Individu

Manusia atau individu adalah Makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi objek filsafat, baik objek formal yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun obyek material yang memepersoalkan manusia sebagai apa
adanya manusia dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk
yang berfikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik
atau homo educandum dan seterusnya. Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan
sosial, kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia merupakan
kesatuan individu yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang berarti orang,
perseorangan dan oknum. Setiap orang, apakah ia seorang anak atau seorang orang dewasa dan
apakah ia berada di dalam suatu kelompok atau seorang diri, ia disebut Individu. Individu
menunjukkan kedudukan seorang sebagai orang-perorang atau perseorangan. Sifat individual adalah
sifat yang berkaitan dengan orang-perorang, berkaitan dengan perseorangan.

Menurut Lindgren (1980) makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menyangkut tentang
variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik dan psikilogis. Perbedaan Individual menurut Chaplin
(1995:244) adalah “sebarang sifat atau perbedaan kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa
membedakan satu individu dengan individu lainnya”[1].

Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak yang dapat merangsang
perkembangan potensi-potensi yang dimilkinya dan akan membawa perubahan-perubahan apa saja
yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Jadi, seorang anak harus dibantu oleh guru,
orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya
dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkannya dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia.

Pengertian Hakikat Manusia

            Pengertian Hakikat Manusia ,Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus
dijalankan oleh setiap manusia.  Kata manusia berasal dari kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta
atau ” mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ”
yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan
makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan
dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Pada dasarnya manusia
diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.  

B.     Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu (i) semua diri
manusia mempuyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya dan (ii) di dalam pola
yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia-secara biologis dan sosial tiap-tiap
individu mempunyai kecenderungana berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan
lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana individu berbeda akan
mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-kombinasi dari berbagai unsur perbedaan
tersebut[2].

Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu
atau perbedaan individual. Makna “perbedaan” dalam “perbedaan individual”  menurut Lindgreen
(1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.  Gerry (1963)
dalam buku perkembangan peserta didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan
perbedaan individual seperti berikut:

1)      Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan
kemampuan bertindak.

2)      Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.

3)      Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4)      Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat kita peroleh bahwa perbedaan individual adalah hal-hal
yang berkaitan dengan “psikologi pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis maupun fisik
antara orang-orang serta berbagai persamaannya.[3]

Seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa yang berbeda satu sama lain. Siswa
yang berada di dalam sebuah kelas, tidak terdapat seorangpun yang sama kecmungkinan ada dua
orang kelihatannya sama kalau anak tersebut kembar tetapi antara keduanya tentu terdapat
perbedaan. Perbedaan yang segera dapat dikenal oleh guru tentang siswanya adalah perbedaan
fisiknya : seperti tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya.
Dari fisik, seorang guru cepat mengenal sisiwa di kelasnya satu persatu. apabila ditelusuri secara
cermat siswa yang satu dengan yang lain tentu setiap individu memiliki sifat-sifat psikis yang berbeda-
beda.

C.     Area Perbedaan yang ada pada Individu

Berikut adalah beberapa Area perbedaan pada individu:

a.       Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar  sekolah menghasilkan tiga
pembentukan  kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan
ilmu pengetahuan dan  teknologi. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Hasil
belajar dalam hal ini merupakan perpaduan antara pembawaan dengan pengaruh lingkungan. Proses
pembelajaran adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan
untuk mengembangkan faktor dasar yang dimiliki oleh anak.

Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar. Tes
hasil belajar menghasilkan kemampuan kognitif yang bervariasi, sebab pada dasarnya setiap individu
memiliki persepsi tentang hasil pengamatan terhadap suatu objek yang berbeda-beda. Intelegensi
(IQ) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Hasil – hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai kemampuan kognitif berkolerasi positif dengan tingkat kecerdasan seseorang.[4]

b.      Perbedaan dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa adalah salah satu kemampuan individu yang penting sekali dalam kehidupannya.
Kemampuam berbahasa merupakan kemampuan individu untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa
setiap individu berbeda. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan termasuk faktor fisik (organ untuk bicara).

Lancar atau tidaknya kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada kondisi lingkungan dan
pembiasaannya dalam berkomunikasi.[5]

c.       Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan


koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat (otak) untuk melakukan kegiatan.
Kegiatan ini terjadi karena kegiatan kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan,
rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan
hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dlamm bentuk gerakan- gerakan  atau
kegiatan. Dengan demikian ketepatan kerja jaringan syaraf  akan menghasilkan suatu bentuk
kegiatanh yang tepat (sesuai antara rangsangan dan responnya). Kerja ini akan menggambarkan
tingkat kecakapan motorik.
Syaraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berfikir merupakan faktor penting
dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidak tepatan dalam pembentukan persepsi dan
penyampaian perintah akan menyebabkan kekeliruan respon atau kegiatan yang kurang sesuai
dengan  tujuan[6].

Bertambahnya umur seseorang mengindikasikan adanya kematangan. Hal ini akan menunjukkan
kemampuan yang lebih baik dalam berbagai hal, seperti kekuatan untuk mempertahankan perhatian,
koordinasi  otot, kecepatan berpenampilan, keajegan untuk mengontrol, dan resisten terhadap
kelelahan. Sehingga semakin bertambahnya usia  seseorang akan menunjukkan kecakapan motorik
yang makin tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik  dipengaruhi oleh kematangan fisik dan tingkat
kemampuan berfikir. Karena kematangan fisik dan kemampuan berfikir setiap individu berbeda
sehingga kecakapan motorik setiap individu akan berbeda pula.

d.      Perbedaan dalam Latar Belakang

Sekelompok individu dengan perbedaan latar belakang dan pengalaman dapat memperlancar atau
sebaliknya menghambat prestasi belajar mereka. Misalnya, pengalaman-pengalaman belajar yang
dimiliki anak dirumah mempengaruhi prestasinya dalam situasi belajar yang disajikan di sekolah.

Latar belakang individu dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dari dalam misalnya,
kecerdasan, kemauan, bakat, minat, emosi, perhatian, kebiasaan bekerja sama, dan kesehatan yang
mendukung belajar.  Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis.
Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Perbedaan
latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi
perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat
kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.

e.       Perbedaan dalam Bakat

Bakat adalah kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Bakat dapat juga diartikan sebagai
kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana keberhasilan seseorang untuk memperoleh
keahlian atau pengetahuan tertentu bilamana seseorang diberi latihan-latihan tertentu. Misalnya
seseorang yang mempunyai bakat numerical yang baik, bila diberi latihan-latihan akuntansi keuangan,
akan mudah untuk menguasai masalah akuntansi, begitu pula sebaliknya.

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan yang relatif
bisa bersifat umum (misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Bakat
khusus juga disebut juga talent.[7]

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia
dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang
bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau
mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima
tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat,
tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang
membuat guru di sekolah mengalami kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak
seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima
informasi dalam jumlah yang besar sekaligus.

 Perkembangan bakat dimiliki secara individual. Bakat akan berkembang dengan baik jika mendapat
rangsangan atau kesempatan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya, bakat tidak dapat
berkembang sama sekali manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang.

f.        Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang berkesinambungan dari sebuah pengalaman yang akan membuat
suatu individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu (kognitif), dari tidak mau menjadi mau (afektif)
dan dari tidak bisa menjadi bisa (psikomotorik), misalnya seseorang anak yang belajar mengendarai
sepeda akan terlebih dahulu diberi pengarahan oleh orang tuanya lalu anak tersebut mencoba untuk
mengendarai sepeda hingga menjadi bisa.

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu
yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf
kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan
suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan
ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar
yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
Sedangkan Proses kematangan dan belajar akan sangat menentukan kesiapan belajar pada seseorang,
misalnya seseorang yang proses kematangan dan belajarnya baik akan memiliki kesiapan belajar yang
jauh lebih baik dengan seseorang yang proses kematangan dan belajarnya buruk. Perbedaan kesiapan
individu tidak saja disebabkan oleh keragaman dalam rentang kematangan tetapi juga oleh
keragaman dalam latar belakang sebelumnya.

Kondisi fisik yang sehat dalam kaitanya dengan kesehatan dan penyesuaian diri yang memuaskan
terhadap pengalaman-pengalaman disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang-
orang dan benda-benda membantu perkembangan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap
apatis, pemalu dan kurang percaya diri akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh dan latar
belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

g.       Perbedaan Tingkat Pencapaian.

Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil pencapaian
dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan
nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika
dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar
yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang
merata dalam pencapaian matematika[8].

h.       Perbedaaan Lingkungan Keluarga

Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan
yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih
cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu
dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.

Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai
matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matemtika
dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.

i.         Latar Belakang Budaya dan Etnis

Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar
berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan
menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan.

D.    Faktor penyebab perbedaan individu

Perbedaan yang dimiliki antar satu individu dan individu yang lain sangat dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor bawaan dan juga faktor lingkungan. Dibawah ini penjelasan singkat pengaruh dari kedua
faktor tersebut dalam membentuk karakteristik seorang individu.

1.      Faktor Bawaan

Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang dimiliki oleh seorang individ yang diturunkan
melalui pewarisan genetik dari orangtua. Setiap gen membawa potensi ciri bawaan fisik dan mental
yang berbeda pada tiap individu sesuai dengan gen yang didapat dari kedua orangtua.Meskipun rata-
rata kita memiliki 50% gen yang sama dengan saudara kita, kumpulan gen kita tetap khas kecuali kita
adalah kembar identik. Perbedaan gen ini merupakan suatu alasan mengapa kita berbeda dengan
orang lain, baik secara fidik, psikologis maupun perilaku bahkan dengan saudara kita sendiri.
Selebihnya dipengaruhi oleh lingkungan, karena kita tak pernah berada dilingkungan yang sama persis
(Zimbardo & Gerig, 1999).

2.      Faktor Lingkungan

Lingkungan merujuk pada segala sesuatu yang berada di luar diri seorang individu. Faktor lingkungan
ini meliputi banyak hal, mulai dari status sosial ekonomi orangtua, pola gizi, pola asuh, budaya, dan
lain sebagainya.

Faktor lingkungan ini juga terbagi kedalam dua bagian yaitu.


1)      Faktor lingkungan statis yang meliputi pada wilayah tempat tinggal seseorang yang menentukan
karakteristiknya seperti orang pedesaan, orang pesisir pantai,keadaan tempat dan alam lebih banyak
bersifat statis sedangkan lingkungan sosial bersifat dinamis. Lingkungan statis membawa pengaruh 
pada individu yang berbeda di lingkungan tersebut.

2)      Faktor lingkungan dinamis, faktor ini merupakan faktor sosial yang akan terus berkembang
seiring waktu, dan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seorang individu. Seperti status sosial,
budaya yang berkembang.Hal-hal semacam itu akan membuat perbedaan sifat di antara mereka.[9]

3.  Pengaruh Faktor Campuran

Dari uraian di atas, baik uraian pertama maupun uraian kedua (pengaruh faktor lingkungan) dan
pendidikan ternyata bahwa baik keturunan maupun faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap
individu yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai