Anda di halaman 1dari 13

Nama : Fitria Surya Madina Nasution

NIM : 11020120059

Kelas : G2.2

Psikoanalisis dan Neo-psikoanalisis

1. Uraikan sejarah kehidupan Freud


Jawab :
Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856, di Freiberg, Moravia. Saat
bisnis wol milik ayahnya gagal di Moravia, dia memindahkan keluarga ke
Leipzig dan di usia Freud yang ke empat tahun mereka pindah ke Wina. Freud
menetap di Wina hampir 80 tahun. Ayah Freud, 20 tahun lebih tua dari ibu
Freud, seorang ibu yang penyayang, sangat tegas dan otoriter. Freud muda
merasakan keterikatan yang penuh gairah. Ketakutan pada ayah ini dan
ketertarikan seksual pada ibu inilah yang kemudian disebut Freud sebagai
kompleks Oedipus. Ibu Freud sangat bangga dengan anak sulungnya,
memberikan perhatian terus-menerus mendukungnya. Dia benar-benar yakin
akan kehebatan anaknya di masa depan. Di antara karakteristik kepribadian
dewasa Freud adalah kepercayaan diri, ambisi, keinginan untuk pencapaian,
dan impian akan kemuliaan dan ketenaran. Freud menulis, “Seorang pria
yang mengidolakan ibunya selamanya akan menyimpan perasaan penakluk,
sangat percaya akan keberhasilan yang sering kali menyebabkan
kesuksesan.”
Salah satu dari delapan bersaudara, Freud menunjukkan kemampuan
intelektual yang cukup besar, keluarga berusaha untuk mendukung.
Kamarnya adalah satu-satunya ruangan yang memiliki lampu minyak,
memberikan cahaya yang lebih baik untuk belajar dari pada lilin yang
digunakan oleh anak-anak lain. Saudara laki-laki dan perempuan Freud
dilarang memainkan alat musik, karena akan mengganggu Freud. Terlepas
dari perlakuan khusus ini, Freud tampaknya membenci saudara-saudaranya.
Freud masuk sekolah menengah setahun lebih awal dari biasanya dan
dianggap brilian siswa, lulus dengan sangat baik pada usia 17. Dia berbicara
bahasa Jerman dan Ibrani di rumah, dan di sekolah dia belajar bahasa Latin,
Yunani, Prancis, dan Inggris. Paparannya terhadap teori evolusi Darwin
membangkitkan sebuah minat pada pendekatan ilmiah untuk pengetahuan,
dan dia memutuskan untuk belajar kedokteran. Dia merasa tidak tertarik
menjadi dokter yang berpraktik tetapi berharap bahwa gelar kedokteran
akan mengarah pada karir dalam penelitian ilmiah (Duane P. Schultz, 2014).

