Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SEJARAH WAJIB

PAHLAWAN NASIONAL DAN PERJUANGANNYA

DISUSUN OLEH :

SABRINA AULIA ROMADON

XII MIPA 2

SMA NEGERI 9 KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


1. Pangeran Diponegoro

Bendara Pangeran Harya Dipanegara atau lebih dikenal dengan Diponegoro


lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 11 November 1785. Putra
sulung dari Sultan Hamengkubuwana III ini dikenal karena menjadi
pimpinan Perang Diponegoro dalam kurun waktu tahun 1825-1830.

Perang Diponegoro tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak


jumlahnya selama sejarah Indonesia. Pengharagaan atas jasa Diponegoro
melalui pemakaian namanya sebagai nama salah satu universitas negeri di
Semarang, yaitu Universitas Diponegoro (Undip).

Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1985 di Makassar, Sulawesi


Selatan. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno pernah
menyelenggarakan Haul Nasional memperingati 100 tahun wafatnya
Pangeran Diponegoro, 8 Januari 1955. Sedangkan, pengakuan sebagai
Pahlawan Nasional diperoleh Pangeran Diponegoro pada tanggal 6
November 1973 .
2. Cut Nyak Dien

Pahlawan nasional wanita yang lahir di Aceh tahun 1848 ini merupakan sosok
wanita tangguh yang berani memimpin pasukan terhadap Belanda saat Perang
Aceh.

Penyebab Cut Nyak Dhien ikut berperang untuk menghentikan penjajahan


Belanda karena mendiang suaminya Ibrahim Lamnga yang tewas berjuang
melawan Belanda. Tekad dan semangat Cut Nyak Dhien memperkenalkannya
kepada sosok Teuku Umar yang pada akhirnya menjadi suami kedua darinya.
Akhirnya mereka berjuang melawan Belanda bersama hingga sang suami turut
gugur.

Ia akhirnya ditangkap dan diasingkan hingga meninggal di Sumedang, 6


November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
3. Martha Christina Tiahahu

Pahlawan nasional wanita berikutnya ialah Martha yang lahir di Maluku, 4


Januari 1800. Ia dikenal sebagai wanita gagah berani yang turut meangangkat
senjata untuk melawan penjajah Belanda.

Martha bersama dengan ayahnya membuat kubu pertahanan dalam


pertempuran di Desa Ouw Ullat Jasirah Tenggara, Pulau Saparua. Sayangnya,
sang ayah Paulus Tiahahu divonis hukuman mati gantung, sedangkan Martha
diasingkan ke pulau jawa dan wafat pada 2 Januari 1818, saat dirinya belum
genap berusia 18 tahun.
4. Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang merupakan putri Pangeran Natapraja, salah satu panglima
perang pasukan Pangeran Mangkubumi. Nama asli beliau ialah Raden Ajeng
Kustiyah Wulaningsih, lahir pada tahun 1752, Serang Purwodadi, Jawa Tengah.
Beliau ikut memimpin pasukan untuk menahan serbuan pasukan Belanda
terhadap daerah Serang.

Nyi Ageng Serang sempat bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro


untuk melawan Belanda. Dengan pasukan Nataprajan, ia bertempur di daerah
Serang, Purwodadi, Kudus, Demak, Juwana, Semarang, dan Rembang. Karena
usahanya itu, ia diangkat menjadi penasihat pasukan Diponegoro. Meski
usianya sudah bertambah tua, ia tetap memimpin pasukannya hingga ia wafat
di Yogyakarta pada tahun 1838 karena jatuh sakit.

Anda mungkin juga menyukai