Anda di halaman 1dari 13

ULUMUL HADIST

"Hadist Dari Sisi Kualitasnya"


Dosen Pengampu: Miftahul Khair, ME
Disusun oleh:
1. Anggita Oktaviyani
2. Hirzi Rizal
3. Regina Widi Astrian
HADIST DARI SISI
 Maqbul
KUALITASNYA
Yang dimaksud dengan maqbūl menurut bahasa yaitu “‫ ”مـأـخوذ‬atau
“‫ ”مصـدق‬artinya yang di ambil atau yang dibenarkan, maksudnya yang
diterimanya.
 Mardud
Mardūd menurut bahasa adalah yang ditolak, yang tidak diterima.

Jadi, Hadits maqbūl adalah Hadits yang dapat diterima atau pada
dasarnya dapat dijadikan hujjah, yakni dapat dijadikan pedoman dan
panduan pengamalan Syari’at. Sedangkan Hadits mardūd adalah
Hadits yang ditolak atau tidak dapat dijadikan hujjah.
01 HADIST SHAHIH

menurut bahasa dari kata shahha, yashihhu, suhhan wa shihhatan


wa shahahan, yang menurut bahasa berarti yang sehat, yang
selamat, yang benar, yang sah dan yang benar.
Para ulama‟ biasa menyebut kata shahih itu sebagai lawan kata dari
kata saqim (sakit). Maka hadits shahih adalah hadits yang sehat dan
benar tidak terdapat penyakit dan cacat. Hadits yang bersambung
sanadnya melalui periwayatan seorang perawi yang adil, Dhabith,
dari periwayatan semisalnya hingga ke akhirnya, dengan tanpa
adanya “syadz” (kejanggalan) dan juga tanpa “illat”
(cacat/penyakit).
Syarat syarat Hadist Shahih
artinya setiap rawi bersambung
secara langsung dengan rawi
Sanadnya bersambung
sesudahnya dari rawi pertama
hingga rawi terakhir
Perawi tersebut adalah seorang muslim,
baligh, berakal, yang bertakwa dan
Rawi bersifat menjaga kehormatan dirinya, serta dapat
adil menjauhi perbuatan buruk dan dosa besar
seperti syirik, fasik, dan bid’ah.
Dhabit adalah orang yang kuat
Rawi bersifat hafalannya tentang apa yang telah
dhabith didengarnya dan mampu menyampaikan
hafalannya kapan saja ia
menghendakinya.
Syarat Syarat Hadist Shahih

Tidak ada syadz Tidak ada ‘illah


(kejanggalan) (Cacat)
Artinya, hadits tersebut tidak Artinya, dalam hadits
bertentangan dengan rawi lain tersebut tidak ditemukan
yang lebih kuat darinya. cacat yang merusak
kesahihan hadits.
Para Ulama Membagi Hadits Shahih Menjadi 2 Macam
Yaitu :
2. Shahih Li Grairihi ( shahih
1. Shahih Li-Dzatih (Shahih karena yang lain )
dengan sendirinya) yaitu Hadist yang keshahihannya dibantu
yaitu hadits yang memenuhi adanya keterangan lain. Hadist pada
syarat-syarat atau sifat-sifat kategori ini pada mulanya memiliki
hadits maqbul secara kelemahan pada aspek
sempurna. kedhabitannya.Sehingga dianggap tidak
memenuhi syarat untuk dikategorikan
sebagai Hadist shahih.
 Hukum memakai hadits sahih adalah wajib, sebagaimana disepakati oleh ahli
hadits dan para fuqaha. Sebab, hadits sahih merupakan salah satu sumber
hukum syariat, sehingga tidak ada alasan untuk mengingkarinya.
02 HADIST HASAN
Dari segi bahasa hasan dari kata Dengan kata lain hadits Hasan
al-husnu ‫ن‬( ‫ ) اــلحس‬bermakna al- adalah :
jamal‫جماـل‬
( ‫ )اــل‬yang berarti ‫لع ْد ِل ال ّ ِذي ق ّ ََل َضبْ ُط ُه‬ َ ْ ‫ُه َو َما اتّ ََص َل َسن َ ُد ُه ِبنَقْ ِل ا‬
“keindahan”. Menurut istilah ‫لعل َّ ِه‬ ُّ ‫خال ّ َ ِم َن‬
ِ ْ ‫الش ُذ ْو ِذ َوا‬ َ ‫َو‬
para ulama memberikan defenisi “Hadits Hasan adalah hadits
hadits hasan secara yang bersambung sanadnya,
beragam.Namun, yang lebih kuat diriwayatkan oleh orang adil,
sebagaimana yang dikemukan kurang sedikit kedhabitannya,
oleh Ibnu hajar Al-Asqolani tidak ada keganjilan (syaz) dan
dalam An-Nukbah, yaitu : tidak ‘illat.”

 Kriteria hadits hasan hampir sama dengan hadits shahih. Perbedaannya


hanya terletak pada sisi kedhabitannya. Hadits shahih ke dhabitannya
seluruh perawinya harus zamm (sempurna), sedangkan dalam hadits
hasan, kurang sedikit kedhabitannya jika disbanding dengan hadits
shahih
Syarat Syarat Hadits Hasan
 Perawinya (Sanad) bersambung.
 Diriwayatkan oleh rawi yang adil
 Diriwayatkan oleh rawi yang dhabith, tetapi tingkat
kehafalannya masih dibawah hadits Shahih.
 Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang
tingkat dipercayanya lebih tinggi
 Tidak terdapat cacat.
Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada
kedhabithannya. Jika hadits Shahih tingkat dhabithnya
harus tinggi, maka hadits hasan tingkat kedhabithannya
berada dibawahnya.
Macam Macam Hadist Hasan
1. Hadist Hasan Li-Dzatih 2. Hadist Hasan Li-Ghairihi
Yang dimaksud hadist hasan Li- ialah Hadist Hasan yang bukan
Dzatih adalah hadist hasan dengan dengan sendirinya, artinya Hadist
sendirinya, yakni hadist yang telah yang menduduki kualitas Hasan,
memenuhi persyaratan hadist hasan karena dibantu oleh keterangan
yang lima. Hadist lain yang sanadnya Hasan.
Menurut Ibn Ash-Shalah, pada hadist Jadi Hadist yang pertama itu
hasan Li-Dzatih para perawinya terangkat derajatnya oleh Hadist
terkenal kebaikannya, akan tetapi yang kedua, dan yang pertama itu
daya ingatannya atau daya kekuatan disebut Hadist Hasan.
hafalan belum sampai kepada derajat
hafalan para perawi yang shahih
03 HADIST DHAIF
Hadits Dhaif bagian dari hadits mardud. Dari segi bahasa dhaif ‫ضعيف‬ ( ‫)اــل‬
berarti lemah lawan dari Al-Qawi ‫ي‬
( ‫ )اــلقـو‬yang berarti kuat. Kelemahan
hadits dhaif ini karena sanad dan matannya tidak memenuhi kriteria
hadits kuat yang diterima sebagian hujjah.

Sebab sebab Ke-dhaifan Hadist


1.Dha’if karena faktor sanad yang
tidak bersambung
 Hadits Mu’dhal : adalah hadits yang
sanadnya terputus pada 2 rawi
secara berturut-turut.
 Hadits Munqathi’ : adalah  Hadits Mudallas : adalah hadis
hadits yang sanadnya yang diriwayatkan oleh rawi
terputus pada 1 rawi, asalkan dengan cara menyembunyikan
hadits tersebut tidak seorang rawi yang lemah pada
menyerupai hadits Muallaq, sanad agar terliha baik pada
hadis Mu’dhal atau hadis sanad yang diriwatkan oleh rawi
Mursal tersebut.

 Hadits Muallaq : adalah  Hadits Mursal : adalah hadits yang


hadits yang dibuang sanadnya terputur pada sanad para
sanadnya pada awal sanad sahabat nabi, artinya rawi tersebut
satu rawi atau lebih secara atau tabiin meriwayatkan hadis
berturut-turut langsung dari Rasulullah Saw.
tanpa mengambil hadits tersebut
dari para sabahat nabi.
2 . Faktor selain ketidak bersambungan sanad.
 Hadits Maudhu’ : adalah
 Hadits Maqlub : adalah hadits
hadits yang dibuat-buat dan
yang mana seorang rawi tersebut
dipalsukan atas nama
merubah sesuatu dengan sesuatu
Rasulullah Saw. atau
yang lain, baik dalam matan hadits
sahabat, atau Tabiin dengan
ataupun sanad hadits.
tidak mempunyai dasar
sama sekali.  Hadits Munkar
 Hadits Mudraf : adalah hadits
yang mana seorang rawi Ialah hadits yang hanya
tersebut menyisipkan atau diriwayatkan oleh seorang perawi
menambahkan kalimatnya yang lemah yang bertentangan
sendiri dalam hadits, atau dengan hadits yang diriwayatkan
merubah susunan sanad. oleh perawi yang terpercaya/jujur”
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

감사 합니다

Anda mungkin juga menyukai