2. Jelaskan latar belakang sejarah Freud mengembangkan teorinya


Jawab :
Menurut Schultz, terdapat tiga faktor yang melatarbelangi datangnya teori
psikoanalisa Freud, pertama, sebeleumnya memang sudah ada pakar yang
berpendapat adanya ketidaksadaran, seperti Fechner, Johann Friedrich
Herbart, dan Gottfried Willhelm Leibniz. Sehingga gagasan mengenai unsur
ketidaksadaran dalam struktur jiwa manuisa sebenarnya bukanlah hal yang
baru. Leibniz dikenal dengan monadologinya yang mengatakan bahwa
kejadian mental datang disebabkan adanya aktivitas monad atau persepsi yang
tidak disadari sampai dengan aktivitas monad yang disadari. Herbart
mengatakan bahwa kesadaran mempunyai ambang, dan suatu yang ada
dibawah ambang batas kesadara, tidak akan disadari, Fechner mengibaratkan
pikiran seorang manusai seperti gunung es di lautan dan bagian permukaan
lautan merupakan pikiran yang tidak disadari serta mempunyai pengaruh yang
besar di kesadan manusia.
Kedua, masalah penanganan dan gangguan psikologis pun bukan
merupakan hal yang baru, menurutnya penanganan gangguan psikologis dan
pandangan nya ini akan berkembang dari waktu ke waktu. Banyak penjelasan
mengenai gangguan psikologis, mulai karena gangguan pikir, gangguan
fisiologis, hingga gangguan setan. Tidak berbeda dengan penanganannya yang
menggunakan ahli agama, dukun, dihipnotis, dipenjara, dan lain-lain. Pada
abad 18-an, pandangan mengenai ilmu kedokteran pada gangguan psikologis
dibagi dua. Ada yang mengatakan disebabkan karena faktor fisik, ada pula
yang mengatakan disebabkan karena faktor psikis. Meskipun tidak terlalu
dominan, penanganan gangguan psikologis yang menggunakan pendekatan
faktor psikis tampaknya dapat mempengaruhi Sigmund Freud.
Ketiga, teori ecolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin, terfokus
pada ide Darwin tentang konflik mental, ketidaksadaran, perkembangan anak,
pentingnya mimpi, dan dorongan seksual. Menurut Darwin, manusia adala
produk evolusi yang mengemukakan bahwa manusia pun dipengaruhi oleh
insting juga berpengaruh pada pemikiran Freud. Hergenhahn mengatakan
terdapat tokoh-tokoh lain yang turut mempengaruhi pemikiran Freud, seperti
yang dikatakan Schopenhauer bahwa faktor yang paling berpengaruh pada
manusia ialah keinginan irrasional daripada keinginan rasional, beliau juga
berspekulasi tentang konsep sublimasi dan represi yang mirip dengan yang
disampaikan oleh Freud kemudian. Nietzsche berpendapat bahwa perilaku
manusia selalu dipengaruhi oleh keinginannya dalam berkuasa daripada rasio.
Helmholtz menyatakan pandangannya tentang konservasi energi dan hal ini
berpengaruh pada sistem energi psikis Freud seperti teori Freud tentang
katarsis yang berkaitan dengan sistem energi psikis. Brentano juga
mengemukakan pendapatnya tentang pentingnya faktor motivasi dalam
mempengaruhi pola pikir (Rahman, 2017; Yorke, 2001).

3. Perincikan perkembangan psikoanalisis pada masa Freud


Jawab :
Freud mengatakan bahwa dalam semua sejarah yang tercatat, ada tiga
yang hebat kejutan pada ego manusia kolektif (Freud, 1917). Yang pertama
adalah saat Copernicus (1473-1543), astronom Polandia, menunjukkan
bahwa bumi bukanlah pusat dari alam semesta tetapi hanya satu dari banyak
planet yang berputar mengelilingi matahari. Kedua, penemuan datang pada
abad kesembilan belas ketika Charles Darwin menunjukkan bahwa manusia
bukanlah spesies unik dan terpisah dengan tempat istimewa dalam
penciptaan tetapi hanya spesies yang lebih tinggi dari hewan yang berevolusi
dari kehidupan hewan yang lebih rendah. Freud manyatakan kejutan ketiga
dengan bahwa manusia bukanlah penguasa rasional dalam hidup, tetapi
berada di bawah pengaruh kekuatan tak sadar yang tidak kita sadari dan
hanya sedikit yang bisa kita kendalikan jika ada. Secara kronologis,
psikoanalisis tumpang tindih dengan pemikiran psikologi lainnya. Pada 1895,
Freud menerbitkan buku pertamanya yang menandai resminya gerakan awal.
Pada saat itu, Wundt sudah berumur 68 tahun dan Titchener berumur 28
tahun, dia baru dua tahun di Universitas Cornell dan baru mulai
mengembangkannya psikologi struktural. Semangat fungsionalisme mulai
berkembang di Amerika Serikat Serikat. Baik behaviorisme maupun psikologi
Gestalt belum pernah diajukan, saat itu Watson baru berusia 17 tahun dan
Wertheimer berusia 15 tahun.
Sejak awal, psikoanalisis berbeda dengan psikologi dalam hal pokok
kajian, hal tujuan, dan metode. Subjeknya adalah psikopatologi, atau perilaku
abnormal, yang relatif diabaikan oleh aliran pemikiran lain. Metode
utamanya adalah observasi klinis daripada eksperimen laboratorium
terkontrol. Psikoanalisis juga berhubungan dengan ketidaksadaran, topik
yang hampir diabaikan oleh sistem lain pikir. Wundt dan Titchener tidak
mendapatkan gagasan mengenai kekuatan tak sadar dalam sistem mereka
karena tidak mungkin menerapkan metode introspeksi ke alam bawah sadar.
Dengan demikian, alam bawah sadar tidak bisa diintrospeksi, maka tidak bisa
direduksi menjadi elemen sensorik.
Para psikolog fungsional, dengan fokus eksklusif pada kesadaran, tidak
punya digunakan untuk pikiran bawah sadar, meski James mengakui gagasan
bawah sadar. Buku teks Angell 1904 menyediakan tidak lebih dari dua
halaman di akhir halaman pemikiran tak sadar. Buku teks Woodworth tahun
1921, menyatakan pendapatnya dan mengelompokkan topik ini sebagai
sesuatu yang harus ditambahkan. Watson tidak memiliki ruang lagi dalam
sistem behaviorisnya bawah sadar daripada yang dia lakukan untuk
kesadaran. Dengan acuh tak acuh mengacu pada ketidakkonsistenan seperti
apa yang belum diucapkan oleh individu. Freudlah yang membawa gagasan
bawah sadar untuk psikologi. Menurut Sigmund Freud, tingkah laku manusia
didasarkan dan didominasi oleh alam bawah sadar yang berisi id, ego, dan
superego. Pada pendidikan sendiri konsep psikoanalisis sendiri
dipertimbangakn dalam mendidik dan mengembangkan potensi siswa, salah
satunya dengan memperhatikan konsep dari psikoanalisis yang mengatakan
bahwa manusia adalah makluk yang mempunyai kebutuhan dan keinginan
dasar (Duane P. Schultz, 2014; Syawal & Helaluddin, 2018).

4. Simpulkan sumbangan psikoanalisis pada psikologi modern


Jawab :
Freud mengatakan bahwa karyanya adalah ilmiah dan ada bukti yang
sudah ia kumpulkan sebagai pendukung kesimpulan dari teorinya. Freud yakin
bahwa satu-satunya orang yang memenuhi syarat dalam menilai kebaikan-
kenaikan ilmiah idenya merupakan seorang psikoanalisis seperti Freud,
sistemnya dilandaskan berdasar “observasi dan pengalaman yang tidak
terhitung jumlahnya, dan hanya orang yang pernah mengulan observasi
tersebut pada dirinya dan pada orang lain yang bisa sampai di posisi yang
pantas untuk memberi penilaian langsung padanya. Terlepas dari kredibilitas
ilmiah karya Freud, tidak ditemukan penyangkalan atas dampak luas biasa
yang diberikannya pada dunia psikologi akademis Amerika. Ketertarikan pada
ide-ide Freud sangat tinggi, namun popularitas dari psikoanalisis sebagai
terapi mengalami penurunan karena harganya yang tidak terjangkau dan
memakan waktu yang lama. Akan jauh lebih murah jika menggunakan resep
obat sikoaktif dalam satu kali kunjungan dokter daripada dengan psikoterapi
yang memungkinkan pasien untuk berkunjung pada dokter berbulan-bulan.
Perkembangan obat yang beragam guna meningkatkan kesehatan telah
mengurangi kebutuhan akan psikoterapi untuk jenis-jenis gangguan psikiater
dan psikolog klinis untuk merevisi pemikiran tentang faktor-faktor kontributif
pda penyakit mental, menjauh dari aliran pemikiran psikis dan kembali pada
somatik. Pendekatan biokimia atau somatik melihat gangguan mental sebagai
akibat dari ketidakseimbangnya kimiawi dalam otak. Terapi pengobatan
belum tentu cocok pada semua kondisi pasien, menariknya Freud sudah
memprediksi hal ini sejak lama dalam perawatan gangguan mental. Telah
diyakini secara luas, bahwa penekanan atau pengekangan gejolak seksual bisa
membahayakan, namun ternyata pesan-pesan Freud diterima dengan keliru.
Yang mana Freud tidak pernah mengatakan untuk menekan gejolak seksual
atau meningkatkan kebebasan seksual, tapi Freud mengatakan bahwa
menghalangi dorongan seksual adalah penting agar kelangsungan peradaban
bisa terjaga. Terbebas dari maksut hal ini, tingkat kebebasan seksual menjadi
ciri dari banyak penekanannya pada seks telah membantu mempopulerkan ide-
idenya (Duane P. Schultz, 2014).

5. Berikan kritik pada pendekatan psikoanalisis Freud


Jawab :
Metode pengumpulan data Freud sudah menjadi sasaran kritik dari para
kritisisme. Freud menarik wawasan dan kesimpulan dari tanggapan pasien saat
sedang menjalani analisis, kritisisme yang dilihat dari jumlah kekurangan
pendekatan ini yang dibandingkan dengan metode eksperimental
pengumpulan data sistematik di bawah kondisi observasi terkontrol.
Psikoanalisis Freud dapat dikategorikan sebagai ilmu baru tentang manusia
yang mengalami banyak pertentangan. Teori ini masih banyak mendapat
kritikan dari para ahli yang bertentangan.
Pertama, kondisi saat Freud mengumpulkan data tidak terkontrol dan tidak
sistematik, Freud tidak membuat trsnkrip dengan pilihan kata harfiah untuk
setiap kata yang diucap pasien, ia bekerja dengan catatan-catatan yang dibuat
beberapa jam setelah bertemu pasien. Sehingga ada kemungkinan sebagian
data bisa hilang seiring berjalannya waktu karena perubahan memori.
Kedua, saat mengingat kata dari pasien, Freud mungkin
menginterpretasikannya kembali, karena dorongan keinginan dalam
menemukan materi yang mendukung, sehingga ada kemungkinan bahwa
Freud hanya mengingat dan mendengar hal yang diinginkan saja, meskipun
tidak menutup kemungkinan juga bahwa catatan Freud akurat
Ketiga, ada kemungkinan Freud hanya menarik kesimpulan dan bukan
benar-benar mendengarkan kisah-kisah seduksi seksual masa kecil
berlandaskan evaluasi pada gejala-gejala yang terdapat pada pasiennya.
Meskipun Freud mengklaim hampir semua pasien perempuannya pernah
diseduksi oleh ayah mereka, kritik lain mengatakan bahwa Freud mungkin
menggunakan sugesti atau prosedur-prosedur yang koersif untuk menanamkan
memori yang sebenarnya tidak diakui.
Ilmuwan menentang pendapat-pendapat Freud terhadap kaum perempuan.
Dia berasumsi bahwa perempuan membangun superego mereka dengan sangat
buruk dan mempunyai perasaan inferioritas pada tubuh mereka karena wanita
tidak mempunyai penis. Karen Horney yang merupakan seorang analis tidak
menganut lingkaran psikoanalisis Freud, karena hal ini menciptakan sistemnya
sendiri dan tidak menyetujui adanya wanita yang mengalami penis envy (rasa
iri pada penis). Sebaliknya ia malah mengusulkan bahwa laki-laki memiliki
womb envy (rasa isi pada rahim). Sebagian besar analis percaya bahwa
gagasan Freud mengenai perkembangan psikoseksual perempuan tidak benar
dan tidak terbukti. Pendapat H.J. Eysenck (Profesor Psikologi Jerman)
menyebut psikoanalisis tidak dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
Beliau merupakan tokoh aliran behaviorisme ekstrem yang menyatakan bahwa
tidak masuk akal jika orang memberi predikat ilmiah kepada teori
psikoanalisis yang sama sekali tidak bersifat behavioristik (Duane P. Schultz,
2014; K. Bertens, 2006).

6. Jelaskan perkembangan neo-psikoanalisis


Jawab :
Neo-psikoanalisis juga disebut sebagia neo-freudian dianggap sebagai istilah
yang digunakan pada seorang individ yang banyak menggunakan teori
psikoanalisis, namun juga mempunyai pikirannya sendiri dengan
penyimpangan yang sangat mencolok dari psikoanalisis. Sebagian besar neo-
freudians disebutkan telah berawal sejak sekitar pertengahan abad ke-20, yang
mana pada masa itu sbegaina besar neo-freudians dipelopori oleh psikiater
Amerika. sebagian besar saat masih terdapat dukungan pada teori
psikoanalisis maka para neo-freudians akan berbagi seperti sebuah hubungan
di pusat eplatihan psikiatri seperti Willian Institute di New Yok. Jung yang
awalnya bergabung di kongres psikoanalisis di Vienna pada 1908, namun
seiring berjalannya waktu ditemukan masukan pendapat yang dianggap tidak
selaras atau tidak seusai sheingga Jung memilih untuk meninggalkan
psikoanalisis dan mengemukakan pendapatnya sendiri. Padahal banyak para
ahli yang masih satu jaman dengan Freud, tetapi terdapat perbedaan
pandangan tentang ide Freud dan memilih untuk meninggalkan psikoanalisis.
Selain itu kurangnya perhatian yang imbang dalam faktor budaya dan sosial
dalam pembentukan kepribadian yang sesuai di masanya. Meski demikian,
terdapat pengaruh psikoanalisis yang sudah berkembang pesar membuat teori
ini terpandang dan dipakai sebagai dasar bagi murid Freud, dari sinilah
munculnya sebuah aliran penyimpangan psikoanalisis yang disebut neo-
freudian atau neo-psikoanalisis (Zeigler-Hill & Shackelford, 2020).

7. Uraikan poin-poin penting pemikiran tokoh neo-psikoanalisis


Jawab :
Dibawah ini merupakan poin-poin penting dari pemikiran para tokoh neo-
psikoanalisis, seperti Alfred Adler, Crl Gustav Jung, Karen horney, dan Erik
H. Erikson (Dimas et al., 2019; Emiliza, 2019; Susilawati et al., 2017) :
a. Alfred Adler
● Adler berpendapat bahwa masalah hidup pasti bersifat sosial. Manusia
termotivasi oleh dorongan sosial dan bukan dorongans seksual, karena
setiap inividu mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam memuaskan
kebutuhan seksualnya, gaya hidup seornag indicidu menentukan
kebutuhan seksuanya dan bukan dorongan seksual yang mengatur
tingkah laku seseorang. Dorongan sosial merupakan hal yang dibawa
sejak lahir, walau kekhususan hubungan dengan orang dan ranata
sosial ditentukan oleh pergaulan individu tersebut dengan masyarakat.
● Adler adalah salah satu pelopor ego kreatif, yang menyebutkan ego
mrupakan sistem yang menginterpretasi, dipersonifikasikan, dan
membuat pengalaman makhluk hidup menjadi bermakna. Ego aktif
menciptakan dan mencari pengalaman baru dalam membantu
memenuhi gaya hidup yang beragam atau unik.
● Semua kehidupan akan terus bergerak, Adler memilih tidak berpikir
dalam kerangka perkembangan dan strukturnya, karena konsep ini
dianggap tertuju membuat kongkrit hal yang abstrak.
● Adler mengungkap adanya keunikan pribadi, bahwa setiap pribadi
merupajan kofigurasi unik yang terdiri dari minat, sifat, motif-motif,
dan nilai. Setiap perbuatan yang dilakukan orang akan sejalan dengan
gaya hidupnya.
b. Carl Gustav Jung
● Teori kepribadian Jung bersifat phylogenic atau racial (evolusi
genetika yang berhubungan engan sekelompok makluk hidup, awal
mula kepribadian filogenik adalah turun temurun atau dari keturunan,
lewat bekas ingataan dari pengalaman masa lalu manusia). Dasar
kemampuan kepribadian bersifat primitive, archaic, unconscious,
innate, dan universal. Arketipe seperti earth mother, anima, persona,
dan wise old man, semua ini menjadi predisposisi tentang bagaimana
individu merespon dan menerima dunia.
● Menurut Jung, tingkah laku manusia didorong bukan dari masa lalu,
namun juga oleh pandangan orang tentang aspirasi, masa depan, dan
tujuannya. Freud menganggap kehidupan sebagai usaha untukm
elenyapkan atau menekan kebutuhan insting yanng terus muncul,
sedangkan Jung menganggap kehidupan sebagai perkembangan kreatif
● Jung tidak sependapat dengan pandangan Freud tentang pentingnya
seksualitas, karena bagi Jung kebutuhan seks selaras dengan kebutuhan
manusia yang lain, seperti pengalaman religiusitas, kebutuhan spiritas,
dan makan.
c. Karen Horney
● Horney dan Adler berpandangan bahwa penis envy merupakan
simbolis wanita yang menginginkan kekuasaan dan persamaan status
dengan pria. Seperti yang dikatakan Erikson, Horney percaya
pentingnya sosial atau budaya harus dipertimbangkan, dan perbedaan
peran gender yang dipelajari oleh masyarakat bukan hasil dari anatomi.
● Horney tidak mempercayai bahwa alam bawah sadar merupakan
penentu kepribadian dan konflik masa kecil yang cukup berpengaruh
● Salah satu pendorong berfungsinya kepribadian adalah ketidakpuasan
dan keamanan (non seksual).
● Tingkah laku destruksi dan agresi bukan disebut hereditas seperti yang
dikatakan Freud, melainkan sarana mengenai bagaimana manusia
berusaha melindungi keamanannya.
d. Erik H. Erikson
● Erikson mempercayai ego sebagai pusat kepribadian yang menjadi
kekuatan positif yang menciptakan indentitas self atau diri, membantu
beradaptasi dengan krisis dan masalah yang beragam serta agar tidak
kehilangan individualitas.
● Erikson juga menganggap ego sebagai kemampuan seseorang untuk
mengumpulkan atau menyatukan tindakan dan pengalaman yang
beragam dengan pola-pola yang adaptif.
● Erikson membuat 3 aspek ego yang berhubungan yaitu ego ideal, ego
identity, dan body ego. Perubahan-perubahan yang terjadi pada 3 aspek
ego ini akan selalu dan dapat terjadi di setiap tahap perkembangan.
● Dari pemahaman teori psikoanalisa Freud yang lebih mengacu pada
dorongan-dorongan seksual, Erikson membuat teori dari pemikirannya
sendiri yang disebut teori perkembangan psikososial (Theory of
Phychosocia Deveopment).
8. Simpulkan sumbangan neo-psikoanalisis pada psikologi modern
Jawab :
Beberapa pakar yang merupakan rekan Freud mengembangakan teori
kepribadian yang disebut Teori Sosial Psikologi atau teori Neo-Freud, salah
satu tokoh yang mempelopori teori ini adalah Erik H. Erikson. Dalam teorinya
menyatakan bahwa hubungan sosial merupakan faktor penting yang dominan
dalam pengembangan dna pembentukan kepribadian manusia. Horney
menyumbangkan model kepribadian manusia nya menjadi tiga kategori yaitu,
pertama, compliant merupakan kepribadian yang dicirikan terdapat
ketergantungan sesoerang pada orang lain, kepribadian ini akan selalu dekat
dengan orang disekelilingnya. Kedua, Aggressive merupakan kepribadian
yang dicirikan dengan adanya motivasi dalam memperoleh kekuasaan,
kepribadian ini cenderung keras kepala dan ingin dipuji. Ketiga, detached
merupakan kepribadian yang selalu ingin mandiri dengan mengandalkan
dirinya sendiri, serta bebas dari tuntutan kewajiban. Teori psikososial milik
Erik H. Erikson ini selalu mencuri perhatian para psikolog dan masih
digunakan hingga sekarang dalam memahami perkembangan psikologi anak,
selain itu pengaruh lingkungan sosial pada perkembangan manusia sangat
besar sehingga dapat menjadikan manusia matang secara psikologis dan fisik
(Emiliza, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Dimas, F., Hidayanti, C. P., Setiawati, L. S., & Isnawati, N. (2019). Psikoanalisa
dan Behavioristik. 1.
Duane P. Schultz, S. E. S. (2014). A History of Modern Psychology.
Emiliza, T. (2019). Konsep Psikososial menurut Teori Erik H. Erikson terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini dalam Tinjauan Pendidikan Islam.
K. Bertens. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud.
Rahman, A. A. (2017). Sejarah Psikologi.
Susilawati, L. K. P. A., Wilani, N. M. A., Widiasavitri, P. N., Tobing, D. H.,
Astiti, D. P., Rustika, I. M., Indrawati, K. R., Marheni, A., Herdiyanto, Y. K.,
Vembriati, N., Suarya, L. M. K. S., Lestari, M. D., Wulanyani, N. M. S.,
Budisetyani, P. W., & Supriyadi. (2017). Bahan Ajar: Teori Dasar Psikologi
Kepribadian I.
Syawal, S., & Helaluddin. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya
dalam Pendidikan. 1–16.
http://www.academia.edu/download/60642918/Psikoanalisissigmudfreud201
90919-88681-dfxtxf.pdf
Yorke, C. (2001). Freud, Sigmund (1856-1939). International Encyclopedia of
the Social & Behavioral Sciences: Second Edition, 9(2), 413–419.
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.61036-X
Zeigler-Hill, V., & Shackelford, T. K. (2020). Encyclopedia of Personality and
Individual Differences. https://doi.org/10.1007/978-3-319-28099-8_1399-1
Di bawah ini merupakan hasil tes plagiasi dalam file ini

Anda mungkin juga menyukai