Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

A. KELEBIHAN PSIKOANALISIS

Teori psikoanalisis Sigmund Freud menjadi teori yang paling komprehensif di antara teori-teori

kepribadian yang lain. Dalam hal ini, teori psikoanalisis dalam perkembangannya tidak terlepas dari tanggapan

positif maupun negatif. Teori psikoanalisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsep Sigmund

Freud tentang struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa. Perbedaan id, ego dan superego yang membangun

struktur akal pikiran manusia dalam pandangan Freud.

Teori psikoanalisis dikemukakan oleh sigmund freud ini telah menyadarkan kita tentang dua dorongan

dan bagaimana kuatnya pengaruh teori ini pada kehidupan. Freud juga menunjukan adanya dorongan terbesar

dari lingkungan keluarga dalam pembentukan jati diri seseorang sebagai pria dan wanita. Freud juga

menjelaskan adanya kenangan trauma yang menjadi penyebab ketidakstabilan jiwa seseorang dan itu harus

diperbaiki. Munculnya ide-ide tentang Mekanisme pertahanan diri yang memang harus kita terima karena

manusia pada dasarnya mempunyai cara sendiri dalam memanipulasi kenyataan dan ingatannya tentang

kenyataan tersebut agar bisa sesuai dan menyenangkan keinginannya. Dalam konseling psikoanalisis

merupakan penyembuhan yang lebih bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Dan adanya penyesuaian

antara teori dengan teknik. Dua hal yang menjadi batu pijakan dalam psikoanalisis, yaitu seks dan agresi yang

merupakan dua hal yang terus popular. Dilihat dari para pengikutnya yang antusias dan juga setia, bahwa

sebagian dari mereka menganggap Freud sebagai tokoh pahlawan yang kesepian seperti dalam mitos,

membuat teori ini tersebar luas melampaui kota asalnya, Wina. Kepiawaian Freud dalam berbahasa membuat

penyajian teorinya begitu inspiratif dan hidup.

Aliran psikoanalisis ini menekankan bahwa individu percaya akan kemampuan dirinya yang selama ini

tidak disadari dengan baik. Dengan teknik dalam teori psikoanalisis, seseorang akan mampu menemukan

kemampuan dirinya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Kemudian dalam aliran psikoanalisis juga

menggabungkan antara teori kepribadian dan teori psikoterapi. Pentingnya masa kanak-kanak dalam

perkembangan kepribadian manusia. Yang membuat kehidupa mental individu dapat dipahami dan dapat

memahami sifat. Meskipun teorinya psikoanalisis berevolusi, Freud menegaskan bahwa psikoanalisis tidak
boleh jatuh ke dalam elektisisme, dan murid-muridnya yang menyimpang dari ide-ide dasar ini segera akan

dikucilkan secara pribadi dan profesional oleh Freud. Freud menganggap dirinya sebagai ilmuan. Namun,

definisinya tentang ilmu agak berbeda dari yang dianut kebanyakan psikolog saat ini. Freud lebih

mengandalkan penalaran deduktif ketimbang metode riset yang ketat, dan ia melakukan observasi secara

subjektif dengan jumlah sampel yang relatif kecil. Dia menggunakan pendekatan studi-studi kasus hampir

secara secara ekslusif, merumuskan secara khas hipotesis-hipotesis terhadap fakta-fakta kasus yang

diketahuinya.

B. KEKURANGAN PSIKOANALISIS

Psikoanalisis Freud dapat dikategorikan sebagai ilmu baru tentang manusia yang mengalami banyak

pertentangan. Bahkan hingga sekarang, teori ini juga masih banyak mendapat kritikan dari para ahli yang

berseberangan. Sebagai contoh, pendapat H.J. Eysenck (Profesor Psikologi Jerman) yang menyebut

psikoanalisis tidak dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Beliau merupakan tokoh aliran behaviorisme

ekstrem yang menyatakan bahwa tidak masuk akal jika orang memberi predikat ilmiah kepada teori

psikoanalisis yang sama sekali tidak bersifat behavioristik.

Dalam psikoanalisis, freud mengatakan bahwa satu-satunya yg mendorong kehidupan manusia adalah

dorongan id (libido) dan juga manusia mempertahankan eksistensinya karena bermaksud mempertahankan

hasrat sexualnya. Teori ini dianggap meremehkan kompleksitas dorongan hidup dalam diri manusia seperti

adanya istilah “sexual instinct” yaitu manusia merupakan sumber daya tarik dan kehebohan serta memberikan

motivasi manusia untuk makan, minum, berkerja, istirahat bahkan belajar. Teori sex Freud inilah yang

kemudian ditolak habis-habisan oleh para pemuka agama dan intelektual karena menganggap pen-sexual (an)

habis-habisan pada manusia. Neo-Freudians lainnya menantang Freud penolakan kehendak bebas dan

fokusnya pada perilaku masa lalu dan tidak termasuk masa depan harapan dan tujuan sebagai kekuatan

memotivasi. Kemudian juga ada yang mengkritik Freud karena mengembangkan teori kepribadian yang hanya

didasarkan pada neurotik dan mengabaikan sifat-sifat orang yang sehat secara emosi.
Daftar Pustaka

Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund freud.  Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Schultz, Duane. (2011). A History Of Modern Psychology . California: Wadsworth.

Waslam. (2015). “Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan”. Sabda: Jurnal Pujangga.

Vol 1 No2/ Desember

Zaenuri, Ahmad. (2008). “Estetika Ketidaksadaran Konsep Seni Menurut Psikoanalisis Sigmund Freud”.

Imajinasi. Vol No2.

-(Inggris)Feist J. dan G. J. Feist.2006.Theories of Personality 6th ed.Singapore:McGraw-Hill International Edition

(Indonesia)George Boeree. 2008. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia.

Yogyakarta: Prismasophie. Hal. 64-65.

Anda mungkin juga menyukai