Anda di halaman 1dari 7

HJELLE

Salah satu aspek penting dari munculnya psikologi secara bertahap menjadi sains modern
adalah studi mengenai kepribadian manusia. Tujuan utama psikologi kepribadian adalah
untuk menjelaskan mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dari perspektif
ilmiah empiris. Ciri psikologi kepribadian modern sebagai ilmu adalah proses mengubah
spekulasi tentang sifat manusia ke dalam konsep yang dapat dipelajari secara empiris, sebagai
lawan mengandalkan intuisi, cerita rakyat, atau akal sehat. Tujuan kedua dari psikologi
kepribadian adalah untuk membantu orang menjalani kehidupan yang lebih memuaskan.
“Kepribadian” merupakan disiplin yang berupaya untuk membangun cara yang lebih baik
untuk memahami orang melalui penggunaan berbagai strategi penelitian. Selain menjadi
bidang studi, kepribadian merupakan konsep abstrak yang mengintegrasikan banyak aspek
yang menjadi ciri khas seseorang. Aspek-aspek tersebut meliputi emosi, motivasi, pikiran,
pengalaman, persepsi, dan tindakan. Makna konseptual dari kepribadian memiliki banyak
segi, mencakup spektrum yang luas dari proses mental internal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang bertindak dalam situasi yang berbeda.
Kata “kepribadian” dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin persona. Konsepsi awal
kepribadian merupakan citra sosial yang dangkal yang diadopsi individu dalam memainkan
peran kehidupan, “kepribadian publik” yang diproyeksikan orang kepada orang-orang di
sekitar mereka. Pandangan tersebut bertepatan dengan orang awam kontemporer yang
menyamakan kepribadian dengan pesona, ketenangan sosial, popularitas, daya tarik fisik, dan
sejumlah karakteristik sosial lain yang diinginkan.
Gambaran mengenai berbagai makna kepribadian dalam psikologi dapat diperoleh dengan
mempertimbangkan pandangan yang ditawarkan oleh beberapa ahli teori yang diakui di
lapangan. Misalnya, Carl Roger yang menggambarkan kepribadian dalam hal diri, intensitas
yang terorganisir, permanen, dan dirasakan secara subyektif yang merupakan inti dari semua
pengelaman kita. Goldon Allport yang mendefinisikan kepribadian sebagai individu yang
sebenarnya, sebuah “sesuatu” internal yang menentukan sifat interaksi seseorang dengan
dunia. Namun, bagi Erik Erikson, kehidupan berjalan dalam rangkaian krisis psikososial
dengan kepribadian sebagai fungsi dari hasil akhir mereka. George Kelly menganggap
kepribadian sebagai cara yang unik dari individu untuk “memahami” pengalaman hidup.
Konsepsi lain yang merupakan konsepsi dari Raymond Cattel menggambarkan struktur inti
kepribadian terdiri dari enam belas sifat sumber. Dan yang terakhir adalah Albert Bandura
yang memandang kepribadian sebagai pola yang kompleks diaman orang, perilaku, dan
situasi saling mempengaruhi secara terus-menerus.
Konsepsi yang berbeda-beda tersebut jelas menunjukkan bahwa makna kepribadian dalam
perspektif psikologis jauh melampaui konsep “citra sosial superfisial” yang asli. Di luar poin
kesepakatan diri tersebut, sebagian besar definisi teoritis mengenai kepribadian memiliki ciri-
ciri yang sama:
1. Sebagai dasar definisi yang menekankan pentingnya individualitas atau kekhasan.
2. Sebagian besar definisi menggambarkan kepribadian sebagai semacam struktur
hipotesis atau organisasi.
3. Sebagian besar definisi memusatkan perhatian pada pentingnya melihat kepribadian
dalam hal riwayat hidup atau perspektif perkembangan.
4. Sebagian besar definisi mengartikan kepribadian sebagai representasi karakteristik
orang yang bertanggung jawab atas pola perilaku yang konsisten.
Yang membedakan psikologi kepribadian dengan domain psikologis lainnya adalah usaha
psikologi kepribadian untuk menyintesis dan mengintegrasikan prinsip-prinsip dari area lain.
Studi tentang kepribadian berasa pada persimpangan sebagian besar bidang psikologi lainnya,
yaitu merupakan titik pertemuan dari studi perkembangan sosial dan intelektual,
psikopatologi dan aktualisasi diri, pembelajaran dan hubungan interpersonal, dan sejumlah
penting lainnya.
Asumsi dasar sangat mempengaruhi ide seorang ahli personologi mengenai sifat kepribadian.
Misalnya, Abraham Maslow yang percaya bahwa sebagian besar tindakan kia dihasilkan dari
akal dan pilihan bebas. Maka dengan demikian, teori Abraham Maslow berfokus pada apa
yang dia rasakan sebagai aspek “lebih tinggi” dari sifat manusia pada kita bisa menjadi apa,
dan Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadiannya sesuai dengan hal tersebut. Pada
sisi lain, Sigmund Freud mempercayai bahwa perilaku sebagian besar ditentukan oleh faktor-
faktor irasional dan tidak sadar. Gagasannya bahwa tindakan manusia sebelumnya yang telah
ditentukan menghasilkan teori yang menekankan kontrol tak sadar atas semua perilaku.

ALWISOL

Teori psikologi kepribadian

Kepribadian selalu menjadi pembahasan yang penting sejak lahirnya ilmu psikologi
pada akhir abad 18. Teori psikologi kepribadian membahas konsep-konsep seperti dinamika
pengaturan tingkah laku, pola tingkah laku, model tingkah laku, dan perkembangan repertoir
tingkah laku. Ahli psikologi menggunakan kerangka berpikir psikologi untuk memahami
manusia sebagai individu. Mereka melakukan riset dengan teliti untuk menguji konsep-
konsep tersebut. Konsep-konsep tersebut diuji menggunakan kaidah-kaidah yaitu kaidah yang
dapat memegang fungsi deskriptif dan prediktif dalam kerangka pendekatan psikologi.

Teori psikologi kepribadian bersifat deskriptif berupa tingkah laku individu secara
sistematis dan mudah dipahami. Faktor-faktor pendorong tingkah laku harus berhubungan
dengan kerangka pendekatan psikologi agar saat mendeskripsikan tingkah laku mendapatkan
pertimbangan yang cermat dan menyeluruh serta deskripsi yang dilakukan harus
menggunakan sistematika yang sesuai dan komunikatif. Teori bukan hanya mendeskripsikan
kejadian masa lalu dan sekarang tetapi mampu meramalkan kejadian masa yang akan datang.
Sifat prediktif ini menjadi bukti bahwa konsep-konsep itu teruji kebenarannya. Secara umum,
pengaplikasian ilmu psikologi membutuhkan kebenaran dari prediksi-prediksi yang dilakukan
oleh teori kepribadian. Meskipun tidak ada prediksi yang sepenuhnya benar, tapi saran-saran
psikologi kepribadian dapat membantu proses pengambilan keputusan.

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang menyatukan keberadaan manusia menjadi
satu kesatuan yang tidak terbagi dalam beberapa fungsi. Hal yang berkaitan dengan
pemahaman kepribadian adalah bahwa pemahaman ini sangat dipengaruhi oleh paradigma
yang dijadikan acuan dalam mengembangkan teori itu sendiri. Paradigma sebagian ahli
kepribadian sudah jelas ditetapkan, sedangkan sebagian paradigma lainnya disamarkan dan
dikenali menggunakan model analisisnya. Paradigma berbeda yang digunakan para ahli
kepribadian untuk mengembangkan teori mereka akan menghasilkan teori berbeda yang tidak
berhubungan dan bahkan bertentangan. Teori kepribadian dapat digabungkan bahkan
dikelompokkan berdasarkan paradigma yang digunakan untuk mengembangkannya.

Paradigma psikoanalisis

         Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikoanalisis adalah
identifikasi insting seksual dan agresi dorongan biologis yang membutuhkan kepuasan.
Insting yang bersifat turun temurun yang berkembang seiring bertambahnya usia ketika
perkembangan biologis memungkinkan bagian tubuh tertentu menjadi pusat rasa kepuasan.
Teori psikoanalisis dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Freud. Beberapa ahli psikologi
yang lain memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkannya, seperti Carl Gustav
Jung, Alfred Adler, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan.

Paradigma traits

         Tiga paradigma non psikoanalitik yaitu paradigma traits, paradigma gestalt, dan
paradigma behaviorisme yang secara historis berasal dari satu sumber, yaitu psikologi
eksperimen. Paradigma gestalt menggambarkan kebiasaan, ingatan, motivasi, pemikiran, dan
fungsi jiwa lainnya. William James menggunakan pendekatan pragmatisme untuk
menggunakan fungsi jiwa dengan kehidupan sehari-hari. Pemahaman dan pengukuran
besarnya potensi yang dimiliki manusia adalah bidang penelitian paradigma traits. Paradigma
traits mengukur aktualisasi potensi dan menyimpulkan bagaimana bagian dari potensi yang
telah difungsikan maupun yang belum difungsikan. Metode pengukuran yang dikembangkan
dalam paradigma traits digunakan untuk memahami perbedaan individu menjadi bagian dari
psikologi kepribadian yang tidak terpisahkan.

         Teori traits dipelopori oleh William James, Murray, Abraham Maslow, Cattel,
Eysenck, Allport, dan banyak ahli lainnya. Teori psikologi kepribadian Murray adalah
pengantar model kepribadian yang berfungsi dalam kehidupan. Cattel dan Eysenck
menggunakan analisis faktor untuk mengidentifikasi faktor yang asing dan Murray
menggunakan pendekatan eklektik seperti metode observasi, interview, kuesioner, projektif,
dan eksperimen untuk mengidentifikasi kebutuhan. Kepribadian dipelajari dalam kaitannya
dengan bagaimana fungsinya di lingkungan. Paradigma tarits lebih mementingkan prediksi
perilaku, berbeda dengan psikoanalisis yang lebih mementingkan perubahan perilaku.
Melalui penelitian yang mampu dipertanggungjawabkan telah menunjukkan bahwa tipe
kepribadian tertentu dapat berfungsi lebih baik dalam situasi tertentu.

Paradigma gestalt

         Gestalt adalah kesatuan, keseluruhan, pola, dan konfigurasi. Pengalaman yang
dimiliki manusia membentuk satu kesatuan dengan pola dan konfigurasi tertentu. Paradigma
gestalt menggunakan kontekstualisme sebagai akar dari metafora. Konsep dasarnya adalah
pikiran dan keyakinan seseorang adalah kunci untuk memahami perilaku tersebut. Ingatan,
pikiran, dan keyakinan memiliki hubungan khusus dengan dunia. Persepsi adalah hasil kerja
bersama antara stimulus dengan kecenderungan diri untuk memeroleh gestalt yang baik.
Dunia pendidikan dan sekolah dipengaruhi oleh tradisi gestalt, yang meneliti bagaimana
pikiran, motivasi, perasaan, dan ingatan yang bekerja untuk menciptakan pengalaman baru
dan cara mempelajari pengalaman baru.

         Carl Rogers berpendapat bahwa yang paling mengerti tentang seseorang adalah orang
itu sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan untuk memilih apa yang terbaik bagi mereka
dan ketika ada kesalahan tingkah laku (psikoneurosis) hanya penderita sendiri yang dapat
memperbaikinya. Proses ini berlangsung di tengah lingkungan yang berperan sebagai
fasilitator, sumber informasi, dan penyedia alternatif.

Paradigma behaviorisme

         Behaviorisme berasumsi bahwa manusia adalah mesin. Tingkah laku manusia
merupakan fungsi stimulus, artinya faktor yang menentukan perilaku bukan pada orangnya,
namun pada lingkungannya. Metafora semacam itu dapat digunakan pada bidang apa pun,
tetapi paling cocok untuk psikologi eksperimen, khususnya behaviorisme. Teori
behaviorisme lebih dekat dengan teori belajar daripada teori psikologi kepribadian. Pakar
behaviorisme menjelaskan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan dan
bagaimana perilaku dapat berubah sebagai akibat interaksi itu. Teori belajar menjadi teori
kepribadian ketika perilaku yang dipelajari melibatkan perilaku kompleks yang
membutuhkan waktu cukup lama.

ROBERT

Kepribadian merupakan konstruksi yang komprehensif dan motivasi merupakan aspek


mendasar dari perilaku. Maka dari itu, teori kepribadian Sebagian besar merupakan teori
motivasi dan harus secara langsung ataupun tidak langsung membuat asumsi penting
mengenai sifat dasar manusia. Konstruk yang digunakan untuk menjelaskan struktur
kepribadian memfasilitasi perbandingan antar teori. Seperti teori Freudian yang terkenal
dengan konsep id, ego, dan superego. Lalu, teori Jung yang dilambangkan dengan ide-ide
seperti ketidaksetaraan kolektif dan arketipe. Dan juga beberapa teori lainnya. Beberapa teori
mengendalikan tahapan pertumbuhan tertentu yang menggambarkan perkembangan
kepribadian. Karakteristik tahapan tersebut seperti seksual dalam teori Freudian dan tipe
karakter yang sesuai seperti oral, anal, phalc, dan genital. Perkembangan kepribadian juga
menyoroti persamaan dan perbedaan teoritis yang penting. Teori kepribdaian dapat lebih
dipahami dengan memeriksa penerapannya yang penting. Hal tersebut mungkin termasuk
seperti bidang-bidang interpretasi mimpi, psikopatologi, psikoterapi, Pendidikan, pekerjaan,
agama, dan sastra.

