A. KELEBIHAN PSIKOANALISIS
Teori psikoanalisis Sigmund Freud menjadi teori yang paling komprehensif di antara teori-teori
kepribadian yang lain. Dalam hal ini, teori psikoanalisis dalam perkembangannya tidak terlepas dari tanggapan
positif maupun negatif. Teori psikoanalisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsep Sigmund
Freud tentang struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa. Perbedaan id, ego dan superego yang membangun
Teori psikoanalisis dikemukakan oleh sigmund freud ini telah menyadarkan kita tentang dua dorongan
dan bagaimana kuatnya pengaruh teori ini pada kehidupan. Freud juga menunjukan adanya dorongan terbesar
dari lingkungan keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang sebagai pria dan wanita. Freud juga
menjelaskan adanya kenangan trauma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu harus
diperbaiki. Munculnya ide-ide tentang Mekanisme pertahanan diri yang memang harus kita terima karena
manusia pada dasarnya mempunyai cara sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang
kenyataan tersebut agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Dalam konseling psikoanalisis
merupakan penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Dan adanya penyesuaian
antara teori dengan teknik. Dua hal yang menjadi batu pijakan dalam psikoanalisis, yaitu seks dan agresi yang
merupakan dua hal yang terus popular. Dilihat dari para pengikutnya yang antusias dan juga setia, bahwa
sebagian dari mereka menganggap Freud sebagai tokoh pahlawan yang kesepian seperti dalam mitos,
membuat teori ini tersebar luas melampaui kota asalnya, Wina. Kepiawaian Freud dalam berbahasa membuat
Aliran psikoanalisis ini menekankan bahwa individu percaya akan kemampuan dirinya yang selama ini
tidak disadari dengan baik. Dengan teknik dalam teori psikoanalisis, seseorang akan mampu menemukan
kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Kemudian dalam aliran psikoanalisis juga
menggabungkan antara teori kepribadian dan teori psikoterapi. Pentingnya masa kanak-kanak dalam
perkembangan kepribadian manusia. Yang membuat kehidupa mental individu dapat dipahami dan dapat
memahami sifat. Meskipun teorinya psikoanalisis berevolusi, Freud menegaskan bahwa psikoanalisis tidak
boleh jatuh ke dalam elektisisme, dan murid-muridnya yang menyimpang dari ide-ide dasar ini segera akan
dikucilkan secara pribadi dan profesional oleh Freud. Freud menganggap dirinya sebagai ilmuan. Namun,
definisinya tentang ilmu agak berbeda dari yang dianut kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih
mengandalkan penalaran deduktif ketimbang metode riset yang ketat, dan ia melakukan observasi secara
subjektif dengan jumlah sampel yang relatif kecil. Dia menggunakan pendekatan studi-studi kasus hampir
secara secara ekslusif, merumuskan secara khas hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta kasus yang
diketahuinya.
B. KEKURANGAN PSIKOANALISIS
Psikoanalisis Freud dapat dikategorikan sebagai ilmu baru tentang manusia yang mengalami banyak
pertentangan. Bahkan hingga sekarang, teori ini juga masih banyak mendapat kritikan dari para ahli yang
berseberangan. Sebagai contoh, pendapat H.J. Eysenck (Profesor Psikologi Jerman) yang menyebut
psikoanalisis tidak dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Beliau merupakan tokoh aliran behaviorisme
ekstrem yang menyatakan bahwa tidak masuk akal jika orang memberi predikat ilmiah kepada teori
Dalam psikoanalisis, freud mengatakan bahwa satu-satunya yg mendorong kehidupan manusia adalah
dorongan id (libido) dan juga manusia mempertahankan eksistensinya karena bermaksud mempertahankan
hasrat sexualnya. Teori ini dianggap meremehkan kompleksitas dorongan hidup dalam diri manusia seperti
adanya istilah “sexual instinct” yaitu manusia merupakan sumber daya tarik dan kehebohan serta memberikan
motivasi manusia untuk makan, minum, berkerja, istirahat bahkan belajar. Teori sex Freud inilah yang
kemudian ditolak habis-habisan oleh para pemuka agama dan intelektual karena menganggap pen-sexual (an)
habis-habisan pada manusia. Neo-Freudians lainnya menantang Freud penolakan kehendak bebas dan
fokusnya pada perilaku masa lalu dan tidak termasuk masa depan harapan dan tujuan sebagai kekuatan
memotivasi. Kemudian juga ada yang mengkritik Freud karena mengembangkan teori kepribadian yang hanya
didasarkan pada neurotik dan mengabaikan sifat-sifat orang yang sehat secara emosi.
Daftar Pustaka
Waslam. (2015). “Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan”. Sabda: Jurnal Pujangga.
Zaenuri, Ahmad. (2008). “Estetika Ketidaksadaran Konsep Seni Menurut Psikoanalisis Sigmund Freud”.
(Indonesia)George Boeree. 2008. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia.