DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
SISTEM INFORMASI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT. yang mana atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
saw semoga dengan bershalawat kepadanya kita mendapatkan syafa’atnya di
akhirat kelak nanti.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Aqidah Akhlak
yang telah diberikan oleh Dosen. Makalah ini membahas tentang materi yang
berjudul “Perbuatan dan Perkataan yang dapat Membatalkan Iman dan
Tauhid.”
Kami tentu menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan yang ada d
dalamnya. Hal itu dikarenakaan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
supaya makalah ini nantinya menjadi makalah yang lebih baik lagi.
JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan............................................................... 2
A. Kesimpulan...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
“Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah
kepadaku” (QS. Az-Zariyat : 56)
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Artinya :
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan
Melihat. (QS. Asy-Syuraa: 11)
Jadi, iman artinya percaya sedangkan iman terhadap rukun artinya percaya
kepada rukun iman yaitu Iman Kepada Allah, Iman Kepada Malaikat , Iman
Kepada Kitab – Kitab Allah , Iman Kepada Rasul Allah, Iman Kepada Hari Akhir
dan Iman Kepada Qada dan Qodar. Sehingga apabila seorang muslim tidak
mempercayai salah satu rukun iman diatas maka seorang muslim tersebut bisa
dikatakan telah batal imanya.
Artinya :
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang
mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang
telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Fath: 4)
2 Muhammad Ahmad, Tauhid dan Ilmu Kalam, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1998), hlm. 19.
Sehingga dapat diambil pengertian mengenai pembatal iman dan tauhid
secara keseluruhan berdasarkan pengertian – pengertian iman dan tauhid. Iman
dan tauhid seseorang telah batal apabila seseorang telah mengingkari definisi –
definisi iman dan tauhid. Meskipun itu hal kecil yang menyangkut iman dan
tauhid maka sama saja seseorang telah batal iman dan tauhidnuya. Jika seseorang
telah mengingkari iman dan tauhid maka sama halnya dia telah mengingkari Allah
SWT. Maka batal iman dan tauhid seseorang muslim sehingga bisa dikatakan
telah murtad.
Allah SWT. Berfirman:
Artinya :
Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang
membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa
memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir,
maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu
ingkar kepadanya. Maka la'nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS:
Al Baqarah: 89)
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. an-Nisa: 48) 3
a. Bentuk-bentuk Syirik
Syirik ada dua macam: syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar yaitu
syirik yang menyebabkan seseorang kekal dalam Naar. Dosa syirik ini tidak dapat
diampuni oleh Allah, kecuali dengan bertaubat dan membebaskan diri dari
perbuatan syirik tersebut.
“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak
(pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang
demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang
yang zalim.” (QS Yunus: 106)
2. Syirik Kecintaan
Yakni menjadikan selain Allah sebagai tandingan bagi-Nya yang dicintai
seperti kecintaan kepada Allah.
Allah SWT. Berfirman:
Artinya:
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.”
(QS Al-Baqarah: 165)
3. Syirik Ketaatan
Yakni, mentaati alim ulama dan para pemimpin dalam bermaksiat kepada
Allah. Bentuknya adalah dengan menganggap halal sesuatu yang haram
dan menganggap haram sesuatu yang dihalalkan Allah, dengan keyakinan,
bahwa yang demikian itu adalah boleh.
4. Menyembelih Untuk Selain Allah
Sesungguhnya menyembelih karena Allah adalah ibadah maliah (harta)
yang sangat mulia dan sangat dicintai oleh Allah. Karenanya sering Allah
mensyari’atkan ibadah tersebut.
2. SIHIR
Sihir secara bahasa berati sesuatu yang halus dan lembut sebabnya.
Disebut sihir karena ia terjadi dengan perkara yang tersembunyi yang tidak
terjangkau oleh penglihatan manusia. Sedangkan menurut syariah sihir
adalah ‘azimah, ruqyah, buhulan (tali), ucapan, obat-obatan dan asap
kemenyan’. 5
4 Muhammad b.Ahmad Rasyid Ahman, DOSA Bahaya dan Pencegahannya, (Solo: At-Tibyan,
2001), Cet 1, hlm. 23-29.
5 Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan, KITAB TAUHID jilid 3.
Artinya : “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman
itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan
isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka
mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak
memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”. (Q.S. Al-
Baqarah:102)
6Samsyuddin Muhammad, Dosa Dosa Besar. (Solo: Pustaka Arafah, 2007), hlm. 29.
Hukum bagi penyihir adalah dibunuh. Sebab sihir itu kufur kepada Allah
atau mendekatinya. Rasulullah saw bersabda, “Jauhila 7 perkara yang
membinasakan!” Lalu beliau menyebutkan diantaranya sihir. Maka seorang
hamba mestinya bertaqwa kepada Rabb-Nya dan tidak memasuki wilayah yang
membuatnya merugi dunia akhirat. Telah sampai kabar dari Nabi Muhammad
saw bahwa hukuman bagi penyihir adalah dipancung dengan pedang. Namun
yang benar, ini adalah pernyataan sahabat jundub. 7
3. KAFIR/KUFUR
Menurut Hasan Muhammad Musa, didalam didalam Qamus Qur’ani kata
kafir mempunyai banyak pengertian yang saling berdekatan, seperti:
menyembunyikannya, menutupi, menghalangi dinding, selubung,
mengingkari, dan menentang. 9 Secarah istilah para ulama berbeda pengertian
tentang kafir. Ibn Taimiyah menjelaskan, kafir adalah tidak beriman kepada
Allah SWT. dan para Rasulnya, baik disertai pendustaan atau tidak, atau
karena berpaling dari mengikuti Rasulullah saw karena dengki (hasad) atau
sombong, atau karena mengikuti hawa nafsu yang memalingkan pemiliknya
dari mengikuti risalah. 10
4. MURTAD
11 Sa’id Ibn ‘Ali Ibn Wahf al-Qahtani, Kapan Manusia Menjadi Kafir?, terj. Khairul Anwar, (Solo:
Pustaka al-‘Alaq, 2007), hlm. 56.
Murtad adalah perbuatan kafir setelah islam, baik dengan
perkataan, perbuatan maupun dengan keragu-raguan. Inilah yang 12
12 Ibid, hlm. 55
13 Hafizh Hakami, 200 Tanya Jawab Akidah Islam, (Jakarta: GIP, 2005), hlm. 196.
14 Arieff Salleh Rosman, Murtad Menurut Perundangan Islam (Univ. Teknologi Malaysia,
Skudai, 2001), hlm. 7
Keimanan merupakan kunci kebaikan dan keberuntungan
seseorang di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Allâh Azza wa
Jalla sering sekali menyebutkan kata ‘iman’ ini dalam al-
Qur’ân, baik dalam konteks perintah, larangan, anjuran, pujian
dan lain sebagainya. Jika penyebutan lafazh ‘iman’ itu dalam
konteks perintah, larangan atau penetapan hukum di dunia,
maka itu berarti, ucapan itu diarahkan kepada seluruh kaum
Mukminin, baik yang imannya sempurna ataupun kurang .
Sedangkan, jika penyebutan kata ‘iman’ itu dalam konteks
pujian kepada orang-orangnya dan penjelasan balasannya, maka
itu berarti, ucapan itu diarahkan untuk orang-orang yang
imannya sempurna. Kelompok yang kedua inilah yang hendak
dijelaskan di sini.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Taqy ad-Din ahmad Ibn Abd Halim In Taimiyah. 2003 M /1426 H. Majmu’
Fatawa. Madinah: Mujjama’ al-Malik Fadh li Tiba’ah al-Mushaf asy Syarif.
Sa’id Ibn ‘Ali Ibn Wahf al-Qahtani. 2007. Kapan Manusia Menjadi Kafir?, terj.
Khairul Anwar. Solo: Pustaka al-‘Alaq.
Hakami, Hafizh. 2005. 200 Tanya Jawab Akidah Islam. Jakarta: GIP.
Arieff Salleh Rosman. 2001. Murtad Menurut Perundangan Islam. Skudai: Univ.
Teknologi Malaysia.
Kitab Tauhid jilid 2 Dr. shalih bin Fauzan bin Abdullah AL Fauzan dkk.
(Dikutip dari kitab Al-Qawâidul Hisân, Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa`di,
halaman. 77-80)