Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN KEDIRI

Disusun Oleh:

ARY NOVENDRI FALAQHY KASIM

KEYLA NABILA A.M

Guru Pengampuh :

Yusran,S.Pd

SMK NEGERI 4 BALIKPAPAN


KELAS 10 PERHOTELAN 1
BALIKPAPAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Makalah
yang kami buat yakni berjudul “KERAJAAN KEDIRI”. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas pelajaran SEJARAH Kelas X PHT 1.

Tujuan kami membuat tugas makalah ini agar kami dapat lebih mengetahui tentang
“KERAJAAN KEDIRI”. Dalam pembuatan ini juga saya mengucapkan terima kasih
atas waktu yang telah diberikan oleh Bapak Yusran, S.Pd sebagai Guru pembimbing
mata pelajaran SEJARAH serta teman-teman sekalian.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membaca
maupun yang mendengarkan. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Maka dari itu kami
berharap kepada teman-teman sekalian tak lupa memberi kritik dan saran yang bersifat
positif bagi kelompok kami, guna penulisan yang lebih baik lagi dimasa yang akan
datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi informasi
yang bermanfaat mengenai “KERAJAAN KEDIRI”.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kerajaan Kediri merupakan sebuah kerajaan bercorak Hindu yang berdiri


antara tahun 1042 Masehi hingga 1222 Masehi. Pusat pemerintahannya terletak di
Kota Daha, atau yang sekarang menjadi wilayah Kota Kediri. Sebenarnya, nama Daha
berasal dari kata Dahanapura, yang diartikan sebagai Kota Api. Letak Kerajaan Kediri
yakni di daerah Jawa Timur. Kerajaan Kediri berpusat di Daha, atau sekitar Kota Kediri
sekarang. Pusat Kerajaan Kediri tersebut terletak di tepi Sungai Brantas, yang masa itu
sudah menjadi jalur pelayaran yang ramai.

Sejarah lahir atau berdirinya Kerajaan Kediri dilatarbelakangi dengan perintah


Raja Airlangga yang membagi kerajaan menjadi dua bagian saat itu, yakni Jenggala
(Nama lainnya Kahuripan) dan Panjalu (nama lainnya Kediri) yang saat itu dibatasi
dengan Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Tujuannya adalah supaya tidak ada
pertikaian antara keduanya. Kerajaan Janggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan
Delta Sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, dengan
pusat kerajaan Kahuripan. Sedangkan Kerajaan Panjalu (Kediri) meliputi, Kediri,
Madiun, dan dengan pusat kerajaan Daha.

Kami berharap nantinya makalah ini dapat menjadi salah satu dokumen penting
yang mampu menjelaskan perjalanan Kerajaan Kediri secara historis dan kronologis. 
Tentu dengan berbagai perdebatan yang berlangsung mengenai penulisan riwayat
Kerajaan Kediri, kami berusaha semampunya agar penjelasan yang kami berikan dapat
dengan mudah dipahami dan mampu meluruskan sedikit perdebatan yang ada.
B. Rumusan Masalah.

Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kediri?


Bagaimana struktur pemerintahan Kerajaan Kediri?
Seperti apa kondisi ekonomi Kerajaan Kediri?
Bagaimana Kerajaan Kediri dapat mencapai masa kejayaan?
Apa saja yang menyebabkan Kerajaan Kediri runtuh?

C. Tujuan.

Maka dari itu, makalah yang kami buat ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami lebih jelas point-point yang menjadi rumusan masalah pada pembahasan ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Kediri.
2. Untuk mengetahui bagaimana struktur pemerintahan Kerajaan Kediri
3. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Kerajaan Kediri
4. Untuk mengetahu bagaimana kerajaan Kediri dapat mencapai masa kejayaannya
5. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Kediri
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kendiri

Ada beberapa sumber yang menjelaskan tentang bagaimana munculnya


Kerajaan Panjalu atau Kediri sebagai suatu kekuasaan baru di Pulau Jawa. Diantaranya
adalah Menurut buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik sampai
Kontemporer oleh Adi Sudirman Pada 27 Juli di tahun 879 berdirilah Kerajaan Kediri
berawal dari pembagian kerajaan yang dilakukan oleh Raja Airlangga. Kelak menjadi
HUT Kota Kediri. Mengutip dari buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari
Era Klasik sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman. Kerajaan Kediri atau Kerajaan
Panjalu adalah sebuah kerajaan besar yang berdiri pada abad ke-12 antara tahun 1042-
1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Kediri
bercorak Hindu.

Kerajaan Kediri bermula dari perintah Raja Airlangga untuk membagi kerajaan
menjadi dua bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian kerajaan dimaksudkan untuk
menghindari pertikaian. Berdirinya Kerajaan Kediri berawal dari pembagian kerajaan
yang dilakukan oleh Raja Airlangga. Tujuannya yakni untuk menghindari pertikaian.
Raja Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua bagian yakni Kerajaan Panjalu
(Kediri) untuk Samarawijaya dan Kerajaan Jenggala (Kahuripan) untuk Mapanji. Dari
sini bisa dikatakan kalau Samarawijaya merupakan pendiri Kerajaan Kediri sekaligus
raja pertama.

Wilayah kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian


kerajaan tersebut dilakukan Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan
tersebut dikenal sebagai Kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kerajaan
ini dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas, seperti dikisahkan dalam prasasti
Mahaksubya (1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540
M).
Pada awal masa perkembangan, Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui orang.
Prasasti Turun Hyang II (1044) yang dikeluarkan Kerajaan Jenggala hanya
memberitakan adanya perang saudara antara Jenggala dan Kediri sepeninggal Raja
Airlangga. Sejarah Kerajaan Kediri atau Panjalu mulai diketahui oleh adanya Prasasti
Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Sebelum Sri Jayawarsa, hanya raja
Sri Samarawijaya yang diketahui.

Pada tahun 1019, Airlangga berhasil naik menjadi raja Medang Kamulan. Saat
sedang memerintah, Airlangga berhasil mengembalikan kewibawaan Medang Kamulan
dan akhirnya memindahkan pusat pemerintahannya ke Kahuripan. Pada tahun 1041,
Airlangga memerintahkan kerajaan untuk dibagi menjadi dua bagian. Pembagian itu
dilakukan oleh Mpu Bharada, Brahmana yang terkenal sakti. Dua kerajaan yang
terbelah tadi lalu dikenal sebagai Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) dan
dipisahkan oleh gunung Kawi dan Sungai Brantas. Kejadian ini kemudian dikisahkan
dalam prasasti Mahasukbya, serat Calon Arang, dan kitab Negarakertagama. Meskipun
tujuan awal Airlangga memecah kerajaan menjadi dua adalah agar tidak ada perebutan
kekuasaan, pada praktiknya kedua putra Airlangga tetap bersaing bahkan setelah
mereka masing-masing diberi kerajaan sendiri.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan, sedangkan
Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu
kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan
saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya


karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru,
yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan
timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat
dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 – 1052 M)
dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda
Mukha. 

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan
Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya
prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang
kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah
kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang
menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.

B. Struktur Pemerintahan Kerajaan Kediri.

Dari struktur pemerintahan, masa perkembangan Kerajaan Kediri hanya kira-


kira satu abad. Perubahan yang terjadi di bidang struktur pemerintahan, terbukti dari
prasasti-prasasti masa Kediri yang masih menyebut jabatan-jabatan yang sudah dikenal
pada periode sebelumnya, misalnya Rakyan Mahamantri i Hino sebagai orang kedua
sesudah raja. Namun, ada pula keterangan baru yaitu penyebutan Panglima Angkatan
Laut (Senopati Sarwaja) dalam prasasti Jaring. Meskipun tidak berarti pada masa
sebelumnya tidak ada angkatan laut, penyebutan tersebut tentunya mempunyai makna
khusus. Barang kali pada masa Kediri ini, peran angkatan lautan makin besar, tidak saja
sebagai penjaga keamanan negara, tetapi juga mengamankan perdagangan interinsuler
maupun internasional.

Satu hal yang perlu dicatat adalah adanya aspek demokrasi yang memungkinkan
rakyat mengajukan permohonan kepada raja. Meskipun hal-hal seperti ini juga sudah
dikenal pada masa sebelumnya, sebagian besar prasasti Kediri merupakan permohonan
rakyat kepada raja agar anugerah yang sudah diterima dari raja sebelumnya dikukuhkan
dalam prasasti batu, ditambah dengan anugerah raja yang sedang memerintah.
Permohonan kepada raja ini disampaikan kepada salah satu pejabat. Pada
umumnya, permohonan ini dikabulkan oleh raja, mengingat rakyat yang memohon
tersebut sudah pernah berjasa atau menunjukkan kesetiaan kepada raja.

Hal yang juga penting adalah adanya samya haji atau bawahan raja penguasa
daerah dalam struktur Kerajaan Kediri. Meskipun sudah dikenal sejak periode sebelum
Kediri, tampaknya samya haji pada masa Kediri cukup besar perannya dalam
pemerintahan pusat kerajaan.

Berikut adalah nama-nama dan masa jabatan raja-raja yang menjabat Kerajaan Kediri:

1. Sri Samarawijaya, merupakan putra Airlangga yang namanya ditemukan dalam


prasasti Pamwatan (1042).
2. Sri Jayawarsa, berdasarkan prasasti Sirah Keting (1104). Tidak diketahui dengan
pasti apakah ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya atau bukan.
3. Sri Bameswara, berdasarkan prasasti Padelegan I (1117), prasasti Panumbangan
(1120), dan prasasti Tangkilan (1130).
4. Sri Jayabhaya, merupakan raja terbesar Panjalu, berdasarkan prasasti Ngantang
(1135), prasasti Talan (1136), dan Kakawin Bharatayuddha (1157).
5. Sri Sarweswara, berdasarkan prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan
(1161).
6. Sri Aryeswara, berdasarkan prasasti Angin (1171).
7. Sri Gandra, berdasarkan prasasti Jaring (1181).
8. Sri Kameswara, berdasarkan prasasti Ceker (1182) dan Kakawin Smaradahana.
9. Sri Kertajaya, berdasarkan prasasti Galunggung (1194), Prasasti Kamulan
(1194), prasasti Palah (1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama,
dan Pararaton.

Dari Raja-Raja di atas, dapat diperoleh informasi, bahwa:

 Pendiri Kerajaan Kediri adalah Airlangga, dengan Raja Pertamanya adalah


Samarawijaya.
 Raja terkenal di Kerajaan Kediri adalah Jayabhaya.

 Raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Kertajaya, namun berhasil dibangun kembali
oleh Jayakatwang meskipun hanya bertahan satu tahun saja. Jadi bisa dikatakan juga
bahwa raja terakhir Kerajaan Kediri adalah Jayakatwang.

Sepertinya yang disebutkan dalam prasasti Banjaran, samya haji di Banjaran


mendorong raja Janggala terusik untuk merebut kembali tahtanya. Kemudian dengan
bantuan samya haji di Banjaran dan rakyatnya, Janggala merebut kembali dan berhasil
menduduki tahtanya kembali.

C. Kondisi Ekonomi Kerajaan Kediri

Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di


daerah pedalaman bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian di daerah
pedalaman Kerajaan Kediri sangat melimpah karena didukung oleh kondisi tanah yang
subur. Hasil pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi rakyat.
Masyarakat yang berada di daerah pesisir hidup dari perdagangan dan pelayaran. Pada
masa itu perdagangan dan pelayaran berkembang pesat. Para pedagang Kediri sudah
melakukan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya.

