Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOLOGI DALAM PANDANGAN ISLAM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Mata Kuliah : Psikologi Umum
Dosen Pengampu : Dr. Jamal Abdul Nasir M.pd.I

DISUSUN OLEH :
AI NUROHMAH
(2303004366)
TRI LESTARI
(2303004354)
ANNISA ROUDHOTUL J
(2303044368)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
Jl.Kiai Ahmad Fadil No.8 Kampus Pesantren Darussalam Kotak Pos No.2 Ciamis

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh swt. karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Psikologi Umum dengan judul “ Psikologi Dalam
Pandangan Islam” Sebagaimana judulnya makalah ini diharapkan mampu
memberikan wawasan, pengetahuan dan gambaran tentang pengertian
pandangan psikologi dalam islam, perbedaannya dan konsep-konsep
psikologi dalam pandangan islam.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang
tepat. Dengan ini, kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah
ini banyak kesalahan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Ciamis, 11 Desember 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................1
C. Tujuan.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Dalam Islam.................................2
B. Perbedaan Psikologi Islam dan Psikologi Barat.............3
C. Konsep-konsep Psikologi Dalam Islam.........................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................5
B. Saran...............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang ajarannya komprehensif memperhatikan seluruh sandi
kehidupan manusia baik fisik maupun psikologis dan segala aspek sosial dalam
kehidupan. Manusia merupakan makhluk yang unik dan berbeda dengan makhluk
Allah yang lain baik dari jenis binatang ataupun malaikat. Manusia mempunyai dua
dimensi yaitu dimensi fisiologis beserta berbagai kebutuhannya dan dimensi
psikologis dengan berbagai kebutuhannya. Ketika manusia hanya memenuhi
kebutuhan fisiologis, manusia diibaratkan seperti hewan ternak bahkan masih lebih
sesat lagi. Begitu juga sebaliknya apabila manusia hanya memenuhi kebutuhan
psikologisnya dengan mengabaikan kebutuhan fisiologis, kondisi kehidupan seperti
itu sangat tidak diinginkan oleh agama Islam. Misalnya saja syariat Islam dengan
tegas melarang seseorang yang menempuh cara hidup monastik (membujang seumur
hidup) karena bertentangan dengan fitrah manusia yang memiliki motivasi seksual.
Selanjutnya kita perlu melihat sejarah lahirnya Psikologi Islami. Ini merupakan suatu
perbincangan publik berskala internasional. Wacana Psikologi Islami mulai bergulir
semenjak tahun 1978 di Universitas Riyadh, Arab Saudi. Di sana berlangsung
Simposium Internasioanal tentang Psikologi dan Islam. Pada tahun 1979 di Inggris
terbit sebuah buku kecil yang sangat monumental bagi dunia muslim, yaitu “The
Dilemma of Muslim Psychologist” yang ditulis Malik B. Badri. Pertemuan ilmiah
international dan penerbitan buku ini memberikan inspirasi bagi lahir dan
berkembangnya wacana psikologi islami ke depan, sampai saat ini psikologi Islam
terus diperbincangkan oleh para pakar di bidang psikologi sehingga perkembangan
dan kemajuan psikologi Islam sekarang ini berada pada tingkat yang sangat
menggembirakan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari psikologi islam?
b. Apa Perbedaan Pandangan Psikologi Islam dengan Psikologi Barat ?
c. Apa saja konsep-konsep Psikologi dalam Islam?

C. Tujuan
 Untuk merangsang kesadaran diri agar mampu membentuk kualitas diri yang
lebih baik.
 Meningkatkan kesehatan mental dan kualitas keberagaman, serta membahas
aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia dengan menggunakan sumber-
sumber formal Islam seperti Al-Qur'an, As-Sunnah, dan pemikiran para ulama.
 Psikologi Islam juga memiliki konsep-konsep khas yang tidak ditemukan
dalam psikologi Barat, seperti pengaruh gaib, dampak takdir, dan sifat ego-
sentris anak-anak sejak lahir.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Dalam Islam


Secara etimologi, kata psikologi (psychology) yang secara literal berarti
“studi tentang jiwa” (study of the soul) berasal dari bahasa Yunani Kuno “ψυχή”
atau psychē atau psukhēyang berati nafas (breath), roh (spirit), jiwa (soul), pikiran
(mind) atau mental (mental). Versi lain mengatakan bahwa kata psikologi berasal
dari bahasa Prancis “psychologie” atau bahasa Latin “psychologia”yang
bermakna studi tentang jiwa. Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari
keunikan serta pola perilaku dan kepribadian manusia berdasarkan Al-Qur'an dan
As-Sunnah, serta membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam.
Psikologi Islam juga dianggap sebagai wahana yang efektif untuk
memperkenalkan pengkajian psikologi dari dimensi yang berbeda, seperti teori-
teori barat, namun dengan memperhatikan nilai etik Islam. Konsep-konsep
psikologi dalam Islam mencakup pemahaman tentang struktur kepribadian, aspek-
aspek kejiwaan, tujuan, dan integrasi antara ajaran Islam dengan konsep-konsep
psikologi modern. Psikologi Islam juga memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesehatan mental dan kualitas keberagaman sesuai dengan ajaran Islam.
Psikologi Islam kadang disamakan dengan Psikologi Agama padahal itu
sangat berbeda. Abdul Mujib menjelaskan perbedaan kedua psikologi
tersebut . Kalau psikologi agama itu berbicara pada perilaku orang beragama,
seperti perilaku fundamentalis dan moderat pada agama dan kaitannya dengan
perilaku sehari. Sementara Psikologi Islam itu satu madzhab tersendiri. Madzhab
di mana kalau di psikologi itu ada madzhab psikoanalisis yang menitikberatkan
kajiannya pada analisis kesadaran manusia, psikobehavioristik menitikberatkan
pada perilaku yang nampak dan psikohumanistik menfokuskan kajiannya pada
potensi manusia, tanpa melibatkan konsep Tuhan dalam kehidupan manusia.
(Abdul Mujib, (www.uin jkt.ac.id/id/psikologi-islam, 17 Desember 2010)

B. Perbedaan Psikologi Islam Dan Psikologi Konvensional (Barat)


Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu yang masih
cukup baru. Hal ini ditandai oleh eksperimen yang dilakukan oleh Wilhelm Wundt
pada tahun 1879. Dalam perkembangannya, psikologi memiliki beberapa pendekatan,
salah satunya yakni pendekatan Islam. Meskipun pada asalnya Islam telah memiliki
kajian psikologi sejak awal (dengan istilah yang berbeda) tetapi baru beberapa tahun
terakhir ini menjadi kajian yang ilmiah. Tentu saja pendekatan psikologi Islam
memiliki perbedaan dengan psikologi barat. Sebagai seorang muslim yang
mempelajari psikologi, perbedaan ini perlu dipelajari agar kita mengetahui teori mana
yang bertentangan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Selain itu, kita juga
akan mendapatkan pemahaman secara utuh tentang manusia. Berikut adalah tiga
perbedaan pandangan antara psikologi barat dan psikologi Islam:
1. Perkembangan Manusia
Pendekatan pertama adalah tentang psikologi perkembangan manusia.
Selama ini psikologi barat hanya mempelajari kehidupan manusia yang
bersifat empiris. Mereka mengatakan bahwa kehidupan manusia dimulai sejak

3
mereka diciptakan (konsepsi) sampai mereka mati (Santrock, 2019), Padahal
menurut Islam pandangan ini tidak lengkap. Manusia pada dasarnya sudah
memiliki kehidupan sebelum ia berada di dunia (pra-eksistensi) dan setelah ia
meninggalkan dunia (pasca-eksistensi). Kedua kehidupan ini tidak dapat
dijangkau oleh indra dan akal tetapi kebenarannya dapat kita yakini melalui
penjelasan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Teori Kepribadian Manusia
Psikologi Barat dan Islam memiliki penilaian yang berbeda terhadap
kesehatan mental seseorang. Psikologi Islam memandang manusia sehat
mental jika beriman kepada Allah dan menaati perintah-Nya (Ariadi, 2013)
sedangkan psikologi barat memandang manusia sehat mental hanya dari
keberhasilannya dalam memanfaatkan kemampuan kognitif dan emosional
dalam komunitasnya dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya (Zulkarnain &
Fatimah, 2019). Sebagai contoh, dalam pandangan barat, orang yang
berperilaku normal tetapi mengkonsumsi alkohol dan berpacaran dengan
sesama jenis, maka tidak disebut gangguan jiwa tetapi dalam Islam perilaku
tersebut dikatakan gangguan jiwa karena melanggar perintah Allah.
3. Psikoterapi
Psikologi Barat sangat membantu dalam perkembangan terapi psikologi.
Islam dalam pengobatan gangguan jiwa juga terbantu dengan ditemukannya
psikoterapi oleh psikologi barat. Namun, dalam psikologi barat, mereka
kehilangan elemen inti dari psikoterapi sejati, yaitu menyembah Allah. Rajab
et al., (2016) menjelaskan bahwa psikoterapi Islam adalah proses pelayanan
dan bantuan bagi individu untuk menyadari bahwa mereka adalah makhluk
Allah yang harus menyembah Allah sebagai prinsip tujuan penciptaan mereka
sebagai pribadi yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
Oleh karena itu, psikoterapi Islam dapat menimbulkan rasa nikmat iman
dan pahala ketika dengan ikhlas mengharap ridha Allah. Misalnya, jika
seseorang mengalami depresi, orang yang menggunakan psikoterapi barat
hanya seperti meditasi dan olahraga sehingga dia tidak mendapatkan
kedamaian spiritual dan pahala dari Allah. Psikologi barat dan psikologi Islam
memiliki banyak perbedaan tetapi tidak semua teori psikologi barat
bertentangan dengan ajaran Islam. Beberapa teori mereka tidak bertentangan
dan bahkan selaras dengan Islam sehingga teori seperti ini dapat melengkapi
kajian psikologi Islam dalam memperoleh pengetahuan yang komprehensif
tentang manusia.
Melalui perbedaan ini dapat menjadi pengingat dan motivasi mahasiswa
psikologi yang bercita-cita menjadi psikolog atau ilmuwan psikologi agar
senantiasa menjunjung tinggi integritas Islam dan tidak hanyut dengan teori-
teori yang bertentangan dengan ajaran Islam.

C. Konsep-konsep Psikologi Dalam Islam


Beberapa konsep psikologi dalam Islam meliputi:
a) Struktur Kepribadian : Dalam perspektif psikologi Islam, struktur kepribadian
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu qalb (hati), jism (jasmani) yang berhubungan
dengan hawa nafsu, dan ruh (jiwa)
b) Aspek Kepribadian : Psikologi Islam memandang aspek-aspek kejiwaan
manusia, seperti al-ruh, al-nafs, al-qalb, al-aql, al-damir, al-lubb, al-fu'ad, al-
sirr, al-fitrah, dan sebagainya. Setiap aspek ini memiliki eksistensi,

4
dinamisme, proses, fungsi, dan perilaku yang perlu dikaji melalui Al-Qur'an,
As-Sunnah, serta dari khazanah pemikiran Islam. Contohnya, ketika seseorang
merasakan kesedihan, kekecewaan, atau tertimpa banyak masalah, kebanyakan
orang akan berlarut – larut dalam perasaan tersebut sehingga mempengaruhi
kehidupan sosial mereka bahkan sampai dapat disebut orang yang berpenyakit
mental.
Dalam perspektif islam, penyebab utama penyakit mental biasanya karena
jarak yang jauh dari Allah SWT, pengaruh kekuatan sepernatural, dan
buruknya perkembangan skema atau pandangan dunia kita. Allah SWT
memberi tahu kita tentang hal itu dalam Al-quran : “Dan siapapun yang
berpaling dari ingatanku, sesungguhnya dia akan mengalami kehidupan yang
tertekan, dan Kami akan mengumpulkan dia pada hari kebangkitan dalam
keadaan buta.” ( QS. Thaha : 124)
c) Tujuan dan Nilai Etik : Psikologi Islam memiliki tujuan untuk merangsang
kesadaran diri agar mampu membentuk kualitas diri yang lebih sempurna
untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Oleh karena itu,
psikologi Islam tidak hanya menekankan perilaku kejiwaan, melainkan juga
hakekat jiwa sesungguhnya. Psikologi Islam juga sarat akan nilai etik.
d) Perspektif Integratif : Psikologi Islam merupakan perspektif yang
mengintegrasikan ajaran Islam dengan konsep-konsep psikologi modern,
dengan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan
mempelajari keunikan serta pola perilaku dan kepribadian manusia
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Dengan demikian, konsep-konsep psikologi dalam Islam mencakup


pemahaman tentang struktur kepribadian, aspek-aspek kejiwaan, tujuan, dan
integrasi antara ajaran Islam dengan konsep-konsep psikologi modern.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Psikologi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan
prilaku manusia dan hewan serta bagaimana cara penaggulangannya
berdasarkan sumber yang tidak mengakui banyak Tuhan dan berpedoman pada
ayat-ayat Ilahi (al-quran) serta hadits Rasulullah saw. ditambah dengan
pendapat-pendapat ulama. Jadi psikologi islam adalah ilmu tentang manusia,
khususnya tentang kepribadian manusia yang meliputi aspek teori, filsafat,
metodologi dan penedekatan masalah yang berdasarkan kepada sumber formal
islam (al-Quran dan as-Summah), akal, panca indra dan intuisi.
2. Psikologi Islam juga dianggap sebagai wahana yang efektif untuk
memperkenalkan pengkajian psikologi dari dimensi yang berbeda, seperti
teori-teori barat, namun dengan memperhatikan nilai etik Islam. Konsep-
konsep psikologi dalam Islam mencakup pemahaman tentang struktur
kepribadian, aspek-aspek kejiwaan, tujuan, dan integrasi antara ajaran Islam
dengan konsep-konsep psikologi modern.
3. Berikut adalah tiga perbedaan pandangan antara psikologi barat dan psikologi
Islam: Perkembangan Manusia, Teori Kepribadian Manusia, Psikoterapi.
4. Konsep-konsep Psikologi Dalam Islam : Struktur Kepribadian, Aspek
Kepribadian, Tujuan dan Nilai Etik, Perspektif Integratif.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian
penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya."

6
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil (2011) Psikologi Pendidikan dalam Perspektif


Baru, Bandung: Alfabeta.
Mujib, Abdul (2006) Kepribadian dalan Psikologi Islam, Jakarta: Rajagrafindo
Persada
Ariadi, P. (2013). Kesehatan mental dalam perspektif Islam. Syifa ‘Medika, 3(2),
118-127.
Rajab, K., Zein. M., & Bardansyah, Y. (2016). Rekonstruksi psikoterapi Islam.
Cahaya Firdaus.
Santrock, J.W. (2019). Live-span development (17th ed.). McGraw-Hill.
Zulkarnain & Fatimah, S. (2019). Kesehatan mental dan kebahagiaan: Tinjauan
psikologi Islam. Mawa’izh, 10(1), 18-38
https://doi.org/10.32923/maw.v10i1.715

Anda mungkin juga menyukai