Anda di halaman 1dari 9

Makalah IPS

Kerajaan kediri

Kelompok 2 :
Maria indira kirani
Najua tri himawah
Willyardi . S. S
Harun nata
Verinna windawati

SMP Santo louis,


Palembang

Tahun ajaran 2023/2024


Kata pengantar

Mari kita panjatkan puji dan syukur atas berkat dan rahmat tuhan
yang maha esa karena atas berkatnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “kerajaan kediri”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh
karena itu, kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Kami harap makalah ini dapat memberikan wawasan
luas untuk pembaca.
Sekian kata pengantar kami, terima kasih untuk semua pihak yang
membantu penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
tuhan selalu memberkati kita semua, Amin.
Sejarah singkat kerajaan kediri

Awal mula kerajaan


Kerajaan Kediri bermula dari perintah Raja Airlangga untuk membagi kerajaan menjadi dua
bagian pada tahun 1041 Masehi. Pembagian kerajaan dimaksudkan untuk menghindari
pertikaian
Wilayah kerajaan Raja Airlangga dikenal sebagai Kahuripan. Pembagian kerajaan tersebut
dilakukan Brahmana sakti bernama Empu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal sebagai
Kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Kerajaan ini dibatasi oleh Gunung Kawi
dan Sungai Brantas, seperti dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab
Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M).
Pada awal masa perkembangan, Kerajaan Kediri tidak banyak diketahui orang. Prasasti Turun
Hyang II (1044) yang dikeluarkan Kerajaan Jenggala hanya memberitakan adanya perang
saudara antara Jenggala dan Kediri sepeninggal Raja Airlangga.
Sejarah Kerajaan Kediri atau Panjalu mulai diketahui oleh adanya Prasasti Sirah Keting tahun
1104 atas nama Sri Jayawarsa. Sebelum Sri Jayawarsa, hanya raja Sri Samarawijaya yang
diketahui.

Masa Kejayaan Kerajaan Kediri


Kerajaan Kediri mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Jayabaya. Raja Jayabaya
dikenal sebagai pemimpin politik yang dapat meramalkan masa depan melalui Jangka
Jayabaya yang dikarangnya. Selain itu, karena Jayabaya memiliki visi kedepan membuat
Jayabaya selalu dikenang.

Keruntuhan Kerajaan Kediri


Kerajaan Kediri diperkirakan runtuh pada tahun 1222 ketika masa pemerintahan raja
Kertajaya. Raja Kertajaya dianggap sebagai sosok yang sangat kejam yang mengklaim hanya
Dewa Siwa yang dapat mengalahkannya. Kertajaya dianggap telah melanggar agama dan
memaksa Brahmana untuk menyembah Kertajaya layaknya dewa. Melalui perlindungan Ken
Arok, para Brahmana kemudian mendukung Ken Arok untuk melakukan pemberontakan
yang dikenal sebagai Perang Ganter. Keberhasilan Ken Arok membuat Kerajaan Kediri
mengalami keruntuhan untuk selanjutnya menjadi kekuasaan Tumapel atau Kerajaan
Singasari.
Raja raja kediri

Sri Samarawijaya (1042-1051)


Sri samarawijaya adalah raja kerajaan panjalu setelah peristiwa pembagian kerajaan oleh
prabu airlangga kepada putranya
Sri samarawijaya memerintah kerajaan panjalu Dari tahun 1042 hingga 1057

Sri Jitendrakara (1051-1112)


Sri jitendrakara nama raja dari kerajaan panjalu, namanya tercatat dalam prasasti mataji
yang memberikan informasi tentang nama raja dengan gelar abhisekanya dia menjadi raja
Panjalu pada sekitar tahun 973 Saka atau 1051 Masehi sampai 1112

Sri Bameswara (1112-1135)


Sri Bameswara adalah raja Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1112-1135.

Jagabaya (1135-1159)
Jayabhaya adalah Raja Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1135-1159 M.

Sri Sarweswara (1159-1169)


Sri Sarweswara adalah raja Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1159-1169.

Sri Aryeswara (1169-1180)


Sri Aryeswara adalah raja Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1169-1180

Sri Gandra (1180-1182)


Sri Gandra adalah raja Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1180-1182.

Kameswara (1182-1194)

Kameswara adalah raja Kerajaan Panjalu yang memerintah sekitar tahun 1182-1194
Berikut ini adalah peninggalan prasasti prasasti kerajaan kediri

1. Prasasti sirah keting

Peninggalan prasasti Kerajaan Kediri yang pertama adalah keberadaan


dari Prasasti Sirah Keting yang ditemukan di Ponorogo, Jawa Timur.
Prasasti Sirah Keting ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa
Jawa kuno dengan angka tahun 1126 saka atau tahun 1204 Masehi.
Seperti pada prasasti umumnya, peninggalan Kerajaan Kediri ini ditulis di
atas sebuah batu yang memiliki bentuk persegi panjang.

Isi dari Prasasti Sirah Keting adalah sebuah hadiah berupa tanah bagi
rakyatnya dari Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu yang merupakan
cucu dari penguasa Kerajaan Medang, Dharmawangsa Teguh.

2. Prasasti kamulan
Prasasti Kamulan berisi tentang sejarah daerah Trenggalek dan
Tulungagung yang berada di Jawa Timur. Prasasti Kamulan sendiri
diperkirakan dibuat pada 1194 M atau pada saat Raja Kertajaya
bertakhta.

Selain berisikan sejarah Trenggalek dan Tulungagung, prasasti ini juga


memuat peristiwa penting Kerajaan Kediri yang mendapat serangan dari
kerajaan lain dari timur.

3. Prasasti Ngantang

Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri berikutnya adalah Prasasti Ngantang


yang diperkirakan dibangun pada 1194 M. Isi dari Prasasti Ngantang
adalah status dari Desa Ngantang yang menjadi daerah perdikan atau
bebas pajak tanah yang diberikan oleh raja terbesar Kerajaan Kediri, Raja
Jayabaya.

4. Prasasti Jaring
Peninggalan kerajaan Kediri berikutnya prasasti Jaring yang saat ini dapat
dijumpai di daerah Jaring, Kembangan, Blitar, Jawa Timur.

Prasasti Jaring dibuat pada 1.194 Masehi dan berisikan mengenai


pejabat Kediri yang mempunyai gelar inisial dari nama hewan, salah
satunya macan kuning.

Berikut candi peninggalan Kerajaan Kediri.

1. Candi Tondowongso

Candi Tondowongso atau yang lebih tepatnya situs Tondowongso


dipercaya merupakan sebuah kompleks candi dengan ukuran yang cukup
besar yang dibangun pada awal Kerajaan Kediri berdiri, atau tepatnya
pada abad ke-11.
Situs Tondowongso berdiri di dua dusun, yakni Dusun Tondowongso dan
Dusun Sumberpetung yang keduanya berada di Desa Gayam, Kecamatan
Gurah, Kediri, Jawa Timur.

Tak hanya bangunan candi, tetapi di situs ini juga ditemukan berbagai
macam arca, seperti Arca Agastya, Durga, Nandi, Brahma, serta Lingga
dan Yoni.

2. Candi Gurah

Peninggalan dari Kerajaan Kediri berikutnya adalah Candi Gurah. Candi


Gurah sendiri berada tak jauh dari Situs Tondowongso. Karena lokasinya
yang masih berdekatan, dipercaya jika candi ini masih memiliki
keterikatan dengan temuan candi yang ada di Situs Tondowongso.

3. Candi Penataran

Candi Penataran yang berlokasi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur juga


termasuk sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Kediri. Terletak di
lereng sebelah barat daya Gunung Kelud, membuat pemandangan Candi
Penataran sungguh eksotis.
Candi ini juga disebut dengan Candi Palah dalam Kitab Negarakertagama,
yang dibangun pada abad 12 pada masa pemerintahan Raja Srengga.

Menilik pada relief dan bentuknya, candi ini bercorak Hindu Syiwa yang
dibangun untuk sarana pemujaan pada Sang Hyang Acalapati atau
Girindra atau Raja Gunung.

Anda mungkin juga menyukai