SUSAN

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai penyebab yang mendasari perilaku dan pengalaman
seseorang. Namun, tidak semua para psikolog kepribadian sepakat mengenai apa penyebab
yang mendasari tersebut. Ciri kepribadian merupakan karakteristik yang bervariasi dari satu
orang ke orang lain dan yang menyebabkan perilaku seseorang kurang lebih konsisten. Hal
tersebut berbeda dengan tipe, trait menggambarkan cakupan perilaku yang lebih sempit yaitu
memungkinkan deskripsi kepribadian yang lebih tepat daripada tipe karena setiap trait
mengacu pada sekumpulan karakteristik yang lebih terfokus. Istilah dinamika kepribadian
berpacu pada mekanisme yang digunakan untuk mengekspresikan kepribadian yang
seringkali berfokus pada motivasi yang mengarahkan perilaku. Motivasi akan memberikan
energi dan arah pada perilaku.
Dinamika kepribadian memungkinkan adaptasi terhadap dunia dan dapat dipelajari
dalam hal penyesuaian diri atau kesehatan mental. Untuk memahami kepribadian, para
psikolog kepribadian menggunakan banyak oaradigma. Banyak psikolog Pendidikan yang
menggunakan pendekatan ekletik, sementara psikolog kepribadian yang lain berusaha
mengintegrasikan teori-teori yang bersaing.

JFEIST

Apa itu Kepribadian?

Manusia dan berbagai spesies lainnya memiliki keunikan nya masing-masing dan variabilitas antara
individunya. Setiap individu manusia maupun spesies hidup yang lain dapat menunjukkan perbedaan
atau variabilitas nya. Memang, hewan seperti gurita, burung, babi, kuda, kucing, dan anjing memiliki
perbedaan perilaku individu yang konsisten, atau dikenal sebagai kepribadian, dalam spesies mereka
(Dingemanse, Keduanya, Drent, Van Oers, & Van Noordwijk, 2002; Gosling & John, 1999; Weinstein,
Capitanio, & Gosling, 2008). Manusia memiliki keunikan yang berbeda daripada spesies hidup
lainnya, baik secara fisik maupun psikologis. Gambaran kepribadian dapat kita lihat seperti sifat dari
setiap individu misalnya ada yang pendiam dan tertutup, adapula yang mendambakan kontak fisik
dan stimulasi sosial, adapun yang memiliki kepribadian tenang dan seimbang, begitu pula sebaliknya
ada yang tegang dan cemas dalam waktu terus menerus. Para Psikolog sebagian besar setuju dengan
pengertian Kepribadian yaitu "kepribadian berasal dari bahasa Latin persona yang mengacu pada
topeng teater yang dikenakan oleh aktor Romawi dalam drama Yunani, Aktor Romawi kuno ini
mengenakan topeng (persona) untuk memproyeksikan peran atau penampilan palsu. Pandangan
permukaan tentang kepribadian ini, tentu saja, bukanlah definisi yang dapat diterima."

Ketika para Psikolog menggunakan istilah "kepribadian", mereka merujuk kepada suatu yang lebih
dari pada peran yang dimainkan oleh seseorang atau individu. Para ahli teori kepribadian dalam buku
ini memiliki berbagai latar belakang yang sangat beragam. Beberapa dari mereka lahir di Eropa dan
menjalani kehidupan disana, beberapa juga mulai bermigrasi ke belahan dunia lainnya, tak hanya di
Eropa berbagai ahli pun juga lahir dari Amerika Serikat dan Amerika Utara. Pengaruh religius awal
menjadi pengalaman juga bagi mereka adapun yang tidak. Sebagian besar, telah dilatih dalam bidang
psikiatri atau sering disebut psikologi. Banyak juga yang mengambil pengalaman mereka sebagai
psikoterapis, beberapa yang lain lebih mengandalkan penelitian empiris untuk mencari dan
mengumpulkan data kepribadian tentang manusia. Seperti yang kita ketahui masing-masing dari
mereka telah berurusan dengan apa yang kita sebut kepribadian, mereka telah mendekati konsep
global ini dari perspektif mereka masing-masing. Beberapa ahli teori ini telah mencoba membangun
sebuah teori yang komprehensif, namun yang lain kurang ambisius dan hanya menekan kan pada
beberapa aspek kepribadian. Namun beberapa dari mereka juga telah mendefinisikan kepribadian itu
secara formal, tetapi masing-masing memiliki pandangan mereka sendiri terkait Kepribadian.

