Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

LATAR BELAKANG DAN SEJARAH PSIKOLOGI


KEPRIBADIAN

Dosen Pengampuh:

Dra. St. Trinurmi, M. Pd. I

Disusun Oleh:

Arman M (50200121058)

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022
LATAR BELAKANG
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi robbilalamin, penulis mengucapkan puji dan


syukur atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami, sehingga kami mampu menyusun makalah ini
dengan judul “Latar Belakang dan Sejarah Psikologi Kepribadian”
dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan Nabi besar


Nabi Muhammad Saw, Nabi yang membawa umatnya dari zaman yang
gelap gulita yakni zaman Jahiliah menuju zaman yang terang benderang
yakni agama Islam.

Makalah ini disusun sebagai tugas dari Mata Kuliah Psikologi


Kepribadian. Selain itu, makalah ini juga disusun bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Latar belakang dan Sejarah Psikoterapi
Kepribadian bagi para pembaca terutama bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. St. Trinurmi,


M.Pd. I selaku dosen pengampuh pada Mata Kuliah Psikologi
Kepribadian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Makassar, 06 Desember 2022

Arman M

ii
DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Sejarah Psikologi Kepribadian..............................................................................2
B. Teori Psikologi Kepribadian.................................................................................9
C. Ruang Lingkup Psikologi Kepribadian...............................................................10
D. Usaha-usaha Teori Dalam Psikologi Kepribadian.............................................18
BAB III...........................................................................................................................21
KESIMPULAN..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku


terhadap lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kebiasaan berfikir,
sikap dan minat, serta pandangan hidupnya yang khas untuk
mempunyai keajegan atau kestabilan. Karena dalam kehidupan
manusia sebagai individu ataupun makhluk sosial, kepribadian
senantiasa mengalami warna-warni kehidupan. Ada kalanya senang,
tentram, dan gembira. Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan
bahwa manusia juga kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit,
gelisah, frustasi dan sebagainya. Ini menunjukan bahwa manusia
mengalami dinamika kehidupan.
Oleh karena itu kita membutuhkan sejenis kerangka acuan
untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang
lain. Kita harus memahami definisi kepribadian serta bagaiman
kepribadian itu terbentuk. Untuk itu kita membutuhkan teori-teori
tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan


masalah yang kami bahas pada makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan psikologi kepribadian?
2. Bagaimana ruang lingkup psikologi kepribadian?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sejarah psikologi kepribadian.


2. Mengetahui bagaimana ruang lingkup psikologi kepribadian.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Psikologi Kepribadian

Sejumlah kekuatan ilmiah dan filosofis yang menyatu pada


awal abad ke-20 memungkinkan lahirnya psikologi kepribadian.
Sigmund Freud, yang sangat sadar akan awal yang baru ini, dengan
sengaja menerbitkan salah satu dari karya utamanya, The Interpretation
of Dreams, pada tahun 1900 (alih-alih pada tahun 1899). Pada tahun
1930-an, teori kepribadian modern sedang terbentuk. Psikologi
kepribadian berusia kurang dari satu abad, namun mempunyai akar
sepanjang sejarah manusia. Kronologis waktu yang ditampilkan dalam
bab ini menunjukkan perkiraan urutan tonggak-tonggak sejarah
penting dalam sejarah psikologi kepribadian dan kaitannya dengan
kejadian dunia yang penting.1
Psikologi kepribadian ini selain meneliti jiwa seseorang juga
meneliti atau mengakaji mengenai islam , yakni psikologi kepribadian
islam. Psikologi kepribadian islam yang dimaksudkan di sini tidak saja
bernilai the indigenous psychology, tetapi juga di anggap sebagai
psikologi lintas budaya, etnik dan bahasa. Atau lebih tepatnya di
anggap sebagai psikologi rahmati lil al-‘alamin, yang mencakup alam
syahadah (empirik) dan alam ghaib (meta empirik), bahkan alam dunia
dan alam akhirat.2
Dalam psikologi kepribadian tercetus beberapa hal di
antaranya, Teater dan Presentasi Diri, aspek-aspek Agama, Evolusi
Biologis, Pengetesan dan Teori Modern.

1
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga, (Erlangga, 2006), hal. 10.
2
Abdul, Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), hal. 13.

2
3

1. Teater dan Presentasi Diri


Sebagian pakar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke
teater. Theophrastus, murid dari Aristoteles, adalah salah satu
pencipta-pencipta pertama sketsa karakter deskripsi singkat
mengenai tipe orang yang bisa di temui kapan pun dan dimana pun
seprti seorang yang murahan, rapi pemalas, atau kasar (Allport,
1961). Pada abadn ke-20, teater kembali mengambil langkah
imajinatif pemain teater seperti luigi Pirandello (1867-1936),
bermain dengan ide bahwa seorang karakter bisa melangkah keluar
dari operistiwa di dalam pentas mereka. Sebagai contoh, seorang
pemain bisa sepenuhnya, keluar dari panggung (atau keluar dari set
film) dan mengomentari drama tersebut.
Disini seolah-olah, karakter tersebut mempunyai realitasnya
sendiri dan kenyataan menjadi suatu rangkaian ilusi. Pada saat
yang bersamaan, filsuf sosial mulai mempertimbangkan ide
mengenai diri relatif lebih jelasnya, tidak ada diri yang sejati di
balik topeng, melainkan diri yang sejati hanyalah merupaann
serangkaian topeng (Hare &Blumberg, 1988; G.Mead,1968).
Dengan kata lain abad ke-20 ini menentang ide tentang adanya inti
diri atau kepribadian yang bisa di temukan.3
2. Agama
Aspek lain dari psikologi kepribadian bisa ditelusuri
kepercayaan-kepercayaan agama. Tradisi keagamaan barat
(Yahudi, Kristen, Islam) memepercayai bahwa umat manusia
diciptakan menurut citra Tuhan dan sejak awal telah menghadapi
godaan dan perjuangan moral. Manusia bertujuan untuk memenuhi
sebuah tujuan adikotri, berjuang demi kebaikan, dan melawan yang
jahat. Dalam tradisi ini, sifat dasar manusia pada hakikatnya adalah
spiritual sebuah roh yang mendiami raga ketika ia berada di dunia.

3
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga, hal. 10 .
4

Hal inilah yang mengha;langi analisis kepribadianyang ilmiah


karena agama dapat memandang manusia bukan sebagai bagian
dari alam, namun lebih dari sebagian atauran adikodrati.
Filsafat dan agama-agama Timur berfokus pada kesadaran
diri dan pemenuhan diri spiritual . perhatian juga banyak dia
raahakan pada meditasi dan tingkat kesadaran yang berubah
(seperti keserupan). Fokus pemikiran Timur ini pada kesadaran,
pemenuhan diri dan roh manusia, memainkan peranan penting
dalam aspek-aspek tertentu dari teori kepribadian modern.
Pemikiran Timur juga mempengaruhi psikologi kepribadian
ternama seperti C.G.Jung. namun, sebagian besar peneliti
mengenain kepribadian di universitas saat ini lebih banyak bergelut
di arena ilmu pengetahuan modern dan positivistik, serta jarang
terkait dengan masalah-masalah spiritual.4
3. Evolusi dan Biologis
Pengaruh terhadap psikologi kepribadian yang paling
terlihat jelas bisa di telusuri ke perkembangan ilmu biologi selama
abad ke-19. Mengapa beberapa binatang, seperti harimau, bersifat
agresif dan peneyendiri, sementara binatang lain seperti, simpanse,
bersifat sosial dan kooperatif? Karakteristik apa saja dari
manusiayang sama-sama dimiliki oleh binatang lain?
Perkembangan terbesar dalam pemikiran biologisdi abad ke-19
adalah teori evolusi. Pada tahun 1859 Charles Darwin menerbitkan
Origin of Species, Charles Darwin mengajukan ide-ide yang
diajukan ahli teori lain, berpendapat bahwa karakteristik individual
yang berevolusi adalah karakteristik yang memungkinkan
organisme tersebut untuk meneruskan gen keturunannya.
Individu yang tidak beradaptasi dengan baikdengan
tuntutan dari lingkungannya tidak akan hidup cukup lama untuk

4
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga.
5

dapat meneruskan keturunan. Jadi, sebagai contoh, dorongan seks


yang kuat mempunyai nilai yang adaptif- individu yang tidak
memiliki dorongan seks yang kuat akan memilki kemungkinan
yang lebih kecil untuk dapat melanjutkan keturunan. Begitu juga
dengan sejumlah dorongan agresi dan sejumlah bentuk tertentudari
kerja sama sosial yang memilki nilai adaptif. Binatang yang dapat
mengusai makanan dan pasangan, dan binatang yang bisa bekerja
sama dengan yang lain untuki memastikan keselamatan mereka,
akan hidup cukup lama sehinggamemilki lebih besar kemungkinan
untuk dapat meneruskan gen mereka, fokus terhadap fungsi lebih-
jelasnya, fungsi dari perilaku menjadi aspek yang penting dari
pemikiran kita mengenai kepribadian.
Namun, sumbanagan utama dari evolusi darwin terhadap
psikologi kepribadian adalah caranya memebebaskan
pemikirandari asumsi adanya kendali adikodrati. Jika kita berfikir
bahwa kekuatan adikodrati memilki kendali penuh atas kegiatan
manusia, kita tidak akan perlu mencari hal-hal lain mempengaruhi
individu. Ketika menjadi jelas bahwa manusia ditentukanoleh
hukum-hukum alam, ilmuwan mulai mempelajari perilakumanusia
secara sistematis.5
4. Pengetasan
Perhatian! Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengingat
seberapa baiak Anda dapat mengingat, memikirkan, dan
menjalankan apa yang diperintahkan kepda Anda. Kami tidak
mencari orang-orang yang gila. Tujuan kami adalah membantu
Anda menemukan tempat sesuai bagi Anda di Angkatan
bersenjata.
Begitulah instruksi untuk sebuah tes yang di beriak kepada
lebih dari satu juta orang muda Amerika, ketika Amerika Serikat

5
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga.
6

memasuki Perang Dunia Ipada tahun 1917 (Yerkes, 1921). Orang-


orang Amerika mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan, dan
mereka berfikir akan dapat melakukannya dengan lebih baik jika
mereka mengukur orang yang sama seprti mereka mengukur
mesin. Pendekatan praktis yang dimilki oleh psikologi orang-
orang Amerika ini membawa perspektifyang berbeda terhadap
studi mengenai perbedaan individu.
Banyak peneliti psikologis mengenai kepribadian telah
didukung oleh strategi masa perang guna kepentingan pertempuran
atau oleh usaha masa damai untuk pertahanan nasioanal. Bahkan
sekarang Angkatan yang bersenjata AS masih memepekerjakan
ratusan psikologi untuk melakukan penelitian dan pengetesan
terhadap prajurit-prajuritnya. Dulu pada tahun 1917, angkatan
bersenjata lebih bertujuan untuk menyeleksi orang-orang dungu,
namun mereka juga menyeleksi para para pelamar yang tidak tahan
berada dibawah tekanan. Sebagai contoh salah satu pertanyaan
berbunyi “Apaka Anda merasa ingin melompatsaat berda ditempat
ynag tinggi?” (Woodworth,1919). Pertanyaan semacam inilah yang
memebrikan sumbangan terhadap perkembangan tes kepribadian
modern. Tes-tes angakatan bersenjata dikembangakan dibawah
pengaruh psikologis Lewis Terman dari Stanfort dan Robert
Yerkes dari Harvard, yang sebenarnya lebih tertarik dengan
pengetesan kecerdasan.6
5. Teori Modern
Teori kepribadian modern mulai terbentuk secara formal
pada tahun 1930-an. Bentuk teori tersebut sangat dipengaruhi oleh
karya tiga orang yakni Gorden Allport, Kurt Lewin dan Henry
Murray. Allport yang mailki keahlian luas dalam bidang filsafat
dan karya-karya klasik, memyusatkan kperhatiannya pada

6
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga.
7

keunikan dan kehormatan uindividu. Allport mendefinisikan


kepribadian sebagai “organisasi dinamis dari sistem psikofisik
individu yang menentukan peneyesuaian unik dirinya terhadap
lingkungan”(1937,hal.48). dengan mengembangkan karya psikolog
filsuf William James, Allport menolak ide untuk memecah-mecah
kepribadian ke dalam komponen –komponen dasar (seperti sensasi
atau dorongan dalam diri) dan lebih melihat sistem yang mendasari
setiap keunikan individu.
Kurt Lewin berasal dari tradisi Gestal di Eropa. Psikolog-
psikolog Gestal menekankan hakikat persepsi dan pikiran yang
integaratif dan aktif, serta berpendapat bahwa keseluruhan adalah
lebih baik dari pada kumpulan dari bagian-bagian. Penekanan
pada gambaran keseluruhan yang seseorang bayangkan ketika
menghadapi suatu situasi, mempunyai pengaruh yang besar
terhadap lewin, dan selanjutnya terhadap psikologi kepribadian dan
sosial. Lewin memberi perhatian pada “kondisi sesaat individu dan
struktur situasi psikologinya”. Dengan kata lain, lewin
menekankan bahwa kekuatan yang mepengaruhi seseorang
berubah dari waktu ke waktu dan dari situasi kesituasi. Teori
kepribadian modern telah menerapakan penekanan ini dalam
memahami keadaan seseorang dlam situasi tertentu.
Henry Murray, menghabiskan sebagian besar kariernya
diklinik psikologi Harvard, dimana ia berusaha mengintegrasikan
isu-isu klinis (masalah psienh yang nyata) dengan isu-isu teori dan
pemeriksaan. Lebih penting lagi, Murray percaya pada sebuah
orientasi komprehensif, termasuk penelitian longitudional
mempelajari orang yang sama untuk jangka waktu yang lama. Dia
menggunakan pendekatan yang luas dalam kepribadian dan
mendefinisikan sebagai “cabang dari psikologi yang pada
prinsipnya memepelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor apa
saja yang mempengsruhinya, serta menyelidiki perbedaan
8

individu” (1938, hal.4) penenkannya untuk memepelajri kekayaan


hidup pada seiasp orang menuntun Murray untuk lebih memilih
istilah “Personology” alih-alih “Personality”, psikolog-psikolog
modern yang menggunakan pendekatan Murray sering menyebut
diri mereka sendiri “Personologist”. Murray juga menekankan
hakikat individu yang terintegrasi dan dinamis sebagai organisme
kompleks yang berespon terhadap lingkungan yang spesifik.
Murray juga menenkankan kebutuhan dan motivasi, penekanan
yang terbukti cukup terpengaruh.7
Psikologi dibidang ini sebenarnya telah ditujukan menjadi
suatu disiplin ilmu yang sudah sejak lama ada, bahkan sebelum
masehi. Hal ini terbukti dalam literatur mitologi kuno yang
memberikan info bahwa para pemain drama sering menggunakan
make up atau topeng untuk memerankan tokoh lain dan
menyembunyikan identitas masing-masing.
Pada zaman bangsa Romawi, hal ini juga tercatat dan diberi
nama personality. Itu dapat diartikan bahwa kehadiran seseorang
melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri. Akan
tetapi, hal ini tetap bisa menghasilkan kesan yang mendalam bagi
orang yang menyaksikan. Nah, untuk membedakan antara tingkah
laku pemain drama dan tokoh asli, para filsuf akhirnya
mempelajari tingkah laku manusia dengan berbagai penelitian.
Dari sinilah akhirnya psikologi soal kepribadian semakin
berkembang dan juga mempelajari dunia psikologi pendidikan.
Namun, untuk perkembangan pertama kalinya, ini tercatat pada
abad ke 18 Masehi. Saat itu, ilmu tentang disiplin psikologi ini
sudah menjadi ilmu yang sah dan diakui. Oleh sebab itu, di saat
tersebut, ilmu ini sangat berkembang dan menjadi salah satu
disiplin ilmu yang dipelajari bahkan hingga saat ini.

7
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori Klasik dan
Modern Jilid 1 Edisi Ketiga.
9

B. Teori Psikologi Kepribadian

1. Teori Humanistik
Teori pertama yang dibahas mengenai ini adalah teori
humanistik. Teori psikologi kepribadian yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow yang berpendapat bahwa manusia memiliki
kebebasan untuk menentukan tindakan atau memilih sendiri nasib
yang akan dijalaninya.
Teori ini sebenarnya berdasarkan pada filsafat
eksistensialisme yang menolak pendapat bahwa manusia
merupakan hasil bentukan sejak lahir atau disebut juga dengan
hasil bentukan alam semesta. Para ahli psikologi berasumsi bahwa
individu memiliki kebebasan dalam memilih tindakan atau
menentukan sendiri nasibnya sebagai perwujudan dari
keberadaannya.
2. Teori Behavioristik
Sedangkan menurut teori behavioristik yang dikemukakan
oleh beberapa orang ilmuan, berpendapat bahwa ini adalah tindak
laku manusia yang berdasarkan fungsi stimulus. Kepribadian ini
pada akhirnya diperoleh dari belajar pada lingkungan. Ilmuan yang
mengemukakannya adalah J. B. Watson, B. F. Skinner, E. L,
Thorndike dan Ivan Pavlov.
Para ahli yang mengemukakan teori yang satu ini telah
melakukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa segala
tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang berasal
dari lingkungannya. Bukan yang didapat secara instan atau yang
dibawa secara lahir.
3. Teori Psikodinamika
Selanjutnya adalah menurut teori psikodinamika yang
dikemukakan oleh Sigmun Freud. Teorinya memiliki pendapat
bahwa dalam diri setiap individu terdapat energi psikis yang
dinamis. Energi inilah yang kemudian menentukan kepribadian
10

manusia karena bersikap kekal atau tak bisa dihilangkan bahkan


dihambat sekalipun.
4. Teori Belajar Sosial
Teori psikologi kepribadian ini juga dikemukakan oleh
beberapa ilmuan sekaligus yakni Dollard, Miller, Rotter dan
Bandura. Teori belajar sosial memiliki pendapat bahwa
kepribadian manusia adalah hasil dari interaksi dengan lingkungan
secara terus menerus. Di mana, setiap individu dan lingkungan
saling memberikan pengaruh.
Individu dapat membentuk perilakunya secara langsung dan
tidak langsung. Untuk pembentukan pribadi secara langsung, ini
dilakukan dengan mendapatkan penghargaan dan hukuman dari
lingkungan. Sedangkan yang tidak langsung adalah dengan
melakukan pengamatan terhadap lingkungan.

C. Ruang Lingkup Psikologi Kepribadian

1. Pengertian Psikologi Kepribadian


Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman (Hurlock 1976: 2). (Seifert dan Hoffnung 1994: 9)
mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a
person’s growth feelings, patterns of thinking, social relationships,
and motor skills”. Sementara itu, (Dianie E papalia 2008: 3)
mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang
berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir
sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan dalam
integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian
fungsional, dan kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari
tingkah laku yang tidak dipelajari.8

8
Ahmadi Abu, Drs Munawwir Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta; Rinika
Cipta, 2005).
11

Adapun pengertian psikologi kepribadian menurut para


ahli, diantaranya:
a. Menurut Prof. Dr. F. J. Monks, Prof. Dr. A. M. P. Knoers dan
Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro dalam psikologi
perkembangan: “Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu
yang mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi
proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang
dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan
perkembangan”.
b. Menurut Dra. Kartini Kartono dalam psikologi
anak: “Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai
dengan priode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa
remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa”.
c. Dalam encyclopedia international: Psikologi perkembangan
adalah suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan
pembahasan tentang perilaku anak. Secara historis titik berat
pembahasannya pada penganalisisan elemen-elemen perilaku
anak yang dimungkinkan akan menjadi sarat terbentuknya
perilaku dewasa yang kompleks.
d. Carter V. Good dalam dictionary of education: “Psikologi
perkembangan adalah cabang dari psikologi yang membahas
tentang arah atau tahapan kemajuan dari perilaku dengan
mempertimbangkan phylogentic dan ontogenetic, termasuk
semua fase pertumbuhan dan penurunan. Hal ini berarti adanya
pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu jiwa
keturunan, walaupun bentuk dan polanya ada persamaanya
serta dapat dipertukarkan.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut
kiranya dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang
pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari
12

psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang baik


menyangkut perkembangan atau kemunduran perilaku seseorang
sejak masa konsepsi hingga dewasa.
Definisi psikologi perkembangan juga bisa diartikan
sebagai suatu “Ilmu psikologi yang membahas tentang masalah
masalah perkembangan manusia mulai dari usia awal pembentukan
sampai usia akhir”.9
Kepribadian adalah ciri-ciri watak seseorang individuyang
konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individuyang khusus, yang dimaksudkan adalah bahwa orang
tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara
lahir, konsisten dan konskuendalam tingkah lakunya sehingga
tampak bahwa individu tersebut memilikiidentitas khusus yang
berada dari individu-individu. (Koetjaraningrat,1985:102).
Secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian
(personality)merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili
sikap atau tabiatseseorang, yang mencakup pola-pola pemikiran
dan perasaan, konsep diri,dan mentalitas yang umumnya sejalan
dengan kebiasaan umum.10
2. Teori Kepribadian
a. Teori Kepribadian Psikoanalisis
Teori Kepribadian Psikoanalisis dibagi dalam tiga arti,
antara lain adalah:
1) Psikoanalisis digunakan untuk menunjukkan sebuah
metode penelitian terhadap proses psikis, misalnya seperti
mimpi. Hal ini tidak pernah dijangkau oleh penelitian
ilmiah.

9
B Hurlock Elizabet, Psikologi Perkembangan Edisi Ke-Lima, (Jakarta; Ciraces,
2010).
10
Santrock Jhon W, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Kencana Media Group, 2010).
13

2) Psikoanalisis dapat ditinjau sebagai salah satu teknik yang


digunakan untuk mengobati gangguan-gangguan psikis
yang dialami oleh klien neoritis.
3) Psikoanalisi digunakan untuk menunjukkan seluruh
pengetahuan mengenai psikologis baik yang didapatkan
melalui metode atau teknik.
b. Teori Kepribadian Sifat (Trait Theories)
Teori trait sendiri dicetuskan oleh Gordon Allport yang
merupakan ahli psikologi yang meneliti mengenai kepribadian
trait dalam diri manusia. Menurut Allport, teori trait merupakan
sistem neuropsikis yang dalam perkembangannya
digeneralisasikan kemudian diarahkan agarmendapatkan
kemampuan untuk menghadapi berbagai perangsangsecara
bersamaan, danjuga membimbing perilaku ekspresi dan
adaptasisecara bersamaan. Terdapat lima faktor yang dalam
teori trait, antara lain adalah:
1) Neurotikisme
2) Ekstraversi
3) Keterbukaan
4) Keramahtamahan
5) Kehati-hatian
c. Teori Kepribadian Behaviorisme
Psikologi Behaviorisme merupakan bidang ilmu di
dalam psikologi yangdi dalamnya mempelajari tentang perilaku
seseorang.11
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
a. Faktor Biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani, atau seringkali puladisebut faktor fisiologis seperti
keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah,

11
Santrock Jhon W, Psikologi Pendidikan.
14

kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan,


dansebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap
orang sejakdilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-
perbedaan. Hal ini dapat kitalihat pada setiap bayi yang baru
lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada
setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula
yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing.
Keadaanfisik tersebut memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang.
b. Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial di sini adalah
masyarakat yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang
bersangkutan. Termasuk juga kedalamfaktor sosial adalah
tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan
sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan
orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama
adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga
sangat penting dan menentukan bagi pembentukankepribadian
selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang
berlainanmemberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan
anak sejak kecil adalahsangat mendalam dan menentukan
perkembangan pribadi anak selanjutnya. Halini disebabkan
karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama,
pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan
luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena
berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu
diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin
besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari
15

lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan


bahwa faktor sosial mempunyai pengaruhterhadap
perkembangan dan pembentukan kepribadian.12
c. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri
masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan
masyarakat di manaseseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek
kebudayaan yang sangatmempengaruhi perkembangan dan
pembentukan kepribadian antara lain:
1) Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai
hidup yang dijunjungtinggi oleh manusia-manusia yang
hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai
anggota suatu masyarakat, kita harusmemiliki kepribadian
yang selaras dengan kebudayaan yang berlakudi
masyarakat itu.
2) Adat dan Istiadat
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di
samping menentukannilai-nilai yang harus ditaati oleh
anggota-anggotanya, jugamenentukan pula cara-cara
bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada
kepribadian seseorang.
3) Pengetahuan dan Keterampilan
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan
seseorang atau suatumasyarakat mencerminkan pula tinggi
rendahnya kebudayaanmasyarakat itu. Makin tinggi
kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula
sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.

12
Santrock Jhon W, Psikologi Pendidikan.
16

4) Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah
diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang
turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan.
Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia
yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat
komunikasi dan alat berfikir yang dapat menunjukkan
bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi
serta bergaul dengan orang lain.
5) Milik Kebendaan (Material Possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu
masyarakat/bangsa, makin maju danmodern pula alat-alat
yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya.Hal itu semua
sangat mempengaruhi kepribadian manusia yangmemiliki
kebudayaan itu.13
4. Jenis Kepribadian Berdasarkan Fase Umur Manusia
a. Psikologi Anak
Priode ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1) Masa Bayi (Usia 2 Minggu – 2 Tahun)
Di masa atau periode ini merupakan periode kritis
yang dalam perkembangan kepribadian mereka merupakan
periode di mana dasar-dasar untuk kepribadian dewasa di
masa ini sudah harus mulai ditanamkan.
2) Masa Kanak-kanak (Usia 2 – 6 tahun)
Masa ini merupakan masa anak-anak yang mulai
mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan
bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan
sebagai proses adaptasi pada waktu masuk sekolah dasar
(SD).

13
Santrock Jhon W, Psikologi Pendidikan.
17

3) Masa Sekolah (Usia 6 – 12 Tahun)


Masa ini juga disebut sebagai masa intelektual
karena anak akan fokus pada kegiatan mendapatkan
pendidikan dan perkembangan intelektual yang membekali
anak dengan kesiapan untuk menjalankan tuntutan dari
orang sekitarnya.14
b. Psikologi Puber dan Pemuda
Psikologi ini mulai terjadi di usia awal remaja yakni
sekitar usia 11 atau 12 tahun hingga 16 tahun. Di dalam masa
ini, ada berbagai tanda yang dimiliki oleh individu laki-laki
atau perempuan yang berhubungan dengan perubahan bentuk,
porsi, ciri seks primer, dan ciri seks sekunder.
Di masa ini, biasanya juga sudah mulai muncul
berbagai masalah yang bisa diselesaikan melalui psikologi
perkembangan, meliputi:
1) Kecanggungan dalam bergaul
2) ketidakstabilan emosi
3) Timbulnya perasaan sedih karena sudah mulai muncul
perombakan pandangan hidup
4) Adanya sikap menentang orang tua
5) Mengalami kegelisahan
6) Mulai banyak fantasi, dan lain sebagainya
7) Senang bereksperimen dan bereksplorasi.15
c. Psikologi Dewasa
Periode ini dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu:
1) Masa Dewasa Awal (Usia 21-40 Tahun)
Masa ini merupakan masa kemantapan dan
produktifnya manusia yang dipenuhi dengan adanya

14
Yusuf Abdhul, Psikologi Kepribadian (Pengertian, Teori dan Manfaat)), diakses
dari https://deepublishstore.com/materi/psikologi-perkembangan/ pada tanggal 20 Septem
2022 Jam 20:30 Wita.
15
Yusuf Abdhul, Psikologi Kepribadian (Pengertian, Teori dan Manfaat)).
18

kegelisahan, masalah, ketegangan sosial, periode


komitmen, dan lain sebagainya.
2) Masa Dewasa Pertengahan (Usia 40-60 Tahun)
Masa transisi di mana manusia sudah mengabaikan
ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya. Biasanya, di
usia ini manusia sudah mulai memiliki ketertarikan
terhadap agama yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.16
d. Psikologi Orang Tua (Usia 60 Tahun – Wafat)
Masa ini merupakan periode penutup dalam psikologi
perkembangan atau bahkan penutup dalam rentang hidup
seseorang. Yakni di mana seseorang sudah beranjak jauh dari
periode terdahulu dan biasanya memiliki perubahan yang
bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.
Banyak juga yang menyikapi masa ini sebagai periode
yang mana manusia akan memiliki ketakutan, berpikir negatif,
sedih, lemah secara fisik, dan lain sebagainya.

D. Usaha-usaha Teori Dalam Psikologi Kepribadian

Selain itu, usaha-usaha untuk menyusun teori dalam psikologi


kepribadian ini dimana hasil-hasil dari usaha-usaha tersebut ada yang
nilai ilmiahnya masih jauh dari memadai dan karenanya dapat disebut
usaha-usaha yang masih bersifat prailmiah dan ada yang nilai
ilmiahnya sudah memadai.
1. Usaha Yang Masih bersifat Ilmiah
Diantara usaha-usaha tersebut yang terkenal adalah:
a. Chirologi (gurat-gurat tangan (Jawa;Rajah)
b. Grafologi (Ilmu tentang tulisan tangan)
c. Physiognomi (Ilmu tentang wajah)
d. Onychologi (Ilmu tentang kuku)17

16
Yusuf Abdhul, Psikologi Kepribadian (Pengertian, Teori dan Manfaat).
17
Sumardi, Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta; PT. Grafindo Perseda,
1986), hal 6 sampai 13.
19

2. Usaha Yang Sudah Bersifat Ilmiah


a. Ajaran Tentang Cairan Badaniah
1) Pendapat Hippocrates
Hippocrates (460 - 370 sebelum masehi), ia seorang
bapak ilmu kedokteran yang memebahas kepribadian
manusia dari titik tolakj konstitusional. Terpengaruh oleh
kosmologi empedoksles,yang menganggap bahwa alam
semesta beserta isinya tersusun dari 4 unsur dasar yaitu
tanah, air, udara dan api. Dengan sifat yang di dukukngnya
yaitu kering, basah, dingin dan panas, maka Hippocrates
berpendapat bahwa dalam diriseseorang terdapat 4 macam
sifat tersebut yang di dukung oleh keadaan konstitusianal
yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu,
yaitu chole (empedu kuning), melanchole (empedu hitam),
phlegma (lendir), dan sanguis (darah).18
2) Pendapat Galenus
Galenus sependapat dengan Hippocrates bahwa
dalam tubuh manusia terdapat 4 macam cairan yaitu chole
(empedu kuning), melanchole (empedu hitam), phlegma
(lendir), dan sanguis (darah). Dan bahwa cairan-cairan
tersebut adanya dalam tubuh manusia secara dalm proporsi
tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu
melebihi proporsi yang seharusnya (jadi;dominan) maka
akan mengakibatkan sifst-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-
sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat
dari pada dominannya salah satu cairan badaniahitu oleh
galenus disebutnya temperamen. Jadi, galenus dapat
menggolongkan manusia menjadi 4 tipe temperamen.19

18
Sumardi, Suryabrata, 1986, Psikologi Kepribadian.
19
Sumardi, Suryabrata, 1986, Psikologi Kepribadian.
20

b. Pengaruh Ajaran Hippocrates dan Galenus


Ajaran Hippocrates yang kemudian disempurnakan oleh
Galenus, lama-kelamaanya latar belakang kefilsafatannya,
yakni adanya kesatuan dalam seluruh kosmos , ditinggalkan
dan sebagai akibatnya terdapat adanya dua garis
perkembangan, yaitu:
1) Menekankan pentingnya kejasmanian, yaitu teori-teori
konstitusional.
2) Menekankan pentingnya segi kejiwaan, yaitu teori-teori
temperamen.
Gordon Allport mengklasifikasikan lebih dari lima
puluh definisi kepribadian yang berbeda. Menurutnya (dalam
Engler, 1995), kepribadian adalah sesuatu yang nyata dalam
seorang individu yang mengarah pada karakteristik perilaku.
Sementara itu, menurut Carl Rogers, seorang ahli teori
kepribadian, kepribadian atau “diri” adalah sesuatu yang
terorganisasi, berisikan pola persepsi tentang “aku” (self) atau
“aku yang menjadi pusat pengalaman individual” (Engler,
1995). Menurut B.F Skinner, seorang psikolog behavioraldari
Amerika, istilah “kepribadian” tidak diperlukan. Skinner tidak
percaya bahwa konsep seperti diri atau kep[ribadian
diperlukan untuk mengalami perilaku manusia. Adapaun
menurut Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, kepribadian
sebagian besar terdiri dari ketidaksadaran, tersembunyi, dan
tidak diketahui.20

20
Dede Rahmat, Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadiaan dalam
Konseling, (Jakarta: Ghali Indonesia, 2011), hal. 6.
BAB III

KESIMPULAN
1. Sejumlah kekuatan ilmiah dan filosofis yang menyatu pada awal abad
ke-20 memungkinkan lahirnya psikologi kepribadian. Sigmund Freud,
yang sangat sadar akan awal yang baru ini, dengan sengaja
menerbitkan salah satu dari karya utamanya, The Interpretation of
Dreams, pada tahun 1900 (alih-alih pada tahun 1899). Pada tahun
1930-an, teori kepribadian modern sedang terbentuk. Psikologi
kepribadian berusia kurang dari satu abad, namun mempunyai akar
sepanjang sejarah manusia.
2. Dalam psikologi kepribadian tercetus beberapa hal di antaranya,
Teater dan Presentasi Diri, aspek-aspek Agama, Evolusi Biologis,
Pengetesan dan Teori Modern. Selain itu, usaha-usaha untuk
menyusun teori dalam psikologi kepribadian ini dimana hasil-hasil dari
usaha-usaha tersebut ada yang nilai ilmiahnya masih jauh dari
memadai dan karenanya dapat disebut usaha-usaha yang masih
bersifat prailmiah dan ada yang nilai ilmiahnya sudah memadai.
3. Usaha yang masih bersifat pra-ilmiah meliputi, Chirologi (Gurat-
guratan tangan), Astrologi (Ilmu perbintangan), Grafologi (Ilmu
tentang tulisan tangan), Physiognomi (Ilmu tentang wajah), Phrenologi
(Ilmu tentang tengkorak) serta Onychologi (Ilmu tentang kuku).
Sedangkan usaha yang sudah bersifat ilmiah meliputi, ajaran tentang
Cairan Badaniah dan pengaruh ajaran Hippocrates dan Galenus.

21
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007).
Ahmadi Abu, Drs Munawwir Sholeh, Psikologi Perkembangan,
(Jakarta; Rinika Cipta, 2005).
B Hurlock Elizabet, Psikologi Perkembangan Edisi Ke-Lima,
(Jakarta; Ciraces, 2010).
Dede Rahmat, Hidayat, Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadiaan
dalam Konseling, (Jakarta: Ghali Indonesia, 2011).
Drs. H. Abu Ahmadi & Drs. Munawar Sholeh, Psikologi
Kepribadian, (Jakarta; Rieka Cipta 2005).
FJ Monks A, M, P Knoers Siti Rahayu Hadiantono, Psikologi
perkembangan, (Jakarta; Gajah Mada University Press, 2006).
Howard, S. Friedman & Miriam, W. Schustack, Kepribadian Teori
Klasik dan Modern Jilid 1 Edisi Ketiga, (Erlangga, 2006).
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta; Erlangga, 1998.
Santrock Jhon W, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Kencana Media
Group, 2010).
Sumardi, Suryabrata, 1986, Psikologi Kepribadian, (Jakarta; PT.
Grafindo Perseda).
Yusuf Abdhul, Psikologi Kepribadian (Pengertian, Teori dan
Manfaat)), diakses dari https://deepublishstore.com/materi/psikologi-
perkembangan/ pada tanggal 20 Septem 2022 Jam 20:30 Wita.

22

Anda mungkin juga menyukai