Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga sebagai radiasi
elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah cahaya matahari. Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi
elektromagnetik, radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau
dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi
ataupun spektroskopi emisi.
Panjang gelombang cahaya UV-VIS dan sinar tampak jauh lebih pendek daripada
panjang gelombang radiaatsi inframerah. Satuan yang digunakan untuk menentukan
panjang gelombang ini adalah monokromator (1 nm = 10 -7 cm). Spektrum tampak
sekitar 400 nm (ungu) sampai 750 nm (merah) sedangkan spektrum UV adalah 100 – 400
nm (Day and Underwood, 2002: 788).
Radiasi ultraviolet maupun radiasi cahaya tampak berenergi lebih tinggi dripada
radiai inframerah absorbsi cahaya UV atau visibel mengakibatkan
transmisi elektromagnetik yaitu promosi elektron-elektron dan orbital keadaan dasar
yang berenergi rendah ke orbital keadaan terdesitasi berenergi lebih tinggi transisi ini
memerlukan 40 – 300 kkal/mol. Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai
cahaya atau tersalurkan melalui reaksi kimia misalnya isomerisasi atau reaksi – reaksi
radiasi lain (Day and Underwood, 2002: 189).
Bila suatu zat disimpan dengan radiasi elektromagnetik. Zat ini menyerap panjang-
panjang gelombang tertentu dari radiasi dan membiarkan panjang gelombang yang lain
lewat pada gelombang yang diserap atau zat yang disebut spektrum absorpsi. Panjang
gelombang ialah jarak antara dua titik yang identik pada gelombang (Keenan, 1990).
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat dualistik
cahaya yaitu:
1) Sebagai gelombang
2
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang
gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai
jarak antara dua puncak.
Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang dikenal
dengan persamaan Planck. Hubungan antara panjang gelombang frekuensi dirumuskan
sebagai
3
memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih pendek (100–400 nm) dibanding panjang
gelombang yang dimiliki sinar tampak (400–800 nm).
4
Gambar 2. Cara kerja monokromator
UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya
terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika
memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari kaca dan
plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya hanya pada spektrofotometer
sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dua
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke dalam
sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk mengambil kembali larutan yang
dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
Macam-macam detektor :
5
Phototube
Hantaran foto
Dioda foto
Detektor panas
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.
Prinsip Kerja
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer
dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan mengubah cahaya
polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-berkas cahaya dengan
panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang mengandung suatu zat
dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan
ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector.
Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang
diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang
terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara
kuantitatif.
6
3) Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan
cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang
diabsorb oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu tergantung pada senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan
kalibrasi panjang gelombang dan absorban pada spektrofotometer agar pengukuran
yang di dapatkan lebih teliti.
Y = Bx + A
Dimana :
B : slope A : intersep
7
Definisi: panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal, dilakukan dengan
membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu. Alasan mengapa dipergunakan panjang
gelombang maksimum dalam pemeriksaan spektrofotometri, sbb :
Hal yang perlu diperhatikan pada penentuan panjang gelombang max sbb :
Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15%
sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa
kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik).
8
VI. Alat dan Bahan
Alat:
Bahan:
9
VII. Alur Percobaan
1. Penentuan Konsentrasi Suatu Larutan
a. Penyiapan larutan baku dan penentuan panjang gelombang optimum
Larutan standart
Konsentrasi
10
2. Pergeseran Panjang Gelombang
Absorbansi
Absorbansi
- Ditentukan panjang gelombang optimum metal merah dalam
suasana asam
Hasil
c.
1 ml larutan metil merah 40 ppm
11
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, D.C. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbale (Pb) Dalam Makanan Kaleng
Menggunakan Destruksi Basah Dan Destruksi Kering. Vol.2. Jurusan Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Maliki. Malang.
Keenan, C.W, D.C Kleinfelter dan J.H Wood. 1990. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi
keenam. Penerjemah : Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
Ra Day Jr, dan A.L Underwood. 1998. Quantitative analysis. Emory University: Prentice Hall.
Tim Dosen. 2014. Panduan Praktikum Kimia Analitik III MSA. Surabaya: UNESA.
12