Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN KAJIAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas MakalahMataKuliah


Pendekatan Kajian Islam.

DosenPengampu :
Dr.H. Masyhadi, M.Ag

Disusun oleh :
AKHMAD SUKHAIRI
UMMU AZIZAH

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL – KHOZINYBUDURAN
2023
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pendekatan Kajian
Islam Dalam Perspektif Psikologi, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih pada Bapak Dr. H. Masyhadi, M.Ag selaku Dosen matakuliah Pendekatan Kajian
Islam yang telah memberikan tugas in ikepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini, dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Pendekatan Kajian Islam Dalam Perspektif Psikologi,sehingga
bisa dibuat sebagai acuan dan panutan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini,terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap dan
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini,dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya apa
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritikdan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini dan
makalah-makalah berikutnya.

Sidoarjo, 1Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan Makalah................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................6
A. Pengertian Pendekatan Psikologi Islam............................................................................6
B. Sejarah Dan Perkembangan  Psikologi Islam...................................................................8
C. Macam - Macam Pendekatan Psikologi Islam..................................................................9
D. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Psikologis Islam...............................................12
E. Contoh Pendekatan Psikologi Islam...............................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................................15
B. Saran................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibekali dengan berbagai potensi
fitrah yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Potensi istimewa ini dimaksudkan agar manusia
dapat mengemban dua tugas utama, yaitu sebagai khalifatullah di muka bumi dan juga abdi
Allah untuk beribadah kepada-Nya. Manusia dengan berbagai potensi tersebut membutuhkan
suatu proses pendidikan, sehingga apa yang akan diembannya dapat terwujud. H. M. Arifin,
dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk
mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim baik secara lahir maupun batin, mampu
mengabdikan segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan Allah SWT. Dengan
demikian, hakikat cita-cita pendidikan Islam adalah melahirkan manusia-manusia yang
beriman dan berilmu pengetahuan, satu sama lain saling menunjang.
Islam merupakan salah satu agama yang besar di muka bumi ini, di Indonesia Islam
berkembang sejak berdirinya Samudra Pasai di Aceh yang semula beragama Hindu , Budha,
dan aliran kepercayaan.  Namun  sejak tahun  1990 pemeluk Islam mulai Menurun .  Menteri
Agama saat, Surya Darma Ali (periode 2009-2014) mengatakan dari tahun ke tahun jumlah
umat Islam terus mengalami penurunan. Padahal di sisi lain, jumlah penduduk di Inonesia
terus bertambah. Semula jumlah muslim di Indonesia mencapai 95 % dari seluruh rakyat
Indonesia. Secara perlahan terus berkurang menjadi 92 % turun lagi 90 % turun lagi 87 %
turun lagi 85 %. Sungguh ironi jika kita hanya diam diri sebagai umat Islam. Allah telah
berfirman “ Janganlah kamu sekali-kali mati, melainkan dalam beragama Islam. Islam harus
disebarkan dengan cara santun sesuai dengan firman Allah SWT
‫ع اِلى َسبِ ْي ِل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَة ْال َح َسنَة‬
ُ ‫اُ ْد‬  
Arinya:“Ajaklah kepada Tuhanmu dengan cara yang bijaksana    dan dengan nasehat
yang baik”.(QS. An-Nahl: 125).
Agar Islam tetap di muka bumi, maka muncullah berbagai pendekatan keilmuan
dalam studi Islam selalu berkembang. Di antaranya pendekatan normatife, pendekatan
filosofis, pendekatan  historis, pendekatan ilmu sosial, pendekatan fenomologis, dan
berbagai pendekatan lainya. Penulis di sini akan lebih dalam membahas tentang Psikologis