meskipun tidak ditemukan definisi tunggal yang mampu diterima oleh semua ahli teori kepribadian
hal ini dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu pola sifat yang relatif permanen dan
memiliki karakteristik unik yang mampu memberikan konsistensi dan individualitas pada perilaku
seseorang atau individu (Roberts & Mroczek, 2008). Ciri berkontribusi pada suatu perbedaan individu
dalam sebuah perilaku konsistensi perilaku dari waktu ke waktu dan stabilitas perilaku di seluruh
situasi. Ciri dapat dikatakan unik umum untuk beberapa kelompok atau dimiliki oleh seluruh spesies
atau individu tetapi polanya berbeda untuk setiap individu atau spesies. Oleh karena itu setiap orang
atau individu meskipun seperti orang lain dalam beberapa hal memiliki kepribadian yang unik.
Karakteristik adalah kualitas unik dari seorang individu yang mampu mencakup semua atribut seperti
tempramen fisik dan kecerdasan dari orang tersebut.

Apa itu Teori?

Kata "toon" memiliki suatu perbedaan yang meragukan sebagai salah satu kata yang paling
disalahgunakan dan disalah pahami dalam bahasa Inggris. Beberapa orang mengkontraskan teori
dengan kebenaran atau suatu fakta namun antitesis semacam itu mampu menunjukkan kurangnya
pemahaman mendasar tentang ketiga istilah tersebut. Dalam sains teori merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menghasilkan suatu penelitian dan mengatur suatu pengamatan tetapi baik
kebenaran maupun fakta tidak mendapat tempat dalam terminologi ilmiah.

Perspektif dalam Teori Kepribadian

yang merupakan fungsi utama dari suatu teori ilmiah adalah untuk menggambarkan dan
menjelaskan bagaimana dunia bekerja. kepala sekolah berusaha untuk menjelaskan bagaimana
pemikiran, emosi, motivasi, dan perilaku seorang manusia atau setiap individu bekerja. Namun
kepribadian manusia itu sendiri begitu kompleks sehingga menimbulkan banyaknya perspektif
berbeda yang telah berkembang tentang cara terbaik untuk menjelaskannya. Perspektif ini sendiri
membuat asumsi yang berbeda dan fokus pada aspek perilaku yang berbeda. Dalam psikologi,
setidaknya ada 5 perspektif teoritis utama tentang apa itu kepribadian dan bagaimana
perkembangannya.

Teori Psikodinamik

Dimulai dengan Freud, psikoanalitik yang kemudian memiliki pendekatan pakodinamik yang lebih
umum telah berfokus pada pentingnya suatu pengalaman anak pada usia dini dan hubungan dengan
orang tua sebagai suatu kekuatan penuntun yang membentuk perkembangan kepribadian. Selain itu,
pada pandangan ini dapat melihat pikiran bawah sadar dan motif jauh yang lebih kuat daripada
kesadaran. Psikoanalisis secara tradisional menggunakan sebuah interpretasi suatu mimpi untuk
mengungkapkan sebuah pikiran, perasaan, dan implus bawah sadar sebagai bentuk yang utama
dalam pengobatan neurosis dan suatu penyakit mental.

Teori Humanistik-Eksistensial

Asumsi utama, dari pendekatan humanistik (saat ini mungkin sering kita kenal sebagai psikologi
positif) adalah bahwa orang berjuang menuju suatu makna pertumbuhan dan kesejahteraan
kebahagiaan dan yang terakhir adalah kesehatan psikologis. Keadaan emosi dan suatu kebahagiaan
positif mampu menumbuhkan kesehatan psikologis dan perilaku pro-sosial.

Dispositional Theories
Para Ahli teori dispositional mengungkapkan pendapat bahwa suatu keunikan memiliki
kecenderungan jangka panjang untuk berperilaku dengan cara tertentu adalah merupakan inti dari
suatu kepribadian kita. Disposisi unik ini, seperti extraversi atau sebuah kecemasan yang biasa kita
sebut sifat. bidang ini telah menyatu pada pemahaman bahwa ada lima dimensi sifat utama
kepribadian manusia.

Anda mungkin juga menyukai