Anda di halaman 1dari 10

HADIST DHAIF DILIHAT DARI SEGI SANAD

1
Ahmad Subayana Hasibuan, 2Jainal Siregar, 3Chairun Nisa, 4Dinda Aulia

Fakultas Ushuluddin

Program Study Ilmu Al-Qu’an Dan Tafsir

Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau

1
12230211772@students.uin-suska.ac.id, 211930210884@students.uin-suska.ac.id
3
12230222519@students.uin-suska.ac.id, 412230225617@students.uin-suska.ac.id

Abstrak
Hadis adalah sumber ajaran agama Islam yang dipakai setelah Al-Qur'an. Hadis sendiri
bersumber dari perilaku, perkataan, perbuatan, dan segala sesuatuyang berasal dari Rasulullah
Saw. Kaitan antara hadis dengan Al-Qur'an sangatlah erat. Seperti yang kita ketahui, hal-hal
pokok di dalam AlQur'an dijelaskan lagi dengan lebih rinci oleh hadis. Adapun hal-hal yang
tidak tercantum dalam Al-Qur'an, seperti tata cara shalat, pelaksanaan ibadah haji dan
sebagainya, dijelaskan oleh hadis. Sehingga sangat penting bagi kita, sebagai umat Islam yang
beriman, untuk mempelajari serta mengamalkan hadis dalam kehidupan seharihari agar kita
dapat melaksanakan agama kita dengan baik dan benar.Kata Dhaif menurut bahasa yang berarti
lemah, sebagai lawan dari Qawiy yang kuat. Sebagai lawan dari kata shahih, kata Dhaif secara
bahasa berarti Hadist yang lemah, yang sakit atau yang tidak kuat tegori Dhaif atau lemah dari
sudut persambungan sanadnya ialah: Hadits Mursal, Hadits Mungqathi', hadits Mu'dhal, dan
Hadits Mudallas.
Kata kunci: Hadist, sanad, Dho’if
Abstract
Hadith is the source of Islamic religious teachings which are used after the Qur'an. Hadith itself
comes from the behavior, words, deeds, and everything that comes from the Prophet
Muhammad. The relationship between the hadith and the Qur'an is very close. As we know, the
main things in the Qur'an are explained again in more detail by the hadith. As for things that are
not listed in the Qur'an, such as procedures for prayer, the implementation of the pilgrimage and
so on, explained by the hadith. So it is very important for us, as believing Muslims, to study and
practice the hadiths in our daily lives so that we can carry out our religion properly and correctly.
The word Dhaif according to language means weak, as opposed to strong Qawiy. As opposed to
the word shahih, the word Dhaif literally means weak Hadith, who is sick or who is not strong in
the Dhaif category or weak from the point of view of the continuation of the chain, namely:
Mursal Hadith, Mungqathi Hadith, Mu'dhal Hadith, and Mudallas Hadith.
Keywords: Hadith, Dho’if /weak, Sanad

PENDAHULUAN
Hadis adalah sumber ajaran agama Islam kita keliru atau kita malah menggunakan
yang dipakai setelah Al-Qur’an. Hadis hadis yang tidak benar, kemungkinan bisa
sendiri bersumber dari perilaku, perkataan, menjadi kesulitan bagi diri kita untuk
perbuatan, dan segala sesuatuyang berasal melakukan syari’at dan menjalankan agama
dari Rasulullah Saw. Kaitan antara hadis kita dengan baik. Diketahui bahwa macam-
dengan Al-Qur’an sangatlah erat. Seperti macam hadist, yaitu Shahih, Hasan, Dho’if,
yang kita ketahui, hal-hal pokok di dalam pada makalah ini akan membahas tentang
Al-Qur’an dijelaskan lagi dengan lebih rinci hadist dho’if, dan yang akan dibahas
oleh hadis. Adapun hal-hal yang tidak sekarang adalah bagian hadist dhaif dari segi
tercantum dalam Al-Qur’an, seperti tata cara sanad.
shalat, pelaksanaan ibadah haji dan
A.PENGERTIAN
sebagainya, dijelaskan oleh hadis. Sehingga
sangat penting bagi kita, sebagai umat Islam Kata Dhaif menurut bahasa yang

yang beriman, untuk mempelajari serta berarti lemah, sebagai lawan dari Qawiy

mengamalkan hadis dalam kehidupan yang kuat. Sebagai lawan dari kata shahih,

seharihari agar kita dapat melaksanakan kata Dhaif secara bahasa berarti Hadist yang

agama kita dengan baik dan benar. lemah, yang sakit atau yang tidak kuat.

Agar kita dapat menggunakan suatu Secara Terminilogis, para ulama

hadis sebagai sumber ajaran kita, kita mendefinisikan secara berbeda-beda. Akan

terlebih dahulu harus mengetahui tetapi pada dasarnya mengandung maksud

bahwasanya hadis ini sendiri dalam yang sama, Pendapat AnNawawi : “Hadist

perkembangannya terbagi-bagi ke dalam yang didalamnya tidak terdapat syarat-syarat

berbagai jenis. Karena beragamnya jenis Hadist Shahih dan syarat-syarat Hadist

hadis inilah, kita harus mempelajari jenis- Hasan.

jenisnya sehingga kita tidak keliru dalam Yang dinamakan hadist dhaif, yaitu
menggunakan atau mengamalkan isi hadis hadist yang tidak bersambung sanadnya atau
baik untuk diri kita sendiri,maupun untuk
kita bagikan kepada orang lain. Karena, jika
dalam sanadnya itu ada orang yang besarnya dugaan untuk menetapkan hadis
bercacat.1 Yang dimaksud orang yang tersebut bukan berasal dari Rasulullah SAW.
bercacat disini adalah rawi yang bukan Kehati-hatian para ahli hadis dalam
Islam, belum baligh, berubah akalnya, buruk menerima hadis sehingga mereka
hafalannya, dituduh dusta, biasa lalai, fasik menjadikan tidak adanya petunjuk keaslian
(keluar dari batas agama), tetapi tidak hdis itu sebagai alasan yang cukup untuk
sampai kepada batas kufur. Disamping itu, menolak hadis dan menghukuminya sebagai
hadits dhaif juga bisa disebut sebagai hadits hadis dhoif. Padahal tidak adanya petunjuk
yang kehilangan salah satu syaratnya atas keaslian hadis itu bukan suatu bukti
sebagai hadits maqbul (yang dapat diterima). yang pasti adanya kesalahan dan kedustaan
Adapun syarat-syarat hadits maqbul ialah dalam periwayatan hadis, seperti kedhaifan
rawinya adil, rawinya dhabit meskipun tidak hadis yang disebabkan rendahnya daya
sempurna, sanadnya bersambung, tidak hapal rawinya atau kesalahan yang
dapat suatu kerancuan, tidak terdapat ‘illat dilakukan dalam meriwayatkan sesuatu
yang merusak, dan pada saat dibutuhkan hadis, padahal sebetulnya ia jujur dan dapat
hadits yang bersangkutan menguntungkan dipercaya. Hal ini tidak memastikan bahwa
(tidak mencelakakan). rawi itu salah satu pula dalam meriwayatkan
hadits yang dimaksud, bahkan mungkin
A.1. Kriteria-Kriteria Hadist Dha’if
sekali hadis benar. Akan tetapi, karena
Pada definisi hadist dha’if diatas telah adanya kekhawatiran yang cukup kuat
terlihat bahwa hadist dha’if tidak memenuhi terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan
alah satu dri kriteria hadist shahih atau dalam periwayatan hadis yang dimaksud,
hadist hasan. Adapun kriteria-kriteria dari maka mereka menetapkan untuk
hadist dha’if yaitu: (1) sanadnya terputus, menolaknya. Demikian pula kedhoifan suatu
(2) periwatnya tidak adil, (3) periwatnya hadis karena tidak bersambungnya sanad.
tidak dhabith, (4) mengandung syadz, dan Hadis yang demikian dihukumi dhoif karena
(5) mengandung illat. Pada hadis dhoif identitas rawi yang tidak tercantum itu tidak
terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih diketahui sehingga boleh jadi ia adalah rawi
1
yang dhoif. Seandainya ia adalah rawi yang
Mahmud Aziz dan Mahmud Junus, Ilmu
Musthalah Hadist, Jakarta : P.T Djadjamurni, 1958, dhoif, maka boleh jadi ia melakukan
hlm. 30
kesalahan dalam meriwayatkannya. Oleh
karena itu, para muhaddisin menjadikan Maksud dari sanad terputus adalah
kemungkinan yang timbul dari suatu apabila dalam periwayatan terdapat perawi
kemungkinan itu sebagai suatu yang gugur dari rentetan sanad. Gugurnya
pertimbangan dan menganggapnya sebagai perawi dalam sanad dapat berbeda-beda
suatu penghalang dapat diterimanya suatu tempatnya. Ada yang gugur dari awal, di
Hadis. Hal ini merupakan puncak kehati- tengah dan di akhir. Bisa juga gugurnya
hatian yang sistematis , kritis dan ilmiah. dibeberapa tempat secara berurutan atau
tidak berurutan. Hadits dhoif berdasarkan
A.2. Hadist Dhaif dari Segi
terputusnya sanad terbagi menjadi tujuh
Persambungan Sanad
bagian yaitu:2
Hadits-hadits yang termasuk dalam
1) Hadits Mauquf
kategori Dhaif atau lemah dari sudut
persambungan sanadnya ialah: Hadits Hadis mauquf adalah adalah hadis
Mursal, Hadits Mungqathi’, hadits Mu’dhal, yang disandarkan kepada sahabat,
dan Hadits Mudallas. 1. Hadits Mursal baik berupa perkataan, perbuatan,
Hadits Mursal ialah hadits yang gugur atau taqrir.3
sanadnya setelah tabi’in. Yang dimaksud
Contoh hadits mauquf : َ‫ء لَهُ َم ْن َل َحيَا‬
gugur disini ialah nama sanad terakhir,
‫ي ِْزي ُد ْب ُن َحا‬
َ ‫ َل اِ ْي ِرثَةَ قَا َل‬: ‫َما َن ِل‬
yakni nama sahabat yang tidak disebutkan,
padahal sahabat adalah yang pertama Yazid bin Haris berkata: “Tidaklah

menerima Hadits dari Rasulullah SAW. 2. beriman seseorang yang tidak

Hadits Mungqathi Ialah Hadits yang gugur mempunyai malu”4

pada sanadnya. Seorang perawi atau pada


sanad tersebut disebutkan seorang yang
2
tidak dikenal namanya. 3. Hadits Mu’dhal Umi Sumbulah, Buku Ajar Ulumul Hadits I, UIN
Malang, hal. 45-46
Hadits yang gugur dua sanadnya atau lebih,
secara berturut-turut, baik (gugurnya itu) 3
Agus Suyadi, Ulumul Hadits, Bandung : PT
antara sahabat dengan tabi;in, atau antara Shantika, 2008, hlm.155

tabi‟in dengan tabi‟in.


4
Mahmud Aziz dan Mahmud Junus, Ilmu
A.3. Hadist Dhaif Berdasarkan Musthalah Hadist, Jakarta : P.T Djadjamurni, 1958,
hlm. 34
Terputusnya Sanad
Disamping itu, sahabat yang Disini Bukhari tidak menyebutkan
menafsirkan sabda Nabi atau firman rawi sebelum Aisyah. Antara
Allah, termasuklah kepada mauquf. Buchari dengan Aisyah ada beberapa
orang yang tidak disebutkan
2) Hadits Maqthu’
namanya, sebab itu hadits tersebut
Hadis maqthu’ adalah hadis yang dinamakan Hadits Mu’allaq
disandarkan kepada tabiin atau orang
yang sebawahnya, baik perkataan
atau perbuatan.

Contoh hadits Maqtu’ : َ‫ح ْ ِم ال َما ِل ْن‬ 4) Hadits Mu’dhal


‫تَ ِج َم ِم ا ل ْ َض ْر ُب ا ِ ج قاله اَلعمش‬
Adapun menurut istilah muhaditsin,
“Haji yang sempurna ialah dengan hadis mu’dhal adalah hadis yang
mengendarai unta.” Ini adalah putus sanadnya dua orang atau lebih
perkataan dari salah seorang tabi’in secara berurutan.5
bernama A’masy.
Contoh dari hadits Mu’dhal adalah
3) Hadits Muallaq hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Hakim dalam kitab “Ma’rifat Ulumil
Mu’allaq menurut bahasa adalah
Hadits” dengan sanadnya yang
terikat atau tergantung. Sedangkan
terhubung kepada al-Qo’nabi dari
menurut istilah, hadis mu’allaq
Malik bahwa telah sampai
adalah hadis yang seorang rawinya
kepadanya bahwa Abu Hurairah
atau lebih gugur dari awal sanad
radiyallahu ‘anhu berkata :
secara berurutan. Contoh hadits
Rasulullah Sallallahu ‘Alahi
muallaq : ْ َ‫حواِل ِه ِ ُّى يَ ْذ ُ ُكر هلالَ على ُك ِل ا‬
Wasallam bersabda
‫ي‬ww‫ قا َل ْت َعائشة رض‬: ‫ َكا َن النَّب بُ َخارى‬: ‫َها‬
‫هلال َ ْعن ْ قَا َل ال‬ ُ ‫و ِك ْ َسوتُهُ بال ُو ِك َط َعا ُمهُ َ ْممل ْ َِل َما‬
: َ‫ي ِطي‬
‫ي َكل‬
ُ ‫ُق ِلل َع َم ِل إ ْ ُف ِم َن ال َّ معروف َ َول‬
Bukhari berkata : Aisyah telah
berkata : adalah Nabi selalu “Hamba sahaya berhak mendapatkan
mengingat Allah pada segala makanan dan pakaiannya secara
keadaanya”. (Riwayat Buchari) ma’ruf (yang sesuai) dan tidak boleh
5
Ibid. hlm. 152
dibebani pekerjaan, kecuali yang Rasulullah saw berkata demikian,
disanggupinya saja”. Al-Hakim den sebagainya, sementara Tabi’i
berkata, “Hadis ini mu’dhal dari tersebut jelas tidak bertemu dengan
Malik dalam kitab AlMuwatha.” Rasulullah Dalam hal ini Tabi’i
Hadis ini yang kita dapatkan tersebut menghilangkan sahabat
bersambung sanadnya pada kita, sebagai generasi perantara antara
selain Al-Muwatha’, diriwayatkan Rasulullah SAW dengan tabi’i.
dari Malik bin Anas dari Muhammad
Oleh karena itu, ditinjau dari segi
bin ‘Ajlan, dari bapaknya, dari Abu
siapa yang menggugurkan dan segi
Hurairah. Letak ke-mu’dhalan-nya
sifat-sifat pengguguran hadis, hadis
karena gugurnya dua perawi dari
ini terbagi pada mursal jali, mursal
sanadnya, yaitu Muhammad bin
shahabi, dan mursal khafi.
‘Ajlan dan bapaknya. Kedua rawi
tersebut gugur secara berurutan.6 a) Mursal Jali, yaitu bila
pengguguran yang telah dilakukan
5) Hadits Mursal
oleh rawi (tabiin) sangat jelas untuk
Secara etimologi mursal berarti diketahui, bahwa orang yang
‘yang dilepaskan’. Menurut istilah, menggugurkan itu tidak hidup
hadis mursal adalah hadits yang sezaman/semasa dengan orang yang
dimarfu’kan (diangkat) oleh seorang digugurkan yang mempunyai berita.
tabi’i kepada Rasulullah saw, baik
b) Mursal Shahabi, yaitu
berupa sabda, perbuatan dan taqrir,
pemberitaan sahabat yang
baik itu Tabi’i kecil ataupun besar.
disandarkan kepada Nabi
Hadits Mursal adalah hadits yang
Muhammad SAW, tetapi ia tidak
gugur dari akhir sanadnya, seorang
mendengar atau menyaksikan sendiri
perawi sesudah tabi’i. Maksud dari
apa yang ia beritakan, karena pada
defenisi diatas dapat dipahami bahwa
saat itu sahabat tersebut masih kecil
seorang tabi’i mengatakan
atau terakhir masuknya ke dalam
6
Al-Qaththan. hlm. 137.
agama Islam.

c) Mursal Khafi, yaitu hadis yang


diriwayatkan oleh tabiin yang hidup
sezaman dengan shahabi tetapi ia mudallas, dan perbuatannya disebut
tidak pernah mendengar sebuah dengan tadlis.8 Macam-macam tadlis
hadispun darinya. Contoh hadits sebagai berikut :
mursal
a) Tadlis Isnad, yaitu bila seorang
: ُ‫ ٌد ْب ُن ال ِ ِع‬w‫ال َس ِعي‬ww‫م َسي ِب و هو ِمن ْ ق‬ rawi yang meriwayatkan suatu
َ ‫ود ال ْ َو‬ww‫افِ ْقي َن ُش ُه‬wwَ‫َشا ِء و ال ُّصْ بح ْ ُمن‬
‫ب ْي‬ hadis dari orang yang pernah
‫ا‬www‫ب ْينَن‬
َ : ‫ول هلال‬www‫ال رس‬www‫ ق‬: ‫َن ال الت ابعي َن‬ bertemu dengan dia, tetapi rawi
َ‫ي ْست‬ ْ
َ ‫ِطيعُونهُ َل‬ tersebut tidak pernah mendengar
hadis darinya. Agar dianggap
Sa’id bin Musayyab berkata... :
rawi tersebut pernah
“Perbedaan antara kita dengan
mendengarnya maka ia
orangorang munafik ialah bahwa
menggunakan lafadz ‘an fulanin
orang-orang munafik itu tidak suka
atau anna fulanan yaqulu. Contoh
(malas) mengerjakan sembahyang
hadits mudallas Isnad : ‫روى النعمان‬
‘Isya dan Subuh”.
‫بن راشد عن الزهزي عن عروة عن عائشة‬
6) Hadits Mudallas ‫لم لم‬ww‫ه وس‬ww‫لى هلال علي‬ww‫ول هلال ص‬ww‫ان رس‬

Hadis mudallas adalah hadis yang ‫د فى‬w‫ا اَل يجاه‬w‫ط َول خادم‬w‫رأة ق‬w‫رب ام‬w‫يض‬

diriwayatkan menurut cara yang ‫بيل هلال‬wwwwww‫“ س‬Diriwayatkan oleh

diperkirakan bahwa hadis tersebut nu’man ibn rasyid, dari zuhri dari

tidak bernoda. 7
Dengan kata lain urwah dari aisyah, bahwasannya

bahwa hadits mudallas adalah hadis rasulullah SAW bersabda tidak

yang diriwayatkan dengan tidak pernah sekalikali memukul

menyebutkan nama orang yang seorang perempuan dan juga

meriwayatkannya dan menukar tidak seorang pelayan, melainkan

namanya dengan orang lain Rawi jika ia berjihad dijalan Allah”

yang berbuat demikian disebut Keterangan: Kalau diuraikan

mudallis. Hadis yang diriwayatkan secara sederhana, maka sanadnya

oleh mudallis disebut hadis

8
Agus Suyadi, Ulumul Hadits, Bandung : PT
7
Rahman. hlm. 215 Shantika, 2008, hlm.154
adalah: a. Al-Nu’man, b. al- ‫روا ابو داود عن ابن جريج اخبرني بعض‬
Zuhri, c. Urwah, d. Aisyah ‫اس‬ww‫ة عن ابن عب‬ww‫و رافعي عن اكرم‬ww‫نى اب‬ww‫ب‬
Dengan kajian sederhana dari ‫ام‬-‫ه‬ww‫ة واخوات‬ww‫و ركان‬ww‫ اب‬-‫د‬ww‫و يزي‬ww‫قال طلق اب‬
susunan sanad tersebut, maka ‫ركانة ونكح امرأة من مزينة‬
dapat disimpulakan bahwa zuhri Diriwayatkan oleh abu daud dari
mendengar riwayat diatas dari ibn juraij memberitakan
urwah, karena memang biasa kepadaku sebagian bani abu rafi’
zuhri meriwayatkan darinya. dari ikrimah dari ibnu abbas
Padahal anggapan itu salah, berkata: abu yazid mentalak
sebab imam hatim berkata, ( abu rukanah dan saudar-
“zuhri tidak pernah mendengar saudaranya) atau rukanah dan
hadits diatas dari urwah….” hal menikahi seorang wanita dari
ini dapat disimpulkan bahwa kabilah muzinah.
antara zuhri dan urwah ada Ibnu juraij nama aslinya adalah
seorang yang tidak disebutkan abdul malik bin abdul aziz bin
oleh zuhri. Oleh karena itu hadits juraij, ia tsiqoh tapi disifati tadlis
diatas disebut mudallas, tetapi sekalipun ia meriwayatkan hadits
karena samarnya terjadi pada ini dengan ungkapan tegas tetapi
sandaran sanad hadits maka ia menyembunyikan nama
disebut mudallas isnad. syaikhnya yaitu bani abu rafi’.
b) Tadlis Syuyukh, yaitu bila Para ulama’ berbeda pendapat
seorang rawi meriwayatkan hadis tentang syaikhnya ini, pendapat
yang didengarkan dari sang guru yang shahih adalah Muhammad
dengan menyebutkan nama ibn ubaidillah bin abu rafi’. Gelar
kauniyah-nya, nama tarjih-nya adalah matruk (dusta).
keturunannya, atau dengan c) Tadlis Taswiyah (tajwid), yaitu
menyifati guru tersebut dengan seorang rawi meriwayatkan hadis
sifat-sifat yang tidak/belum dari gurunya yang tsiqah
dikenal banyak orang. Contoh (dipercaya), yang oleh guru
Hadits mudallas syuyukh tersebut diterima dari gurunya
yang lemah, dan guru yang
lemah ini menerima dari seorang wasallam. Dan ‘Ubaidillah bin
guru yang tsiqah pula, tetapi si ‘Amru ini gelarnya adalah Abu
mudallis tersebut dalam Wahb dan dia seorang asady
meriwayatkannya tanpa (dari Kabilah Asad). Maka
menyabutkan rawa-rawi yang Baqiyyah sengaja menyebutkan
lemah. namanya hanya dengan gelar dan
Contoh hadits mudallas taswiyah penisbatannya kepada Bani Asad
: Diriwayatkan Ibnu Abi Hatim agar orang-orang tidak
dalam kitab Al-‘Ilal, dia mengetahuinya. Sehingga apabila
berkata,”Aku mendengar dia meninggalkan Ishaq bin Abi
bapakku – lalu ia menyebutkan Farwah, ia tidak dapat dilacak.”
hadits yang diriwayatkan Ishaq 7) Hadits Munqathi’
bin Rahawaih dari Baqiyyah
Hadis munqathi’, yaitu hadis yang
[Baqiyyah bin Al-Walid dikenal
tidak disebutkan seorang rawinya
sebagai salah seorang perawi
sebelum sahabat.9
yang banyak melakukan tadlis],
(ia mengatakan) telah Macam-Macam Pengguguran

menceritakan kepadaku Abu (Inqita’)

Wahb Al-Asady dari Nafi’ dari 1) Perawi yang meriwayatkan Hadits


Ibnu ‘Umar sebuah hadits : jelas dapat diketahui tidak sezaman
“Janganlah engkau memuji hidupnya dengan guru yang
keislaman seseorang hingga memberikan Hadits padanya.
engkau mengetahui simpul
2) Dengan samar-samar yang hanya
pendapatnya”.
diketahui oleh orang yang
Bapakku berkata : “Hadits ini
mempunyai keahlian saja. Diketahui
mempunyai masalah yang jarang
dengan jalan lain dengan adanya
orang memahaminya. Hadits ini
kelebihan seorang rawi atau lebih
diriwayatkan oleh ‘Ubaidillah
bin ‘Amru dari Ishaq bin Abi 9
Mahmud Aziz dan Mahmud Junus, Ilmu
Farwah dari Ibnu ‘Umar dari Musthalah Hadist, Jakarta : P.T Djadjamurni, 1958,
hlm. 38
Nabi shallallaahu ‘alaihi
dalam Hadits riwayat orang lain. Hadist Mu’dhal, Hadist Mursal, dan
Contoh hadits munqathi’ : ِ‫ع ْ ِن طاِل ُب‬ Hadist Mawquf dan Hadist Maqthu’
‫ي َ ْمنهْوما ِم و طاِل ُب‬
َ ‫ال ْشبَعا ِن َل‬
C. SARAN
‫ه منقطع‬ww‫ال ان‬ww‫بيهقى و ق‬ww‫" الد ْنيا ْ ل رواه ال‬Dua
Dalam penulisan makalah ini, kami
macam manusia yang tidak akan
menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan
kenyang (puas) selama-lamanya, ialah
dan kekurangan didalamnya. Untuk itu kami
penuntut ilmu dan penuntut dunia”.
menerima setiap saran dari teman-teman
(Riwayat Baihaqi, katanya Hadits
yang membaca makalah ini, agar makalah
Munqathi’). Kalau sekiranya dalam
ini menjadi lebih baik. Kami mengucapkan
sanad hadits itu tidak disebutkan
terima kasih kepada teman-teman karena
seorang rawinya sebelum sahabat. Maka
telah menyempatkan waktu untuk membaca
hadits itu dinamai hadits munqathi’.
makalah ini. Semoga makalah ini
B.KESIMPULAN bermanfaat bagi kita semua.

Hadist dhaif secara Bahasa


berarti hadist yang lemah, hadist
yang sakit, dan yang tidak
kuat.Hadist dhaif secara terminologi,
para ulama mendefinisikan hadist
dengan redaksi yang beragam,
meskipun kandungannya sama.
Hadist dhaif karena sanad
disebabkan terputusnya atau
gugurnya suatu sanad. Yang terletak
pada awal sanad, pertengahan sanad,
diakhir ataupun seluruhnya.Hadist
dhaif yang disebabkan sanad,
menurut Ibn Hajar Al-Asqalani
dibagi menjadi 6 macam, Yaitu :
Hadist Mu’allaq, Hadist Munqathi’,
Hadist mu’an’an dan muannan,

Anda mungkin juga menyukai