4
dalam Studi Islam mengapa demikian? Karena pendekatan tersebut langsung berhubungan
dengan dengan jiwa (kedamaian, ketentraman jiwa) dan perilaku manusia.
Mempelajari psikologi kita bisa mengetahui aspek-aspek kepribadian, terlebih yang
berhubungan dengan aspek perilaku keagamaan seseorang. Salah satu sikap kepribadian itu
misalnya, sikap ketenangan dan kepuasan dalam diri seseorang,  sikap empati dan
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendekatan psikologi Islam?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan psikologi islam?
3. Apa saja macam-macam pendekatan psikologi islam?
4. Apa saja kelemahan dan kelebihan yang ada dalam pendekatan psikologi islam?
5. Apa saja contoh pendekatan psikologi islam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian  pendekatan psikologi Islam.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan psikologi islam.
3. Untuk mengetahui macam-macam pendekatan psikologi islam.
4. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan  pendekatan psikologi islam.
5. Untuk mengetahui contoh pendekatan psikologi islam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Psikologi Islam


Pendekatan Psikologis terdiri dari dua suku kata, yaitu pendekatan dan psikologis.
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang
ilmu.1 Pengertian pendekatan adalah proses perbuatan, cara mendekati, usaha dalam rangka
aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk
mencapai pengertian masalah penelitian. Dalam bahasa Inggris disebut “approach” dan
dalam bahasa Arab disebut “madkhal”. 2
Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwani)
manusia dengan lingkungannya. Psikologi secara etimologi terdiri dari dua kata
yaitu psyche dan logos yang  memiliki arti “Ilmu tentang jiwa”. sebagai kajian ilmiah,
psikologi jelas mempunyai sifat teoritik, empirik dan sistematik.3 Adapun secara umum
psikologi mempelajari gejala-gejala manusia yang berkaitan dengan pikiran (cognisi),
perasaan(emotion), dan kehendak(conasi).4 Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut
dapat diamati melalui sikap perilaku manusia. Banyak para ahli mendefinisikan pengertian
tentang psikologi, namun penulis hanya mengemukakan tiga pakar saja untuk mewakili
pemikiran para ahli sebagaimana yang dikutip oleh Addul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul
Wahab yaitu menurut Plato, Aristoteles, dan Morgan C.T. King. Menurut Plato dan
Aristoteles psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta
prosessnya sampai alhir. Sedangkan menurut Morgan C.T. King bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.5
Pendekatan psikologi adalah usaha sisi ilmiah dari aspek-aspek batini pengalaman
keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar ada, dan bahwa dengan
suatu esensi pengalaman tersebut dapat diketahui. Menurut Zakiayah Darajat perilaku
seseorang yang nampak (lahirnya) tidak karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya.

1. M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Amzah, Bandung, 2006, hlm.58


2 . Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm.44
3 Ramayulis, Psikologi Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 2013, Cet-10, hlm.5
4. Jalaludin, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada , Jakarta, , 2010, hlm. 7
5 . Abdul Rahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, dalam Perspektif Islam, Prenada
Media , Jakarta, t.t, Cet. 2,  hlm.5-6

6
Dalam ajaran agama banyak kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin
seseorang, misalnya sikap beriman dan taqwa, berbuat jujur, dzikir untuk menenangkan
jiwa.6
Pendekatan psikologis merupakan pendekatan yang bertujuan untuk melihat keadaan
jiwa pribadi-pribadi yang beragama. Dalam pendekatan ini keadaan jiwa manusia dalam
hubungannya dengan agama baik pengaruh maupun akibat. Pendekatan psikologis bertujuan
untuk menjelaskan fenomena keberagamaan manusia yang dijelaskan dengan mengurai
keadaan jiwa manusia. 7Obyek kajian dalam hal ini adalah manusia, dalam pengertian
tingkah laku manusia yang beragama, yakni gejala-gejala empiriris dari keagamaannya.
Karenanya dalam pendekatan psikologis ini tidak mempelajari betul tidaknya suatu agama,
tidak untuk menilai apakah agama itu diwahyukan Tuhan atau tidak8
Sedangkan pengertian studi Islam atau Islamic Studies atau Dirasat al-
Islamiyah sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min dalam bukunya, dapat dimaknai
kajian Islam, Imam Ghazali menggunakan istilah “Ulumuddin”. Istilah studi menurut Lester
Crow dan Alice Crow adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud
memperoleh keterangan, pemahaman, dan meningkatkan suatu ketrampilan. Sementara Islam
adalah agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, studi
Islam adalah suatu usaha untuk mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan agama
Islam.9
Jadi, Pendekatan Psikologi dalam studi Islam yaitu usaha untuk memperoleh sisi ilmiah
dari aspek-aspek batin pengalaman keagamaan. Karena dalam ajaran agama sering kita
menemukan istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang, dengan ilmu jiwa ini
selain kita mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dan diamalkan seseorang juga dapat
digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama kedalam jiwa seseorang sesuai dengan
tingkatan usia seseorang.

6 . Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2005, hlm.18


7. Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm.81
8 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 15-16
9 .  Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm. x-xi

7
B. Sejarah Dan Perkembangan  Psikologi Islam.
Sejarah psikologi Islam berawal dari sejarah manusia itu sendiri. Hanya pada masa itu
belum dinamai psikologi, walaupun pada prakteknya telah nampak nilai-nilai psikologis.
Psikologi saat itu hanya masuk dalam piranti etika dan filsafat. Pertumpahan darah yang
pertama dalam sejarah kehidupan manusia karena dorongan nafsu ghadhab (amarah) dan
kecemburuan yang berlebihan dari gejolak jiwa tak terkendali adalah realita tak terbantahkan
dari perilaku psikologis umat manusia yang dapat dipahami dari cerita Qobil dan Habil.
Kisah ini menjelaskan tentang motivasi psikologis yang menyimpang atau cemburu yang
berlebihan dan pengaruhnya terhadap perilaku manusia. 10
Perkembangan Psikologi dunia Islam terjadi pada pertengahan abad 9 M para sarjana
Islam melakukan kajian–kajian tentang psikologi yang diilhami ole ide-ide al-
Qur’an. Tokoh-tokoh seperti al-Qindy, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawih, Al Raziy
kelompok Ikhwan al Shafa, Ibnu Thufail, Ibnu Majah dan Ibnu Rusyd yang mengusung
aliran psikologi dengan pendekatan falsafi. Sederetan tokoh tersebut sebenarnya lebih
popular sebagai seorang filosof dari pada seorang psikolog. Namun mereka juga pantas
dikategorikan sebagai psikologi falsafi. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa masa itu
belum ada pemisahan antara disiplin ilmu, di samping bahwa konsep-konsep mereka banyak
berkaitan dengan diskursus psikologi, seperti konsep tentang jiwa (al-nafs atau al-ruh). Cari
utama kelompok ini adalah sangat mengutamakan peran struktur al‘aqal yang puncaknya
mampu memeperoleh limpahan pengetahuan dari Allah melalui ‘aqal fa’al.11
Al Qindy (185-260 H/ 801-873M)12 misalnya, dipandang sebagai filosof muslim
pertama yang membahas tentang psikologi tentang psikologi mengenai “Tidur dan Mimpi”.
Dalam filsafat pertama ia membahas berbagai fungsi jiwa, dan tentang cara kerja pikiran
manusia. Ibnu Sina (370-428 H / 980-1037 M) seorang filosof dan ahli kedokteran yang
banyak memberikan sumbangan terhadap Psikologi Islam. Dalam bukunya yang termashur al
Syifa membahas tentang Jiwa, eksistensinya hubungan jasmani rohani, sensasi, persepsi, dan
aspek-aspek terkait lainnya. Dia membedakan antara persepsi internal dan persepsi eksternal.

10 . Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm.80
11 . http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/view/221/1696, diakses pada tanggal  14 Oktober 2017,
Jam 19.34 WIB
12. M.G. Husain, Psychology and Society in Islamic Perspective, Pusta, 1996, Terj Karsidi Diningrat, Psikologi dan
Masyarakat dalam Perspektif Islam hlm. 16

8
Dia juga menjelaskan beberapa emosi manuasia yang tidak dimiliki binatang, seperti heran,
senyum, tangis, dan sebagainya. Di samping itu dia juga menerangkan beberapa
penyakit somatick.13.
Menurut Abdul Hamid al Hasyimi, seorang profesor psikologi di Raja Abdul Aziz
sebagaimana dikutip oleh Dr. Ma’mun Mu’min menyatakan orang pertama yang menamai
cabang ilmu yang mengkaji jiwa dan behavior atau perilaku manusia adalah al Ghazali.
Dalam kitabya yang sangat fenomenal “Ihya ‘Ulumuddin” banyak membahas tntang jiwa dan
perilakumanusia, membagi struktur kerohanian manusia dalam empat dimensi, yaitu hati
(qolbu), ruh, (al-ruh), akal, (al-aql), dan nafsu (an-nafs). Menurutnya keempat unsure-unsur
itu masing-masing memikiki dua arti yaitu arti jasmaniyah dan arti  ruhaniyah.14

C. Macam - Macam Pendekatan Psikologi Islam


Beberapa pendekatan psikologis antara lain :15
1. Pendekatan structural
  Pendekatan ini dipakai oleh Wilhelm Wundt. Struktur artinya sebuah bangunan yang
terdiri atas berbagain unsur yang satu sama lainnya berkaitan. Setiap perubahan yang terjadi
pada sebuah unsure struktur akan mengakibatkan perubahan hubungan antar unsure tersebut.
Jadi, hubungan antar unsure akan mengatur sendiri bila ada unsur yang berubah atau hilang.
Teori ini menyatakan bahwa pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya
adalah “struktur” yang terdiri atas keadaan mental - mental yang sederhana. Mereka bekerja
atas dasar premis bahwa bidang usaha psikologi itu terutama adalah menyelidiki “struktur”
kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukannya. Pendekatan mereka yang
utama adalah dengan analisis instropektif. Aliran ini berpendapat bahwa untuk mempelajari
kejiwaan, kita harus mempejari isi dan struktur kejiwaan dengan menggunakan metode
instropeksi atau mawas diri, yaitu orang yang menjalani percobaan diminta untuk
menceritakan kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu
eksperimen.

13. Ibid hlm. 17
14. Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm. 81
15. Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm. 81

9
Pendekan struktural dalam studi Islam ini khususnya dalam pendekatan
psikologi adalah sebuah upaya untuk memahami Islam sebagai sebuah
agama yang merupakan akumulasi dari sekian banyak unsur dan dimensi yang terjalin
menjadi satu membentuk konstruksi atau bangunan Islam itu sendiri yang
mencerminkan sisi psikologis dalam Islam. Ini karena  bagaimanapun Islam
dalam dirinya merupakan sebuah bangunan yang masing-masing bagiannya mempunyai
peran serta posisi tertentu clan menemukan maknanya ketika tidak terlepas dari unsur atau
bagiannya yang lain.
Pendekatan  struktural  ini  juga  akan  semakin  menemukan urgensinya  k e t i k 
a  untuk  m e n e r o p o n g  I s l a m  d a l a m  r e al i t a s d a n p r a k t e k   keberagamaan 
umatnya.   Dalam   realitas   kehidupan umat, sering   ditemukan   adanya   benturan-
benturan ideologis dan kepentingan  dari  umat  Islam  itu  sendiri Padahal Islam
yang dianut adalah satu yaitu agama atau ajaran ilahi yang disampaikan melalui
personal Nabi Muhammad SAW. Karena banyaknya kepentingan dan perbedaan
penekanan dalam memahami Islam, tidak jarang dalam praktek umatnya,
Islam muncul sebagai sesuatu yang terpisah –pisah sehingga Islam terkesan parsial.
Terlebih lagi dengan sering munculnya klaim-klaim kebenaran. subjektif dari orang-
orang yang berbeda dalam memahami Islam membawa kepada perpecahan Berta sekian
banyak implikasi negatif lainnya. 16
2. Pendekatan Funsional
Pendekatan ini pertama digunakan oleh William James (1910 M) ia adalah penemu
laboratorium psikologi pertama di Amerika pada Universitas Harward. Pendekatan
Fungsional adalah pendekatan yang dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat
berfungsi atau berpengaruh terhadap tingkah laku hidup individual dalam kehidupannya.
Pendekatan fungsional ini lebih menekankan pada apa tujuan dan fungsi dari
pengalaman mental untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Fungsionalisme
adalah suatu tendensi dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses, mental,
persepsi indrawi dan emosi adalah adaptasi organisme biologis. Sebagai suatu jenis psikologi
yang menggarisbawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental.

16 . http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elhikam/article/download/1916/1419, diakses pada tanggal


2 Desember 2017

10
Pendekatan ini dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berpengaruh
pada tingkah laku individu di dalam kehidupannya. Norma-norma yang sudah diatur dalam
agama, akan menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga akan tercermin dari
perilakunya.
3. Pendekatan Psikonalisis
Pendekatan Psikoanalisis adalah sebuah usaha atau cara mendekati melalui model
perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan metode psikoterapi. Secara
historis psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama psikologi. Yang kedua
adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga kekuatan ketiga adalah
psikologi eksistensial-humanistik. Pendekatan ini pertama kali dilakukan oleh Sigmung
Freud (1856-1939). Penting untuk diingat bahwa Freud adalah pencipta pendekatan
psikodinamika terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada psikologi dan
menemukan cakrawala-cakrawala baru. Misalnya, membangkitkan minat terhadap motivasi
tingkah laku. Freud juga mengundang banyak kontroversi, eksplorasi, penelitian, dan
menyajikan landasan tempat bertumpu sistem-sistem yang muncul kemudian.
Psikologi Islam memandang teori psikoanalisis terlalu menyederhanakan
kompleksitas manusia. Teori ini hanya berdasarkan fisiologis tanpa menyelaraskan dengan
kebutuhan spiritual. Dalam struktur kepribadian yang dikembangkan Freud jika dikomparasi
secara psikologi Islam seperti yang diungkapkan Imam Ghazali, yaitu nafsu, akal, dan qalbu.
Nafsu diakumulasikan dorongan untuk bertindak yang sudah di intregasikan melalui olah
akal, sentuhan rohani dengan berlandaskan agama dan moral. Tidak semua konsepsi
pendekatan psikoanalisis dipahami tidak cocok dari sudut pandang psikologi Islam.
Setidaknya psikilogi Islam sepakat dengan pemahaman psikoanalisis bahwa manusia
mempunyai potensi dalam dirinya untuk diaktualisasikan.17
Penggunaan pendekatan ini sangat penting dalam pendekatan psikogis Islam
dikarenakan pendekatan psikoanalisis ini dilakukan untuk menjelaskan tentang pengaruh
agama dalam kepribadian seseorang dan hubungannya dengan penyakit-penyakit jiwa.18

17.http://digilib.uin-suka.ac.id/20670/1/11470118_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf, diakses pada tanggal


2 Desember 2017
18 . Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 19

11
D. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Psikologis Islam
Teori-teori ini banyak dikembangkan di Negara-negara Barat yang mayoritas
penduduknya adalah non muslim. Teori-teori inilah yang kemudian diadopsi ke dalam
psikologi agama yang digunakan dalam mengkaji studi Islam. Karenanya memungkinkan
untuk menampilkan Islam secara parsial atau tidak utuh. Karena titik berangkatnya
pembahasan ini adalah konsep psikologi, sehingga sering kali membuat kita terjebak, yaitu
memandang persoalan lebih berangkat dari pemahaman tentang Islam sendiri. Oleh karena
itu setiap kali menggunakan pendekatan psikologi yang tentu saja berasal dari teori Barat,
Maka dari itu selalu dikembalikan kepada al- Qur’an dan al-Hadist, jangan sampai kemudian
teori-teori dan pendekatan psikologi justru bertentangan dengan umat Islam.
Kelemahan lain yang juga akan timbul adalah pendekatan ini nampaknya bersifat
asumtif dan individualis, sehingga tidak komprehensif.  Bahkan pendekatan ini hanya
berbicara kelakuan para pemeluk agama yang belum tentu mencerminkan agama Islam itu
sendiri. Pendekatan seperti ini bisa menyebabkan orang lain terkadang salah dalam menilai
Islam. Misalnya sering kali orang muslim melanggar aturan lalu lintas, atau aturan lain yang
dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, bias jadi hal ini menyebabkan penilaian orang
lain terhadap Islam akan bedampak negatif.
Memang setiap pendekatan mempunyai manfaat dan problematika, termasuk dengan
pendekatan psikologi agama. Melalui pendekatan psikologis ini kita dapat memberikan
penjelasan secara ilmiah terhadap berbagai problem persoalan keagamaan seseorang yang
meliputi sikap dan tingkah laku lahir (sikap dan tindakan serta cara bereaksi) serta sikap dan
tingkah laku batin (cara berfikir, merasa,atau sikap emosi).19 Psikologi agama juga dapat
digunakan sebagai alat untuk memasukkan dan menanamkan ajaran agama Islam ke dalam
jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan usianya. Dengan pengetahuan ini, maka dapat
disusun langkah-langkah baru yang lebih efesien dalam menanamkan ajaran agama Islam,
baik untuk masa sekarang, maupun dimasa yang akan datang. Itulah sebabnya pendekatan
psikologi agama ini banyak digunakan sebagai alat untuk menjelaskan sikap keberagamaan
seseorang. Dengan demikian seseorang akan memiliki tingkat kepuasan tersendiri dalam
agamanya, karena seluruh persoalan hidupnya mendapat bimbingan agama.20
19 .Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan Orientasi, Idea Press,
Yogyakarta, 2015, hlm.83
20 . http://www.trendilmu.com/2015/11/Pendekatan.psikologi.Islam.html, diakses pada tanggal  14 Oktober 2017, Jam
19.34 WIB

12
E. Contoh Pendekatan Psikologi Islam
Adapun contoh psikologi agama yang digunakan dalam kajian Islam dan umat Islam
dapat dilihat dalam ritual manusia dalam agama yang di yakininya. Contohnya antara lain,
orang yang meresapi dalam membaca dan memahami al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk
mewujudkan perilaku menjadi lebih baik dalam kepribadiannya, saat meresapi ayat-ayat al-
Qur’an ia akan menjadi tenang hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi penyejuk sekaligus
obat bagi keresahan hatinya. Ia juga akan takut dan menjauhi perilaku-perilaku buruk saat
meresapi ancaman-ancaman Allah yang dahsyat yang dijanjikan bagi mereka yang ingkar
pada Allah.
Dalam contoh ini, antara satu Orang dengan orang lain biasa berbeda hasilnya, hal ini
dipengaruhi oleh dua hal yaitu, factor intern dan factor ekstern. Factor intern (dalam diri)
yang bisa mempengaruhi seseorang adalah dari kepribadiannya. Secara psikologi tipe
kepribadian tertentu akan mempengaruhi jiwa seseorang. Adapun factor ekstern adalah factor
luar diri seseorang(lingkungan di mana dia berada. Semakin baik lingkungan yang ditinggali,
maka perilaku keagamaan seseorang akan semakin banyak mempengaruhi seseorang untuk
berbuat hal yang sama, yaitu meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan perintah agama
dan meninggalkan segala larangan agama. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh masyarakat
dan lingkungan dalam menjalankan perintah agama, maka akan berpengaruh terhadap
semangat dan perilaku seseorang dalam menjalankan agama.
Contoh lain yaitu penyebaran Islam oleh Walisongo di Nusantara. Walisongo dinilai
sebagai sosok para ulama yang sekaligus psikolog karena mampu membaca fenomena
masyarakat yang ketika itu telah menganut kepercayaan Hindu dan Kejawen. Tetapi,
Walisongo adalah pribadi-pribadi yang terbentuk melalui dasar – dasar nilai Islam yang
memiliki kearifan dalam bersikap serta memiliki keimanan yang kokoh, sehingga secara
pribadi, para wali mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial budaya yang berbeda.
Sementara secara sosial, para wali tersebut mudah diterima masyarakat sekalipun
memberikan pandangan keagamaan yang berbeda. Bahkan pada akhirnya Walisongo
mewarnai berbagai perangkat kehidupan dalam bidang sosial, budaya, pendidikan
(pesantren), bahkan pemerintahan, hingga akhirnya Islam benar-benar menjadi agama
mayoritas di Tanah Jawa.

13
Sementara masyarakat Jawa yang pada masa Walisongo sebelumnya telah menganut ke
percayaan Jawa dan sebagian agama Hindu, yang tentunya juga memiliki kondisi sosial
budaya sesuai agama dan kepercayaannya itu. Di tengah kondisi masyarakat yang telah
memiliki karakter dan latar belakang sosial budaya, psikologis, dan kondisi politik
pemerintahannya, menjadikan pertimbangan Walisongo untuk menentukan strategi dan
metode dakwah yang fleksibel dengan pendekatan psikologi dan mampu membangun citra
positif. Misalnya melakukan pendekatan psikologi melalui akulturasi budaya yang
menghasilkan kesenian wayang yang ceritanya bernuansa Islam, tembang-tembang Jawa Lir
Ilir, Cublak-cublak Suweng), tradisi tahlilan, mitoni, slametan (bancakan). Walisongo tidak
frontal menolak dan meniadakan tradisi masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan Islam
sekalipun dalam bentuk pemujaan terhadap roh leluhur, sehingga masyarakat tidak menolak
secara frontal atas kehadiran Walisongo yang menawarkan Islam. Di sinilah sikap arif
Walisongo untuk menerima realitas kondisi psikologis dan sosial masyarakat.

BAB III
PENUTUP

14
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil simpulan psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang hakikat jiwa dan tingkah laku manusia serta prosesnya. Sedangkan
pendekatan psikologi merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batini
pengalaman keagaan seseorang.
Sejarah psikologi bermula sejak manusia diciptakan Tuhan semesta alam di muka
bumi, kemudian terus dikembangkan oleh para ahli, di antaranya dari kalangan Islam adalah
Hujjatul Islam Imam al Ghozali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin.
Adapun beberapa teori pendekatan psikologi ialah :
1. Pendekatan structural
2.  Pendekatan Funsional
3.  Pendekatan Psikonalis.
Kelemahan Pendekatan Psikologi ini tidak murni dari dunia Islam yang
memungkinkan untuk menampilkan Islam secara parsial atau Islam yang tidak Kaffah
Rohmatallil ‘Alamin. Selain itu penekanan bersifat asumtif. Sedangkan manfaat atau
kelebihannya, kita dapat memberikan penjelasan secara ilmiah terhadap berbagai problem
persoalan keagamaan seseorang.
Di antara contoh pendekatan psikologi antara lain, seseorang yang meresapi dalam
membaca ayat-ayat al-Qur’an hatinya akan tergerak untuk mewujudkan perilaku menjadi
lebih baikdalam kepribadiannya, akan tenang hatinya, dan ayat-ayat al-Qur’an menjadi
penyejuk sekaligus obat bagi jiwa dan raganya.
B. Saran
1. Bagi pemerhati pendidikan, sebagai penambahan bahan kajian dan pengetahuan
mengenai pendekatan kajian islam perspektif psikologi.
2. Bagi penulis, sebagai meningkatan hasanah keilmuan terutama dalam bidang pendekatan
kajian islam perspektif psikologi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, dalam
Perspektif Islam, Prenada Media , Jakarta, t.t, Cet. 2
Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
http://digilib.uin-suka.ac.id/20670/1/11470118_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-
PUSTAKA.pd
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elhikam/article/download/1916/1419
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Quality/article/view/221/1696
http://www.trendilmu.com/2015/11/Pendekatan.psikologi.Islam.html
Jalaludin, Psikologi Agama, Raja Grafindo Persada , Jakarta, 2010
M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, Amzah, Bandung, 2006
M.G. Husain, Psychology and Society in Islamic Perspective, Pusta, 1996, Terj Karsidi
Diningrat, Psikologi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam
Ma’mun Mu’min, Pendekatan Studi Islam (Suatu Tinjauan Lingkup Perspektif dan
Orientasi, Idea Press, Yogyakarta, 2015
Ramayulis, Psikologi Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 2013, Cet-10
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 2005

16

Anda mungkin juga menyukai