Anda di halaman 1dari 13

KEKUASAAN, PENGARUH DAN

LEGITIMASI
Pertanyaan-2 pokok:

1. Apa yg dimaksud dengan kekuasaan atau pengaruh?


Apa maknanya kalau disebut si A berpengaruh kuat
atau berkuasa?
2. Mengapa ia bisa berkuasa? Faktor-2 apa yg
mendukungnya sehingga memperoleh kekuasaan?
3. Bagaimana kita mengetahui bahwa ia berkuasa?
Bagaimana mengukur kekuasaan?
4. Bagaimana menggambarkan distribusi kekuasaan?
5. Mengapa ada ketimpangan dalam distribusi
kekuasaan? Mengapa ada yg memiliki kekuasaan jauh
lebih besar dari yg lain?
6. Apa yg dimaksud dengan keabsahan atau legitimasi?
Mengapa legitimasi diperlukan?
7. Dari mana datangnya legitimasi? Bagaimana cara
memperoleh legitimasi?
Kekuasaan dan Pengaruh disetarakan untuk pengertian
berkuasa dan berpengaruh.
• Biasanya kekuasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi pikiran dan tingkah laku orang
atau kelompok lain, sehingga orang yang dipengaruhi itu mau melakukan
sesuatu yg sebetulnya org itu enggan melakukannya.
• Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia utk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan
tujuan dari orang yg mempunyai kekuasaan (Miriam Budiardjo 1984 :35).
• Adakalanya, kekuasaan berkaitan dengan pengaruh sehingga disebut
sebagai hubungan pengaruh mempengaruhi. Kalau kekuasaan
mensyaratkan adanya “keterpaksaan”, sedangkan pengaruh ( influence),
menurut Miriam Budiardjo, merupakan bentuk lunak dari kekuasaan.
• Namun begitu, belum tentu dua orang yg memiliki bidang kuasa yang
sama, akan memiliki bidang pengaruh yg sama pula. Sebab pengaruh itu
berkaitan dengan “kepribadian” seseorang. Begitu pula, pengaruh tidak
selalu berkaitan dengan kekuasaan, sebab ada org yg tidak mempunyai
kekuasaan (kedudukan formal) tetapi mempunyai pengaruh.
• Jadi kekuasaan merupakan hasil dari suatu hubungan, antara seorang
atau sekelompok orang yang satu terhadap yg lainnya.
• Robert D. Putnam, menambahkan bahwa kekuasaan dapat diartikan
sebagai kemampuan mempengaruhi proses pembuatan keputusan
kolektif.
Dalam studi politik, lebih penting mengkaji kekuasaan dan
pengaruh seseorang atas kebijakan pemerintah, bukan atas
perilaku orang lain semata.

• Mengapa si A mampu mempengaruhi si B? Pasti ada sesuatu yg


dimiliki oleh si A sehingga mampu mempengaruhi perilaku si B.
Misalnya: uang, makanan, kekuatan fisik, informasi penting,
senjata, persahabatan, dukungan suara dlm pemilu, kedudukan
dlm masy., hak membuat peraturan, ilmu, dsb.
• “Sesuatu” yg dimiliki si A itulah yg disebut dengan SUMBER
DAYA POLITIK.
• Jadi si A mampu mempengaruhi si B, karena si A mempunyai
sumberdaya politik yang tidak dipunyai oleh si B.
• Distribusi SUMBERDAYA POLITIK dalam masyarakat tidaklah
merata, karena itu ada org yg mampu mempengaruhi dan
berkuasa, dan orang yg harus puas untuk selalu dikuasai.
• Jadi kita bisa melihat luas sempitnya kekuasaan yg dimiliki
dalam masyarakat tergantung kepada seberapa BANYAK
(Kuantitas) Sumberdaya politik yg dimiliki dan luas wilayah
kekuasaanya.
Wilayah Pengaruh dan Bidang Pengaruh

• Wilayah pengaruh aktor politik A terdiri dari wilayah


pengaruh dari aktor-2 lain yg dipengaruhi atau
dikuasai oleh si A.
• Bidang pengaruh aktor politik A adalah bidang
kegiatan di mana si A mempengaruhi aktor-2 lain itu.
• Dalam ilmu politik, pengaruh dan kekuasaan bisa
diukur dengan melihat Wilayah Pengaruh dan Bidang
Pengaruh yang dikuasai oleh si aktor.
• Misalnya seorang ulama punya bidang pengaruh
dalam soal keagamaan saja, sedangkan bidang
ekonomi tidak.
• Kadang dijumpai aktor yang berpengaruh dalam
bidang pendidikan, agama, ekonomi, dan
kebudayaan sekaligus. Jadi wilayah pengaruhnya
adalah lebih luas.
Konsep-Konsep yang Berkaitan
dengan Kekuasaan
• Influence (pengaruh), kemampuan untuk memengaruhi
orang lain agar orang tersebut mau mengubah sikap dan
perilakunya secara sukarela.
• Force, penggunaan tekanan nonfisik guna bertindak sesuai
dengan kehendak yang memerintah, seperti rasa takut
ataupun membatasi pemenuhan kebutuhan biologis (makan
dan minum) terhadap pihak lain.
• Persuasion (persuasi), yaitu kekuasaan yang bersinggungan
dengan kemampuan pemberi-perintah dalam meyakinkan
orang lain dengan argumentasi logis-rasional untuk
melakukan sesuatu.
• Manipulation (manipulasi), penggunaan pengaruh, di mana
orang yang dipengaruhi tidak menyadari bahwa tingkah
lakunya sebenarnya sedang mematuhi keinginan pemegang
kekuasaan.
• Coercion/coercive, peragaan kekuasaan atau
ancaman paksaan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok (biasanya
menyertakan tindakan
fisik/kekerasan)terhadap pihak lain agar
bersikap dan berperilaku sesuai dengan
kehendak pihak pemilik kekuasaan, termasuk
sikap dan perilaku yang bertentangan dengan
kehendak yang dipengaruhi.
• Authority (kewenangan), atau dalam bahasa
Max Weber sebagai otoritas legal-formal, di
mana seseorang m.emiliki kekuasaan oleh
karena legalitas yang melekat dalam dirinya
Mengapa distribusi pengaruh selalu tidak
merata? Menurut Robert A. Dahl ada 3
faktor:
1. Perbedaan dalam distribusi sumber-2 daya politik;
yaitu sarana yg bisa dipakai aktor politik utk
mempengaruhi aktor lain, misalnya kekuatan fisik,
harta kekayaan, kepandaian, status sosial, dlsb.
2. Perbedaan dalam kecakapan dan efisiensi
seseorang dalam memanfaatkan sumber-2 daya
politiknya; karena ada perbedaan bakat,
kesempatan, dan motivasi utk menggunakan
kecakapan politik.
3. Perbedaan dalam banyaknya sumberdaya politik
yang dipakai seseorang untuk mencapai tujuan-2
politiknya. Misalnya si A gunakan kekayaanya utk
menjadi Kepala Daerah, sedangkan si B untuk
meraih sukses jadi PNS, dan si C utk meraih sukses
dalam bidang bisnis.
Bgm mengetahui secara empirik “siapa yg
berkuasa/berpengaruh”?
Ada 3 pendekatan yg bisa digunakan:
1. Pendekatan posisional; misalnya siapa yg
menduduki posisi kekuasaan atau jabatan resmi di
daerah tsb? Jadi org yg punya jabatan resmi di
pemerintahan dianggap punya pengaruh dan
kekuasaan.
2. Pendekatan reputasional; dg wawancara snowball
untuk mengetahui siapa diantara mereka yg paling
berpengaruh. Jadi reputasinya di tengah masy
hanya masyarakat yg menilai bhw ia berpengaruh.
3. Pendekatan pembuatan keputusan; dengan
pertanyaan “siapa yang sebenarnya membuat
keputusan dalam masyarakat?” siapa yg
berpengaruh terhadap keputusan tsb? Dsb.
KEABSAHAN DAN LEGITIMASI
• Aktifitas politik berkaitan dengan usaha
mempengaruhi orang atau kelompok lain,
maka aktor politik berkepentingan untuk
melanggengkan atau mempertahankan
pengaruh dan kekuasaannya.
• Apa yg bisa dilakukan untuk melanggengkan
atau mempertahankan kekuasaan itu?
• Bagaimana mempertahankan kemampuan
untuk mengendalikan dan memobilisasi
rakyat agar tetap mau menjalankan
perintahnya?
Ada 3 kategori SDP
1. SDP paksaan, menimbulkan kemampuan aktor
politik untuk membuat orang lain tunduk pada
kemauannya melalui ancaman penggunaan
paksaan.
2. SDP ekonomis, menimbulkan kemampuan untuk
memanipulasi perilaku orang lain melalui
pemberian atau penolakan untuk memberi
ganjaran materiil.
3. SDP simbolik, menimbulkan kemampuan untuk
mempengaruhi org lain agar mengidentifikasi diri
dengan, dan atau mematuhi tertib masyarakat yg
berlaku secara sukarela.
Penggunaan SDP paksaan dan SDP ekonomis punya
kelemahan, selain biayanya mahal juga ketaatan yang
diperoleh tidak langgeng.

• Bagaimana membuat rakyat mau melaksanakan


perintah dengan penerapan paksaan dan ganjaran
materiil yang sekecil mungkin?
• Secara akal sehat, warga negara akan mematuhi
pemerintahnya bila warga menganggap bahwa
pemerintahnya itu memang berhak untuk
memerintah mereka.
• Pengakuan warga atas penggunaan kekuasaan inilah
yang disebut legitimasi atau keabsahan.
• Kekuasaan yang mendapat keabsahan itulah yang
disebut kewenangan (authority).
Keabsahan dan Nilai Sosial
• Pemerintah atau lembaga politik dianggap absah
apabila mayoritas warga masyarakat menganggap
keberadaannya memang “patut dan baik”, untuk itu
warga bersedia memelihara dan
mempertahankannya.
• “Patut” dan “Baik” adalah salah satu nilai-nilai sosial
yang hendak diraih. Karena itu ia merupakan tujuan
bersama warga yang ingin dikejar dan dicapai.
• Jadi absah tidaknya suatu lembaga politik adalah
tergantung pada apakah lembaga itu bersesuaian
dengan nilai-nilai yg dianut mayoritas warga
masyarakat atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai