Anda di halaman 1dari 14

Kekuasaan dan Pengaruh Antarpribadi (Devito)

KEKUASAAN DAN PENGARUH ANTARPRIBADI

PENDAHULUAN
Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga dapat
menyebabkan orang lain bertindak, pengertian di sini harus meliputi kemampuan untuk
membuat keputusan mempengaruhi orang lain dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu.
Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti dalam kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain tersebut bertindak dan wewenang yang
berarti hak untuk memerintah orang lain.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan
mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang
mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Pengertian kekuasaan secara umum adalah kemampuan pelaku untuk mempengaruhi
tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku terakhir menjadi
sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan(Harold D. Laswell,
1984:9). Sejalan dengan itu, dinyatakan Robert A. Dahl (1978:29) bahwa “kekuasaan
merujuk pada adanya kemampuan untuk mempengaruhi dari seseorang kepada orang lain,
atau dari satu pihak kepada pihak lain”. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari
kekuasaan) tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan)
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam
memahami situasi serta keterampilan dalam menentukan macam kekuasaan yang tepat untuk
merespon tuntutan situasi.
Kekuasaan interpersonal merupakan sesuatu yang memungkinkan seseorang untuk
mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan dalam hubungan interpersonal akan lebih mudah
dikenali dalam sebuah diskusi dengan menggunakan prinsip yang menjelaskan bagaimana
kekuasaan beroperasi dalam hubungan interpersonal dan menawarkan wawasan mengenai
bagaimana anda dapat lebih efektif mengelola kekuasaan.
Sebagai  esensi dari kekuasaan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan,
mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar
mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
     Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara
kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi  dan  proses-proses
mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan
efektivitas kepemimpinan.
Pengaruh kekuasaan dalam komunikasi antarpribadi:
1.    Kekuasaan dapat  mempengaruhi apa yang Anda lakukan, ketika Anda melakukannya, dan
dengan siapa Anda melakukannya.
2.    Kekuasaan juga dapat  mempengaruhi pilihan Anda dalam hubungan dengan teman,
hubungan romantis, hubungan keluarga dan hubungan di tempat bekerja.
3.    Kekuasaan  juga mempengaruhi seberapa sukses Anda merasakan hubungan itu.
4.    kekuasaan juga dapat menimbulkan makna "seksi" bagi perempuan maupun laki-laki
(Martin, 2005).

PEMBAHASAN
A.      Prinsip-Prinsip Kekuasaan Dan Pengaruh
1.    Beberapa orang lebih berkuasa daripada yang lain
Beberapa orang dilahirkan ke dalam kekuasaan dan beberapa dari mereka yang tidak
dilahirkan dalam kekuasaan namun mereka belajar untuk mendapatkan kekuasaan itu. Secara
singkat, beberapa orang mempunyai kekuasaan sedangkan yang lain tidak. Namun tentu saja,
dunia tidak sesederhana itu, beberapa orang dalam kehidupannya ada yang mengerahkan
kekuasaannya di suatu tempat tertentu dari beberapa yang lain. Beberapa kekuasaan tersebut
ada yang dikerahkan di beberapa banyak tempat, namun ada pula yang hanya di sedikit
tempat.
Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, dalam arti bahwa satu pihak yang
memerintah dan ada pihak yang diperintah. Satu pihak yang memberi perintah dan satu pihak
yang mematuhi perintah. Tidak ada persamaan martabat, selalu yang satu lebih tinggi
daripada yang lain dan selalu ada unsur paksaan dalam hubungan kekuasaan.
Kekuasaan dapat menghasilkan hubungan yang dekat menjadi kekerasan antarpribadi.
suami yang memiliki kekuasaan yang lebih kecil dalam hubungan suami-istri mereka lebih
cenderung menjadi kasar terhadap istri-istri mereka daripada suami yang memiliki kekuasaan
yang besar. Lebih lanjut, bahwa terjadinya kekerasan dalam  pernikahan sering kali
disebabkan  karena kurang memahaminya seseorang dalam cara mempengaruhi terhadap satu
sama lain.
2.    Kekuasaan dapat dibagi
Beberapa orang berpendapat bahwa kekuasaan harus dijaga,  membaginya dengan
orang lain maka kita telah menghilangkan sebagian kekuasaan kita. Namun sebagian orang
berpendapat bahwa dengan membagi kekuasaan, dengan memberdayakan orang lain, maka
sebenarnya kita telah menumbuhkan/menambah kekuasaan kita.
Jika Anda ingin memberdayakan orang lain untuk mendapatkan kontrol atas
peningkatan diri dan lingkungannya, ada berbagai strategi yang berguna:
a.    Tingkatkan harga diri seseorang. Hindari mencari-cari kesalahan, berikanlah kritikan-kritikan
yang membangun, tawarkanlah perspektif Anda, hindari berbicara terlalu agresif dan
bertindak kasar, hindari keinginan untuk mematahkan argumen dengan menyakiti
perasaannya.
b.    Jadilah orang yang terbuka, positif, empatik dan suportif. Perlakukanlah orang lain dengan
hormat. Jadilah orang yang selalu memperhatikan dan mendengarkan karena dengan
demikian orang merasa dianggap penting. Terapkan metode reward and punishment.
c.    Ajarkan keterampilan dan cara mengambil keputusan. Bersedia untuk memberikan
kesempatan dan kebebasan kepada orang lain dalam mengambil keputusan. mendorong
perkembangannya dari segi akademik, hubungan dan segala bentuknya.
3.    Kekuasaan dapat meningkat atau menurun
Meskipun setiap orang sangat berbeda dalam jumlah daya yang digunakannya, namun
setiap orang dapat meningkatkan kekuatannya dalam beberapa cara. Seperti Anda dapat
mengangkat beban berat dan meningkatkan kekuatan fisik Anda. Anda dapat mempelajari
teknik-teknik negosiasi dan meningkatkan kekuatan Anda dalam situasi kelompok. Anda
dapat mempelajari prinsip-prinsip komunikasi dan meningkatkan daya persuasifnya.
Namun kekuatan juga bisa menurun. mungkin cara yang paling umum turunya
kekuasaan/kekuatan kita  adalah dengan gagal mengendalikan perilaku orang lain. Misalnya,
orang yang mengancam Anda dengan hukuman dan kemudian dia gagal
melaksanakannya. Cara lain menurunya kekuatan adalah memungkinkannya orang lain
mengendalikan Anda. Misalnya, orang lain yang mengambil keuntungan dan memanfaat
Anda dan Anda tidak mampu mengendalaikan dan menghadapinya.
4.    Kekuasaan mengikuti prinsip “kurang ketergantungan”
Dalam hubungan interpersonal, orang yang memegang kekuasaan adalah orang 
kurang tertarik dan kurang bergantung pada imbalan dan hukuman yang dikendalikan oleh
orang lain. Semakin kurang tertarik seseorang terhadap hubungan, maka semakin besar
kekuasaan orang itu.  Seseorang yang besar kekuasannya dalam suatu hubungan, biasanya ia
lebih mudah untuk merusak atau memutuskannya.  
Jika Anda merasa pasangan Anda memiliki kekuatan yang lebih besar dari Anda,
Anda akan lebih mungkin untuk menghindari konfrontasi dan untuk menahan diri dari kritik.
5.    Kekuasaan menghasilkan hak istimewa
Ketika seseorang memiliki kekuasaan atas orang lain, maka orang tersebut
diasumsikan memiliki beberapa hak istemewa, diantaranya adalah hak komunikasi.  Semakin
besar kekuasaan seseorang, maka akan semakin besar pula hak istimewa yang didapatkan.
Sebagai contoh: Seorang supervisor atau bos dalam suatu perusahaan dapat memasuki
kantor bawahannya kapanpun, namun tidak sebaliknya. Contoh lain:  Seorang guru dapat
mendekati siswa dan bersandar di atas meja siswa untuk memeriksa karyanya.
Dalam kasus lain bahwa menyentuh merupakan suatu hak istimewa bagi orang yang
berkuasa. Contohnya dalam organisasi, seorang pejabat tinggi dapat menyentuh tangan atau
bahu bawahannya, seorang pelatih dapat menyentuh para pemainnya, seorang dokter dapat
menyentuh pasiennya, namun semuanya itu tidak sebaliknya.
6.    Kekuasaan Memiliki Dimensi Budaya
Di Asia, Afrika, dan budaya Arab, juga dalam kebudayaan sebagian kawasan Eropa
seperti Italia dan Yunani, ada jarak kekuasaan yang besar antara laki-laki dan perempuan.
Pria memiliki kekuatan yg lebih besar, dan perempuan diharapkan untuk menyadari hal ini
dan mematuhi implikasinya. Pria membuat keputusan penting dan memiliki kata akhir dalam
setiap perbedaan pendapat (Hatfield & Rapson, 1996).
Dalam banyak keluarga di Amerika Serikat, pria masih memiliki kekuatan yang lebih
besar. Sebagian karena mereka mendapatkan lebih banyak uang, mereka juga membuat
keputusan yang lebih penting. Kesetaraan ekonomi menjadi kenyataan yg lebih dari ideal,
namun perbedaan kekuasaan juga bisa berubah.
Sebaliknya, dalam budaya Arab, pria membuat keputusan yg lebih penting bukan
karena ia menghasilkan uang lebih tetapi karena ia adalah laki-laki dan diberi kekuasaan yg
lebih besar.
B.       Kekuasaan Di Dalam Hubungan, Diri Seseorang, Dan Pesan
1.    Kekuasaan dalam hubungan
Kekuasaan dalam hubungan diklasifikasikan ke dalam enam jenis. masing-masing
jenis kekuasaan menawarkan cara memperoleh kepatuhan. Yaitu:
a.    Kekuasaan Rujukan
Anda memiliki kekuasaan rujukan atas orang lain ketika orang lain berkeinginan
untuk menjadi seperti Anda atau ingin diidentifikasikan dengan Anda. Misalnya, kakak
mungkin memiliki kekuasaan atas adik karena adik ingin menjadi seperti yang lebih tua.
Asumsi yang dibuat oleh adik adalah bahwa ia akan hebat seperti kakaknya jika ia
berbuat dan berperilaku seperti kakaknya.
b.    Kekuasaan Yang Sah
Anda memiliki kekuatan yang sah atas orang lain ketika mereka percaya bahwa Anda
memiliki hak, berdasarkan posisi Anda untuk mempengaruhi atau mengendalikan perilaku
mereka.
Kekuasaan yang sah berasal dari keyakinan bahwa orang-orang tertentu harus
memiliki kekuasaan atas kita, bahwa mereka memiliki hak untuk mempengaruhi kita karena
posisi mereka. Sebagai contoh : Orang tua dipandang memiliki kekuasaan yang sah atas
anak-anak mereka.
c.    Kekuasaan Ahli
Anda memiliki kekuasaan ahli atas orang lain ketika mereka melihat Anda memiliki
keahlian atau pengetahuan. Pengetahuan Anda seperti yang terlihat oleh orang lain memberi
Anda kekuasaan ahli.
Biasanya kekuasaan ahli bersifat subjek spesifik. Sebagai contoh: Ketika Anda sakit,
Anda dipengaruhi oleh rekomendasi dari seseorang dengan kuasa ahli terkait dengan penyakit
Anda, katakanlah dokter. Tapi anda tidak akan dipengaruhi oleh rekomendasi dari seorang
pembawa surat atau tukang ledeng. Anda memberikan kekuasaan ahli kepada seorang
pengacara di bidang hukum atau kepada seorang psikiater dalam hal pikiran, tetapi idealnya
Anda tidak merubah posisi mereka.
d.   Kekuasaan Informasi dan Persuasi
Kekuasaan informasi atau persuasi memiliki informasi secara logis dan persuasif. Jika
orang lain percaya bahwa Anda memiliki kemampuan persuasif, maka Anda memiliki
kekuasaan persuasi yang bisa digunakan sebagai kekuatan untuk mempengaruhi sikap dan
perilaku orang lain.
e.    Kekuasaan Penghargaan dan Paksaan/ancaman
Kekuasaan Penghargaan memiliki kekuatan imbalan atas orang lain jika Anda
memiliki kemampuan untuk menghargai mereka. Hadiah dapat berbentuk materi seperti
uang, jabatan, perhiasan. Bisa juga berbentuk sosial seperti cinta, persahabatan, dan rasa
hormat.
Maka jika Anda dapat memberikan orang lain semacam imbalan, Anda memiliki
kontrol atas mereka untuk memperluas kekuasaan terhadap mereka dengan apa yang dapat
Anda berikan kepada mereka.
Pemaksa atas orang lain bila Anda memiliki kemampuan untuk mengelola hukuman
atau menghapus imbalan jika orang lain gagal menghasilkan sesuatu yang dapat
mempengaruhi Anda.
Biasanya, jika Anda memiliki kekuasaan imbalan, Anda juga memiliki kekuasaan
memaksa. Guru tidak hanya dapat memberikan hadiah dengan nilai yang tinggi kepada
siswanya, tetapi juga dapat menghukum dengan nilai rendah.
Kekuasaan paksaan/ancaman tergantung pada dua faktor:
1)   Besarnya hukuman yang dapat diberikan
2)   Kemungkinan bahwa hukuman akan diberikan sebagai akibat dari ketidakpatuhan
Kekuasaan penghargaan dan paksaan bagaikan sisi berlawanan dari koin, dan cara
menggunakan dual hal tersebut sangat berbeda:
1)   Daya tarik. Seseorang yang menggunakan kekuasaan perhargaan lebih disukai oleh banyak
orang daripada orang yang menggunakan kekuasaanya dengan paksaan atau ancaman, karena
orang lebih senang untuk dihargai daripada diancam atau dipaksa.
2)   Harga/Hasil yang didapat.  ketika Anda menggunakan penghargaan dalam mengerahkan
kekuasaan, akan ada hasil yang berbeda  ketika Anda menggunakan kekuasaan dengan
paksaan/hukuman. Ketika Anda mengerahkan kekuasaan dengan penghargaan, anda akan
berhadapan dengan individu yang puas dan bahagia. Tapi bila Anda menggunakan kekuasaan
dengan paksaan dan hukuman, Anda harus siap untuk menanggung kemarahan dan
permusuhan, yang mungkin suatu saat akan berbalik melawan Anda.
3)   Efektivitas.  ketika Anda memberikan penghargaan, itu merupakan tanda bahwa Anda secara
efektif memegang kekuasaan dan memperoleh kepatuhan dari orang lain. Anda memberikan
penghargaan karena orang tersebut melakukan apa yang Anda inginkan. Dalam menjalankan
kekuasaan dengan paksaan/ancaman dapat dianggap benar sebagai alternatif saja. Karena
ketika Anda menggunakan kekuasaan dengan hukuman/ancaman dan bahwa belum ada
kepatuhan, itu menunjukkan bahwa Anda telah tidak efektif dalam menggunakan kekuasaan
Anda.
4)   Dampak terhadap kekuasaan lainnya. ketika Anda menggunakan kekuasaan dengan
paksaan/ancaman, maka  kekuasaan lain dalam diri Anda akan berkurang. Tampaknya hal ini
terjadi dikarenakan ada efek bumerang dalam pelaksanaannya. Orang-orang yang
menjalankan kekuasaan dengan paksaan/ancaman, terkadang dilihat sebagai orang yang
kurang ahli, kurang logik, dan kurang berpengalaman. Namun, apabila Anda menggunakan
kekuasaan dengan perhargaan,  maka akan berdampak terhadap peningkatan potensi diri
Anda.
2.    Kekuasaan dalam diri seseorang
Terdapat banyak sekali kekuasaan/potensi yang bersemayam sebagai pribadi dalam
diri seseorang, yang tergantung pada kredibilitas yang ia miliki sehingga dapat dipercayai dan
pantas untuk diikuti oleh orang lain. Jika orang lain melihat bahwa ia berkompeten dan
berpengetahuan, berkelakuan baik, dan karismatik atau dinamis, mereka akan menemukannya
sebagai orang yang kredibel. Sebagai hasilnya, seseorang akan lebih efektif dalam
mempengaruhi sikap, keyakinan, nilai-nilai dan perilaku orang lain. kredibilitas bukanlah
sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki seseorang dalam arti obyektif, melainkan itu adalah
fungsi dari apa yang orang lain pikirkan tentang Anda. Kredibilitas adalah kualitas,
kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan
Istilah kredibilitas belajar dari bahasa Inggris credibility yang menurut Oxford
Dictionary bermakna “the quality of being believable or trustworthy” (kualitas pribadi yang
dapat dipercaya).
Suatu kepribadian baru dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas apabila ia secara
konstan dan konsisten selalu menjaga ucapannya selaras dengan perilaku kesehariannya. Kita
percaya dengan ajakan pola hidup sederhana dari Baharuddin Lopa, karena dia melakukan
hal yang dia serukan, walaupun dia punya akses untuk hidup mewah.
Kita percaya pada ajakan Nurcholis Madjid untuk hidup toleran antar-umat beragama,
karena dia memang selama puluhan tahun secara konsisten (tidak plin-plan) telah dengan
gigih mengkampanyekan hal itu.
Kita percaya pada seruan Martin Luther King akan perlunya persamaan hak antar
sesama manusia tanpa memandang warna kulit dan agama karena ia telah dengan gigih
memperjuangkan sikapnya itu dengan penuh dedikasi dan pengorbanan, termasuk nyawanya
sendiri. Ia telah memiliki kredibilitas di bidang itu.
Sebaliknya, tidak sedikit dari kalangan guru, ustadz, kyai dan tokoh-tokoh agama lain
yang dipandang sebelah mata oleh masing-masing umatnya karena kurangnya memiliki
kredibilitas. Kurangnya konsistensi antara ucapan dan perilaku kesehariannya.
Jadi, kredibilitas itu tidak gratis. It gotta be earned. Harus dicapai melalui usaha terus
menerus yang konsisten sepanjang hidup. Dan semakin tinggi tingkat konsistensi antara
ucapan dan perilaku, maka akan semakin tinggi kredibilitas orang tersebut. Rasulullah sampai
mendapat gelar al amin (yang dapat dipercaya atau orang yang kredibel) saat beliau masih
muda dan belum menjadi Nabi dan Rasul sebab utamanya karena ucapan Rasul selalu
konsisten dengan perilakunya. Sikap yang kredibel merupakan salah satu kunci pokok
menuju kesuksesan cita-cita apapun yang menjadi tujuan kita.
a.    Kemampuan. Yang dimaksud dengan kemampuan di sini adalah pengetahuan dan keahlian
seseorang yang dimana orang lain melihatnya. Hal ini agak mirip dengan kekuasaan
informasi dan keahlian. Semakin banyak pengetahuan dan keahlian yang dilihat orang lain
pada diri seseorang, semakin besar kecenderungan mereka akan mempercayainya. Sama
halnya, Anda cenderung untuk percaya kepada seorang guru atau dokter jika Anda berpikir
dia memiliki pengetahuan pada persoalan  yang dikuasainya.
b.    Karakter. Orang akan melihat Anda sebagai seseorang yang kredibel, jika mereka melihat
Anda sebagai seseorang yang berkarakter dengan moral yang tinggi, seseorang yang jujur,
dan seseorang yang bisa mereka percayai. Jika orang lain merasa bahwa niat Anda baik bagi
mereka (bukan untuk keuntungan pribadi Anda sendiri), mereka akan berpikir bahwa Anda
adalah seseorang yang kredibel dan dapat dipercaya.
c.    Karisma. Karisma adalah gabungan dari kepribadian atau bawaan dan kelebihan yang
dikembangkan yang dilihat orang lain dalam diri seseorang. Ada beberapa definisi yang bisa
ditemukan:
1)   Kemampuan untuk mengembangkan atau memberi inspirasi komitmen ideologis pada orang
lain.
2)   Daya tarik pribadi yang memungkinkan untuk mempengaruhi orang lain.
3)   Kata karisma (dari kata Yunani kharisma atau artinya hadiah), sering digunakan dalam
bentuk ini untuk menggambarkan kemampuan untuk pesona atau mempengaruhi orang.
Tentu saja menginspirasi orang lain untuk bertindak positif merupakan faktor penting
dalam keberhasilan dalam kepemimpinan, seperti halnya kemampuan untuk membantu orang
lain berkomitmen untuk mengembangkan ide. Bahkan dengan memiliki “daya tarik pribadi”,
terlihat baik, fasih berbicara dengan orang lain, dan keterampilan interpersonal yang baik
selalu berguna bagi seorang pemimpin. Tapi ketika karisma menjadi pertimbangan utama
dalam menentukan baik tidaknya seorang pemimpin maka bisa terjadi kekecewaan bagi
pengikutnya. Pernahkah Anda sadari dari sudut pandang ini seorang Mahatma Gandhi dan
Adolf Hitler sama karismatiknya?
Istilah karisma adalah nilai yang netral: ia tidak membedakan antara baik/bermoral
dan jahat/tak bermoral. Karisma dapat mengakibatkan fanatisme buta dan megalomaniacs
yang berbahaya, atau untuk menjadi pengorbanan diri heroik dalam pelayanan yang
menguntungkan organisasinya.
Beberapa cara untuk menambah kredibilitas:
a.    Ekspresikan keahlian Anda jika diperlukan. tapi jangan berlebihan
b.    Tekankan keadilan/kejujuran. Setiap orang menyukai seseorang yang bertindak adil/jujur dan
selalu berpikir baik kepada orang lain
c.    Tunjukkan perhatian kepada orang lain. Hal ini akan menunjukkan bahwa kemulian Anda
dan mengungkapkan bagian dari diri Anda yang mengatakan bahwa Anda punya karakter.
d.   Tekankan perhatian Anda untuk mempertahankan nilai-nilai. ini akan menunjukkan
konsistensi dan karakter moral yang baik
e.    Tunjukkan pandangan positif. orang positif lebih mungkin dapat dipercaya dan dianggap
tinggi daripada orang-orang negatif.
f.     Jadilah antusias (bersemangat). Hal ini akan membantu menunjukkan karisma Anda.
3.      Kekuasaan dalam pesan
a.    Strategi umum dalam pesan verbal:
1)   Permintaan langsung, adalah strategi untuk mendapatkan kepatuhan yang paling umum
digunakan oleh laki-laki dan perempuan dan merupakan strategi yang banyak dilakukan
dalam berkuasa. Contoh: “Dapatkah anda membuatkan saya secangkir kopi?”.
2)   Tawar-menawar atau menjanjikan sesuatu. Dua hal ini melibatkan kesepakatan untuk
melakukan sesuatu jika orang lain melakukan sesuatu. Contoh, “Saya akan membersihkan
rumah jika kamu memasak”.
3)   Menjilat (mengambil hati orang lain). Mengharuskan Anda untuk bertindak ramah; Anda
mencoba untuk mengambil hati orang lain dan  bersikap ramah sehingga akan mendapatkan
apa yang Anda inginkan. Contoh, “Kamu menulis sangat baik” dengan maksud semoga kamu
akan mengedit makalahku.
4)   Manipulasi/curang. Membuat orang lain merasa bersalah atau cukup cemburu untuk
memberikan apa yang Anda inginkan. Contoh, Pat menelepon dan bertanya “Apakah aku
akan pergi keluar akhir minggu ini?”. kecuali jika Anda akhirnya ingin menghabiskan waktu
bersama-sama.
5)   Mengancam. Memperingatkan orang lain bahwa hal-hal yang tidak menyenangkan yang
akan terjadi jika Anda tidak mendapatkan apa yang Anda inginkan. Contoh, “Aku akan
meninggalkanmu jika tidak berhenti merokok”.
b.    Pemilihan Bahasa/kata tertentu
1)   Keraguan/kebimbangan. Contoh, “saya eh… ingin mengatakan bahwa orang ini adalah eh..
baik”. ragu-ragu membuat Anda terdengar tidak siap dan tidak pasti.
2)   Terlalu banyak menggunakan kata intensifier (kata keterangan yang digunakan untuk
menguatkan atau menegaskan arti). Contoh, “Sungguh, ini sangat dahsyat, ini benar-benar
sangat fenomenal.”. terlalu banyak intensifiers membuat semuanya terdengar sama dan tidak
memungkinkan Anda untuk mengintensifkan apa yang harus ditekankan.
3)   Disqualifiers. Contoh, “Saya tidak membaca keseluruhan artikel ini, tapi…”. Disqualifiers
menandakan kurangnya kompetensi/pengetahuan dan perasaan tidak pasti.
4)   Tag Question. Contoh, “Ini merupakan film yang hebat, bukankah begitu?”. Tag question
meminta persetujuan orang lain dan karena itu mungkin menandakan kebutuhan Anda untuk
persetujuan dan ketidakpastian anda sendiri.
5)   Pernyataan kritis terhadap diri sendiri. Contoh, “Saya bukan orang yang tepat untukmu”.
Pernyataan ini menandakan  kurangnya rasa percaya diri dan dapat membuat orang lain
merasakan kekurangan Anda.
6)   Penggunaan ekspresi Bahasa gaul dan vulgar. Hal ini dapat menandakan kelas sosial dan
kekuasaan yang rendah.
c.    Pesan Nonverbal
1)   Merespon dengan mengangkat alis sebagai cara untuk mengakui orang lain
2)   Menghindari perilaku diri yang dapat mengganggu orang lain dalam objek pembicara.
Seperti sering memainkan rambut atau pensil. Terutama ketika Anda ingin berkomunikasi
dengan kepercayaan diri dan mengendalikannya
3)   Menggunakan penampilan yang konsisten, berhati-hati bahwa antara pesan verbal dan
nonverbal Anda tidak bertentangan satu sama lain.
4)   Ketika duduk, pilihlah kursi yang mudah masuk dan keluar, hindari kursi mewah yang
mendalam, sehingga Anda akan terlihat tenggelam ke dalam dan akan kesulitan untuk keluar.
5)   Agar  meyakinkan ketika berjabat tangan, berikanlah tekanan lebih dari biasanya dan tahan
pegangan sedikit lebih lama dari biasanya.
6)   Pakailah busana yang relatif konservatif jika Anda ingin mempengaruhi orang lain; pakaian
konservatif  biasanya berhubungan dengan kekuasaan dan status. Pakaian trendi dan iseng
biasanya mengkomunikasikan kurangnya kekuasaan dan status seseorang. Cara berpakaian
bisa mencerminkan kepribadian Anda.
7)   Menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh yang sesuai; ini membantu Anda
mengekspresikan kepedulian kepada orang lain, serta kenyamanan dan mengendalikan situasi
komunikasi.
8)   Berjalan perlahan dan tenang. Tergesa-gesa sama halnya  dengan tanpa kekuasaan, seolah-
olah Anda sedang terburu-buru untuk memenuhi harapan orang lain yang memiliki
kekuasaan atas Anda.
9)   Pertahankan kontak mata
10)    Hindari  jeda  suara.
11)    Jaga jarak cukup dekat dan dengan siapa Anda berinteraksi. Jika jarak terlalu jauh, Anda
mungkin akan dilihat sebagai dinilai tertutup, penakut atau tidak terlibat. Jika jarak terlalu
dekat, Anda mungkin akan dipandang sebagai orang terlalu agresif.
d.   Mendengarkan
Semakin banyak kita dapat menyampaikan pesan dengan kekuasaan dan otoritas
melalui kata-kata dan ekspresi nonverbal, sebenarnya Anda juga telah  berkomunikasi
melalui mendengarkan. Seluruh perhatian Anda merupakan pesan kepada orang lain.
Mendengarkan dengan kekuasaan Mendengarkan dengan tanpa kekuasaan
Mendengarkan secara aktif; fokus dan Mendengarkan secara pasif; mereka
konsentrasi  pada apa yang dikatakan mungkin tampak memikirkan sesuatu yang
seseorang, terutama pada apa yang lain dan hanya berpura-pura mendengarkan,
mereka inginkan atau butuhkan dan mereka jarang mengacu pada apa yang
orang lain telah katakan ketika mereka
merespon
Menampakkan respon sederhana; merespon dengan terlalu sedikit atau
mengangguk sebagai tanda setuju atau terlalu banyak reaksi- yang kemungkinan
ekspresi wajah yang mengatakan, "hal akan dianggap sebagai bukti tidak sunguh-
ini cukup menarik " sungguh. Terlalu sedikit respon menunjukkan
Anda tidak mendengarkan, dan terlalu banyak
respon menunjukkan Anda tidak
mendengarkan secara kritis.
membalas-dengan penyaluran isyarat- Tidak membalas-dengan penyaluran isyarat;
melalui anggukan kepala dan tanggapan sehingga pembicara selalu bertanya-tanya
lisan singkat yang mengatakan "saya apakah orang lain benar-benar
mendengarkan, saya mengikuti”- pada mendengarkannya.
saat yang tepat
mempertahankan lebih fokus pada melakukan sedikit kontak mata; mata
kontak mata berkeliaran di sekitar ruangan
Sedikit memainkan perangkat/alat;  Menggunakan/memainkan sesuatu/alat;
sehingga menampilkan bahwa ia merasa bermain dengan rambut atau pensil; ini
nyaman dalam mendengarkan.  memberikan tampilan ketidaknyamanan.
Mempertahankan sikap terbuka; Mempertahankan sikap tertutup. Seperti,
mereka tidak menutupi perut atau wajah menyilangkan lengan.
mereka dengan tangan mereka
Menghindari menganggu orang yang menyelesaikan pikiran pembicara (atau apa
berbicara di dalam percakapan atau yang pendengar pikirkan adalah pikiran
dalam situasi kelompok kecil, yang pembicara), yang melanggar kesopanan
sesuai dengan aturan-aturan kesopanan percakapan

C.      Menolak Kekuasaan Dan Pengaruh


Seseorang yang Anda kenal meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang Anda tidak
ingin lakukan, seperti meminjamkan kepadanya makalah Anda sehingga ia dapat
menyalinnya dan mengubahnya kemudian memberikannya kepada dosen. Berdasarkan
penelitian dengan mahasiswa menunjukkan bahwa ada empat cara utama merespon hal
tersebut:
1.      Bernegosiasi, Anda mencoba untuk mengakomodasi satu sama lain atau untuk berkompromi
dalam beberapa cara. Dalam menggunakan strategi menolak permintaan atau tidak mematuhi,
dapat melalui cara negoisasi, misalnya:
a.    Menawarkan untuk memenuhi setengah permintaan dalam semacam kompromi ("Saya  akan
membiarkan Anda membaca makalah saya tapi tidak untuk menggandakannya").
b.    Anda mungkin menawarkan untuk membantu orang dalam cara lain ("Jika Anda menulis
draft pertama, saya akan mengoreksinya  dan mencoba untuk membuat beberapa komentar").
c.    Jika permintaannya adalah  suatu hal yang romantis - misalnya, permintaan untuk berlibur ke
luar kota di akhir pecan, Anda mungkin menolak dengan membahas perasaan Anda dan
mengusulkan alternatif; misalnya, “sebaiknya kita kencan malam minggu saja."
2.      Tanpa Negosiasi, Anda menolak mematuhi permintaan tanpa ada upaya untuk berkompromi;
Anda hanya menyatakan penolakan Anda untuk melakukan seperti yang diminta tanpa
kualifikasi apapun, seperti mengatakan: "Tidak, saya tidak mau meminjamkan makalah
saya."
3.      Menyampaikan kebenaran, Anda menolak mematuhi dengan memberikan alasan mengapa
Anda tidak harus melakukannya. Anda menyampaikan kebenaran untuk tidak melakukan
seperti yang diminta. Misalnya, Anda mungkin membenarkan penolakan Anda dengan
menjelaskan beberapa konsekuensi negatif jika Anda melakukannya (“Saya takut jika
diketahui dosen, kemudian saya akan tidak lulus) atau konsekuensi positif, seperti
mengatakan (“Anda akan benar-benar menikmati menulis makalah, dan hal itu sangat
menyenangkan.”)
4.      Mengendalikan/membangkitkan potensi/kepribadian seseorang. Anda menolak dengan
mencoba untuk memanipulasi citra orang yang membuat permintaan tersebut. Anda mungkin
melakukan hal ini negatif atau positif.
a.    Anda mungkin memberikan gambaran kepada orang tersebut sebagai hal yang tidak masuk
akal atau tidak adil dan mengatakan, misalnya, "Itu benar-benar tidak adil, Anda meminta
saya untuk melakukan hal yang membahayakan diri saya."
b.    Anda menolak mematuhi dengan membuat orang lain merasa baik tentang dirinya sendiri.
misalnya, Anda mungkin berkata, "Anda tahu bahwa potensi Anda jauh lebih baik daripada
yang saya lakukan, Anda dapat dengan mudah mengerjakan makalah ini jauh lebih baik ". 
D.      Penyalahgunaan Kekuasaan dan Pengaruhnya
Menyenangkan rasanya jika kita tahu dan percaya bahwa kekuatan yang biasanya
memegang untuk kendali untuk mengupayakan kebaikan semua. Namun pada kenyataannya
kekuasaan sering digunakan secara egois dan tidak adil. Berikut adalah dua contoh:
pelecehan seksual dan penggunaan permainan kekuasaan.
1.      Pelecehan Seksual
Salah satu jenis penyalahgunaan penggunaan kekuasaan adalah pelecehan seksual di
tempat kerja. Hal tersebut merupakan suatu bentuk perilaku yang melanggar Bab VII dari
Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964 dan sebagaimana telah diubah dengan UU Hak Sipil
tahun 1991 (www.eeoc .gov / kebijakan / vii.html). Sehubungan dengan pelecehan seksual,
juga kita lihat Tabel 12.2, yang mengidentifikasi berbagai jenis pelecehan. Tentu saja,
pelecehan seksual tidak terbatas pada tempat kerja; itu terjadi dalam pengaturan sosial dan
lingkungan pendidikan. Misalnya: Banyak dari apa yang disajikan di sini berlaku untuk
pelecehan seksual pada umumnya dan tidak hanya untuk apa yang terjadi dalam konteks
organisasi.
AS Equal Employment Opportunity Commissior (EEOC) mendefinisikan pelecehan
seksual sebagai berikut (http://www.eeoc.gov/laws/typos stwiul harassment.cfm): Kemajuan
seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk melayani seks, dan perilaku lisan atau fisik
lainnya yang bersifat seksual merupakan pelecehan seksual. Saat melakukan hal tersebut
secara eksplisit maupun implisit mempengaruhi suatu kinerja individu, mengganggu akal
individu, atau menciptakan yang rasa terintimidasi, bermusuhan, dan lingkungan kerja
ofensif.
Seperti yang dapat kita lihat dari definisi ini, pelecehan seksual jatuh ke dalam dua
kategori umum: quid pro quo (istilah yang dipinjam dari bahasa Latin, yang secara harfiah
berarti "sesuatu untuk beberapa hal") dan penciptaan lingkungan yang tidak bersahabat .
Dalam quid pro quo pelecehan, kesempatan kerja (seperti dalam perekrutan dan
promosi) tergantung pada pemberian nikmat seksual. Sebaliknya, quid pro quo pelecehan
juga melibatkan situasi di mana pembalasan dan berbagai konsekuensi negatif dapat
disebabkan oleh kegagalan untuk memberikan pelayanan seksual tersebut. Lebih lanjut, quid
pro quo pelecehan terjadi ketika mempekerjakan konsekuensi pemerintah (positif atau
negatif) sebagai engsel pada orang respon terhadap kemajuan seksual.
Pelecehan lingkungan yang tidak bersahabat jauh lebih luas dan mencakup semua
perilaku seksual (verbal dan nonverbal) yang membuat pekerja tidak nyaman. Misalnya,
menempatkan gambar seksual eksplisit di papan pengumuman, menggunakan screen
saver seksual eksplisit, menceritakan lelucon seksual, dan menggunakan bahasa seksual serta
merendahkan atau gerakan semua merupakan pelecehan seksual.
"Pelecehan seksual, mencatat salah satu tim peneliti, mengacu pada melakukan,
biasanya dialami sebagai ofensif di Natuu, yang kemajuan seksual yang tidak diinginkan
yang dibuat dalam konteks hubungan yang tidak setara  kekuatan otoritas. Para korban
menjadi sasaran komentar verbal yang bersifat seksual, menyentuh dan permintaan untuk
melayani seks '(Friedman, Bound, & Taylor 1992). Hal ini dicatat bahwa di bawah hukum
"pelecehan seksual rs setiap kemajuan seksual yang tidak diinginkan atau melakukan pada
pekerjaan yang menciptakan lingkungan kerja yang bermusuhan atau ofensif '(Petrocelli &
Repa, 1992).
Menyadari pelecehan seksual untuk menentukan apakah perilaku tersebut merupakan
pelecehan seksual dan untuk menilai situasi sendiri keadaan kita daripada emosional,
tanyakan pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut (VanHyning, 1993):
a.       Apakah tindakan itu nyata? Apakah perilaku ini memiliki arti dampak pada diri seseorang?
b.      Apakah ada hubungannya dengan pekerjaan? Apakah perilaku ini ada hubungannya dengan
atau akan mempengaruhi cara Anda melakukan pekerjaan Anda?
c.       Apakah Anda menolak perilaku ini? Apakah Anda membuat penolakan Anda pesan tidak
diinginkan yang jelas kepada orang lain?
d.      Apakah jenis pesan bertahan? Apakah ada pola, konsistensi pesan ini?
Jika Anda menjawab ya untuk semua keempat pertanyaan tersebut, maka perilaku
tersebut mungkin merupakan pelecehan seksual ( VanHyning , 1993 ) . Perlu diingat tiga
fakta tambahan yang sering disalahartikan:
Pertama laki-laki dan perempuan dapat terlibat dalam pelecehan seksual. Meskipun
kebanyakan kasus dibawa ke perhatian publik berkomitmen oleh laki-laki terhadap laki-laki
dan perempuan terhadap perempuan.
Kedua, siapa pun dalam suatu organisasi dapat bersalah karena pelecehan seksual. Meskipun
sebagian besar kasus pelecehan melibatkan pelecehan terhadap bawahan oleh orang yang
berwenang ini bukan kondisi yang diperlukan. Kolega dan bahkan pelanggan dapat diisi
dengan pelecehan seksual.
Ketiga, pelecehan seksual tidak terbatas pada organisasi bisnis tetapi bisa dan tidak terjadi di
sekolah, di rumah sakit, dan organisasi sosial, keagamaan, dan politik.
Menghindari Perilaku Pelecehan Seksual
Tiga saran akan membantu Anda menghindari pelecehan seksual di tempat kerja
(Bravo & Cassedy, 1992):
Pertama, mulai dengan asumsi bahwa rekan kerja yang tidak tertarik pada sensualitas Anda,
cerita seksual dan lelucon.
Kedua, mendengarkan dan menonton reaksi negatif terhadap setiap diskusi yang
berhubungan dengan seks. Gunakan saran dan teknik yang dibahas dalam buku ini (misalnya,
persepsi memeriksa dan mendengarkan kritis) untuk menyadari reaksi tersebut. Jika ragu, cari
tahu: bertanyalah)
Ketiga, menghindari perkataan atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan orang tua
Anda, pasangan, atau anak akan menemukan ofensif dalam perilaku seseorang dengan siapa
dia atau dia bekerja.
Menanggapi Pelecehan Seksual
Jika Anda mengalami pelecehan seksual dan merasa perlu untuk melakukan sesuatu tentang
hal itu, pertimbangkan saran ini direkomendasikan oleh pekerja di lapangan (Bravo &
Cassedy, 1992; Pet rocelli & Repa, 1992; Rubenstein, 1993):
a.       Bicara pada orang yang melecehkan Anda. Katakan kepada orang ini dengan tegas,
bahwa Anda tidak menerima perilaku dan bahwa Anda merasa ofensif. Cukup
menginformasikan bahwa lelucon seksualnya tidak dihargai dan dipandang sebagai ofensif
mungkin. Hal tersebut cukup untuk membuatnya berhenti lelucon menceritakan ini.
b.      Mengumpulkan bukti. Mungkin mencari pembenaran dari orang lain yang telah mengalami
pelecehan serupa di tangan individu yang sama, atau membuat kuncian dari perilaku ofensif.
c.       Mulailah dengan jalur yang tepat dalam. Sebagian besar organisasi telah menetapkan
saluran untuk menangani keluhan tersebut. Langkah ini akan banyak kasus menghilangkan
pelecehan lebih lanjut. Dalam eveat yang tidak, Anda mungkin mempertimbangkan pergi
ayah.
d.      Membuat File keluhan. Anda akan menemukan kekayaan organisasi dan instansi
pemerintah dengan siapa Anda dapat mengajukan di Internet. Sebuah respon yang lebih
ekstrim adalah untuk mengambil tindakan hukum.
e.       Jangan menyalahkan diri sendiri. Seperti banyak yang disalahgunakan, Anda mungkin
cenderung menyalahkan diri sendiri, merasa bahwa Anda bertanggung jawab untuk
dilecehkan. Anda tidak; Namun, Anda mungkin perlu untuk mengamankan dukungan
emosional dari teman atau mungkin dari seorang profesional yang terlatih.
2.      Permainan Kekuasaan
Permainan kekuasaan adalah pola (contoh tidak terisolasi) perilaku yang digunakan
berulang kali oleh satu orang untuk mengambil keuntungan yang tidak adil dari orang lain
(Steiner, 1981). Permainan kekuasaan bertujuan untuk menolak hak Anda untuk membuat
pilihan Anda sendiri dan datang dalam berbagai bentuk.
Mengidentifikasi Permainan Kekuasaan
Permainan kekuasaan tidak selalu mudah untuk diidentifikasi; karena hanya sering
dianggap sebagai gangguan kecil saja. Tapi hal ini penting untuk diidentifikasi guna
mencegah terganggunya hak Anda sendiri. Mari kita lihat beberapa jenis utama untuk melihat
bagaimana permainan kekuasaan yang digunakan dan bagaimana mereka dapat diidentifikasi
lebih mudah.
Salah satu jenis Permainan Kekuasaan adalah "tidak ada lantai atas" kekuasaan
bermain. Dalam "tidak ada lantai atas" individu menolak untuk mengakui permintaan Anda,
terlepas dari bagaimana atau berapa kali Anda membuatnya. Salah satu bentuk umum adalah
penolakan untuk mengambil jawaban tidak. Kadang-kadang "tidak ada lantai atas"
mengambil bentuk memohon ketidaktahuan umum diterima secara sosial (tapi tak
terucapkan) aturan, seperti aturan tentang mengetuk ketika Anda memasuki ruangan
seseorang atau menahan diri dari membuka surat orang lain atau dompet: "Aku tidak tahu
Anda tidak ingin aku melihat ke dalam dompet Anda," atau "Apakah kau ingin aku mengetuk
kali aku datang ke kamarmu?"
Permainan kekuasaan lain adalah "Anda berutang." Di sini orang lain secara sepihak
melakukan sesuatu untuk Anda dan kemudian menuntut sesuatu sebagai balasannya. Mereka
mengingatkan Anda tentang apa yang mereka lakukan untuk Anda dan gunakan ini untuk
mendapatkan Anda untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Dalam "yougottobekidding," satu orang menyerang lain dengan mengatakan "Kau
pasti bercanda" atau frasa yang sama, tidak keluar dari kejutan (yang baik) tetapi dari
keinginan
untuk menempatkan ide-ide Anda ke bawah: "Anda tidak serius.”
"Anda tidak bisa berarti bahwa. "" Kau tidak mengatakan apa yang saya pikir Anda
katakan, kan? "Tujuannya di sini adalah untuk mengekspresikan rasa tidak percaya dalam
pernyataan lain sehingga membuat pernyataan dan orang tampaknya tidak memadai atau
bodoh.
Menanggapi Daya Dimainkan
permainan kekuasaan yang dibahas di atas adalah contoh; tetapi ada, tentu saja,
banyak orang lain bahwa Anda memiliki 110 keraguan bertemu pada kesempatan. Apa yang
Anda lakukan ketika Anda mengenali permainan kekuasaan? Satu tanggapan umum
digunakan adalah untuk mengabaikan power play dan memungkinkan orang lain untuk
mengambil kendali. Tanggapan lain adalah untuk mengobati bermain kekuasaan sebagai
sebuah contoh terisolasi (bukan sebagai pola perilaku) dan keberatan untuk itu. Sebagai
contoh, Anda mungkin mengatakan cukup sederhana, "Tolong jangan datang ke kamarku
tanpa mengetuk pertama," atau "Tolong jangan melihat ke dalam dompet saya tanpa izin."
Pendekatan ketiga adalah respon koperasi (Steiner, 1981). Menanggapi ini Anda
melakukan hal berikut:
a.       Ekspresikan perasaan Anda. Beritahu orang yang Anda marah, kesal, atau terganggu oleh
tingkah lakunya.
b.      Jelaskan perilaku yang Anda keberatan. Beritahu orang yang menggambarkan daripada
mengevaluasi-perilaku tertentu yang keberatan; misalnya, membaca email Anda, mengatakan
bahwa Anda berutang orang untuk sesuatu, atau menanggapi semua yang Anda katakan
dengan percaya
c.       Negara respon koperasi Anda berdua dapat hidup dengan nyaman. Beritahu orang-
dalam koperasi toqe-apa yang Anda inginkan: Sebagai contoh: Saya ingin Anda untuk
mengetuk sebelum datang ke kamarku, "" Aku ingin kau berhenti 1 'ling aku berutang hal,
"atau" Aku ingin kau berhenti mengejek ide-ide saya. "
d.      Sebuah koperasi untuk "tidak ada lantai atas" bisa jadi seperti ini: "Saya angrey
(mengungkapkan perasaan) yang bertahan dalam membuka surat saya. Anda telah membuka
email saya empat kali seminggu terakhir ini (deskripsi perilaku yang Anda keberatan). Saya
ingin Anda mengizinkan saya untuk membuka surat saya sendiri. Jika ada sesuatu di
dalamnya yang menyangkut Anda, saya akan memberitahu Anda segera "(pernyataan respon
koperasi).

TABEL
Jenis Pelecehan Contoh
Ras dan warna pelecehan. Menggunakan nama menghina atau
Pelecehan dari orang lain karena ras orang penghinaan rasial; berbicara dalam
tersebut atau warna, yang paling sering stereotip; bertindak superior dan
diterapkan untuk minoritas dan imigran memperlakukan orang lain sebagai bawahan
kelompok. (misalnya, kurang cerdas, kurang etis, atau
kurang "beradab").
Sayang yang orientasi pelecehan. Menggunakan nama menghina, meniru laku
Pelecehan berdasarkan orientasi sayang stereotip, mengancam outing, termasuk
yang seseorang dan umumnya diarahkan pasangan yang sama-seks dari impor fungsi.
pada laki-laki gay dan lesbian, waria, dan
transeksual.
Pelecehan agama. Membuat lelucon agama ofensif dan
  Pelecehan (kadang-kadang disebut sebagai stereotip; mengolok-olok kebiasaan agama,
pelecehan kredo) yang didasarkan pada simbol, atau pakaian; tidak accommodac x
afiliasi keagamaan seseorang atau ke satu agama sementara mengakomodasi
keyakinan agama, sering diarahkan pada kepada orang lain.
ateis.
Pelecehan akademik. Diskriminasi dalam konseling, menjadi
Pelecehan dalam bentuk negara atau kurang perhatian atau mendukung untuk
tindakan oleh dosen senior yang fakultas junior, pemberian nilai tidak adil.
mengganggu perkembangan seorang rekan
junior, atau pernyataan atau tindakan oleh
faktor ¬ anggota ulty yang mengganggu
kemampuan siswa untuk bekerja efektif.
Status pelecehan. Mengkritik publik; memberikan kenaikan
Pelecehan (biasanya) dalam pengaturan gaji yang tidak adil atau dengan menahan
organisatoris, umumnya diarahkan oleh mereka; memaksa pekerja untuk melakukan
orang-orang dengan kekuatan terhadap hal-hal yang tidak etis (misalnya, pad
mereka dengan daya yang lebih kecil; sering rekening pengeluaran); membuat komentar
mengambil bentuk menghina com-dokumen menghina atau sarkastik.
atau perlakuan terhadap pekerja oleh
manajer.
Pelecehan kecacatan. Tailing untuk menyesuaikan komunikasi
Pelecehan terhadap penyandang cacat, kepada orang dengan kecacatan;
paling sering diarahkan pada orang-orang menggunakan bahasa yang merendahkan
dengan gangguan visual atau pendengaran orang tersebut; pada bantuan fisik
atau dengan cacat fisik, ucapan, atau bahasa. (misalnya, duduk di kursi roda seseorang).
Tarik pelecehan. Menggunakan nama menghina, terutama
Pelecehan diarahkan pada orang-orang yang kata sifat puncak itu, misalnya, kelebihan
rendah di tarik, sering digunakan untuk berat badan; tidak termasuk orang-orang
melawan orang-orang karena berat badan dari pertemuan karena mereka tidak sangat
mereka atau kurangnya popularitas menarik atau populer.
antarpribadi atau daya tarik fisik.
Kewarganegaraan pelecehan. Menyangkal pinjaman keuangan atau
  Pelecehan berdasarkan kewarganegaraan tunjangan kesehatan; menggunakan nama
orang, umumnya ditujukan terhadap menghina.
seseorang yang bukan warga negara.
Pelecehan Veteran. Menggunakan nama menghina untuk para
  Pelecehan berdasarkan status veteran veteran yang merujuk pada masa perang
orang, digunakan baik terhadap mereka tindakan; menggunakan nama ofensif bagi
yang veteran dan mereka yang tidak. '. mereka yang menghindari dinas militer.

Anda mungkin juga menyukai