Henry Alexander Murray dilahirkan di New York pada tanggal 13 Mei 1983 dan wafat pada tahun 1988. Murray terlahir di keluarga bangsawan di Kawasan New York, Amerika. Ibunya berhenti menyusui ketika ia masih berusia 2 bulan, dan karena ibunya lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakak perempuan dan kakak lelakinya. Jadi, Murray ditinggalkan dengan apa yang ia sebut sebagai kasih sayang ibu. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak yang periang dan ceria, yang merupakan upayanya untuk menutupi kesepian dan kesedihannya. Pengalaman ini membuatnya selalu rentan mengalami depresi sepanjang masa hidupnya. Murray juga memiliki empati dan sensitivitas yang tidak biasa terhadap penderitaan orang lain, yang kemungkinan besar dipengaruhi pengalaman hidup dan bergaul Bersama dua orang bibinya yang menderita neurosis (depresi dan hysteria). Kondisi fisik Murray juga banyak mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Dia terlahir dengan mata yang juling. Untuk memperbaiki kondisi matanya, maka ia menjalani sebuah operasi yang berhasil menormalkan matanya, namun kesalahan tidak sengaja oleh si dokter bedah menyebabkan Murray kehilangan kemampuan stereoskopis. Dia tidak lagi memfokuskan kedua matanya di satu titik yang sama, sehingga dia tidak pernah bisa bermain tenis, baseball atau olahraga sejenis yang membutuhkan kemampuan stereoskip semacam itu. Selain itu dia juga menderita gagap. Dia mengakui teori Adler tentang kompensasi terhadap inferioritas terbukti pada dirinya. Dia mencari olahraga lain untuk menutupi kekurangannya, dia memilih tinju. Dia tetap bermain sepak bola, namun dia bertugas sebagai gelandang belakang. Kedua kecacatannya yaitu gagap dan ketidakmampuannya dalam bidang olahraga menciptakan suatu kebutuhan untuk mengkompensasinya. Ketika ia bermain sepak bola, ia hanya bisa menjadi pemain gelandang belakang (dan ia tidak pernah gagap ketika memberikan kode) ia juga mengambil kelas tinju di sekolahnya. Setelah lulus dari sekolah Groton, Murray masuk ke Harvard. Ia mengambil jurusan sejarah dan mendapat nilai yang sedang-sedang saja dikarenakan ia meluangkan kebanyakan waktunya pada bidang atletik. Karirnya kemudian diwarnai oleh perjalanan yang berliku-liku oleh studi tentang kepribadian. Pada tahun 1919, ia lulus dari Columbia University Medical School dengan nilai tertinggi di kelasnya. Sejalan dengan itu, ia memperoleh gelar M.A, di bidang biologi dari Columbia dan kemudian mengajar fisiologis untuk waktu jangka pendek di Harvard. Setelah menjalani 2 tahun tugas sebagai seorang dokter yang dilatih untuk ilmu bedah di rumah sakit New York, ia kemudian memimpin penelituan biokimia di bidang embriologi di Rockefeller Institute selama 2 tahun. Kemudian ia melanjutkan studinya di Inggris dan di tahun 1927 ia mendapat gelar Ph.d di bidang biokimia dari Cambridge University. Perubahan besar terjadi setelah Murray membaca buku karya C.G..Jung pada tahun 1923 yang berjudul Psychological Type. Dia pun bertemu dengan seorang Wanita Bernama Christiana Morgan yang juga mengagumi karya Jung. Kehidupan pernikahannya juga tidak dapat dikatakan sukses, setelah menikah selama 7 tahun Murray memiliki ketertarikan kepada Morgan, dan atas anjuran Jung maka Murray menikahi Morgan tanpa menceraikan istri pertamanya. Dia hidup dengan kedua istrinya selama 40 tahun. Pada tahun 1930 Murray dan Morgan mengembangkan Tes Apersepsi Tematik atau Thematic Apperception Test (TAT) yang merupakan tes proyektif untuk melihat kepribadian seseorang yang masih kerap digunakan hingga saat ini. Ide tes ini dikembangkan oleh Murray, Morgan memilih gambar-gambar dan membuat beberapa gambar dalam tes tersebut. Gambar-gambar yang sangat suram adalah pilihan Murray, yang merefleksikan depresi yang dialaminya. Murray mengabdi di Harvard sampai dia pensiun pada tahun 1962, memimpin penelitian, merumuskan teori kepribadian dan melatih sejumah psikolog, beberapa dari mereka menerima penghargaan dalam mempelajari kepribadian. Sangat dihargai dan dikenal dalam psikologi sekarang ini, Murray telah dianugerahi Gold Medal Award oleh American Psychological Foundation dan Distinguished Scientific Contribution Award oleh American Psychological Association. Pada tahun yang sama istri pertamanya meninggal dunia. Kematian istrinya ini membuatnya sangat terpukul, sampai kadang ia tidak dapat mengendalikan kesedihannya. Tak berapa lama Morgan juga meninggal dunia. Di usia 76 Murray menikah Kembali. B. Struktur Kepribadian 1. Id-Ego-Superego Murray sebenarnya seorang psikoanalisis, pelopor penelitian pikiran- pikiran psikoanalitik yang berusaha menterjemahkan konsep-konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang dapat diuji. Dia banyak memberi sumbangan temuan empiric yang mendukung konsep dan teori psikoanalitik dan psikoterapi. Salah satu sumbangan pentingnya adalah penekanan pada konsep motivasi yang sangat kompleks. Menurutnya, masa lalu, masa kini, dan masa yang akan dating semuanya mempunyai bobot yang setara dalam menentukan tingkah laku, sehingga motivasi tak sadar menjadi tidak terlalu penting. Konstruk Id-Ego-Supergo masih dipakai, namun dengan pengertian yang berbeda, sebagai berikut: - Id: Seperti Freud, Murray memandang Id sebagai Gudang semua kecenderungan impulsive yang dibawa sejak lahir. Id menguasai enerji dan mengarahkan tingkah laku, sehingga menjadi dasar kekuatan motivasi kepribadian. Perbedaannya dengan Freud, id bukan hanya berisi impuls primitive, moral, dan kenikmatan, tetapi juga berisi impuls yang dapat diterima baik dan diharapkan masyarakat seperti empati, cinta dan memahami lingkungan. - Ego: Murray memberi peran ego jauh lebih luas dari Freud. Sebagai unsur rasional dari kepribadian, ego bukan hanya melayani, mengubah arah dan menunda impuls id yang tak terima, tetapi ego juga menjadi pusat pengatur semua tingkah laku, secara sadar merencanakan tingkah laku, mencari dan membuat peluang untuk memperoleh kepuasan id yang positif. Freud memandang ego sebagai penengah pertentangan id dengan superego yang tidak terdamaikan. Menurut Murray pendapat Freud itu hanya terjadi kalua ego lemah. Manakala ego kuat, ia akan dapat efektif mendamaikan id dengan superego. - Superego: Murray menekankan pentingnya pengaruh kekuatan lingkungan sosial atau kultur dalam kepribadian. Seperti Freud dia memandang superego sebagai internalisasi nilai-norma-moral kultural pada usia dini, yang kemudian dipakai untuk mengevaluasi tingkah laku diri dan orang lain. Murray menolak pendapat Freud bahwa superego telah terkristalisasi pada usia 5 tahun. Menurutnya superego terus menerus berkembang sepanjang hayat merefleksi pengalaman manusia yang semakin dewasa semakin kompleks dan canggih. 2. Unit-unit tingkah laku: Proceeding dan Serial Prinsip Longitudinal membawa konsekuensi; dalam usaha memahami kepribadian, pengamatan terhadap tingkah laku harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Suatu tingkah laku harus diamati dalam penggalan yang bermakna, yang disebut proceeding. Namun makna suatu penggalan hanya bisa akurat kalua dilihat dalam kaitannya dengan penggalan lain dalam suatu serial, sehingga rentetan tingkah laku itu dapat menunjukkan gambaran kepribadian seseorang. Proceeding adalah unit dasar tingkah laku, interaksi yang waktunya terbatas antara individu dengan orang atau orang-orang lain, atau antara individu dengan obyek. Proceeding merupakan sepenggal waktu yang cukup untuk menyelesaikan pola-pola penting dari tingkah laku secara dinamis. Penggalan waktu itu bervariasi, bisa sepanjang waktu wawancara calon karyawan atau sesingkat menyapa teman. Namun, proceeding bukan unit kecil tingkah laku yang biasa dipakai oleh peneliti teori belajar, karena sesuai dengan pandangan Murray, tingkah laku orang harus dipertimbangkan dalam konteksnya. Serial adalah serangkain proceeding sehingga merupakan unit tingkah laku yang lebih Panjang. Untuk memahami proceeding, sering harus diuji serial di mana proceeding menjadi bagiannya, karena tidak ada proceeding yang dapat dipahami tanpa acuan apa yang membuat timbulnya tingkah laku itu dan tanpa acuan tujuan dan harapan pelakunya, disainnya di masa yang akan datang. Bahkan sering diperlukan penelitian tingkah laku yang lebih lama, misalnya untuk memahami makna suatu pekerjaan bagi pelamarnya, mungkin perlu melihat serial dari seluruh karir orang itu.. 3. Ordination, Abilities dan Achievement Ordination adalah proses mental yang lebih tinggi yang dipakai seseorang untuk memilih rencana aksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menempatkan pilihan rencana itu ke dalam operasi, rencana aksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ordinasi mempunyai dua komponen yaitu, serial programs dan schedules. Serial programs adalah pengaturan urutan sub tujuan yang direntang ke masa depan dan didisain untuk mencapai tujuan utama. Tingkah laku bukan hanya respon terhadap stimulus yang dihadapi saat itu, tetapi tingkah laku selalu berarah tujuan. Seseorang pada satu waktu bisa memiliki banyak serial program atau need-wishes-tujuan tingkah laku. Schedules adalah pengaturan waktu kegiatan untuk melayani berbagai serial programs, memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan menghindari konflik atau persaingan antar kebutuhan dan keinginan. Ini adalah model kehidupan yang sarat dengan perencanaan ke depan, yang menurut Murray menjadi bagian dari nilai-nilai martabat kemanusiaan. Abilities dan Achievement (kemampuan dan prestasi) adalah bagian kepribadian yang penting, seperti ketrampilan mekanik, leadership, prestasi intelektual dan perilaku seks. Abilities menunjukkan apa yang mampu dikerjakan seseorang, mencakup variable bakat herediter dan apa saja yang pernah dipelajari. Sedangkan achievement adalah pencapaian; apa yang nyata- nyata telah dilakukannya dengan pengetahuan yang dimilikinya. Bagi Murray, setiap tingkah laku baru adalah bentuk prestasi karena tingkah laku itu pasti dibentuk berdasarkan ordinasi dan abilities yang telah dimiliki. Jadi ini menjelaskan hakekat kreativitas dan proses Menyusun rencana dari seseorang. Bersama-sama dengan konsep motivasi dan kebutuhan yang kompleks dari Murray, pemahaman manusia menjadi sangat spesifik individual. DAPUS Friedman, Howard. S. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga. Pervin, Lawrence. A. (1984). PERSONALITY. New York: John Willy and Sons, INC Alwisol. (2019). Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri
Abraham Maslow, dari hierarki kebutuhan hingga pemenuhan diri: Sebuah perjalanan dalam psikologi humanistik melalui hierarki kebutuhan, motivasi, dan pencapaian potensi manusia sepenuhnya