Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSU NIRMALA PURBALINGGA
PPOK
1. Pengertian (Definisi) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit
yang ditandai dengan adanya keterbatasan aliran udara kronis
kronis dan perubahan patologis pada paru-paru, beberapa
memiliki efek ekstra pulmonal. Ditandai dengan keterbatasan
aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Keterbatasan
aliran udara biasanya progresif dan berhubungan dengan
respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel
berbahaya atau gas.
2. Anamnesis 1. Sesak napas yang diperberat oleh latihan
2. Batuk-batuk kronis
3. Sputum yang produktif
4. Faktor resiko (Perokok akti/pasif, tinggal
didaerah berpolusi, lingkungan kerja industri kapas,
pertambangan batu bara, pertambangan emas,
defisiensi a1 antitripsi)
3. Pemeriksaan Fisik 1. Laju nafas meningkat >20 kali/menit, bila
sesak nafas berat : sianosis(hipoksia berat), retraksi
intrercostal.
2. Pemeriksaan paru : barrel chest : meningkatnya
diameter anteroposterior, (merupakan tanda
hiperinflasi), diafragma letak rendah, suara nafas
melemah, dapat ditemukan ronki dan wheezing
3. Suara jantung melemah. Pada PPOK berat
dapat ditemukan gagal jantung kanan, kor pulmonal :
bunyi jantung kedua meningkat, distensi vena jugular,
kongesti hati, edema mata kaki.
4. 4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan 1. Uji Sperometri (standar baku)
a. Volume Ekspirasi Paksa (VEP) / Kapasitas Vital
Penunjang
Paru (KVP) atau FEV/FVC <70%
b. Meningkatnya kapasitas total paru-paru, kapasitas
residual fungsional, dan volume residual.
2. Rongen Thorak : paru-paru hiperinflasi, diafragma
mendatar
3. Analisa Gas Darah
4. Level serum a1 antitripsin sesuai indikasi
8. Tata Laksana
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator (Outcome)
15. Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai