Anggota :
1. Muhammad Akmal Rafif 2310913009
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta
kasih sayangnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Ruang Lingkup Islam,
Klasifikasi Agama Islam, Salah Paham terhadap Agama Islam, dan Hubungan Manusia
dengan Agama Islam. Ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah
kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Drs.Rusyja
Rustam,M.Ag selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dalam penulisan makalah
ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan
dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah
usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan. Semoga dalam makalah ini para
pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................3
Bab 1 : Pendahuluan...........................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
Bab 2 : Pembahasan...........................................................................................5
A. Ruang lingkup dan tujuan hukum islam...........................................5
Bab 3 : Penutup.................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
Daftar Pustaka..................................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang hukum islam di indonesia ,hukum islam di indonesia berkembang
di masyarakat menjadi sisitem hukum di indonesia atau nasional. Meskipun di indonesia ada
hukum adat ,akan tetapi hukum islam tidak bertentangan dengan hukum adat, Hukum adalah
produk yang lahir dari dinamika kehidupan manusia. Di mana ada ma syarakat di sana ada
hukum. Akan tetapi, masyarakat berkembang terus menerus mulai dari masyarakat purbakala
sampai dengan masyarakat maju dan modern. Oleh sebab itu, hukum harus selalu mengiringi
dan mengikuti irama perkembangan masyarakat modern. Dalam masyarakat yang maju dan
modern, hukum harus maju dan modern pula.
Istilah hukum Islam sendiri terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa Arab
yakni kata hukum dan kata Islam. Kata hukum berarti ketentuan dan ketetapan. Sedangkan
kata Islam terdapat dalam Al-Qur‟an, yakni kata benda yang berasal dari kata kerja “salima”
selanjutnya menjadi Islam yang berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, atau
penyerahan (diri) dan kepatuhan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum Islam
secara etimologis adalah segala macam ketentuan atau ketetapan mengenai sesuatu hal di
mana ketentuan itu telah diatur dan ditetapkan oleh Agama Islam. Dari segi istilah, hukum
menurut ajaran Islam antara lain dikemukakan oleh Abdurraf, hukum adalah peraturan-
peraturan yang terdiri dari ketentuan-ketentuan, suruhan dan larangan, yang menimbulkan
kewajiban dan atau hak. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba untuk menjelaskan tentang
ruang lingkup hukum Islam, prinsip-prinsip hukum Islam, dan tujuan
Hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Hukum Islam ?
B. Perkembangan Hukum Islam ?
C. Faktor Pendukung Perkembangan Hukum Islam ?
D. Implementasi Perkembangan Hukum Islam ?
C.Tujuan Pembahasan
A. Memahami Pengertian Hukum Islam ?
B. Memahami Perkembangan Hukum Islam ?
C. Memahami Faktor Pendukung Perkembangan Hukum Islam ?
D. Memamhami Implementasi Perkembangan Hukum Islam ?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu
iman, shalat, zakat, puasa, dan haji.
2. Hukum kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya yang memuat: muamalah, munakahat, dan ukubat.
a. Muamalah mengatur tentang harta benda (hak, obligasi, kontrak, seperti jual beli,
sewa menyewa, pembelian, pinjaman, titipan, pengalihan utang, syarikat dagang, dan
lain-lain).
b. Munakahat, yaitu hukum yang mengatur tentang perkawinan dan perceraian serta
akibatnya seperti iddah, nasab, nafkah, hak curatele, waris, dan lain-lain. Hukum
dimaksud biasa disebut hukum keluarga dalam bahasa Arab disebut Al-Ahwal
AlSyakhsiyah. Cakupan hukum dimaksud biasa disebut hukum perdata.
c. Ukubat atau Jinayat, yaitu hukum yang mengatur tentang pidana seperti mencuri,
berzina, mabuk, menuduh berzina, pembunuhan serta akibat-akibatnya. Selain bagianbagian
tersebut, ada bagian lain yaitu:
1) mukhasamat,
2) siyar,
3) ahkam as-sulthaniyah.
Kalau bagian-bagian hukum Islam itu disusun menurut sistematika hukum eks Barat
yang membedakan antara hukum perdata dengan hukum publik seperti yang diuraikan pada
pembagian hukum menurut daya kerjanya, maka susunan hukum muamalah dalam arti luas
adalah sebagai berikut:
Hukum perdata (Islam) adalah
(1) munakahat (mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian,
serta akibat-akibatnya);
(2) wirasah (mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta
peninggalan, serta pembagian warisan). Hukum waris ini sering disebut hukum faraid;
(3) muamalah dalam arti khusus mengatur masalah kebendaan, hak-hak atas benda, tata
hubungan manusia dengan soal jual beli, sewa menyewa, perserikatan, dan sebagainya.
Pada umumnya hukum Islam dibagi atas dua macam oleh para fuqaha:
1. Yang bersifat perintah, larangan, atau pilihan. Golongan ini bernama Hukum Takliefy
yang terbagi atas lima yaitu wajib, sunat, mubah, makruh, dan haram.
2. Yang bersifat menunjukkan keadaan-keadaan tertentu yang dikualifikasi sebagai sebab
atau syarat atau halangan bagi berlakunya hukum. Golongan ini bernama Hukum Wadhi’i.
Adapun hukum Wadhi’i terdapat tiga macam:
1. Terdapat sebab, sebab adalah sesuatu yang tampak jelas dan tertentu menjadi
tanda/pangkal adanya hukum, terdiri dari:
a. Sebab yang bukan hasil perbuatan manusia, misalnya peristiwa meninggalnya
seseorang yang mengakibatkan harta peninggalnya beralih kepada ahli warisnya.
b. Sebab yang lahir dari perbuatan manusia, misalnya karena adanya akad nikah menjadi
sebab adanya hubungan seks antara seorang pria dengan seorang wanita.
2. Tentang syarat, syarat adalah sesuatu yang padanya bergantung adanya sesuatu hukum
yang berlaku, terdiri dari:
a. Syarat yang menyempurnakan sebab, misalnya jatuh tempo pembayaran zakat
menjadi syarat untuk mengeluarkan zakat atas harta benda yang sudah mencapai
jumlah tertentu untuk dikenakan zakat.
b. Syarat yang menyempurnakan sebab, misalnya berwudhu dan menghadap kiblat
adalah menyempurnakan hakikat shalat.
c. Halangan (maani), maani adalah sesuatu yang karena adanya menghalangi berlakunya
ketentuan hukum, terdiri dari:
1) Maani yang mempengaruhi sebab, misalnya ahli waris membunuh pewaris
sehingga terhalang untuk menerima warisan.
2) Maani yang mempengaruhi akibat, misalnya ayah yang membunuh anaknya
sendiri seharusnya dikenakan hukuman qisas, tetapi karena statusnya sebagai
bapak menghalangi dijatuhkannya hukuman qisas.
Oleh karena itu, adalah wajar kalau Al Qur`an yang diturunkan Allah swt untuk
memperbaiki kehidupan ummat manusia dengan berisi perintah dan larangan-larangan.
Sumber utama dari ajaran Islam atau hukum Islam adalah Al Qur`an dan Sunnah Nabi.
Kehujjahan Al-qur’an Sebagai Sumber Hukum Islam
Para ulama’ sepakat menjadikan Al-qur’an sebagai sumber pertama dan utama bagi
syari’at islam karena dilator belakangi oleh beberapa alasan,diantaranya:
1.Kebenaran Al-qur’an
Abdul wahab khallaf mengatakan bahwa ”kehujjahan Al-qur’an itu terletak pada
kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasny”. Hal ini
sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS.Al-Baqarah : 2, yang artinya: “Kitab (Al Quran)
ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”.
2.Kemukjizatan Al-qur’an
Mukjizat memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia
membuatnya karena hal itu adalah diluar kesanggupan manusia. Mukjizat
merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada para nabi dan rasul untuk
menguatkan kenabian dan kerosulan mereka, dan untuk menunjukan bahwa agama yang
mereka bawa bukanlah buatan mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah
SWT. Seluruh nabi dan rosul memiliki mukjizat, termasuk diantara mereka adalah
rosulullah Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya adalah kitab suci Al-qur’an.
Kedudukan Al Qur`an sebagai Sumber Hukum Islam
Berbicara tentang sumber hukum Islam, pada ulama sepakat bahwa Al-Qur`an
menempati urutan yang pertama dan utama, setelah Al Qur`an adalah Al-Hadis yang
kemudian disusul dengan ijma` dan qiyas. Saidus Syahar menyebutkan bahwa sumber-
sumber syari`at dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu sumber utama dan deduction atau
kesimpulan. Sumber utama adalah wahyu, yang dapat dibagi kepada wahyu langsung (Al
Qur`an) dan wahyu tidak langsung (sunnah). Sedangkan deduction atau kesimpulan yang
ditarik dari wahyu juga terbagi kepada:
1. Qiyas (analogi), yakni penarikan kesimpulan seseorang mujtahid.
2. Ijma` (persamaan pendapat dari beberapa mujtahid)
3. Dan lain-lain.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, para ulama sepakat bahwa Al Qur`an adalah
sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Pada umumnya isi kandungan Al Qur`an
bersifat kully, umum atau global dalam mengemukakan satu persoalan. Itulah sebabnya Al
Qur`an memerlukan interpritasi sebagai upaya untuk mencari ayat yang sifatnya kully, umum
atau global tersebut. Untuk merinci kandungan Al Qur`an diperlukan hadis Nabi saw, sebab
tanpa adanya hadis Nabi tersebut, banyak ayat Al Qur`an yang sulit dipahami secara jelas.
Karena itulah hadis-hadis berfungsi untuk memberikan penjelasan atau menafsirkan (hadis
tafsir) terhadap ayat-ayat yang bersifat global tersebut. Karena hadis-hadis Nabi saw juga
jumlahnya terbatas, maka dianjurkan kepada para ulama yang mempunyai kemampuan
ijtihad untuk menafsirkan Al Qur`an, agar kandungan Al Qur`an dapat dipahami secara utuh.
Kecuali hal-hal yang bersifat kully, umum atau global, Al Qur`an sebagai sumber
pokok ajaran Islam juga menjelaskan secara rinci atau mendetail terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan aqidah, kewarisan, caramenyatakan li`an antara suami istri, beberapa
macam hukum jarimah hudud dan wanita-wanita yang dilarang dikawin.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penciptaan dan penetapan hukum oleh Allah SWT adalah untuk kepentingan,
kemaslahatan dan kebahagiaan manusia seluruhnya baik di dunia maupun diakhirat. Menurut
Abu Zahra, terdapat tiga sasaran utama dari tujuan penetapan hukum Islam,yaitu pensucian
jiwa, penegakan keadilan, dan perwujudan kemaslahatan. Tujuan dari hukum Islam tidak
terbatas dari segi material semata, tetapi jauh ke depan memperhatikan segala segi, material,
immaterial, individu, masyarakat, dan kemanusiaan pada umumnya.
Hukum yang berkaitan dengan persoalan ibadah dan hukum yang berkaitan dengan
persoalan kemasyarakatan. Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya, yaitu iman, shalat, zakat, puasa, dan haji. Sedangkan Hukum
kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang
memuat muamalah, munakahat, dan ukubat.
Sumber hukum Islam adalah asal (tempat pengambilan) hukum Islam. Sumber juga
kadang-kadang disebut dengan istilah dalil hukum Islam atau pokok hukum Islam atau dasar
hukum Islam. Sedangkan kata asal itu sendiri berarti semula atau keadaan yang pertama
sekali. Dalil berarti dasar atau keterangan yang dijadikan dasar bukti atas kebenarannya.
Adapun yang menjadi hukum Islam, yaitu Al Quran, hadis, dan ijtihad. Secara garis besar,
hukum-hukum yang dikandung Al-qur’an dalam tiga bidang yaitu aqidah, akhlak dan
hukum-hukum amaliyah. Aqidah mengkaji masalah-masalah yang berkaitan dengan
keimanan. Akhlak membahas tentang cara-cara membersihkan dari kotoran-kotoran dosa dan
menghiasinya dengan kemuliaan, secara khusus masalah ini dibahas dalam ilmu akhlak
dan tasawuf. Amaliyah membahas tentang perbuatan orang mukalaf, dan dibahas dalam
ilmu fiqh. Al-qur’an juga mengandung hukum-hukum global dan penjelasan mengenai
akidah yang benar, disamping sebagai hujjah untuk tetap berdirinya agama islam.
B. SARAN
Kami selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis meminta maaf apabila terdapat
kesalahan dalam makalah baik dari segi pemilihan maupun tanda baca. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca dan penulis. Kami membuka kritik ataupun saran dari makalah
ini. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.iimsurakarta.ac.id/index.php/mu/article/download/50/50/52
https://journal.formosapublisher.org/index.php/mudima/article/view/186/155
https://docs.google.com/file/d/0B5DxaF_9ujxbbmE5cVpQbThob1E/edit?resourcekey=0-
_Diy3t16mN52mKER7xULTA
https://ejurnal.stih-painan.ac.id/index.php/jihk/article/view/76/48
Mohammad Daud Ali, 2007, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, PT. Rajagrafindo, Jakarta.
Zainuddin Ali, 2006, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika.