NIM : 11010121051
Kelas : A2
2.) Karena Freud merupakan salah satu ahli teori pertama yang mengeksplorasi
tentang kepribadian, beberapa ide dan teori yang dikembangkan perlu
diperbarui dan direvisi dari waktu ke waktu. Secara khusus, para kritikus
Freud mengatakan bahwa teori tentang seksualitas, pengalaman pertama atau
awal, faktor sosial dan pikiran bawah sadar merupakan teori yang salah arah.
Pertama, para kritikus ini mengatakan bahwa seksualitas bukanlah elemen
yang sangat penting seperti yang diyakini oleh Freud. Kedua, lima tahun
pertama pada kehidupan tidak sekuat dalam membentuk kepribadian
seseorang untuk menjadi dewasa seperti yang dipikirkan oleh Freud, karena
pengalaman selanjutnya membutuhkan perhatian pula. Ketiga, ego dan proses
dalam pemikiran yang sadar memainkan peran yang lebih besar dalam
kepribadian daripada yang diyakini oleh Freud. Dan yang terakhir, faktor
sosiokultural jauh lebih penting daripada yang diyakini oleh Freud.(Laura A
King, 2020)
5.) Rogers mulai menggali lebih banyak tentang sifat manusia berdasarkan hasil
penelitihannya dengan orang-orang yang bermasalah, berdasarkan hasil
observasi klinis yang dilakukan rogres mengembangkan sebuah pendekatan
khusus dalam melihat kepribadian manusia, rogers percaya bahwa semua
manusia dilahirkan dengan bekal dasar untuk mendapatkan kehidupan yang
sempurna. Manusia hanya membutuhkan kondisi yang tepat untuk bertahan.
Sama hanya dengan biji bunga matahari yang ditanam dalam tanah gembur
serta diberi cukup air dan sinar matahari untuk tumbuh menjadi bunga
matahari yang kuat dan sehat, semua manusia dapat berkembang dengan baik
dalam lingkungan yang tepat. Rogres percaya bahwa secara umum semua
orang dilahirkan dengan naluri bawaan,firasat yang membantu manusia
menentukan apakah sebuah situasi baik atau buruk, dan yang terakhir semua
manusia dilahirkan dengan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan positif
dari orang lain.(Laura A King, 2020)
6.) Humanistik menekankan bahwa cara seseorang melihat dari mereka dan dunia
sekitar yaitu bagian penting dalam kepribadian. Psikolog humanistik juga
menekankan bahwa sekitar kita harus melihat diri seseorang secara utuh,
termasuk melihat sisi positif dalam diri manusia. Penekanan perspektif ini
pada pengalaman sadar manusia telah memberi kita sebuah konsep dimana
kpribadian dianggap mengandung berbagai potensi potensi yang dapat
dikembangkan secara optimal. Beberapa ahli juga mengkritik bahwa psikolog
humanistik terlalu optimis dalam mengandung sikap manusia. Beberapa ahli
lainnya berargumen bahwa psikolog humanistic telah mengabaikan tanggung
jawab yang dimiliki seseorang untuk perilaku mereka sendiri dengan cara
melihat perilaku negatif manusia sebagai hasil dari situasi yang negative.
(Laura A King, 2020)
7.) Salah satu kontribusi terbesar yang diberikan psikologi kepribadian adalah
pengembangkan berbagai metode baku untuk mengukur berbagai proses
mental. Psikologi telah menggunakan sejumlah metode yang terbukti secara
ilmiah untuk menukur kepribadian. Mereka mengukur kpribadian untuk
berbagai alasan mulai dari evaluasi klinis hingga konseling karier dan seleksi
karyawan. (Laura A King, 2020)
8.) Paul Costa dan Robret McCrae membuat neuroticism extraversion openness
personality inventory-revised (yang disingkat sebagai NEO-PI-R), yaitu
sebuah inventori yang menukur lima faktor kepribadian :
neuroticism,extraversi,keterbukaan,keramahan,dan kehati-hatian. Instrumen
lain yang menukur lima faktor kepribadian biasanya mengandalkan metode
leksikal dan biasanya tersedia secara gratis. Tidak seperti tes empiris lainnya,
instrumen yang menukur lima faktor kepribadian biasanya mencakup item
yang tidak ambigu sebagai contoh sifat “banyak bicara” kemungkinan akan
muncul dibagian ekstraversi. Item-item tersebut memiliki apa yang disebut
psikolog sebagai validitas muka (face validity) yang berarti item terlihat
mengukur apa yang seharusnya diukur, instrumen yang menukur lima faktor
kepribadian biasanya menggunakan item yang terlihat jelas mengukur apa
yang seharusnya diukur, namun tidak semua inventori memiliki ciri seperti
ini.
9.) Hal yang paling mudah ditangkap dalam teori ini adalah pemahaman bahwa
perspektif sifat ini adalah cara yang paling umum untuk berpikir tentang
kepribadian. Tetapi, seperti yang kita perhatikan, trait tidak benar-benar
menjelaskan tentang kepribadian. Teori ini tidak benar-benar memberi tahu
kita mengapa seseorang bertindak dengan cara tertentu. Sebaliknya, teori ini
hanya menggambarkan tentang kepribadian. Misalnya, ketika kita melihat
seorang individu membantu individu lain, apakah kita dapat memastikan
bahwa individu tersebut benar-benar membantu dan memiliki sifat yang suka
menolong? Mungkin saja tidak, meskipun orang yang suka membantu pun
juga dapat berpikir dan merasakannya secara berbeda. Maka dari itu, teori ini
hanya mampu untuk menggambarkan kepribadian seseorang, bukan
menjelaskan tindakan dari invidiu tertentu. (Krull, 2014, p. 362)
10.) Murray melahirkan istilah personology yang merujuk kepada studi yang
dilakukan terhadap diri seseorang secara keseluruhan. Murray percaya
bahwa untuk memahami seseorang kita harus mengetahui sejarah hidup
orang tersebut. Termasuk diantarannya aspek fisik,psikologis,dan sosiologis
dari orang yang bersangkutan. Murray kemudian menerapkan
pemahamannya tentang kepribadian semasa perang dunia ke II. Bagian
dalam penelitihan murray yang memiliki dampak terbesar dalam psikologi
kepribadian kontemporer adalah pendekatan dalam melihat motivasi. Murray
percaya bahwa secara garis besar, manusia tidak mengenali motif yang ada
dibalik prilaku mereka. Situasi ini kemudian mempersulit studi yang
dilakukan dibidang motivasi peneliti tidak bisa bertanya kepada partisipan
begitu saja tentang keinginan mereka. (Laura A. King, 2017)
12.) Dengan adanya mempelajari individu melalui narasi dan wawancara pribadi
memberikan kesempatan yang luar biasa terhadap peneliti. Namun, studi
semacam ini sulit dan membutuhkan banyak waktu. Robert W. White
menyebut bahwa studi tentang narasi disebut sebagai penjelajahan
kepribadian “jalan panjang”. Mengumpulkan wawancara dan narasi
merupakan langkah pertama. Mengubah kisah pribadi menjadi data ilmiah
berarti mengubahnya menjadi angka, merupakan proses yang melibatkan
pengkodean ekstensif dan analisis konten. Selanjutnya agar studi naratif
bermanfaat, mereka harus memberi tahu kita sesuatu yang tidak dapat
ditemukan dengan cara yang mudah. Apabila dilihat dari penjelasan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa studi ini memang memakan waktu yang
lama dan sulit.(Laura A. King, 2017)
14.) Pendekatan kognitif sosial telah memberikan dampak yang besar terhadap
bidang psikologi. Dengan berfokus terhadap proses kognitif seperti berpikir,
harapan, dan perstiwa mental lainnya yang memengaruhi perilaku kita, kognitif
sendiri telah memperluas konseptualisasi dan pemahaman tentang kepribadian.
Secara obyektif, mengukur proses sosial dan kognitif jauh lebih mudah
daripada mengukur kekuatan bawah sadar atau kecenderungan biologis. Maka
dari itu, pendekatan kognitif sosial telah dikritik karena tidak menangani faktor
biologis, tidak sadar (unconsciousness), dan emosional yang mempengaruhi
kepribadian individu. Teori ini juga dikritik karena tidak merincikan sifat yang
pasti dari perkembangan kepribadian suatu individu. (Science, n.d.)
15.) Alat ukur yang digunakan dalam mengukur kepribadian seseorang memiliki
empat pendekatan yang berbeda. Seperti halnya alat ukur apapun, hal yang
paling terpenting adalah tes tersebut dapat diandalkan dan valid. Dari empat
perspektif pengukuran tersebut, masing-masing memiliki caranya tersendiri
dalam mengukur kepribadian, empat perspektif tersebut yakni: personality
inventories, projective tests, rating scales, and clinical interviews. Inventarisasi
kepribadian merupakan tes yang menggunakan kertas dan pensil untuk mengisi
formulir laporan diri yang terkomputerisasi. Kita biasanya diminta untuk
menunjukkan seberapa baik suatu pertanyaan menggambarkan kepribadian kita.
Tes yang paling popular dalam personality inventories adalah MMPI-2
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Lalu alat lain yang digunakan
dalam pengukuran kepribadian adalah tes proyektif. Saat mengikuti tes ini, kita
biasanya akan diperlihatkan gambar yang ambigu dan kemudian diminta untuk
menggambarkan apa yang kita lihat atau menceritakan sebuah cerita tentang
gambar tersebut. Tes proyektif yang digunakan dan popular ada dua yaitu
dengan TAT (Thematic Apperception Test) atau Rorschach Inkblot Test.
Namun yang paling sering digunakan adalah TAT. Dalam tes TAT kita akan
diperlihatkan dengan gambar yang tidak ambigu seperti noda tinta namun masih
memungkinkan berbagai interpretasi. Kemudian jenis alat ketiga yang
digunakan adalah skala penilaian. Dalam tes ini diformat mirip dengan daftar
periksa. Kita hanya perlu mencentang pernyataan atau perilaku yang paling
sesuai dengan kepribadian kita. Dan yang terakhir adalah wawancara klinis.
Wawancara ini biasanya berlangsung selama pertemuan pertama antara klien
dan dokter, melibatkan dokter yang mengajukan pertanyaan kepada klien untuk
mengidentifikasi kesulitan klien.(Laura A King, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
King, Laura Ara. (2020). The Science of Psychology - An Appreciative View, 5th Ed.
McGraw-Hill Higher Education.
호(May), 31–48.