RS RK CHARITAS PALEMBANG
ABSES PARU
1. Nama Penyakit / Abses Paru adalah peradangan di jaringan paru yang disertai
Diagnosis pembentukan rongga yang berisi nanah
2. Kriteria Diagnosis Demam tinggi, batuk-batuk, mula-mula jumlah dahak sedikit. Bila
rongga abses berhubungan dengan bronkus yang agak besar maka
isi abses dibatukkan keluar dalam jumlah banyak, berupa nanah,
kadang-kadang disertai hemaptisis. Seringkali dahak berbau busuk
atau bercampur darah.
Pemeriksaan jasmani : foto toraks, menunjukkan rongga berisi udara
dan cairan dalam paru dengan “air fluid level”
3. Diagnosis Diferensial Empiema
Bula terinfeksi
Kanker Paru
4. Pemeriksaan
Penunjang a. Foto toraks PA & lateral
1.1 Umum Laboratorium darah : Leukosit, LED meninggi
b. Sediaan apus sputumpulasan gram, biakan dan uji resisten
terhadap kuman mikroorganisme
Bronkoskopi
1.2 Khusus Tomogram atau
CT Scanning toraks
5. Konsultasi Dokter Spesialis Paru
Dokter Spesialis Bedah Toraks bila perlu tindakan pembedahan
6. Perawatan Rumah Rawat inap
Sakit
7. Terapi
Umum
1.1 Terapi Istirahat
Nonmedikamentosa Fisioterapi bila sputum banyak
8. Standar Rumah Sakit Rumah sakit tipe C/D bila tidak begitu berat
Rumah sakit tibe B/A bila perlu tindakan operasi
9. Penyulit Batuk darah massif
Sepsis
Infeksi jamur
Pembentukan fungus ball
10. Informed Consent Bila akan dilakukan tindakan bedah
(Tertulis)
11. Standar Tenaga Dokter Umum bila gejala ringan
Doktr Spesialis Paru
12. Lama Perawatan Tergantung perjalanan penyakit
13. Masa Pemulihan Tergantung perjalanan penyakit
14. Output Sembuh sempurna
Meninggalkan rongga abses
15. Bidang Terkait Bedah toraks
Rehabilitasi medik
Mikrobiologi
RS RK CHARITAS PALEMBANG
ASMA BRONKHIALE
1. Kriteria Diagnosis - Riwayat sesak napas disertai mengi dan atau batuk-batuk berulang
dengan atau tanpa dahak akibat faktor pencetus dapat hilang
dengan atau tanpa pengobatan
- Pemeriksaan jasmani : dijumpai ekspirasi memanjang dengan atau
tanpa mengi (wheezing ) dan pada waktu serangan dapat ditemukan
penggunaan otot bantu napas yang berlebihan
2. Klasifikasi - Asma intermitten
Diagnostic - Asma persisten ringan
- Asma persisten sedang
- Asma persisten berat
3. Differential - PPOK
Diagnostic - Pneumotoraks
- Asma kardiale
- Bronkitis kronis
- Payah jantung kiri
4. Pemeriksaan - Laboratorium
Penunjang - Darah rutin
Umum - Kadar eosinofil total
- Kadar ig E
- Foto toraks (menyingkirkan penyakit lain)
- Spirometri
Khusus - Uji bronkodilator
- Uji Provokasi Bronkus
- Uji kulit (alergi)
5. Perawatan Rumah - Rawat jalan bila serangan ringan
Sakit - Rawat inap bila serangan berat
6. Terapi Menghindarkan faktor pencetus
Non Fisioterapi
Medikamentosa Senam asma
Pendidikan penyuluhan kesehatan
1. Anti inflamasi
Medikamentosa - Steroid inhaler
- Steroid oral dosis rendah
2. B2 agonist
3. Teofilin lepas lambat
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
172
4. Anti leukotrien
5. Obat-obat lain : antibiotika mukolitik ekspektoran atas indikasi
9. Informed Consent Perlu bila ada gagal napas membutuhkan pemasangan ventilator
10. Lama Perawatan ± 1 minggu
11. Masa Pemulihan 0-5 hari untuk bisa bekerja
12. Output - Cepat membaik
- Perbaikan bertahap
- Meninggal
13. Bidang Terkait - Alergi
- THT
- Rehabilitasi medic
RS RK CHARITAS PALEMBANG
BRONKIEKTASIS
1. Nama penyakit / Bronkiektasis
diagnosis : Ialah penyakit paru yang ditandai oleh dilatasi yang disertai destruksi
dinding bronkus yang kronik dan menetap. Keadaan ini dapat terjadi
akibat kelainan kongenital, infeksi menahun dan berulang, factor
mekanik, maupun gangguan saraf perifer otot-otot bronkus
2. Kriteria diagnosis : Kelainan anatomik berupa pelebaran bronkus yang terlihat pada
bronkografi atau CT scanning toraks dan kadang-kadang dari foto
toraks biasa
Gejala klinis dapat tidak ditemukan atau berupa batuk produktif
atau batuk darah. Pada keadaan lanjut dapat disertai sesak napas
Batuk pada perubahan posisi
3. Diagnosis diferensial Fibrosis kistik
: TB Paru
Bronkitis kronik
4. Pemeriksaan
penunjang Foto toraks PA & lateral
Umum : Laboratorium rutin darah : hitung leukosit meninggi
MO sputum
Bronkografi
CT Scanning toraks
Khusus : Pengambilan bahan untuk biakan & uji resistensi mikroorganisme
penyebab : aspirasi transtorakal, bronkoskopi dengan sikat kateter
terlindung ganda atau kateter balon
Foto sinus paranasalis jika dicurigai ada sinusitis
RS RK CHARITAS PALEMBANG
BRONKITIS AKUT
medikamentosa : - Mukolitik
- Ekspektoran
- Antitusif bila perlu
- Antibiotika bila perlu
8. Penyulit : - Pneumonia
- Abses paru
- Empiema
- Septikeni
9. Standar Tenaga : Dokter Umum
10. Lama perawatan : Tak perlu rawat
11. Masa pemulihan : ± 1 minggu
12. Bidang terkait - Radiologi
- Mikrobiologi
13. Output - Sembuh total
- Komplikasi
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
176
RS RK CHARITAS PALEMBANG
EDEMA PARU
1. Nama penyakit / Edema Paru
diagnosis :
2. Kriteria diagnosis : Klinis biasanya pasien dalam posisi duduk sedikit membungkuk ke
depan, sesak hebat, dapat disertai dengan sianosis, berkeringat
dingin, batuk dengan sputum berwarna kemerahan
Pada auskultasi didapatkan ronki basah kasar pada lebih dari
setengah lapangan paru, wheezing, galop protodiastolik, bunyi
jantung dua pulmonal mengeras
Pada foto toraks didapatkan hilus melebar, densitas meningkat,
disertai garis Kerley ABC
3. Diagnosis diferensial ARDS
: Emboli Paru
Pneumonia
Pneumotoraks
Asma akut
PPOK eksaserbasi akut
Tumor Mediastinum
Tumor paru
Efusi pleura
4. Pemeriksaan
penunjang Foto toraks
5. 4.1 Umum : AGDA
EKG
Enzim Kardiak
: Infus cairan
RS RK CHARITAS PALEMBANG
EFUSI PLEURA
1. Nama penyakit / Efusi Pleura
diagnosis :
2. Kriteria diagnosis : Terdapatnya cairan dalam rongga pleura yang dapat disebabkan oleh :
- Tuberkulosis
- Infeksi nontuberkulosis
- Keganasan primer / metastasis
- Reaksi radang ikutan proses lain
Terapi Sesuai dengan penyebab efusi pleura. Bila penyebab belum diketahui,
medikamentosa : dapat dipertimbangkan pengobatan anti tuberkolosis, terutama pada
usia dewasa muda
RS RK CHARITAS PALEMBANG
EMBOLI PARU
1. Nama Penyakit / Emboli Paru
Diagnosis
2. Kriteria Diagnosis Emboli paru muncul bila trombus vena terlepas dan terbawa dalam
sirkulasi arteri pulmoner, tersangkut dan menyumbat sebagian / total
aliran darah di pohon arteri pulmoner
3. Diagnosis Diferensial Penyakit-penyakit jantung
Penyakit-penyakit paru
Penyakit-penyakit esophagus
Penyakit-penyakit mediastinum
Proses-proses abdominal (pankreatitis, abses subfremik, rupture
hati, perforasi ulkus, iskemi/distensi usus
Penyakit-penyakit ginjal
Penyakit-penyakit sitemik (syok, anemia, sepsis)
Dispnea psikogen
Penyakit-penyakit neouromuskular
Penyakit-penyakit musculoskeletal (patah tulang iga, patah tulang
dada, spasme otot dll)
4. Pemeriksaan Laboratorium : leukosit, serum LDH, enzyme transminase,
Penunjang bilirubin
a. Umum Foto toraks
EKG
AGDA
Nonmedikam Istirahat
mentos Oksigen
Terapi Khusus
Istirahat
Emboli Submasif Oksigen
Berulang
Terapi Antikoagulasi bila masih ada trombus
Nonmedikammen
tosa
Mencegah emboli septik dangan cara vena cavae plication, clipping
Terapi dan ligasi
Medikamentosa
Istirahat
Oksigen
Terapi Khusus
Heparin bolus
Emboli Masif Terapi trombolitik
Terapi
Nonmedikamment Embolektomi
osa
Terapi
Medikamentosa
Terapi Khusus
b. Karena Tindakan -
10. Informed Consent Perlu terutama bila akan dilakukan tindakan diagnostik invasif dan
(Tertulis) terapi agresif
11. Standar Tenaga Dokter Spesialis Paru, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
12. Lama Perawatan Tergantung penyebab
13. Masa Pemulihan 2 minggu
14. Output Sembuh
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
182
Sembuh parsial
Meninggal
15. Bidang Terkait Radiologi
Anestesi
Kardiologi
Ahli Bedah Kardiovaskuler
Penyakit Dalam
RS RK CHARITAS PALEMBANG
EMPIEMA
1. Nama penyakit / Empiema
diagnosis :
2. Kriteria diagnosis : Didapatkan pus pada punksi pleura
Gejala klinis yang sering didapatkan adalah demam, sesak napas,
batuk-batuk. Dada sisi yang sakit lebih cembung, tertinggal pada
pernapasan dan suara napas menghilang
3. Diagnosis diferensial Pleuritis eksudativa TB
: Pleuropneumonia
Abses paru
4. Pemeriksaan
penunjang a. Foto toraks PA dan lateral
Umum : b. Laboratorium
darah rutin hitung sel dimensi leukosit PMN
analisis cairan pleura
pemeriksaan mirobiologi
- sediaaan apus cairan pleura dengan
*. pulasan garam
*.bakteriologi + BTA
- biakan kuman dan uji resitensi untuk kuman TB dan kuman
non TB
- bila diduga kuman anaerob sebagai penyebab gunakan
medium transport BHI (Brain Heart Infusion)
- pemeriksaan parasitologi amuba
Punksi pleura
Torakoskopi atas indikasi
Khusus :
5. Konsultasi : Dokter Spesialis Paru
6. Perawatan rumah Rawat inap agar pengembangan paru dapat diupayakan lebih cepat
sakit : dan semaksimal mungkin
7. Terapi Umum
Terapi
nonmedikamentosa Istirahat
:
medikamentosa :
WSD
Bedah bila konservatif gagal
Terapi khusus :
8. Standard rumah sakit Rumah sakit tipe D
: Rujukan pada rumah sakit tipe C/B dengan spesialis paru
9. Penyulit (komplikasi)
Karena Penyakit : Septikemia
Fistula
RS RK CHARITAS PALEMBANG
KANKER PARU
1. Nama Penyakit Kanker Paru jenis karsinoma bukan sel kecil
2. Kriteria Diagnosis Ditemukan sel atau jaringan tumor ganas berasal dari bronkus / paru
3. Gambaran Klinis Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak, batuk darah, sesak napas,
serak, sakit dada, sakit menelan
Tidak jarang : keluhan karena metastasis diluar paru
4. Pemeriksaan A. Pemeriksaan jasmani : tergantung pada kelainan paru saaat
Penunjang diperiksa
B. Pemeriksaan radiologi :
- Foto toraks (PA/Lateral)
- CT scan toraks dengan kontras
- Pemeriksaan radiologi lain
CT scan kepala, bone scan dan atau bone survey, USG
abdomen
- PET (Positron Emission Tomography) bila perlu
C. Pemeriksaan khusus :
- Bronkoskopi
- Biopsi aspirasi jarum
- Trans Bronchial Needle Aspiration (TBNA)
- Trans Bronchial Lung Biopsy (TBLB)
- Trans Thorasic Needle Aspiration (TTNA)
- Biopsi TransTorakal (TTB)
- Aspirasi jarum halus (AJH)
- Biopsi KGB
- Torakoskopi medik
- Sitologi sputum
D. Pemeriksaan invasif lain : torakoskopi, mediastinoskopi,
torakotomi eksplorasi
E. Pemeriksaan lain
- Petanda tumor : CEA, cyfra 21-1 NSE dll. Tidak dapat
digunakan untuk mendiagnose tapi untuk evaluasi hasil
pengobatan
- Pemeriksaan biologi molecular : untuk prognosis penyakit dan
efektivitas terapi
5. Jenis Histologi a. Karsinoma skuamosa (Karsinoma Epidermoid)
b. Karsinoma sel kecil (Small Cell Carcinoma)
c. Adenokarsinoma (Adeno Carcinoma)
d. Karsinoma sel besar (Large Cell Carcinoma)
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
186
Stadium I & II, IIIA bila didahului oleh tumor di reseksi lengkap,
9. Pembedahan termasuk jaringan KGB intrapulmoner, lobektomi atau pneumektomi
12. Pengobatan Paliatif Tujuan meningkatkan kualitas hidup sebaik mungkin termasuk
meminimalisasi gejala dan keluhan
14. Penyulit
Karena Penyakit Sindroma penokapas superior
Gawat napas (penekanan bronkus besar
Batuk Darah
Infeksi sekunder
Nyeri akibat metastasis
Hiperkalsemia
Berbagai gangguan hormonal
RS RK CHARITAS PALEMBANG
MIKOSIS PARU
1. Mikosis Paru Gangguan paru dan atau saluran napas yang disebabkan infeksi /
kolonisasi jamur atau reaksi hipersensitif terhadap jamur. Biasanya
ditemui pada pasien dengan kelainan paru kronik maupun gangguan
sistim imun
2. Faktor Resiko Pasien dengan imunosupresi (neutropeni berat, leukemia,
tranplantasi organ, kemoterapi)
Penggunaan jangka panjang alat-alat kesehatan invasive (ventilator
mekanik, kateter vena sentral/periper, kateter urine, NGT, WSD
dll)
Pasien dengan imunokompromis akibat penggunaan antibiotika
jangka panjang dengan spektrum luas, kortikosteroid, obat-obatan
imunosupresi
Penyakit kronik seperti PPOK, bronkiektasis, keganasan rongga
toraks, luluh paru, sirosis hepatis, insufisiensi renal, diabetes
mellitus.
Gambaran infiltrate di paru dengan demam yang tidak membaik
pada pemberian antibiotika yang adekuat dengan atau tanpa
adenopati.
Pasien dengan mikosis kulit berupa lesi Eritema Nodosum pada
ektrimitas bawah
Pasien setelah bepergian dari daerah endemis
3. Gejala klinik Tidak ada yang khas
Keluhan demam, batu-batuk, sesak napas dll
Pemeriksaan fisik sesuai dengan tempat kelainan
4. Pemeriksan Radiologi
Penunjang - Foto Toraks : Tak ada cirri khas bisa berupa
- Infiltrat interstisiel, konsolidasi, nodul multiple, kapitas, efusi
ploura
- Scan Toraks : hasilnya lebih baik
Laboratorium : sangat penting
- Bahan pemeriksaan : sputum, bilasan bronkus, BAL, jaringan
biopsy, darah, cairan ploura dll
- Cara pemeriksaan : miksroskopik, biakan (baku emas diagnosis),
serolohi, PCR.
5. Diagnosis Penting secepatnya ditegakkan. Kelambatan diagnosis dapat
meningkatkan mortalitas dan morbiditas
RS RK CHARITAS PALEMBANG
CT Scanning Toraks
Khusus Bronkoskopi + Biosi transbronkial
TTB (Transtorakal Biosi)
Torakotomi bila perlu
5. Konsultasi Dokter Spesialis Paru
6. Terapi Sesuai dengan penyakit dan gejala
Terapi bedah bila perlu
7. Penyulit Batuk darah atau pneumotoraks karena tindakan
8. Informed Consent Bila dilakukan tindakan invasive
(Tertulis)
9. Standar Tenaga Dokter Spesialis Paru
10. Output Bukan kanker : sembuh
Kanker : penyebaran penyakit
11. Bidang terkait Anestesi
Bedah toraks
Laboratorium patologi klnik
Mikrobiologi
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
191
RS RK CHARITAS PALEMBANG
PLEURITIS EKSUDATIVA TB
1. Nama Penyakit / Adalah peradangan pleura disertai terbentuknya cairan eksudat yang
Diagnosis disebabkan oleh infeksi kuman TBC
2. Kriteria Diagnosis Batuk-batuk , demam, nyeri dada, sisi yang sakit, sesak napas.
Hemitoraks sisi yang sakit lebih cembung, pergerakan tertinggal pada
pernapasan, perkusi pekak / redup, suara napas melemah,
mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
3. Diagnosis Diferensial Empiema
Abses paru
Efusi pleura ganas
Tumor paru
4. Pemeriksaan
Penunjang Foto toraks PA dan Lateral
Umum Foto toraks lateral dekubitus bila cairan sedikit
USG toraks pro marker
Punksi pleura
Terapi khusus
8. Penyulit Infeksi berlanjut menjadi empiema
Fistula bronkopleural
9. Informed Consent Bila akan dilakukan tindakan invasive
(Tertulis)
10. Standar Tenaga Dokter Umum
Dokter Spesialis Paru
11. Lama Perawatan 3 - 5 hari sampai gejala sesak hilang
12. Bidang Terkait Radiologi
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
192
Mikrobiologi
Patologi Anatomi
RS RK CHARITAS PALEMBANG
PNEUMONIA
1. Nama penyakit : Pneumonia
Ialah peradangan akut parenkis paru yang disebabkan oleh bakteri,
virus, maupun parasit tuberkulosis paru tidak dimasukka dalam
bagian
2. Pembagian klinis / - Pneumonia komunitas (CAP)
epideniologis - Pneumonia didapat di rumah sakit (Hospital Aquired Pneumonia =
HAP)
- Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
- Health Care Associated Pneumonia (HCAP)
3. Kriteria diagnosis : - Batuk-batuk dengan dahak purulen
- Demam dengan suhu tubuh ≥ 38°C
- Sesak napas, nyeri dada
- Ditemukan suara napas bronchial dan Ronki
- Leukosit ≥ 10.000 atau ≤ 4500
- Diagnosis pasti ditegakkan bila pada foto toraks terdapat infiltrate /
ain bronkogram
RS RK CHARITAS PALEMBANG
PNEUMOTORAKS
1. Nama Penyakit / Pneumotoraks
Diagnosis Ialah adanya udara bebas didalam rongga pleura yang disebabkan
oleh trauma dada, penyakit paru atau yang terjadi secara spontan.
Kadang terjadi juga pada wanita akibat endometriosis yang bersamaan
dengan terjadinya haid
2. Kriteria Diagnosis Pada foto toraks terlihat udara bebas dalam pleura dan kolaps paru
yang dibatasi oleh bayangan pleura viseralis. Sesak napas dan atau
nyeri dada yang terjadi mendadak dan semakin memberat. Pada
pneumotoraks tekan (ventil pneumothoraks) sesak napas semakin
lama semakin berat, nadi lebih cepat, gelisah, keringat dingin dan
sianosis.
3. Diagnosis Diferensial Empisema
Asma bronchial
Infark Miokard Akut
Emboli Paru
4. Pemeriksaan
Penunjang Foto toraks PA, sebaiknya dengan ekspirasi maksimal bila
Umum pneumotoraksnya ringan
Bronkoskopi
Khusus
5. Konsultasi Dokter Spesialis Paru
6. Perawatan rumah Setiap pasien pneumotoraks harus dirawat terutama bila disertai
sakit dengan keluhan :
Sesak napas
Luas pneumotoraks > 10%
7. Terapi
Nonmedikamentosa Pemasangan “mini WSD”
Oksigen
8. Penyulit
Karena Penyakit Empisema subkutis
Efusi pleura
Empiema
Pada pneumotoraks tekan dapat terjadi torsi jantung dan pembuluh
darah besar
Gagal napas
RS RK CHARITAS PALEMBANG
PPOK
1. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis adalah penyakit paru yang ditandai
oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat
progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun dan berbahaya disertai efek ekstra paru
yang berkontribusi terhadap derajat beratnya penyakit
2. Faktor Resiko 2. Asap rokok
3. Polusi udara dalam dan luar ruangan
4. Stres Oksidatif
5. Gen
6. Tumbuh kembang paru
7. Sosial ekonomi
8. Infeksi berulang saluran napas
3. Diagnosis
a. Gejala 1. Sesak napas progresif pada usia > 40 tahun (bertambah seiring
waktu)
- Bertambah berat dengan aktivitas
- Persisten (menetap sepanjang hari)
- Pasien mengeluh perlu usaha untuk bernapas
2. Batuk kronis berdahak atau tidak
3. Riwayat terpapar
- Asap rokok
- Debu
- Bahan kimia
- Asap dapur
b. Pemeriksaan Faal
Paru - Spirometri / peak flow meter, variasi harian pagi/sore tak lebih dari
20%
- Uji bronkodilator
Peningkatan VEP/1, > 20% atau > 200 ml – baik
PPOK < 20% < 200 ml
d. Laboratorium Darah
4. Pemeriksaan
Penunjang Lain - EKG
- Bakteriologi
- Kadar alpha/1 antitripsin
- CT Scan
- AGD
5. Diagnosis Banding - Asma bronkiale
- Gagal Jantung Kongestif (CHF)
- Bronkiektasis
- TBC Paru
- Pan Bronkiolitis difus
- Pneumotoraks
- Bronkitis obliterans
2. Rehabilitasi
3. Terapi O2 jangka panjang
4. Ventilasi mekanik non imvasif
5. Pembedahan ?
9. Penyulit
10. Karena Penyakit Kor pulmonale
Gagal napas
RS RK CHARITAS PALEMBANG
TUBERKULOSIS
1. Definisi Pernyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium
Tuberkulosis Complex
2. Klarifikasi kasus TB 1. Berdasarkan letak anatomi
a. Tuberkulosis paru – kasus TB yang mengenai parenkim paru
atau lesi yang terkena dalam paru
b. Tuberkulosis extra paru – kasus TB yang mengenai organ lain
selain paru
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (Bakteriologi)
a. Tuberkulosis Paru BTA (+)
b. Tuberkulosis Paru BTA (- )
c. Bekas TB
2. Berdasarkan riwayat pengobatan
a. Pasien baru
b. Pasien dengan riwayat pengobatan sebelumnya
- Kambuh
- Gagal
- Lalai
- Masih dalam pengobatan
3. Status HIV
3. Diagnosis a. Gambaran klinis
1. Gejala Respirasi
2. Gejala Sistemik
3. Gejala Extra Paru
b. Pemeriksaan Fisis
Tergantung pada orang yang terlibat
c. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Bahan pemeriksaan : Dahak, Cairan Pleura, Cairan
Cerebrospinal, Bilasan Bronkus, Bilasan Lambung, Kurasan
Bronko Alveolar, Urine, Faeces, Biopsi (FNAB)
2. Cara Pengumpulan
Dahak Minimal 2x (1x dahak pagi)
3. Cara Pemeriksaan Dahak & Bahan Lain
a) Dikroskopis dengan perawatan Ziehl-Nielsen-
Mikroskopis Fluoresens-dengan perawatan Auramin-
Rhodamin
b) Biakkan Kuman
- Egs Base Media
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
201
RS RK CHARITAS PALEMBANG
MDR-TB
1. Definisi Tuberkulosis paru yang disebabkan oleh microbacterium tuberculosis
yang resisten minimal terhadap rifampisin dan INH dengan atau tanpa
OAT lain
2. Klasifikasi - Resistensi primer : bila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat
OAT, atau pernah tapi tidak lebih dari 1 bulan
- Resistensi sekunder : bila sudah pernah mendapat OAT lebih dari 1
bulan
- Resitensi inisial : bila kita tidak tahu pernah diberi OAT atau tidak
3. Kategori Resistensi - Mono resistensi : kekebalan terhadap salah satu OAT
Obat TB - Poly resistensi : kekebalan terhadap lebih dari satu OAT selain
kombinasi rifampisin dan inh
- Extensive Drug Resistance (XDR) : TB MBR + kekebalan terhadap
obat gol fluoro kuinolon + sedikitnya salah satu dari OAT injeksi
pada lini ke 2 (kapreomisin, kanamisin, amikasin)
- Total Drug Resistance : resistensi terhadap OAT pada lini pertama
atau kedua, tidak ada lagi OAT yang bisa dipakai
4. Suspek MDR TB 1. Kasus TB Paru dengan gagal pengobatan pada kategori dibuktikan
dengan rekam medis sebelumnya dan riwayat pengobatan dahulu
2. TB Paru dengan hasil dahak tetap (+) setelah sisipan dengan
kategori 2
3. TB Paru pernah diobati dengan pasilitas NonDOTS termasuk yang
mendapat OAT lini ke 2 terapi kuinolon dengan kanamisin
4. TB Paru yang gagal pengobatan kategori 1
5. TB Paru dengan dahak tetap (+) setelah sisipan dengan kategori 1
6. TB Paru kambuh
7. TB Paru yang lalai berobat pada pengobatan kategori 1 dan atau 2
8. Suspek TB dengan keluhan yang tinggal dekat pasien TB-MDR
termasuk petugas kesehatan
9. TB-HIV, pasien ini harus mendapat pemeriksaan kultur dan
kepekaan pada laboratorium dengan jaminan mutu eksternal
5. Diagnosa TB-MDR - Dipastikan setelah uji kepekaan
- Minimal resisten terhadap refampisiin dan inh
6. Penatalaksanaan TB- Kelompok obat dalam pengobatan TB resisten
MDR 1. Kelompok 1. Lini 1 : inh.R.E.2.Rfb (Rifabutin)
2. Kelompok 2 obat suntik , Kanamisin (Km), Amikasin (Am),
Kapreomisin (Cm), Streptomisin (S)
3. Kelompok 3 Flourokuinolon : Moxifloxacin (Mfx), Levofloxacin
Panduan Praktik Kliniks Jilid 4 – RS RK Charitas Palembang
204
RS RK CHARITAS PALEMBANG