Ketika perang diponegoro meletus, Nyi ageng bersama menantunya Raden mas (R.M.) pak – pak dan
pasukan nataprajan ikut bertempur melawan belanda. Nyi ageng bertempur dan memimpin pasukan
dari atas tandu karena usianya yang sudah 73 tahun. Setengah 3 tahun ikut bertempur
membantu Pangeran diponegoro, nyi ageng akhirnya mengundurkan diri. Perjuangan kemudian
ditruskan oleh menantunya R.M. Pak-Pak.
Hingga nyi ageng wafat dalam usia 86 tahun, daerah serang tetap sebagai daerah merdeka. Bahkan
pada tahun 1833,pemerintah belanda memberikan penghargaan kepadanya dan memberikan tunjangan
hari tua sebanyak 100 Gulden tiap bulan. Nyi Ageng adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga.
Selain itu, ia juga mempunyai seorang cucu yang juga seorang pahlawan yakni R.M. Soewardi
Surjaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Nyi Ageng Serang dikukuhkan sebagaiPahlawan
nasional berdasarkan SK Presiden RI No.084/TK/1974.