Pada masa itu, mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak,
timah, dan tembaga sudah digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah
pesisir sudah berjalan cukup lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu lintas
perdagangan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir. Kediri merupakan Kerajaan
agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan
dan pertanian untuk masyarakatyang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang
berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka telah
mengadakanhubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai
penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal initerlihat
pada kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya
walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Keterangantersebut berdasarkan kitab
Chi-fan-Chi
(1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari
She-po(Jawa) telah memilikidaerah taklukkan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan
adalah sebuah Kerajaanyang berada di Jawa Timur, dan yang tak lain dan tak bukan
adalah KerajaanKediri. Mungkin juga Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan yang telah
dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina

D. Masa Kejayaan Kerajaan Kediri

Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakinisebagai


peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikanlebih banyak
informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri.
Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itutergolong langka karena untuk pertama
kalinya ditemukan patung Dewa SyiwaCatur Muka atau bermuka empat.

Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagikerajaan


menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan olehseorang Brahmana
yang terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal
dengan Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) danPanjalu (Kediri) yang dibatasi oleh
gunung Kawi dan sungai Brantas dikisahkandalam prasasti Mahaksubya (1289 M),
kitab Negarakertagama (1365 M), dankitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian
kerajaan menjadi dua agar tidakterjadi pertikaian.

Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantasdengan


pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanyaKahuripan, sedangkan
Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputiKediri, Madiun, dan ibu kotanya
Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yangditemukan masing-masing kerajaan saling
merasa berhak atas seluruh tahtaAirlangga sehingga terjadilah peperangan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayahkerajaannya


karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri
Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru,
yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama MapanjiGarasakan mendapatkan kerajaan
timur bernama Janggala yang berpusat di kotalama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat
dikuasai Jenggala dan diabadikanlah namaRaja Mapanji Garasakan (1042-1052 M)
dalam prasasti Malenga. Ia tetapmemakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda
Mukha.

Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangandan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan
Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaantersebut, selain ditemukannya
prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra.Dan yang banyak menjelaskan tentang
kerajaan Kediri adalah hasil karya berupakitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah
kitab Kakawin Bharatayudha yangditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang
menceritakan tentang kemenanganKediri/Panjalu atas Jenggala.

E. Masa Keruntuhan Kerajaan Kediri

Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencanaGaruda


Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehinggatidak disukai
oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi
pertentangan antara dirinya dan para Brahmana halinilah akhirnya menjadi penyebab
berakhirnya Kerajaan Kediri.Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah
melanggar adat danmemaksa kaum brahmana menyembahnya sebagai Dewa.

Para Brahmanakemudian meminta perlindungan pada Ken Arok di Singosari.


Kebetulan KenArok juga berkeinginan memerdekakan Tumapel (Singosari) yang
dulunyamerupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah pertempuran antara
prajuritKertajaya dan pasukan Ken Arok di desa Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan
Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah
masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan KerajaanSingosari.
Runtuhnya kerajan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajayadikisahkan dalam
Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan.

Lahirnya Kerajaan Kediri berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaandi


Kerajaan Medang Mataram pada tahun November 1041. Airlangga membagikerajaan
bertujuan untuk menghindari terjadinya perang saudara di Mataram.Setelah Mataram
dibagi 2 oleh Mpu Bharada seorang Brahmana yang terkenalakan kesaktiannya,
muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi gunung Kawidan sungai
Brantas.Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan
dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang bera
da di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Merekatelah
mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediriterkenal sebagai
penghasil beras, kapas dan ulat sutra.Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia
memakai lencanaGaruda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana,
sehinggatidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam
masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana halinilah
akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapakesalahan baik


dari isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maafapabila pembaca tidak
merasa puas dengan hasil yang kami sajikan. Kritik dansaran kami harapkan untuk
memperbaiki makalah ini agar lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai