Anda di halaman 1dari 7

B.

PERBEDAAN INDIVIDU
Individu mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yang masing-masing memiliki
ciri khasnya, dan karena itu tidak ada dua individu sama, satu dengan yang lainnya berbeda
(Hamalik, 2004: 180). Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang
perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang
satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini disebut perbedaan individu. Menurut Landgren
S. & Olsson KA. (1982: 578) “perbedaan” dalam “perbedaan individual” menyangkut variasi
yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
perbedaan individu adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu baik fisik
maupun non fisik yang menjadikan seseorang memiliki karakter atau ciri-ciri yang berbeda
antara satu dengan yang lain.

Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan individu, yaitu:


1. Faktor bawaaan atau genetik
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang dilakukan melalui pewarisan
genetik oleh orang tua. Pewarisan genetik ini dimulai saat terjadinya pembuahan. Yaitu
ketika sel reproduksi perempuan yang disebut ovum dibuahi oleh sel reproduksi laki-laki
yang disebut spermatozoon. Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir. Dalam
masing-masing sel reproduksi, baik spermatozoa maupun ovum atau sel telur terdapat 23
kromosom. Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing didalamnya
terdapat untaian partikel yang sangat kecil, yang disebut gen. Gen inilah pembawa ciri
bawaan yang diwariskan orangtua kepada keturunannya (Hurlock, 1995). Perkiraan
jumlah gen dalam genome (kumpulan gen) manusia bergerak antara 60.000 sampai
150.000, masing-masing membawa potensi ciri bawaan fisik dan mental. Gen ini
mengandung petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini yang akan
mengatur proses fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk tubuh,
kekuatan fisik, kecerdasan, dan berbagai pola perilaku lainnya (Zimbardo & Gerig, 1999).
Perbedaan gen merupakan salah satu alasan mengapa setiap individu berbeda dengan
individu lainnya, baik secara fisik, psikologis, maupun perilaku meskipun merupakan
saudara sendiri. Selain faktor genetik selebihnya dipengaruhi oleh lingkungan, karena
setiap individu tidak pernah berada di lingkungan yang sama persis (Zimbardo & Gerig,
1999).

2. Faktor lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang terjadi di luar diri individu. faktor ini
meliputi:
a. Status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua, meliputi tingkat pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, dan penghasilan orangtua. Meskipun tidak mutlak, tingkat
pendidikan orangtua mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan anak serta
aspirasinya terhadap pendidikan anak. Begitu pula dengan pekerjaan dan penghasilan
orang tua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya
aspirasi orang tua terhadap pendidikan anak, dan aspirasi anak terhadap pendidikannya,
fasilitas yang diberikan, dan juga waktu yang diberikan pada anak untuk pendidikan.
Demikian juga dengan perbedaan status ekonomi akan mempengaruhi perbeedaan
individu, salah satu implikasinya adalah perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam
keluarga. Tidak dipungkiri bahwa gizi merupakan aspek penting yang mempangaruhi
perkembangan kecerdasan anak. Keluarga dengan status ekonomi rendah tidak
memungkinkan untuk memenuhi pola gizi anak dengan baik. Sedangkan, keluarga
dengan status ekonomi tinggi, akan memberikan gizi yang terbaik untuk anaknya.
Padahal gizi yang baik merupukan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak untuk
tumbuh kembang fisik dan kecerdasannya. Selain itu, pola asuh dalam keluarga juga
merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perbedaan setiap individu.
b. Budaya. Budaya merupakan pikiran, akal budi, hasil karya manusia, atau dapat juga
didefinisikan sebagai adat-istiadat. Budaya dan kebudayaan sebagai rangkaian tindakan
dan aktifitas manusia yang berpola dapat dilihat dalam tiga wujud. Wujud pertama adalah
wujud ideal dari kebudayaan. Hal ini berupa ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya. Wujud kedua adalah budaya dari suatu aktifitas dan tindakan
berpola dari manusia dan masyarakat. Wujud ketiga, kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia. Kebudayaan ini berupa benda-benda yang dapat dilihat, diraba, atau
difoto. Ketiga bentuk budaya dan kebudayaan tersebut mempengaruhi perilaku manusia.
c. Urutan kelahiran. Teori Alfred Adler adalah yang pertama kali mempelajari hubungan
antara urutan kelahiran dengan kepribadian. Adler sangat percaya bahwa urutan kelahiran
di antara saudara dapat memiliki efek yang langgeng dan kuat pada kepribadiannya.
Menurut Adler, urutan kelahiran mempengaruhi cara seseorang menangani suatu
persoalan dan faktor-faktor seperti pengambilan keputusan, komunikasi dan berhubungan
dengan orang lain. Alfred Adler mempunyai alasan bahwa anak yang lebih tua
menunjukkan ciri-ciri seperti kesadaran dan keramahan. Anak yang lahir pertama atau
anak sulung cenderung lebih teliti, ambisius, dan agresif jika dibandingkan dengan adik-
adiknya. Anak tengah atau anak kedua biasanya berperan sebagai mediator dan pecinta
damai. Sementara itu, anak yang terlahir terakhir atau anak bungsu cenderung lebih
kreatif dan menarik. Sedangkan anak tunggal atau anak semata wayang biasanya lebih
percaya diri, supel, dan memiliki imajinasi tinggi.. Karakteristik yang berbeda-beda
tersebut disebabkan karena perlakuan yang berbeda-beda dari orang tua maupun anggota
keluarga lainnya berdasarkan urutan kelahiran masing-masing.

Macam-macam perbedaan individu adalah sebagai berikut:


1. Perbedaan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil
pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Yang berarti ia menguasai segala
segala sesuatu yang diketahui, dalam arti dirinya terbentuk suatu persepsi, dan
pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya
2. Perbedaan Kecakapan Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan
berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan pemikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematik.
Kemampuan berbahasa sangat di pengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).
3. Perbedaan Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk
melakukan kegiatan.
4. Perbedaan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing dapat
memperlancar atau memperhambat prestasinya, terlepas dari potensi untuk menguasai
bahan.
5. Perbedaan Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut
akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan
secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, maka lingkungan tidak
memberikan kesempatan untuk berkembang., dalam arti ada rangsangan dan
pemupukan yang menyentuhnya.
6. Perbedaan Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi, sosio-cultural,
amat penting artinyabagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang
sama tidak selalu berada pada tingkat persiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.
7. Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis
kelamin merujuk kepada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara
gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan berupa perbedaan
antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial budaya. Perbedaan
gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain
yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan
yang ada.
8. Perbedaan Kepribadian
Kepribadian mengacu pada pemikiran, emosi dan perilaku khas yang menjadi ciri
bagaimana individu beradaptasi dengan kehidupan. Beberapa peneliti telah
menemukan bahwa kepribadian pada masa remaja cenderung tidak stabil seperti masa
dewasa (Roberts, Kayu, & Caspi, 2008). Lima besar faktor kepribadian yaitu
keterbukaan, kesadaran, ekstraversi, keramahan, dan neurotitisme (kestabilan emosi).
9. Perbedaan Gaya Belajar
Gaya belajar adalah pola perilaku spesifik dalam menerima informasi baru dan
mengembangkan ketrampilan baru, serta proses menyimpan informasi atau
ketrampilan baru (Sarasin, 1999). Menurut Horne (2005) terdapat beberapa model
atau pendekatan gaya belajar:
a. Modalitas belajar
b. Belajar dengan otak kiri otak kanan
c. Belajar sosial
d. Lingkungan belajar
e. Emosi belajar
f. Belajar kongkrit dan abstrak
g. Belajar global dan analitik
h. Multiple intelligence
Untuk mempermudah proses pembelajaran dengan berbagai perbedaan-perbedaan individual
tersebut, berikut implikasi perbedaan individual terhadap proses pembelajaran:
1. Program Percepatan
Yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan dan bakat
istimewa yang dimiliki oleh siswa, dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
dapat menyelesaikan program reguler dalam angka waktu yang lebih singkat
dibandingkan teman-temannya.
2. Remidial
Pemberian layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan/hambatan
dengan memberikan pelajaran dan atau tugas tambahan sehingga mereka dapat
menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan.
3. Program Pengayaan
Yaitu pemberian layanan pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimiliki
siswa, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat
perluasan/ pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yag
diprogramkan untuk siswa lainnya.
Selain dari tiga program di atas, implikasi pembelajaran dari perbedaan individual
setiap siswa dapat dilakukan evaluasi sebagai berikut:
a) Menggunakan pendekatan pembelajaran ekletik dan fleksibel; disertai penggunaan
multimedia dan multimetode

b) Memahami pilihan gaya belajar siswa kemudian menyediakan lingkungan belajar yang
mendukung gaya belajar mereka.

c) Memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang menggabungkan pilihan cara belajar


siswa, menggunakan metode mangajar, insentif, alat, dan situasi yang direncanakan
sesuai dengan pilihan siswa
a. Gunakan kombinasi cooperative learning, pembelajaran individual, dan pembelajaran
kelompok, atau antara aktifitas-aktifitas belajar yang berpusat pada guru dengan
pembelajaran yang berpusat pada siswa.

b. Berikan waktu yang cukup untuk memproses dan memahami informasi.

c. Gunakan alat-alat multi sensory untuk memproses, mempraktekkan dan memperoleh


informasi.
Menurut Oemar Hamalik (2012: 186-192) cara-cara melayani perbedaan individual
adalah sebagai berikut: akselerasi dan program tambahan, pengajaran individual,
pengajaran unit, kelas khusus bagi siswa yang cerdas, kelas remidi bagi para siswa yang
lamban, pengelompokan berdasarkan abilitas, pengelompokan informal (kelompok kecil
dalam kelas), supervisi periode individualisasi, memperkaya dan memperluas kurikulum,
pelajaran pilihan (elective subjects), diferensiasi pemberian tugas dan pemberian tugas
yang fleksibel, sistem tutorial (tutoring system), pelajaran padat, bimbingan individual,
modifikasi metode-metode mengajar
Sedangkan menurut Nini Subini (2012: 44-53) menyatakan bahwa cara penanganan
terhadap perbedaan individual dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: sistem
modul, pembelajaran dengan bantuan komputer (computer assisted instruction),
pembelajaran terprogram, sistem tugas, dan sistem keller (ARCS).
Pada dasarnya proses penanganan pada setiap individu dilakukan dengan cara-cara
yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain. Setiap individu memiliki
karakter yang berbeda-beda sehingga dalam melakukan suatu penanganan juga
menggunakan cara yang berbeda-beda. Setelah guru menemukan perbedaan-perbedaan
dari setiap individu, maka langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan dan
pelaksanaan program pengajaran yang disesuaikan dengan perbedaan tersebut supaya
setiap individu mampu berkembang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan yang
dimiliki oleh masing-masing individu siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sit, Masganti. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.

Imam Anas. 2017. Pentingnya Pengenalan tentang Perbedaan Individu Anak dalam
Efektivitas Pendidikan. Jurnal Inspirasi. 1(1): 74-75.

Wahidah. 2019. Memahami Perbedaan Individu Pebelajar dalam Proses Belajar Mengajar,
Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Kebudayaan. 11(2): 90-94.

Marbun, Stefanus M. 2018. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Sunarto & Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Subini, Nini dkk. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai