Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MACAM-MACAM KOLEKSI HADITS

DISUSUN OLEH :

HAYANI 19.21.038

FAHMI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL MAWADDAH WARRAHMAH

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunianya, baik berupa akal maupun kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dalam tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena beliaulah
yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benerang
seperti yang di rasakan pada saat ini.

Adapun makalah yang kami buat ini berjudul “Macam-Macam Koleksi


Hadits”. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4
A. Kitab Hadits Al-Jami’............................................................................... 4
B. Kitab Hadits Al-Musnad ........................................................................... 5
C. Kitab Hadits Al-Mu’jam ........................................................................... 7
D. Kitab Hadits Al-Sunan ............................................................................. 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadis sudah menjadi sumber ajaran tertulis yang dibukukan setidaknya


semenjak awal abad ke-3 Hijriah. Dalam proses pembukuannya, terdapat
berbagai metode penulisan. Hal ini terjadi juga terhadap buku-buku di masa
kini. Namun, dalam konteks hadis jenis-jenis kitab atau metode penulisan
memiliki kriteria-kriteria tertentu dengan intensi tersendiri, namun pada
umumnya perbedaan yang demikian ditujukan untuk memudahkan pencarian
hadis yang jumlahnya mencapai ribuan. Secara umum, terdapat 6 (enam)
metode penyusunan kitab hadis. Klasifikasi yang demikian dibedakan menjadi
kitab-kitab yang penulisannya berdasarkan pada bab-bab tertentu, berdasarkan
pada nama sahabat, disusun seperti kamus, berdasarkan awal hadis, kitab
kumpulan hadis-hadis, dan kitab zawaid.

Kitab yang disusun berdasar pada bab-bab tertentu memiliki beberapa


bentuk derivasi, yang pertama ialah kitab al-jawami’, yaitu kitab yang
menghimpun hadis dengan pembagian bab-bab yang berkaitan dengan topik-
topik keagamaan seperti akidah, hari akhir dan topik-topik keagamaan lainnya.
Kemudian selain al-jawami’ terdapat kitab Sunan, yaitu kitab-kitab hadis yang
menghimpun hadis-hadis marfu berdasarkan pada mekanisme penyusunan
kitab fikih. Kedua metode penyusunan ini merupakan jenis yang digunakan
dalam kitab-kitab hadis mu’tabrah yang 6 (kutubu as-sittah). Penulisan
berdasarkan bab juga bisa berbentuk al-mushannafat, yaitu kitab yang pada
dasarnya sama dengan sunan namun dengan tetap mencantumkan hadis-hadis
maqtu. Kemudian, terdapat kitab al-mustadrak yang memuat hadis-hadis yang
belum dimuat oleh kitab hadis yang sudah ada sebelumnya. Namun, dalam
penyusunan kitab ini perlu dicantumkan sandaran-sandaran untuk mendukung
hadis yang terdapat di dalamnya. Yang terakhir dari kitab yang ditulis

1
berdasarkan pada bab-bab tertentu ialah kitab al-mustakhrajat, yaitu kitab
yang men-takhrij hadis-hadis yang sudah tercantum dalam kitab lain.

Metode penulisan selanjutnya ialah dengan mendasarkan pada nama


sahabat, bentuknya ialah kitab al-musnad dan atraf. Kitab yang disusun
dengan metode ini mencantumkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh
sahabat, dan dengan mengurutkan nama-nama dalam kitab tersebut. Contoh
yang paling terkenal dari kitab ini ialah Musnad Imam Ahmad bin Hanbal.
Selanjutnya ialah metode penulisan al-Mu’jam. Kitab al-Mu’jam merupakan
kitab indeks yang disusun berdasarkan nama-nama guru penulis atau daerah
asalnya seperti sebuah kamus. Penulis kitab al-Mu’jam yang populer ialah
Imam Tabrani yang berhasil menulis 3 kitab al-Mu’jam (Mu’jam al-Kabir,
Mu’jam al-Ausam, Mu’jam al-bagir).

Kemudian terdapat kitab yang mencantumkan matan-matan hadis


sesuai urutan alfabet. Bentuk umum dari kitab ini ialah al-Jami’. Kitab populer
yang disusun dengan metode yang demikian ialah Jami’us Sagir dan Jami’ al-
Kabir karya Imam as-Suyuthi. Kitab himpunan hadis-hadis ialah kitab yang
disusun berdasarkan topik-topik tertentu, yang kemudian babnya disusun
secara alfabetis. Penulis juga dapat mengurutkan hadis-hadis yang tercantum
di dalam kitab secara alfabetis. Salah satu contoh dari kitan yang disusun
dengan metode ini ialah Jami’ al-Ushul min Ahadits ar-Rasul. Klasifikasi
terakhir ialah kitab zawaid, atau kitab yang menghimpun hadis-hadis yang
belum diriwayatkan oleh kitab-kitab lainnya. Kitab jenis ini ditulis oleh al-
Haisami, yaitu Majma al-Zawaid wa Manba al-Fawaid.

Pada dasarnya masih terdapat bentuk klasifikasi-klasifikasi lain yang


tentu berbeda-beda antara satu ulama dengan ulama lainnya. Namun,
klasifikasi di atas merupakan klasifikasi yang paling umum terhadap jenis-
jenis metode penyusunan kitab hadis. Terlepas dari adanya perbedaan
kalsifikasi, satu hal yang pasti ialah bahwa klasifikasi yang demikian

2
merupakan produk dari perkembangan hadis dalam sejarah dan upaya untuk
memudahkan akses kepada hadis bagi setiap orang1.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kitab hadits Al-Jami’?
2. Apa yang dimaksud dengan kitab hadits Al-Musnad?
3. Apa yang dimaksud dengan kitab hadits Al-Mu’jam?
4. Apa yang dimaksud dengan Al-Sunan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kitab
hadits Al-Jami’
2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kitab
hadits Al-Musnad?
3. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan kitab
hadits Al-Mu’jam
4. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Al-
Sunan

1
Azzura Fathanul Umara, 2021. Ragan Kitab-kitab Hadis. Diakses dari https://www.asilha.com/
2021/01/19/ragam-kitab-kitab-hadis/

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kitab Hadits Al-Jami’

Kata al-Jami’ secara etimologi berarti menghimpun, mengumpulkan,


dan mencakup. Boleh jadi kata al-Jami’ milik kitab yang mencakup,
menghimpun atau mengumpulkan segala permasalahan. Secara terminologi
diartikan: “Al-Jami' adalah kitab hadis yang memuat seluruh bab-bab hadis
meliputi 8 masalah yaitu masalah akidah (aqa'id), hukum (Fikih), ringkasan
(riqaq), adab makan minum, tafsir, sejarah dan riwayat hidup, sifat-sifat
akhlak (syama'il), berbagai fitnah (fitan), dan kisah-kisah (manaqib).” Buku
hadis al-Jami’ adalah ragam pembukuan hadis yang paling lengkap, karena
mencakup segala permasalahan yang ada di atas, tidak hanya terfokus pada
satu masalah saja. Segala aspek agama dan segala aspek kehidupan manusia
dimuat dalam kitab tersebut. Kelebihan kitab ini sangat jelas, karena memiliki
daya tampung yang sangat luas terhadap berbagai topik. Hadis dapat dicari
berdasarkan tema yang melingkupinya. Misalnya jika ingin mencari hadis
tentang shalat, tinggal membuka bab shalat 2.

Kitab Al-Jami’ Ash-Shaghir min Ahadits al-Basyir an-Nadzir


merupakan salah satu kitab karya Al-Hafidz Al-Imam Jalaluddin Abdur
Rahman bin Abu Bakar al-Misri as-Suyuthi asy-Syafi'i al-Asy'ari; lahir 1445
(849H) - wafat 1505 (911H) yang menghimpun hampir semua hadits
Rasulullah SAW yang isi kitab tersebut berjumlah sekitar 10031 hadits. Kitab
Al-Jami Ash-Shaghir merupakan salah satu kitab yang memiliki beberapa
keistimewaan dan perbedaan dari kita-kitab hadits lainnya seperti To The
Point, Alfabetik, Al-Jami, Pengarang.

1. To The Point: Kitab ini menyajikan matan hadits langsung pada intinya,
bahkan sering kali matan hadits yang disajikan merupakan hasil dari

2
Redaksi Bacaanmadani, 2018. Kitab Hadis : Pengertian Kitab Al-Jami’ dan Contoh Kitab Al-Jami’.
Diakses dari https://www.bacaanmadani.com/2018/04/kitab-hadis-pengertian-kitab-al-jami.html

4
pemotongan matan hadits yang panjang, dengan demikian setiap pembaca
kitab ini bisa langsung membaca apa yang ingin dibacanya. Hal ini
menjadi penting karena sebagian pembaca terkadang tidak punya cukup
waktu, tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membaca sanad dan matan
hadits yang panjang.
2. Alfabetik: Dengan susunan yang alfabetik maka kitab ini memudahkan
orang-orang yang biasa mencari makna pada kamus -kamus bahasa. Para
pembaca bisa menemukan banyak hadits semudah dia menemukan kata-
kata dalam kamus bahasa. Selain itu, susunannya yang alfabetik membuat
kitab ini berbeda dengan kitab-kitab hadits yang sudah ada yang disusun
berdasarkan bab demi bab seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan
kitab sunan.
3. Al-Jami: Sesuai namanya, kitab ini mengumpulkan dan menyederhanakan
hadits – hadits Nabi yang jumlahnya ratusan ribu menjadi 10030 hadits
saja. Kitab ini juga meringkas hadits Nabi yang berada pada berpuluh-
puluh jilid menjadi satu jilid saja. Kitab ini juga berusaha menghimpun
hadits Nabi yang tersebar dalam puluhan ribu halaman menjadi satu jilid.
Khusus bagi para pelajar dan ilmuwan bisa menyederhanakan referensi,
dia tidak perlu menuliskan referensi tiga puluh kitab hadits dan belasan
perawi dan penyusun kitab hadits tetapi bisa menyederhanakannya hanya
dengan merujuk kitab ini saja 3.
B. Kitab Hadits Al-Musnad

Kehebatan Imam Ahmad bin Hanbal dalam ilmu hadis sudah tak perlu
diragukan. Ia adalah seorang ulama yang sangat ahli dalam ilmu yang satu ini.
Kitab Al-Musnad Al-Kabir--ensiklopedia hadis--yang sangat monumental, ini

3
Wikipedia, 2020. Al-Jami’ Ash-Shaghir. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jami%27_ash-
Shagir

5
memuat tak kurang dari 27 ribu hadis. Ini merupakan karya masterpiece sang
Imam dan penelitian hadis yang dinilai terbaik 4.

Musnad Ahmad (bahasa Arab: ‫ )احمد مسند‬atau ringkasnya dikenali


sebagai al-Musnad adalah salah satu kitab hadis Nabi yang terkenal dan
terluas, dan kedudukannya menempati posisi yang diutamakan di kalangan
Ahlus Sunnah sebagai induk rujukan di kalangan mereka. Selain itu, ia juga
dikenal sebagai musnad yang paling terkenal, dan para ahli ilmu hadis
meletakkan posisinya no 3 setelah Shahihain dan Sunan yang Empat. Nama
Musnad Ahmad didasarkan/dinasabkan dari nama Abu Abdullah Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal asy-Syaibani adz-Dzuhli (164-241 H/780-855 M).
Perhitungan ahli-ahli hadits menyebutkan ada lebih kurang 40 ribu hadits
dengan rincian sebanyak 10 ribunya diulang-ulang, ditulis berurutan sesuai
nama para Sahabat Nabi Muhammad yang meriwayatkan hadisnya, yang
dalam pengurutannya ia jadikan tiap periwayatan sahabat memiliki satu
tempat, dan jumlah sahabat yang diriwayatkan di sini terhitung sebanyak 904
orang. Kitab itu ia bagi dalam 18 bagian, dan bagian permulaannya ialah
musnad sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga, dan bagian terakhirnya
ialah musnad sahabat Nabi yang perempuan (shahabiyah). Dan di sana,
banyaklah hadis sahih yang tak didapati dalam Shahihain (yakni riwayat
Bukhari dan Muslim) 5.

Kata Musnad secara etimologi diartikan sandaran atau yang disandari.


Dalam periwayatan hadis harus disertai dengan sandaran (sanad), dari siapa
seorang rawi menerima sebuah hadis. Dalam sejarah penghimpunan dan
pengkodifiksian, didasarkan pada hafalan dan ingatan para ulama. Sandaran
ini sebagai pedoman dan pegangan dalam periwayatan, sehingga penetapan
sah atau tidaknya suatu hadis sangat bergantung pada sanad ini. Dalam
pembukuan hadis, musnad ini dijadikan nama teknik pembukuan yang secara

4
Agung Sasongko, 2019. Kitab Al-Musnad Al-Kabir Karya Fenomenal Imam Hambali. Diakses dari
https://www.republika.co.id/berita/px13n7313/kitab-almusnad-alkabir-karya-fenomenal-imam-
hambali
5
Wikipedia, 2021. Musnad Ahmad. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Musnad_Ahmad

6
terminologi studi hadis diartikan sebagai berikut: “Kitab Musnad adalah kitab
yang mentakhrij (mengeluarkan ) hadis -hadisnya berdasarkan nama-nama
sahabat dan penghimpunan beberapa hadis pada masing-masing sahabat
sebagian.”

Pembukuan hadis yang didasarkan pada nama para sahabat yang


meriwayatakannya adalah musnad. Sistematika penghimpunan Hadis
didasarkan pada nama para sahabat yang meriwayatkannya tanpa
memperhatikan topik atau topik hadis serta kualitasnya. Misalnya semua hadis
Nabi yang diperoleh seorang periwayat melalui `Aisyah pembelian pada bab
hadis-hadis Aisyah, hadis-hadis yang didapatkan seorang periwayat dari
seorang sahabat `Abdullah bin `Abbas lambang pada bab hadis-hadis
`Abdulah bin `Abbas, dan seterusnya tanpa melihat topiknya 6.

C. Kitab Hadits Al-Mu’jam

Mu‘jam adalah tipologi kodifikasi hadis yang didasarkan pada musnad


sahabat maupun nama para guru penulis yang disusun berdasarkan huruf
abjad. Dalam beberapa sampel di atas terlihat bahwa terkadang kitab Mu‘jam
juga menampilkan biografi para sahabat terlebih dahulu seperti al-Mu‘jam al-
Kabir, sebelum menampilkan riwayat dari para sahabat tersebut. Dalam
beberapa kitab Mu‘jam ternyata penulis menyebutkan terlebih dahulu nama
Muhammad, Ahmad, ataupun nama-nama para sahabat yang mempunyai
keutamaan, kemudian diikuti nama-nama yang lainnya berdasarkan huruf
abjad secara umum tanpa memperhatikan huruf yang kedua. Kitab Mu‘jam
dapat dikelompokkan menjadi dua, Mu‘jam al-Shuyukh (berdasarkan nama-
nama para guru) dan Mu‘jam al-Sahabah (berdasarkan nama-nama para
sahabat). Latar belakang penulisan kitab Mu‘jam yang berdasarkan urutan
nama para sahabat (Mu‘jam al-sahabah) adalah untuk menampilkan riwayat-

6
Redaski Bacaanmadani, 2018. Kitab Hadis : Pengertian Kitab al-Musnad dan Contoh Kitab
Musnad. Diakses dari https://www.bacaanmadani.com/2018/04/kitab-hadis-pengertian-kitab-al-
musnad.html

7
riwayat para sahabat sekaligus juga untuk mengenalkan biografi mereka
kepada para pembacanya.

Dalam kitab-kitab Mu‘jam secara umum terdapat berbagai kualitas


hadis, mulai dari sahih, hasan, da‘if bahkan mawdu‘ (palsu). Namun untuk
meneliti kitab Mu‘jam mana saja yang di dalamnya terkandung hadis sahih,
hasan, da‘if bahkan mawdu‘ (palsu) tentunya harus dilakukan penelitian yang
lebih spesifik terhadap masing-masing kitab Mu‘jam tersebut. Peranan atau
manfaat kitab ma‘ajim di antaranya adalah sebagai referensi induk hadishadis
Nabi Saw, ensiklopedi hadis yang sangat besar dan banyak memuat hadis-
hadis musnad (bersambung dan sampai pada Nabi Saw.), memuat banyak
hadis yang tidak terdapat dalam al-Kutub al-Sittah (Enam Kitab Induk Hadis)
dan merupakan salah satu referensi utama dalam mengetahui biografi para
sahabat, nasab dan keutamaan mereka 7.

Teks naskah Mu’jam al-Wajiz Min Ahadith al-Rasul al-‘aziz


sebagaimana telah ditampilkan di atas merupakan upaya untuk menghadirkan
kepada pembaca agar dapat dengan mudah memahaminya. Dalam hal ini
peneliti menampilkan setiap huruf hijaiyyah lima hadis yang dimulai dengan
huruf tersebut, dan diharapkan dapat disempurnakan pada kesempatan lain.
Inti pokok naskah ini adalah kumpulan hadis Nabi yang tersusun menurut
huruf hijaiyyah, adapun isi matan hadis tersebut beragam macam, ada yang
berkaitan dengan akidah, syariah atau hukum, akhlak dan fada’il a‘mal.
Penyusunan hadis-hadis dalam bentuk ini akan memudahkan bagi para pencari
hadis, karena seseorang dapat langsung menuju hadis yang diinginkan dengan
mengetahui kata awal dari sebuah hadis. Adanya teks naskah Mu’jam al-
Wajiz Min Ahadith al-Rasul al-‘aziz ini sebagai kumpulan hadis, memberi
gambaran bahwa para ulama kita pada masa dulu tidak hanya terpaku dengan
kitab-kitab fikih semata, meskipun keberagamaan umat Muslim di nusantara
ini lebih kepada fikih oriented, bukan berarti kajian-kajian lain tidak menjadi

7
Muhammad Kudhori, 2016. Tipologi Kitab Al-Ma’ajim Dalam Kodifikasi Hadis. Riwayah: Jurnal
Studi Hadis. Vol. 2, No. 2, hal. 300

8
perhatian. Hal ini juga membuktikan bahwa dalam melihat dali-dalil dalam
agama tidak sekedar merujuk kepada pendapat para ulama, tetapi lebih dari itu
sebagai sumber yang orisinil, hadis-hadis Nabi menjadi panutan dalam amalan
agama8.

D. Kitab Hadits Al-Sunan

Kitab As-Sunan as-Sughra (bahasa Arab: ‫)الصغرى السنن‬, juga dikenal


sebagai Sunan An-Nasa'i (‫ )النسائي سنن‬atau Al-Mujtaba (‫ )المجتبى‬adalah kitab
hadis Ahlussunnah wal Jamaah yang dikumpulkan oleh Imam Nasa'i. ibadah
haji. Kitab Sunan An-Nasa'i merupakan salah satu dari enam kitab hadis
utama yang dianggap berada di urutan ketiga yang paling shahih setelah kitab
Shahihain Bukhari-Muslim. Kitab ini disebut juga Al-Sunan Al-Sughra
(Sunan yang Kecil) karena merupakan ringkasan yang memuat sekitar 5270
yang diseleksi dari karya-karya tidur yaitu Al-Sunan Al-Kubra9.

Kitab sunan, adalah kiab hadis yang disusun berdasarkan bab fikih,
mulai masalah thaharah, shalat, zakat, dst. dan hanya berisi hadis marfu’
(sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan hanya ada beberapa atsar
sahabat. Dari definisi beberapa kitab hadis di atas, kita bisa menyimpulkan
bahwa satu kitab kumpulan hadis tergolong kitab sunan, jika terpenuhi 3
syarat :

1. Hanya berisi hadis marfu’ (hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), dan
sangat sedikit selain sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Hadis-hadis tersebut terkait bab hukum fikih
3. Susunannya mengikuti sistematika buku fikih 10.

8
Salman Abdul Muthalib, 2012. Metode Penyusunan Kitab Mu‘Jam Al-Wajiz Min Ahadith Al-Rasul
Al-‘Aziz. Substantia : Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Vol. 14, No. 2, hal. 171
9
Wikipedia, 2020. Sunan an-Nasa'i. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_an-
Nasa%27i
10
Ammi Nur Baits, 2014. Mengenal Kitab Sunan. Diakses dari https://konsultasisyariah.com
/22645-mengenal-kitab-sunan.html

9
Di antara beragam kitab-kitab hadis yang otoritatif, tersebutlah Sunan
Tirmidzi. Kitab itu merupakan karya Imam Tirmidzi, seorang ulama hadis
yang lahir di Transoksania pada 822 M. Dalam risalahnya, Ibn Hajar
menjelaskan klasifikasi guru-guru Imam Tirmidzi. Malahan, dalam
pandangannya, mereka semua terbilang unik. Sunan al-Tirmidzi menjadi ilmu
yang monumental dalam membicarakan disiplin ilmu hadis. Kitab itu terbagi
dalam 50 bab. Selain itu, di dalamnya termaktub 3.956 buah teks hadis. Isinya
meliputi delapan pokok bahasan hukum. Di antara ciri-ciri Sunan al-Tirmidzi
yakni, adanya penjelasan tentang isnad hadis serta komentar-komentar dari
para imam mazhab. Kriteria lain yang juga belum dimiliki oleh pengumpul
hadis sebelum Imam Tirmidzi adalah peraturan baru tentang kualitas hadis.
Menurut Ibn Taimiyyah, Imam Tirmidzi adalah tokoh pertama yang secara
resmi menggunakan istilah hasan (baik). Di samping itu ia juga banyak
menitikberatkan penialian periwayat hadis melalui kaidah al-Jarh wa Ta'dil
(cacat dan benar). Ketelitiaan dan kecermatan Imam Tirmidzi terlihat jelas
dalam penerapan sistematika isnad dalam al-Sunan11.

11
Hasanul Risqa, 2020. Mengenal Kitab Hadis Sunan Imam Tirmidzi. Diakses dari
https://republika.co.id/berita/q8xutb458/mengenal-kitab-hadis-sunan-imam-tirmidzi

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka


dapat kita tarik kesimpulan diantaranya :

1. Kata al-Jami’ secara etimologi berarti menghimpun, mengumpulkan, dan


mencakup. Boleh jadi kata al-Jami’ milik kitab yang mencakup,
menghimpun atau mengumpulkan segala permasalahan. Secara
terminologi diartikan: “Al-Jami' adalah kitab hadis yang memuat seluruh
bab-bab hadis meliputi 8 masalah yaitu masalah akidah (aqa'id), hukum
(Fikih), ringkasan (riqaq), adab makan minum, tafsir, sejarah dan riwayat
hidup, sifat-sifat akhlak (syama'il), berbagai fitnah (fitan), dan kisah-kisah
(manaqib).”
2. Musnad Ahmad (bahasa Arab: ‫ )احمد مسند‬atau ringkasnya dikenali sebagai
al-Musnad adalah salah satu kitab hadis Nabi yang terkenal dan terluas,
dan kedudukannya menempati posisi yang diutamakan di kalangan Ahlus
Sunnah sebagai induk rujukan di kalangan mereka. Selain itu, ia juga
dikenal sebagai musnad yang paling terkenal, dan para ahli ilmu hadis
meletakkan posisinya no 3 setelah Shahihain dan Sunan yang Empat.
3. Kitab Mu‘jam dapat dikelompokkan menjadi dua, Mu‘jam al-Shuyukh
(berdasarkan nama-nama para guru) dan Mu‘jam al-Sahabah (berdasarkan
nama-nama para sahabat). Latar belakang penulisan kitab Mu‘jam yang
berdasarkan urutan nama para sahabat (Mu‘jam al-sahabah) adalah untuk
menampilkan riwayat-riwayat para sahabat sekaligus juga untuk
mengenalkan biografi mereka kepada para pembacanya.
4. Kitab As-Sunan as-Sughra (bahasa Arab: ‫)الصغرى السنن‬, juga dikenal
sebagai Sunan An-Nasa'i (‫ )النسائي سنن‬atau Al-Mujtaba (‫ )المجتبى‬adalah kitab
hadis Ahlussunnah wal Jamaah yang dikumpulkan oleh Imam Nasa'i.
ibadah haji. Kitab Sunan An-Nasa'i merupakan salah satu dari enam kitab

11
hadis utama yang dianggap berada di urutan ketiga yang paling shahih
setelah kitab Shahihain Bukhari-Muslim. Kitab ini disebut juga Al-Sunan
Al-Sughra (Sunan yang Kecil) karena merupakan ringkasan yang memuat
sekitar 5270 yang diseleksi dari karya-karya tidur yaitu Al-Sunan Al-
Kubra
B. Saran

Setelah selesai dipaparkan makalah ini, diharapkan para mahasiswa


memahami macam hadits dan hal-hal yang bersangkutan dengannya, sehingga
bisa memahami dan memahami ilmu hadits yang sebenarnya, dan kami
sebagai pemakalahpun tidak bosan-bosannya untuk menerima kritik dan saran
dari dosen.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung Sasongko, 2019. Kitab Al-Musnad Al-Kabir Karya Fenomenal Imam


Hambali. Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/px13n7313
/kitab-almusnad-alkabir-karya-fenomenal-imam-hambali
Ammi Nur Baits, 2014. Mengenal Kitab Sunan. Diakses dari
https://konsultasisyariah.com/22645-mengenal-kitab-sunan.html
Azzura Fathanul Umara, 2021. Ragan Kitab-kitab Hadis. Diakses dari
https://www.asilha.com/2021/01/19/ragam-kitab-kitab-hadis/
Hasanul Risqa, 2020. Mengenal Kitab Hadis Sunan Imam Tirmidzi. Diakses dari
https://republika.co.id/berita/q8xutb458/mengenal-kitab-hadis-sunan-
imam-tirmidzi
Muhammad Kudhori, 2016. Tipologi Kitab Al-Ma’ajim Dalam Kodifikasi Hadis.
Riwayah: Jurnal Studi Hadis. Vol. 2, No. 2
Redaksi Bacaanmadani, 2018. Kitab Hadis : Pengertian Kitab Al-Jami’ dan
Contoh Kitab Al-Jami’. Diakses dari https://www.bacaanmadani.com
/2018/04/kitab-hadis-pengertian-kitab-al-jami.html
Redaski Bacaanmadani, 2018. Kitab Hadis : Pengertian Kitab al-Musnad dan
Contoh Kitab Musnad. Diakses dari https://www.bacaanmadani.com/2018
/04/kitab-hadis-pengertian-kitab-al-musnad.html
Salman Abdul Muthalib, 2012. Metode Penyusunan Kitab Mu‘Jam Al-Wajiz Min
Ahadith Al-Rasul Al-‘Aziz. Substantia : Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. Vol.
14, No. 2
Wikipedia, 2020. Al-Jami’ Ash-Shaghir. Diakses dari https://id.wikipedia.org
/wiki/Jami%27_ash-Shagir
Wikipedia, 2020. Sunan an-Nasa'i. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki
/Sunan_an-Nasa%27i
Wikipedia, 2021. Musnad Ahmad. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki
/Musnad_Ahmad

13

Anda mungkin juga menyukai