”KERAJAAN KEDIRI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
1. A RYA ATHAILLAH
2. CHINDI ADELIA SALSA
3. SYIFA AZZURA
4. SYAHIRA ATHA ARVIDAYANTI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
A. Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Kediri.........................................................................4
B. Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Kerajaan Kediri......................................................5
C. Aspek Kehidupan Kerajaan Kediri..................................................................................10
D. Bukti-Bukti Sejarah Kerajaan Kediri..............................................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................................................16
B. Saran................................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu yang terletak di tepi Sungai
Brantas,Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan bagian dari
KerajaanMataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu
yangmenamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri diawali dengan perintah Raja Airlangga yang
membagikerajaan menjadi dua bagian, yakni Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri)
yang dibatasidengan Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Tujuannya supaya tidak ada
pertikaian. KerajaanJanggala atau Kahuripan terdiri atas Malang dan Delta Sungai Brantas
dengan pelabuhanSurabaya, Rembang, dan Pasuruhan, Ibu Kotanya Kahuripan.
Sedangkan Kerajaan Panjalu(Kediri) meliputi, Kediri, Madiun, dan Ibu Kotanya Daha.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kerajaan Kediri?
2. Siapa saja Raja-Raja Kerajaan Kediri?
3. Bagaimana Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri?
4. Bagaimana Kehidupan Sosial Kerajaan Kediri?
5. Kapan Runtuhnya Kerajaan Kediri?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai
peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak
informasi tentang kerajaan tersebut. Beberapa arca kuno peninggalan Kerajaan Kediri.
Arca yang ditemukan di desa Gayam, Kediri itu tergolong langka karena untuk pertama
kalinya ditemukan patung Dewa Syiwa Catur Muka atau bermuka empat.
Pada tahun 1041 atau 963 M Raja Airlangga memerintahkan membagi kerajaan
menjadi dua bagian. Pembagian kerajaan tersebut dilakukan oleh seorang Brahmana yang
terkenal akan kesaktiannya yaitu Mpu Bharada. Kedua kerajaan tersebut dikenal dengan
Kahuripan menjadi Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri) yang dibatasi oleh gunung
Kawi dan sungai Brantas dikisahkan dalam prasasti Mahaksubya (1289 M), kitab Negara
kertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M). Tujuan pembagian kerajaan
menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan, sedangkan
Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri, Madiun, dan ibu kotanya
Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan masing-masing kerajaan saling
merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga sehingga terjadilah peperangan.
Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu atau Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah kerajaan
Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain ditemukannya
4
prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang
kerajaan Kediri dalam hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah
kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang
menceritakan tentang kemenangan Kediri atau Panjalu atas Jenggala.
1. Sri Samarawijaya
Akhir pemerintahan dari Raja Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti. Prasasti
yang menceritakan nama raja Kadiri selanjutnya adalah prasasti Sirah Keting tahun
1104 M. Prasasti ini dibuat oleh Raja Sri Jayawarsa. Tidak diketahui apakah Raja Sri
Jayawarsa merupakan pengganti dari Raja Sri Samarawijaya, ataukah masih ada raja
lainnya di antara keduanya.
5
2. Sri Jayawarsa
Sri Jayawarsa memerintah di tahun 1104 M. Sri Jayawarsa bergelar Sri Maharaja
Jayawarsa Digjaya Sastraprabhu. Tidak diketahui kapan pastinya Raja Jayawarsa naik
takhta sebagai raja Kerajaan Kediri.
Kisah Raja Jayawarsa tercatat dalam prasasti Sirah Keting tahun 1104 M. Dalam
prasasti ini dikisahkan jika Sri Jayawarsa sangat mencintai semua rakyatanya. Bahkan
dirinya selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat. Prasasti
Sirah Keting berisi tentang pengesahan desa Marjaya sebagai tanah perdikan atau sima
swatantra.
Tidak diketahui secara pasti kapan Raja Jayawarsa turun takhta. Dari prasasti
Panumbangan (tahun 1120 M) hanya menyebut makamnya yakni di daerah Gajapada.
3. Raja Bameswara
Dalam prasasti tersebut banyak memuat masalah keagamaan. Dari kondisi ini bisa
diketahui kondisi pemerintahan yang sangat baik.
4. Sri Jayabaya
Sri Jayabaya berkuasa sekitar tahun 1135 M hingga 1157 M. Raja ini bergelar Sri
Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita
Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
6
Banyak catatan prasasti yang ditinggalkan pada masa ini. Catatan prasasti yang
ditemukan yakni prasasti Hantang (tahun 1135 M), prasasti Talan (tahun 1136 M), dan
prasasti Jepun (tahun 1144 M). Tidak hanya itu, terdapat juga karya sastra berupa
kakawin Bharatayuddha (tahun 1157 M).
Dalam babad Tanah Jawi dan Serat Aji Pamasa disebut jika Raja Jayabaya
merupaka titisan Dewa Wisnu. Raja ini memimpin negara yang bernama Widarba
dengan ibu kota di Mamenang.
Permaisuri Raja Jayabaya bernama Dewi Sara. Jayabaya diketahui memiliki 4 anak
yakni Jayaamijaya, Dewi Pramesti, Dewi Pramuni dan Dewi Sasanti.
Jayabaya turun takhta dengan cara muksa atau hilang tanpa meninggalkan jasad.
Sebelum menghilang, Jayabaya bertapa terlebih dahulu di Desa Menang Kecamatan
Pagu Kabupaten Kediri. Setelahnya, mahkota (kuluk) dan juga pakaian kebesarannya
(ageman) dilepas, kemudian raja Jayabaya menghilang.
7
5. Sri Sarweswara
Raja Sri Sarweswara memerintah pada tahun 1159 – 1161. Raja ini bergelar Sri
Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama
Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa.
Sri Sarwaswera adalah salah satu raja Kediri yang terkenal sebagai raja yang
sangat religius dan juga berbudaya. Hal ini dikisahkan dalan Prasasti Padelegan II tahun
1159 M dan Prasasti Kahyunan tahun 1161 M.
Sebagai raja yang taat agama dan budaya, prabu Sarwaswera memegang teguh
dengan prinsip tat wam asi yang artinya Dikaulah itu.
Pemikiran ini berarti dikaulah (semuanya) itu, semua makhluk ialah engkau.
Tujuan hidup manusia menurut dari prabu Sarwaswera yang terakhir ialah moksa, yaitu
pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan menuju benar ialah sesuatu yang
menuju kearah kesatuan dan segala sesuatu yang menghalangi kesatuan ialah tidak
benar.
Tidak diketahui secara pasti kapan Raja Sri Sarweswara turun takhta. Berdasarkan
isi prasasti Angin tahun 1171 M, raja selanjutnya yang memimpin Kerajaan Kediri
adalah Raja Sri Aryeswara.
6. Sri Aryeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang berkuasa pada tahun 1171 M. Raja ini
bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka.
Pemerintahan Sri Aryeswara diketahui dari prasasti Angin, tanggal 23 Maret 1171.
Prasasti tersebut menyebut bahwa raja yang kelima dari Kerajaan Kediri adalah Sri
Aryeswara yang bergelar Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara
Arijamuka. Sementara lambang dari pemerintahannya adalah Ganesha.
Hanya sedikit catatan yang bisa diketahui tentang raja ini. Dari prasasti Jaring
disebut, kekuasaan Sri Aryeswara dilanjutkan oleh raja Sri Gandra.
8
7. Sri Gandra
Raja Sri Gandra berkuasa pada 1811 M. Gelar yang dipangkunya adalah Sri
Maharaja Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka Parakrama Anindita Digjaya
Uttunggadewa Sri Gandra.
Masa kepemimpinan raja Sri Gandra terkutip dalam prasasti Jaring (1181 M).
Prasasti tersebut menceritakan sang raja yang mengabulkan keinginan rakyat Desa
Jaring tentang anugerah raja sebelumnya yang belum terwujud. Pengabulan
permohonan ini disampaikan melalui senapati Sarwajala.
Di prasasti tersebut juga diceritakan adanya nama hewan yang digunakan untuk
menunjukkan tinggi rendahnya kepangkatan dalam istana. Nama yang tersebut
misalnya Menjangan Puguh, Lembu Agra dan Macan Kuning. Tidak diketahui kapan
pastinya berakhirnya pemerintahan Raja Sri Gandra. Raja dari Kadiri ini selanjutnya
berdasarkan isi dari prasasti Semanding pada tahun 1182 adalah Raja Sri Kameswara.
8. Sri Kameswara
Sri Kameswara adalah raja ketujuh dari Kerajaan Kediri, hal ini tercantum dalam
Prasasti Ceker tahun 1182 M serta Prasasti Kakawin Smaradhan. Masa pemerintahan
raja Sri Kameswara sekitar tahun 1180 M – 1190 M. Raja ini bergelar Sri Maharaja Sri
Kameswara Triwikramawatara Aniwariwirya Anindhita Digjaya Uttunggadewa.
Di masa pemerintahan Sri Kameswara seni sastra berkembang sangat pesat. Salah
satunya adanya Kitab Smaradhana karangan dari Mpu Dharmaja. Kitab ini berkisah
tentang cerita rakyat seperti cerita Panji Semirang. Mpu Dharmaja juga menuliskan
kisah tentang kelahiran dari Dewa Ganesha, yaitu dewa berkepala gajah yang
merupakan anak dari Dewa Siwa. Ganesha menjadi lambang dari Kerajaan Kadiri
sebagaimana yang tercatat dalam prasasti-prasasti.
9
Sri Maharaja Kertajaya adalah raja terakhir dari Kerajaan Kediri. Raja ini berkuasa
pada tahun 1194 M – 1222 M. Di masa raja Kertajaya, Raja Kertajaya memiliki gelar
Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawatara Anindita Srenggalancana Digjaya
Uttunggadewa.
Nama Raja Kertajaya tercatat dalam teks Nagarakertagama (tahun 1365) yang
ditulis setelah zaman Kerajaan Kadiri. Sementara dalam teks Pararaton Raja Kertajaya
disebut dengan nama Prabu Dandhang Gendis.
Mengetahui hal ini, Raja Kertajaya lalu mempersiapkan pasukan untuk menyerang
Tumapel. Sementara itu. Ken Arok dan dukungan kaum Brahmana melakukan serangan
balik ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu telah bertemu di dekat Ganter (1222 M).
1. Kehidupan Politik
10
yang berlangsung hingga tahun 1052. Peperangan tersebut dimenangkan oleh
Samarawijaya dan berhasil menaklukan Jenggala.
Prasasti ini memuat tulisan yang berbunyi Panjalu jayati yang artinya Panjalu
menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugerah dari
Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selam perang melawan
Jenggala.
Selain itu, untuk menunjukkan kebesaran dan kewibawaan sebagai Raja Kediri,
Jayabaya menyatakan dirinya sebagai keturunan Airlangga dan titisan Dewa Wisnu.
Selanjutnya ia mengenakan lencana narashinga sebagai lambang Kerajaan Kediri.
11
2. Kehidupan Agama
Para penganut agama Hindu Syiwa menyembah Dewa Siwa, karena merekaa
mempercayai bahwa Dewa Syiwa dapat menjelma menjadi Siwa Maha Dewa
(Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu pemujaan yang dilakukan
pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut Mantra Catur Dasa Siwa
atau empat belas wujud Siwa.
3. Kehidupan Ekonomi
Selain beras, barang- barang yang diperdagangkan di Kediri antara lain emas, perak,
kayu cendana, rempah-rempah,dan pinang. Pedagang Kediri memiliki peran penting
dalam perdagangan di wilyah Asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah
diperdagangan dunia. Mereka membawa rempah-rempah ke sejumlah Bandar di
Indonesia bagian barat, yaitu Sriwijaya dan Ligor. Selanjutnya rempah-rempah dibawa
ke India, Teluk Persia, Luat Merah. Komoditas ini kemudian diangkut olehkapal-kapal
Venesia menuju Eropa. Dengan demikian, melalui Kediri wilayah Maluku mulai
dikenal dalam lalu lintas perdagangan dunia.
12
Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan Kediri
sudah teratur. Berdasarkan kedudukannya dalam pemerintahan, masyarakatKedri
dibedakan menjadi tiga golongan sebagai berikut :
Kehidupan budaya Kerajaan Kediri terutama dalam bidang sastra berkembang pesat.
Padamasa pemerintahan Jayabaya kitab Bharatayuda berhasil digubah oleh Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh. Selain itu Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan
Gatotkacasraya.
1. Prasasti Sirah Keting (1104 M), yang memuat tentang pemberian hadiah tanah kepada
rakyatdesa oleh Raja Jayawarsa.
13
Gambar Prasasti Sirah Keting
3. Prasasti Ngantang (1135 M), yang menyebutkan tentang Raja Jayabaya yang
memberikanhadiah kepada rakyat Desa Ngantang sebidang tanah perdikan yang bebas dari
pajak. Bacaselengkapnya di Siapa sosok Prabu Jayabaya?
14
Gambar Prasasti Ngantang
4. Prasasti Jaring (1181 M) dari Raja Gandra yang memuat tentang sejumlah nama
hewan,seperti kebo waruga dan tikus finada.
5. Prasasti Kamulan (1194 M), yang menyatakan bahwa pada masa pemerintahan
RajaKertajaya, Kerajaan Kediri telah berhasil mengalahkan musuh yang memusuhi istana di
Katang-katang.
6. Berita Asing
Berita asing tentang Kerajaan kediri sebagian besar diperoleh dari berita Cina. Berita
Cina inimerupakan kumpulan cerita dari para pedagang Cina yang melakukan kegiatan
perdagangan diKerajaan Kediri, seperti Chu Fan Chi karangan Chu Ju Kua (1220 M).
15
Buku ini banyak mengambil cerita dari buku Ling Wai Tai Ta (1778 M) karangan Chu
IkFei. Kedua buku tersebut menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan
13 Masehi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut sumber yang kami peroleh tentang Kerajaan Kediri maka dapat kami ambil
simpulan bahwa Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan Hindu yang terletak di
tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-12 ini merupakan
bagian dariKerajaan Mataram Kuno. Raja pertamanya bernama Shri Jayawarsa Digjaya
Shastraprabu yang menamakan dirinya sebagai titisan Wisnu.
16
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha
seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat
terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara
dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan
Kediri.
B. Saran
Dengan adanya tugas Sejarah membuat makalah mengenai Kerajaan Hindu-Budha di
Indonesia, maka kita diharapkan lebih mengetahui tentang sejarah kerajaan-kerajaan
diIndonesia salah satunya Kerajaan Kediri. Menurut Ir. Soekarno beliau berkata
“JASMERAH” Jangan Melupakan Sejarah, maka kita sebagai penerima warisan (sejarah)
hendaknya lebih giat lagi mencari pengetahuan mengenai sejarah-sejarah masa lampau.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf apabila pembaca tidak merasa
puas dengan hasil yang kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki
makalah ini agar lebih baik.
17