Biografi
Henry A. Murray dilahirkan di New York City pada tanggal 13 Mei 1893. Ia
merupakan psikolog Amerika yang mengembangkan teori kepribadian manusia
berdasar pada kebutuhan individu dan hubungannya dengan lingkungan fisik
maupun sosial. Murray memiliki keunikan berbeda diantara teoritikus kepribadian
lainnya, ia dikenal memiliki pemikiran yang cemerlang karena pemanfaatan
safistikasi-nya di bidang biologi, praktik klinis dan psikologi dalam rangka
mengembangkan pemikiran teoritisnya.
Pada tahun 1915, Murray mendapatkan gelar B.A. dalam bidang studi mayor
sejarah di Groton School dan Harvard College, kemudian ia melanjutkan
pendidikannya di Columbia College of Physicians and Surgeons dan tamat pada
tahun 1919 dan mendapat gelar M.A. pada tahun 1920 dalam bidang biologi.
Setelah tamat dari Columbia College of Physicians and Surgeons, ia kemudian
bertugas sebentar menjadi instruktur fisiologi di Universitas Harvard dan
kemudian mengambil spesialisasi bedah selama dua tahun di Presbyterian
Hospital di New York. Ia kemudian menjadi staff di Institut Rockfeller untuk
Riset Kedokteran di New York City dan ia mengadakan penelitian embriologi
sebagai asisten selama dua tahun. Pada tahun 1927, Murray kembali menjalani
pendidikan di Universitas Cambridge dan melakukan penelitian biokimia sampai
meraih gelah Ph.D dalam bidang biokimia.
Selama selang pendidikannya pada tahun 1927 tersebut, ia mulai tertarik pada
psikologi. Ketertarikannya pada psikologi berawal dari kunjungannya ke Carl
Jung di Zurich dan ketertarikannya pada teori Freud. Pada tahun 1928, Murray
diangkat sebagai lektor dan direktur di Klinik Psikologi Harvard yang diatur oleh
Morton Prince. Pada tahun 1930.
Pada tahun 1930, Murray menciptakan istilah personologi untuk menjelaskan
cabang ilmu psikologi yang mempelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor
yang memengaruhi perjalanannya. Murray berkeyakinan kuat bahwa untuk
memahami makna satu proses apapun dari keperibadian, seseorang harus
memiliki pemahaman terhadap keseluruhan.
Pada tahun 1935, Murray menyelesaikan pendidikannya dalam psikoanalisis
dibawah Franz Alexander dan Hans Sachs dan pada tahun 1937 ia diangkat
menjadi lector ketua di Klinik Psikologi Harvard. Pada tahun 1938, Murray
menghimpun sekelompok mahasiswa muda yang cakap untuk meneliti
kepribadian manusia hingga menghasilkan sebuah buku berjudul “Explorations in
Personality”.
Murray meninggalkan Harvard pada tahun 1943 kemudian bergabung dengan
Korps Dokter Tentara sebagai mayor kemudian sebagai letnan colonel, ia
memimpin biro pengukuran psikologis untuk Office Strategic Services. Pada
tahun 1947, ia kembali ke Harvard menjadi lector part-time dalam bidang
psikologi klinis pada Departement of social relations yang baru dibentuk tahun
1950 dan kemudian ia diangkat sebagai professor psikologi klinis. Pada tahun
1962, Murray menjadi professor emerifus dan dianugerahi Distinguished
Scientific Contribution Award dari American Psychological Association dan Gold
Medal Award dari American Psychological Foundation karena seluruh hidupnya
disumbangkan dalam bidang tersebut. Pada 23 Juni 1988, Henry Alexander
Murray wafat di Cambridge, Massachusetts.
Pemikiran pemikiran Henry A.Murray
Definisi Kepribadian
Menurut Murray, kepribadian adalah sebuah abstraksi yang dirumuskan oleh ahli
teori dan bukan hanya satu deskripsi tentang perilaku seseorang. Yakni,
kepribadian adalah sebuah formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang
teramati maupun suatu formulasi yang tidak hanya disimpulkan dari apa yang
diamati.
Keyakinan Murray bahwa setiap bagian perilaku manusia harus dipahami secara
bersamaan dengan seluruh manusia yang aktif membuatnya menciptakan teori
yang benar-benar menyeluruh (holistik). tidak seperti ahli teori holistik yang lain,
Murray memasukkan -ke dalam unit studi dasarnya- lingkungan di mana orang
tersebut aktif dan dia telah mengembangkan serangkaian konsep terperinci untuk
merepresentasikan dorongan lingkungan. Dalam menekankan interaksi antara
orang dan lingkungannya, Murray dihadapkan dengan posisi “interaksionis” 30
tahun yang sekarang banyak dipegang oleh pada peneliti yang sampai sekarang
berpendapat dengan tekun untuk satu segi atau segi yang lain dari “debat situasi
orang”.
Murray adalah salah satu peneliti pertama dalam psikologi akademis yang
memberikan pemikiran psikoanalisis pada audiens yang sungguh-sungguh dan
berusaha menerjemahkan konsep Freud dan Jung ke dalam hipotesis yang teruji.
Oleh sebabnya, dia telah berkontribusi untuk menemukan dukungan empiris untuk
konsep-konsep dan teori-teori yang berasal dari setting psikoanalisis atau
psikoterapi.
Id
Id mengandung semua hal primitif, amoral, dan dorongan nafsu seperti yang
digambarkan Freud tetapi juga mengandung dorongan bawaan lahir untuk dapat
menerima dan bahkan menginginkannya. Disini kita dapat melihat bayangan
pengaruh pandangan Jung, yang mempunyai kedua aspek, baik dan buruk.
Sebagai contoh, Id mengandung kecenderungan untuk berempati, meniru dan
mengidentifikasi, bentuk cinta terhadap orang lain daripada hawa nafsu, dan
kecenderungan untuk menguasai suatu lingkungan.
Ego
Ego dianggap sebagai penentu yang lebih berperan aktif dalam menentukan
tingkah laku dibandingkan dengan apa yang dikemukakan Freud. Dengan kata
lain tidak hanya sebagai pembantu Id, ego mengarahkan dan merencanakan secara
sadar suatu tindakan; mencari dan membuat kesempatan untuk menciptakan
kepuasan sebagai hasil dari memuaskan dorongan Id positif. Fungsi ego, bukan
hanya untuk menahan kesenangan Id tetapi juga untuk membantu perkembangan
dan menghasilkan kesenangan melalui pengaturan dan pengarahan tindakan dari
dorongan Id yang dapat diterima.
Sebagai contoh, apabila ego lebih mendukung Id daripada superego, maka akan
mengarahkan kepribadian terhadap kehidupan yang penuh dengan kejahatan.
Yang tentunya menyatukan kedua aspek dari kepribadian sehingga apa yang
seseorang ingin lakukan (Id) harmonis dengan apa yang masyarakat terima
sebagai sesuatu yang harus dilakukan (superego).
Sebagaimana yang diketahui ada kesempatan bagi konflik antara Id dan superego
dalam sistem Murray. Ego yang kuat bisa menengahi keduanya secara efektif,
tetapi ego yang lemah dapat menjadikan kepribadian sebagai suatu tempat
pertarungan. Perbedaan mendasar antara Murray dan Freud dalam hal ini adalah
Murray tidak mempercayai bahwa konflik ini tidak dapat terelakkan.
Super Ego
Murray menempatkan stres yang besar dalam kekuatan yang dapat memengaruhi
lingkungan sosial, yang biasanya disebut sebagai budaya, dalam kepribadian.
Bentuk dan hakekat dari superego pada anak-anak ditentukan oleh orang tua dan
figur-figur penting lainnya pada usia dini.
Ego Ideal
Selain aspek di atas ada juga aspek unit dasar tingkah laku, yaitu prosiding dan
serial serta kecakapan dan kemampuan. Unit dasar tingkah laku adalah prosiding
yang mempunyai batasan waktu interaksi antara seseorang dan orang lain atau
antara orang dengan suatu objek. Suatu prosiding merupakan suatu bagian
temporal yang cukup panjang untuk suatu pola perilaku yang dinamis. Serial
adalah prosiding seris tingkah laku yang cukup panjang.
2) Dinamika Kepribadian
Bagi Murray hal terpenting untuk mengetahui seseorang adalah usaha keseluruhan
atau orientasi tujuan orang tersebut dalam setiap aktivitas, baik dalam bentuk
ucapan maupun perbuatan. Murray memberikan pandangan dinamika kepribadian
sebagai sebuah usaha mereduksi ketegangan, konsep tentang kebutuhan, pengaruh
konsep motivasi internal, konsep tekanan” yang mewakili penentu perilaku
lingkungan serta penggabungan kontruksi kebutuhan, “tekanan” atau keduanya.
Seperti Freud dan yang lainnya, Murray mengatakan bahwa secara umum ketika
satu kebutuhan muncul, kita berada dalam tekanan/ ketegangan dan memenuhi
kebutuhan itu menurunkan ketegangan kita. Secara bertahap, saat seorang anak
berkembang dia belajar untuk berurusan dengan objek dan melakukan tindakan
yang di masa lalunya nampak mengurangi ketegangan.
Bagi Murray, meski demikian, hal ini bukan akhir cerita. Pertama kali, orang
sering berusaha secara aktif untuk mengembangkan atau meningkatkan
ketegangan untuk menambah kesenangan yang diperoleh setelah pengurangan
ketegangan (tension reduction). Misalnya, kesenangan/ kebahagiaan hubungan
seksual ditingkatkan dengan stimulasi kasih sayang dan erotis (pemanasan)
sebelum tindakan seks itu sendiri. Pada kedua kalinya, dalam beberapa jenis
kebutuhan, seperti yang berhubungan dengan pertunjukkan atau kegiatan seni,
kesenangan yang menyertai kegiatan yang terlibat dalam memenuhi kebutuhan;
oleh karenanya kebahagiaan tidaklah mesti sebuah fungsi meningkatkan atau
mengurangi ketegangan.
b) Kebutuhan
Menurut Murray, kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan “sebuah
dorongan…dalam wilayah otak” yang mengatur berbagai proses seperti persepsi,
pikiran, dan tindakan dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak
memuaskan. Sebuah kebutuhan dapat diakibatkan oleh proses internal namun
lebih dari sepuluh distimulasi oleh factor lingkungan. Secara umum, sebuah
kebutuhan disertai oleh perasaan tertentu atau emosi dan ia memiliki sebuah cara
khusus mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi, Kebutuhan dapat
dipicu oleh proses internal, tetapi lebih menstimulasi faktor lingkungan.
Kebutuhan disertai dengan perasaan tertentu, atau emosi dan memiliki cara
tertentu untuk mengeskpresikan dirinya dalam mencari resolusi. (Murray, 1938,
hal 123-125).
Tekanan terbagi atas dua aspek yaitu : (1) tekanan alpha adalah tekanan yang
ditangkap secara objektif yang mengarahkan pada refleks sesuai kenyataan, dan
(2) tekanan beta adalah tekanan yang ditangkap secara subjektif dan yang
diinterpretasikan.
Hal yang penting untuk membedakan dua aspek tekanan : satu tekanan alpha
adalah kualitas lingkungan seperti nampak dalam kenyataan (pada tingkat yang
kita dapat menentukannya); satu tekanan beta adalah kualitas lingkungan seperti
yang dipersepsikan oleh seseorang. Misalnya, seorang suami yang ingin
menceritakan kepada isterinya tentang sesuatu hal yang telah menimpanya dengan
maksud sang siteri dapat memberikan perhatikan, sang suami mulai mengatakan
kepada istrinya tentang pertemuan yang benar-benar menegangkan baginya, ia
melihat bahwa istrinya tidak memperhatikan hingga ia memutuskan bahwa sang
isteri tidak memperdulikan akan masalahnya: tekanan beta suami tidak
mendukung. ia beranggapan bahwa istrinya tidak menanggapi sepenuhnya
namun, hal yang sebenarnya ialah bukan karena sang isteri tidak peduli dengan
suaminya; melainkan disaat yang sama sang isteri telah dikhawatirkan dengan
pengumuman oleh direktur perusahaan tempat ia bekerja bahwa ia dan beberapa
eksekutif senior lainnya mendapatkan pemotongan gaji. Pasangan tersebut telah
bergantung pada penghasilan gabungan agar kelak sang suami dapat membuka
usahanya sendiri; sang istri takut untuk memberitahukan kabar buruknya kepada
suami. Oleh karenanya, kita dapat menyebut tekanan alpha di sini sebagai salah
satu inatensi temporal (sikap ketidakperhatian sementara).
Perilaku orang sangat berkorelasi dengan persepsi mereka akan lingkungan atau
dengan tekanan beta. Dimana kesenjangan yang luas ada diantara fenomena
lingkungan yang dapat diamati dengan objektif dan fenomena dimana seseorang
cenderung reaktif, kita sering menyimpulkan beberapa tingkat gangguan
psikologis.
Berkaitan dengan gagasan tema dan konsep kebutuhan utama Murray menyebut
need integrate (kebutuhan utuh)- sebuah kebutuhan untuk jenis interaksi tertentu
dengan jenis orang atau objek tertentu. Seringkali terjadi bahwa seseorang
mengasosiasikan objek tertentu dengan kebutuhan tertentu. Satu contoh dari need
integrate yaitu cinta pada musik klasik berhadapan dengan misalnya rock, country
atau jenis musik lain. Kita akan menghadapi need integrate dalam cara yang lain
nantinya.
Sebuah kesatuan tema seseorang adalah “kunci pada sifat uniknya” (Murray,
1938). Biasanya ini adalah gabungan bawah sadar kebutuhan kuat yang saling
berhubungan yang dihubungkan untuk menekan seseorang yang dihadapkan pada
satu atau lebih kejadian di masa kanak-kanak awal. Kebutuhan-kebutuhan itu
mungkin kebutuhan yang bertentangan; pengalaman terdahulu mungkin saja
berupa kebahagiaan atau trauma. apapun sifat tema itu, ia mengulang-ulang
dirinya secara sering selama kehidupan berikutnya.
3) Perkembangan Kepribadian
a) Infantil Kompleks
1. Era pertama kehidupan (kira-kira, masa bayi hingga awal masa dewasa),
anabolik, atau building-up adalah proses dominan. Orang belajar hal-hal
baru; baru dalam struktur dan fungsi otak yang mungkin ditetapkan
2. Era kedua (dewasa, atau tengah tahun), anabolik dan katabolik (breaking-
down) merupakan proses lebih atau kurang seimbang satu sama lain, dan
penekanan pada kepala dan memperkuat apa yang telah dipelajari, melalui
pengulangan, memori, dan sebagainya
3. Pada era ketiga dan terakhir (usia tua, atau penuaan), proses katabolik
menjadi dominan; memori kurang dapat diandalkan. Struktur dan fungsi
dasar mulai memburuk.
Hipotesis Murray bahwa program genetis menentukan usia paling awal di mana
berbagai kecenderungan dan bakat akan muncul dan mampu berkembang, saat
anak berada pada kondisi baik dan pada suatu titik tertentu suatu uangkapan yang
terprogram akan berkata, "Sekarang adalah waktu untuk belajar merangkak"; di
lain perkembangannya, suatu ungkapan yang terprogram akan berkata "Kini
datang masa pubertas" (Murray, 1968: 8). Murray juga menunjukkan bahwa
program genetis menentukan "batas-batas kesempurnaan sejumlah keterampilan
khusus (misalnya, atletik, musik, matematika, puitis) dapat disempurnakan di
bawah keadaan yang paling memfasilitasi" (Murray, 1968: 8).
d) Penentu experensial
Proses pengalaman terdiri dari sebuah keberhasilan dalam (1) peristiwa yang
terjadi pada seseorang di lingkungan hidup; (2) ekspresi seseorang yang
terprogram ("naluriah ledakan"), dipicu oleh peristiwa lingkungan yang spesifik,
dan (3) upaya orang untuk melakukan sesuatu, sebagai dampak dari tindakan
positif dan negatif, seperti imbalan atau hukuman.
e) Proses sosialisasi
Hampir tak dapat dihindari, konflik antara orang dan masyarakat diselesaikan oleh
penyesuaian seseorang pada kelompoknya dalam beberapa hal. Secara umum,
hukum masyarakat dapat berubah hanya jika banyak orang bersama sama
memutuskan untuk merubahnya; individu sendiri jarang dapat mengubah pola
budaya. Untuk menjadikan seseorang bersosialisasi dengan tepat, dia harus
mengembangkan superego yang cukup.
Oleh sebabnya orang tua, sebagai figur penting yang paling berkuasa dan sumber
komponen superego adalah agen utama dalam proses sosialisasi. Keefektifan
mereka dalam menghargai perilaku yang dapat diterima dan menghukum perilaku
yang tak dapat diterima akan menentukan keberhasilan proses ini. Secara umum,
hubungan kasih sayang yang saling menguntungkan antara orang tua dan anaknya
adalah fasilitator yang terbaik; hanya kesetujuan atau ketidak setujuan dapat
cukup mengendalikan perilaku anak.
DAFTAR PUSTAKA
http://hamdimuhamad.blogspot.com/2015/09/personologi-henry-alexander-
murray.html, 2019.
http://yulaikhaputri.blogspot.com/2017/04/biografi-henry-murray.html, 2019.
http://www.psikologiku.com/biografi-henry-alexander-murray, 2019.
Tugas 1
FILSAFAT UMUM
Disusun Oleh :
Fauqia Azizah Basri
(1971041016)
Kelas :
C
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019