Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata sejarah berasal dari bahasa Arab,yaitu syajaratun yang berarti pohon,artinya sebuah
pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau
lebih maju.

Dalam Bahasa Inggris,kata sejarah(history)berarti masa lampau umat manusia. Dalam


bahasa Jerman,kata sejarah(geschicht)berarti sesuatu yang telah terjadi.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta
menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut :
Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
Sejarah berarti kejadian dan peeristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
Sejarah berarti ilmu,pengetahuan,cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.

Oleh karena itu,setiap tempat di Dunia ini memiliki sejarahnya masing-masing. Begitu
pun di Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali sejarah,dari mulai sejarah kerajaan di
Indonesia,sejarah kemerdekaan Indonesia,dan banyak lagi.

Namun,pada era modern ini generasi muda tidak banyak yang tahu akan sejarah yang ada
di Indonesia. Mereka telah dibutakan oleh gadget-gadget yang membuat mereka tidak mau
untuk mengetahui lebih jauh akan sejarah Indonesia,padahal bila mereka berniat
mempelajari,sejarah Indonesia bisa pula dicari lewat gadget-gadget canggih mereka.
Tapi,mereka hanya memakainya untuk assik bermain game dan media social.

Oleh karena itu,kami membuat makalah tentang sejarah kerajaan singhasari ini sebagai
pemenuhan tugas sekaligus sebagai media pengenalan akan sejarah Indonesia kepada generasi
muda lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah tentang sejarah kerajaan singhasari ini adalah sebagai
berikut :
1. Sejarah berdirinya kerajaan singhasari
2. Letak geografis kerajaan singhasari
3. Silsilah raja kerajaan singhasari
4. Masa kejayaan kerajaan singhasari
5. Masa keruntuhan kerajaan singhasari
6. Sistem kepercayaan kerajaan singhasari
7. Peninggalan-peninggalan kerajaan singhasari
1
1.3 Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran atau pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya kerajaan singhasari


2. Untuk mengetahui letak geografis kerajaan singhasari
3. Untuk mengetahui silsilah raja yang pernah memimpin kerajaan singhasari
4. Untuk mengetahui masa kejayaan kerajaan singhasari
5. Untuk mengetahui masa keruntuhan kerajaan singhasari
6. Untuk mengetahui sistem kepercayaan yang dianut kerajaan singhasari
7. Untuk mengetahui apa saja peninggalan kerajaan singhasari

1.4 Manfaat
kami berharap makalah ini bermanfaaat bagi kami sendiri maupun orang lain. Berikut
manfaat yang kami inginkan dari pembuatan makalah tentang sejarah kerajaan singhasari ini :

1. Bagi kami sendiri,dapat menambah ilmu kami. Karena,saat pembuatan makalah ini
kami mendapat data/informasi dari berbagai sumber baik dari buku maupun internet
yang membuat kami semakin tahu akan sejarah kerajaan singhasari.
2. Menjadi media yang lebih sederhana dalam memperkenalkan sejarah kerajaan
singhasari.
3. Membuat pembaca menjadi lebih tahu dan lebih paham tentang sejarah yang ada di
Indonesia.

2
BAB II
PENJELASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Singhasari


Kerajaan singhasari adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh Ken
Arok pada 1222. Berdasarkan Prasati Kudadu,nama resmi Kerajaan Singhasari yang
sesungguhnya adalah Kerajaan Tumapel. Nama Tumapel juga muncul dalam Kronik Cina dari
Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan. Menurut Nagarakretagamai,ketika pertama kali
didirikan tahun 1222,ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja Sumber sejarah Kerajaan
Singhasari berasal dari :

Kitab Pararaton,menceritakan tentang raja-raja singhasari.


Kitab Nagarakertagama,berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat
dengan raja-raja Singhasari.
Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.

Menurut Kitab Pararaton,sejarah berdirinya Kerajaan Singhasari berawal saat Ken Arok
yang merebut daerah Tumapel,salah satu wilayah Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Tunggul
Ametung,pada tahun 1222. Ken Arok pada mulanya adalah anak buah Tunggul Ametung,namun
ia membunuh Tunggul Ametung karena jatuh cinta pada istri Tunggul Ametung,Ken Dedes.
Ken arok kemudian mengawini Ken Dedes. Pada saat dikawini Ken Arok,Ken Dedes telah
mempunyai anak bernama Anusapati yang kemudian menjadi raja singhasari (1227-1248). Pada
tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kediri melawan kaum Brahma.
Para Brahma lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengankat dirinya menjadi raja
pertama Kerajaan Singhasari bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.

Dalam Kitab Nagarakretagama juga menyebutkan tahunyang sama untuk pendirian


Kerajaan Singhasari,namun tidak menyebutkan adanya Ken Arok. Dalam naskah itu,pendiri
Kerajaan Singhasari bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan
Kertajaya raja Kerajaan Kediri.

Dalam Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanegara tahun 1225,meyebutkan kalua
pendiri Kerajaan Singhasari adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa,karena dalam Kitab Nagarakretagama arwah pendiri Kerajaan Singhasari
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu,Kitab Pararaton juga menyebutkan bahwa,sebelum
majuperang melawan Kerajaan Kediri,Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara
Siwa.

Kerajaan Singhasari berkembang dan bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa
Timur,terutama setelah mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun

3
1222 M. Kerajaan singhasari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara
(1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa.

2.2 Letak Geografis Kerajaan Singhasari


Kerajaan Singhasari kira kira terletak di dekat Kota Malang,Jawa Timur. Serta terletak
pada ketinggian antara 429 - 667 meter diatas permukaan air laut. 112,06 - 112,07 Bujur Timur
dan 7,06 - 8,02 Lintang Selatan, dengan dikelilingi gunung-gunung :
Gunung Arjuno di Sebelah Utara
Gunung Semeru di Sebelah Timur
Gunung Kawi dan Panderman di Sebelah Barat
Gunung Kelud di Sebelah Selatan

Disekitar Kerajaan Singhasari terdapat Candi Singasari atau Candi Singasari atau Candi
Singosari adalah candi Hindu Buddha yang merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan
ternama yakni Kerajaan Singhasari. Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan
Singosari, lebih kurang 11 km sebelah utara dari pusat kota Malang. Candi Singosari atau
Singhasari kadang disebut pula sebagai Candi Ken Dedes terletak di kota Singosari. Candi
Singosari juga merupakan makam Raja Kertanegara (1268 1292) sebagai Bhirawa atau dewa
Syiwa

Di sebelah barat candi Singhasari (kurang lebih 100 Meter) terdapat dua arca besar yang
mempunyai tinggi 3,7 Meter yang disebut sebagai penjaga atau lebih dikenal dengan Arca
Dwarapala dari sebuah taman yang indah dan luas pada zaman kerajaan Singhasari, yang
mungkin mencakup Sumberawan. Yang berada disebelah selatan pada tahun 1980 pernah
dinaikkan dari benamannya yang setinggi dadanya.

2.3 Silsilah Raja Kerajaan Singhasari


Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi penguasa
Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan antara Pararaton dan
Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja Singhasari.

Versi Pararaton

1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1227)


2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Tohjaya (1248)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1248-1268)
5. Kertanagara (1268 - 1292)

Versi Nagarakretagama

1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)


2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)

4
Kisah suksesi raja-raja Singhasari versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah yang
dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh
Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan Ranggawuni (anak
Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.
Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan antara raja
pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Nagarakretagama adalah
kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur
Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.

Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang
dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja
Kerajaan Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam
Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja
bawahan di Kerajaan Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta
tahun 1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja
muda di Kerajaan Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram
silsilah di samping ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari
Pararaton.

Berikut silsilah raja Kerajaan Singhasari versi Pararaton secara lebih rinci :

Ken Arok (1222-1227 M)


Menurut Kitab Pararaton,Ken Arok adalah anak seorang petani dari Desa Pangkur,di
sebelah timur Gunung Kawi,daerah Malang. Ibunya bernama Ken Endok. Diceritakan,bahwa
pada waktu masih bayi,Ken Arok diletakkan oleh ibunya di sebuah makam. Bayi ini kemudian
ditemukan oleh seorang pencuri,bernama Lembong. Akibat dari didikan dan lingkungan
keluarga pencuri,maka Ken Arok tumbuh menjadi seorang penjahat yang sering menjadi
buronan pemerintah Kerajaan Kediri. Suatu ketika Ken Arok berjumpa dengan pendeta
Lohgawe. Ken Arok mengatakan ingin menjadi orang baik-baik. Kemudian dengan perantaraan
Lohgawe,Ken Arok diabdikan kepada saorang Akuwu (bupati) Tumapel,bernama Tunggul
Ametung.

Setelah beberapa lama mengabdi di Tumapel,Ken Arok mempunyai keinginan untuk


memperistri Ken Dedes,yang sudah menjadi istri Tunggul Ametung. Kemudian timbul niat
buruk dari Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung agar Ken Dedes dapat diperistri
olehnya. Ternyata benar,Tunggul Ametug dapat dibunuh oleh Ken Arok dengan keris Mpu
Gandring. Setelah membunuh Tunggul Ametung,Ken Arok menggantikan sebagai penguasa di
Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Pada waktu diperistri Ken Arok, Ken Dedes sudah
mengandung 3 bulan,hasil perkawinan dengan Tunggul Ametung.

Pada waktu itu tumapel hanya daerah bawahan raja kertajaya dari kediri. Ken Arok ingin
menjadi raja, makai ia merencanakan menyerang kediri. Pada tahun 1222 M Ken Arok atas
dukungan para pendeta melakukan serangan ke kediri. Raja kertajaya dapat di lakukan oleh ken
Arok dalam pertempurannya d Ganter, maka seluruh wilayah kediri di persatukan dengan
tumapel dan lahirnyah kerajaan singhasari.

5
Setelah berdiri kerajaan singhasari, Ken Arok tampil sebagai raja pertama. Ken Arok
sebagai raja bergelar Sri ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Ken arok memerintah selama lima
tahun. Pada tahun 1222 M Ken Arok d bunuh oleh seorang pengalasan atau peseluruh dan Batil,
atas perintah Anusapati. Anusapati adalah putra Ken dedes dengan Tunggul Ametung. Jenazah
Ken Arok dicandikan di Kagenengan dalam bangunan perpaduan Syiwa-Buddha. Ken Arok
meninggalkan beberapa putra. Bersama Ken Umang, Ken Arok memiliki 4 putra,yaitu Panji
Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji Wregola dan Dewi Rambi. Bersama Ken Dedes,Ken Arok
mempunyai putra bernama Mahesa Wongmateleng.

Anusapati (1227-1248)
Tahun 1227 M Anusapati naik takhta Kerajaan Singhasari. Ia memrintah selama 21 tahun.
Akan tetapi,ia belum banyak berbuat untuk pembangunan kerajaan.

Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula kepada Tohjoyo(putra
Ken Arok). Oleh karena ia mengetahui pembunuh ayahnya adalah Anusapati,maka Tohjoyo
ingin membalas dwndam,yaitu membunuh Anusapati. Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati
memiliki kesukaam menyabung ayam makai a mengajak Anusapati untuk menyabung ayam.
Pada saat menyabung ayam,Tohjoyo berhasil membunuh Anusapati. Anusapati dicandikan di
Candi Kidal dekat Kota Malang sekarang. Anusapati meninggalkan seorang putra bernama
Ronggowuni.

Tohjoyo (1248 M)
Setelah berhasil membunuh Anusapati,Tohjoyo naik takhta. Masa pemerintahannya
sangat singkat,Ronggowuni yang merasa berhak atas takhta kerajaan,menuntut takhta kepada
Tohjoyo. Ronggowuni dalam hal ini dibantu oleh Mahesa Cempaka,putra dari Mahesa
Wongateleng. Menghadapi tuntutan ini,maka Tohjoyo mengirim pasukannya di bawah Lembu
Ampal untuk melawan Ronggowuni. Kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Tohjoyo
dengan pengikut Ronggowuni. Dalam pertemopuran tersebut Lembu Ampal berbalik memihak
Ronggowuni. Serangan pengikut Ronggowuni semain kuat dan berhasil menduduki istana
Singhasari. Tohjoyo berhasil meloloskan diri dan akhirnya meninggal di Daerah Katang
Lumbang akibat luka-luka yang dideritanya.

Ronggowuni (1248-1268 M)
Ronggowuni naik takhta Kerajaan Singhasari tahun 1248 M. ronggowuni bergelar Sri
Jaya Wisnuwardana. Dalam memerintah ia didampini oleh Mahesa Campaka yang
berkedudukan sebagai Ratu Anggabaya. Mahesa Campaka bergelar Narasimhamurti. Di
samping itu,pada tahun 1254 M Wisnuwardana juga mengangkat putranya yang bernama
kertanegara sebagai Raja Muda atau Yuwaraja. Pada saat itu Kertanegara masih sangat muda.

Singhasari dibawah pemerintahan Ronggowuni dan Mahesa Cempaka hidup dalam


keadaan aman dan tentram. Rakyat hidup dengan bertani dan berdagang. Kehidupan rakyat juga
mulai terjamin. Raja memerintahkan untuk membangun benteng pertahanan di Canggu Lor.

Tahun 1268 M,Ronggowuni mennggal dunia dan dicandikan di 2 tempat,yaitu sebagai


Syiwa di Waleri,dan sebagai Buddha Amogapasa di Jajagu. Jajagu kemudian dikenal dengan
Candi Jago. Bentuk Candi Jago sangat menarik,yaitu kaki Candi bertingkat 3 dan tersusun
berundak-undak.Reliefnya datar dan gambar orangnya menyerupai wayang kulit di Bali.Tokoh

6
satria selalu diikuti dengan punakawan.Tidak lama kemudian Mahesa Cempaka pun meninggal
dunia.Ia dicandikan di Kumeper dan Wudi Kucir.
Kertanegara (1268-1292)
Tahun 1268 M Kertanegara naik takhta menggantikan Ronggowuni. Ia bergelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di
Singhasari. Ia bercita-cita, Singhasari menjadi kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan cita-
citanya,maka Kertanegara melakukan berbagai usaha,yaitu sebagai berikut :

Perluasan Daerah Singhasari

Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari hingga meliputi seluruh Nusantara.


Beberapa daerah berhasil ditaklukkan, misalnya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda,
dan Pahang. Penguasaan daerah-daerah di luar Jawa yang merupakan pelaksanaan politik luar
negeri bertujuan untuk mengimbangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina. Pada tahun 1275 M
Raja Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa Anabrang
(Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini untuk menguasai Sriwijaya. Akan tetapi, untuk
menguasainya harus melalui daerah sekitarnya termasuk bersahabat dan menanamkan pengaruh
Singhasari di Melayu. Sebagai tanda persahabatan, Kertanegara menghadiahkan patung
Amogapasa kepada penguasa Melayu. Ekspedisi Pamalayu diharapkan akan menggoyahkan
Sriwijaya. Dalam rangka memperkuat politik luar negeranya, Kertanegara menjalin hubungan
dengan kerajaan-kerajaan lain di luar Kepulauan Indonesia. Misalnya dengan Raja
Jaysingawarman III dan Kerajaan Campa. Bahkan Raja Jayasingawarman III memperistri salah
seorang saudara perempuan dari Kertanegara. Kertanegara memandang Cina sebagai saingan.
Berkali-kali utusan Kaisar Cina memaksa Kertanegara agar mengakui kekuasaan Cina, tetapi
ditolak oleh Kertanegara. Terakhir pada tahun 1289 M datang utusan Cina yang dipimpin oleh
Mengki. Kertanegara marah, Mengki disakiti dan disuruh kembali ke Cina. Hal inilah yang
membuat marah Kaisar Cina yang bernama Kubilai Khan. Ia merencanakan membalas tindakan
Kertanegara.

Perkembangan Politik dan Pemerintahan

Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk
badan-badan pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian raja mengangkat tim
penasihat yang terdiri atas Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu. Untuk
membantu raja dalam pelaksanaan pemerintahan, diangkat beberapa pejabat tinggi kerajaan
yang terdiri atas Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada
pegawaipegawai rendahan. Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertanegara
melakukan penataan di lingkungan para pejabat. Orang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita
Kertanegara diganti. Sebagai contoh, Patih Raganata (Kebo Arema) diganti oleh Aragani dan
Banyak Wide dipindahkan ke Madura,menjadi Bupati Sumenep dengan nama Arya Wiraraja.

2.1 Masa Kejayaan Kerajaan Singhasari


7
Dalam perjalanan sebuah kerajaan, tentu akan mengalami kejayaan dan tak akan bisa
terhindarkan dari keruntuhan, karena itu adalah sebuah keniscayaan. Sama halnya dengan
Kerajaan Singasari, Kerajaan Singasari juga pernah mengalami masa kejayaannya dan
keruntuhannya. Puncak masa jejayaan Kerajaan Singasari adalah pada masa pemerintahan Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kecerdasan Kertangegara adalah beliau mampu melakukan
konsolidasi dan bisa menempatkan para pejabat dengan kemampuan yang sesuai pada tugasnya.
Ketegasan Raja Kertanegara juga sangat berperan di sini, karena ia tak segan untuk mengganti
pejabat yang tidak berkualitas. Dengan cara ini, Singasari menjadi sebuah kerajaan yang
tangguh dan memiliki ketahanan di berbagai bidang secara berkesinambungan.

Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari Ia adalah raja
pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan
Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi
ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan
dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan
dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan
kedua negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun
1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui
kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama
menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara
lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

2.2 Masa Keruntuhan Kerajaan Singasari


Seperti sudah digariskan oleh yang kuasa, bahwa sebesar apapun sebuah kerajaan, maka
pada saatnya akan mengalami keruntuhan juga. Hal ini juga dialami oleh Kerajaan sebesar
Singasari. Masa keruntuhan Kerajaan Singasari ini secara umum disebabkan oleh dua faktor
utama. Yang pertama adalah tekanan dari luar dan yang ke dua adalah mulai adanya
pemberontakan dari dalam. Tekanan dari luar ini datang dari kerajan mancanegara yaitu berasal
dari Dinasti Yuan dari Cina dan dari Kekaisaran Mongol yang dipipmpin Khubilai Khan.
Khubilai Khan menghendaki Kerajaan Singasari menjadi taklukan atau jajahan Kerajaan Cina
tersebut.

Sebagai seorang raja,, tentu saja Kertanegara menolaknya mentah-mentah. Penolakan


yang dilakukan oleh Kertanegara adalah dengan menghina utusan dari Cina yaitu Meng-Chi.
Sejak saat itulah konsentrasi Kertanegara mulai tersita untuk memperkuat wilayah laut nya dari
rong rongan

2.3 Sistem Kepercayaan Kerajaan Singhasari


8
Kehidupan beragama masyarakat Singasari mulai tertata setelah ibukota kerajaan
Tumapel berganti nama Singasari sebelumnya ibukota Tumapel bernama Kutaraja.Sejak itu
Wisnuwardhana membangun prasasti,candi-candi seperti prasasti Mula malurung,candi jago
dan zaman pemerintahan sri Bhatara Kertanagara inilah kehidupan beragama Singasari baru
mengalami pembaharuan yang berarti setelah sang raja Kertanagara berhasil menyatukan agama
Hindu aliran Syiwa dengan Budha aliran Tantrayana. Sri Bhatara Kertanagara ,raja terakhir
Singasari tidak saja menghantarkan kejayaan Singasari di bidang ekonomi,sosial dan
perdagangan,politik melainkan juga bidang keagamaan .Kehidupan beragama Kertanagara
banyak tercatat dalam sejarah terutama kitab Negarakertagama dan kitab Pararaton memang
kemampuan Kertanagara dalam ilmu agama luarbiasa dalam kitab Pararaton Kertanagara sering
disebut Bhatara Siwa Budha. Catatan sejarah yang lain Kitab Nagarakertagama mencatat
Kertanagara telah menguasai semua ajaran agama Hindu dan Budha dan kehidupan beragama

Bahkan didalam keagamaan terjadi sekatisme antara Agama Hindu dan Budha, dan
melahirkan Agama Syiwa Budha pemimpinya diberi jabatan Dharma Dyaksa sedangkan
Kartanegara menganut Agama Budha Mahayana dengan menjalankan Upacara keagamaan
secara Pestapora sampai mabuk untuk mencapai kesempurnaan dalam hal ini Kartanegara
menyebut dirinya Cangkandara (pimpinan dari semua agama).

2.4 Kehidupan Masyarakat Kerajaan Singhasari

2.7a Kehidupan Politik

Untuk menciptakan pemerintahan yang kuat dan teratur, Kertanegara telah membentuk
badan-badan pelaksana. Raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian raja mengangkat penasihat
yang terdiri atas rakryan i hino, rakryan i sirikan, dan rakryan i halu. Untuk membantu raja
dalam pelaksanaan pemerintahan, diangkat beberapa pejabat tinggi kerajaan yang terdiri dari
Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan Rakryan Kanuruhan. Selain itu, ada pegawai-pegawai
rendahan.

Untuk menciptakan stabilitas politik dalam negeri, Kertanegara melakukan penataan di


lingkungan para pejabat. Orang-orang yang tidak setuju dengan cita-cita Kertanegara diganti.
Sebagai contoh, Patih Raganata (Kebo Arema) diganti oleh Aragani dan Banyak Wide
dipindahkan ke Madura, menjadi bupati Sumenep dengan nama Arya Wiraraja.

Kartanegara berusaha memperluas kerajaan Singasari dengan gagasan Cakrawala


Mandala. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim pasukan ke Sumatra dengan Ekspedisi
Pamalau. Ia ingin menghadang pasukan Mongol yang berencana menggelar ekspansi. Selain itu
Singasari juga menaklukkan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura dan Gurun. Kartanegara juga
menjalin persahabatan dengan Raja Campa untuk menghalau pasukan Mongol ke Jawa. Akan
tetapi sebelum sampai ke Jawa, pasukan Mongol sudah dihadang oleh Jayakatwang dari
kerajaan Kediri. Dalam serangan ini pula Kertanegara tewas besrta petinggi petinggi istana
lainnya.

2.7b Kehidupan Ekonomi

9
Mengenai kehidupan perekonomian Singosari tidak begitu jelas diketahui. Akan tetapi
mengingat kerajaan tersebut terletak di tepi sungai Brantas (Jawa Timur), kemungkinan masalah
ekonomi tidak jauh berbeda dari kerajaan kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung
maupun secara tidak langsung rakyat ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran.

2.7c Kehidupan Sosial

Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, berusaha meningkatkan kehidupan


masyarakatnya. Banyak daerah daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada masa
pemerintahan Anusapati, kehidupan kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian,
karena ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya.

2.7d Kehidupan Budaya

Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari peninggalan candi-


candi dan patung-patung yang berhasil dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di
antaranya adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari. Adapun arca atau patung hasil
peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari
Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung Kertanegara dalam wujud Patung
Joko Dolog di temuakan di dekat Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan
perwujudan Raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibukota kerajaan melayu.

Kudua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolog maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran
Tantrayana ( Tantriisme ).

2.5 Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Singhasari

1. Candi Singosari

Peninggalan Kerajaan
Singosari yang pertama adalah sebuah
candi yang terletak di Kec, Singosari,
Malang Jawa Timur, tepatnya berada
di lembah antara Gunung Arjuna dan
Gunung Tengger. Candi yang dinamai
Candi Singosari ini berdasarkan tulisan
dalam Prasasti Gadjah Mada (1351 M)
yang terdapat di halaman kompeksnya
disebut merupakan tempat pendarmaan raja-raja Kerajaan Singosari.

10
2. Candi Jago

Candi Jago adalah sebuah candi


peninggalan Kerajaan Singosari yang terletak
di Kec. Tumpang, Malang Jawa Timur. Candi
yang terbuat dari batu andesit yang disusun
menyerupai teras punden berundak-undak ini
dikenal punya keunikan. Keunikan tersebut
terletak pada bagian atas candi yang terpenggal
dan hanya tersisa sebagian saja. Berdasarkan
mitos yang berkembang, terpenggalnya atap
candi ini disebabkan karena sambaran petir.

Berdasarkan pendapat para ahli, candi Jago didirikan pada masa pemerintahan
Kertanegara. Candi ini didirikan sebagai bentuk perhormatan pada raja Wisnuwardhana (ayah
Kertanegara) yang meninggal di tahun 1268.

3. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan adalah sebuah candi


berbentuk stupa yang terletak di Desa
Toyomarto, Kec. Singosari, Malang Jawa
Timur (berada 5 km dari Candi Singosari). Pada
masanya dulu, candi ini sering digunakan umat
Budha sebagai tempat ibadah. Dibangun pada
sekitar abad ke 14 M, candi peninggalan
Singosari ini berada di dekat sebuah telaga
berair bening. Pemandangan sekitarnya yang
indah membuat candi ini menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Malang.

11
4. Candi Jawi

Candi peninggalan Kerajaan


Singosari selanjutnya terletak di Desa Candi
Wates, Kec. Prigen, Pasuruan - Jawa Timur.
Candi yang berada tepat di kaki Gunung
Welirang ini pada masa silam dikenal sebagai
tempat penyimpanan abu mendiang raja
Singosari terakhir, Prabu Kertanegara.
Beberapa relief pahatan juga ditemukan di
dinding candi ini, hanya saja sebagian dari
relief tersebut tak bisa lagi terbaca karena sudah
lapuk termakan usia.

5. Candi Kidal

Candi Kidal adalah candi


peninggalan kerajaan Singosari yang
terletak di Desa Rejokidal, Kec.
Tumpang, Malang Jawa Timur.
Candi yang diperkirakan dibangun
pada pertengahan abad ke 13 M ini
merupakan wujud penghormatan
untuk jasa besar Anusapati yang telah
memerintah selama 20 tahun lamanya
(1227 - 1248).

6. Arca Dwarapala

Arca Drawapala adalah sebuah


patung monster besar yang pada masa
silam berfungsi sebagai pertanda
masuk atau patung selamat datang
saat hendak memasuki wilayah
Kotaraja. Akan tetapi, letak wilayah
Kotaraja hingga saat ini masih belum
diketahui secara pasti.

12
7. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah


sebuah prasasti yang berupa
lempengan-lempengan tembaga
peninggalan Kerajaan Kediri,
tepatnya dari masa pemerintahan
Kertanegara tahun 1255. Prasasti ini
terdiri dari 10 lempeng yang masing-
masing menjelaskan perihal yang
berbeda.

8. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri adalah sebuah manuskrip kuno yang dipahat pada bagian belakang Arca
Manjusri. Prasasti yang bertarikh 1343 ini pada mulanya ditemukan di sekitar reruntuhan Candi
Jago, namun kini ia dipindahkan ke Museum Nasional, Jakarta. Prasasti Manjusri menjelaskan
tentang penghormatan pada keluarga kerajaan dengan isi teks sebagai berikut:

Dalam kerajaan yang dikuasai oleh Ibu Yang Mulia Rajapatni maka Adityawarman itu,
yang berasal dari keluarganya, yang berakal murni dan bertindak selaku menteri wreddaraja,
telah mendirikan di pulau Jawa, di dalam Jinalayapura, sebuah candi yang ajaib- dengan
harapan agar dapat membimbing ibunya, ayahnya dan sahabatnya ke kenikmatan Nirwana.

9. Prasasti Singosari

Prasasti Singosari merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Singosari yang ditemukan


di Desa Singosari, Malang Jawa Timur. Bertarikh tahun 1351 M, prasasti yang ditulis dalam
Aksara Jawa ini sekarang disimpan di Museum Gajah. Maksud dari pembuatan prasasti ini
diduga sebagai peringatan pembangunan sebuah candi pemakaman (caitya).

10. Prasasti Wurare

Prasasti Wurare merupakan prasasti yang


dibuat untuk memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama
Wurare. Manuskrip pada prasasti bertarikh 1289
M ini dipahatkan pada sebuah arca yang
melambangkan penghormatan Raja
Kertanegara.

2.6 Hubungan Antara Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit

13
Pararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria
Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi
hak mendirikan desa Majapahit.

Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan
Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kerajaan
Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara
Mongol keluar dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari,


dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh
Ken Arok.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerajaan singhasari adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang didirikan oleh Ken
Arok pada 1222. Kerajaan ini bermula bernama asli Kerajaan Tumapel. Kerajaan ini bermula
dari Kerajaan Kediri yang direbut oleh Ken Arok dan dibangun kembali menjadi Kerajaan
Singhasari. Kerajaan ini terletak di Kota Malang,Jawa Timur.
Seperti halnya kerajaan lain,kerajaan ini juga memiliki silsilah raja yang pernah
memimpin. Seperti Ken Arok,Anusapati,Tohjaya,Ranggawuni,dan Kertanegara.
Kerajaaan ini memiliki masa kejayaan saat dipimpin oleh Kertanegara. Kerajaan ini juga
memiliki banyaak peninggalan seperti candi,arca,dan prasasti.

3.2 Saran
Selaku bangsa Indonesia,sudah sepantasnya kita selalu mengingat dan mempertahankan
sejarah. Karena,Pahlawan Proklamator Indonesia pernah berkata Jas Merah! Jangan Lupakan
Sejarah. Maka,kita sebagai bangsa Indonesia yang sejatinya tiang akan negara ini sudah
semesstinya menjaga dan mempertahankan apa yang ada didalamnya,karena jika bukan kita
siapa lagi?kalau bukan sekarang kapan lagi?

14
Daftar Pustaka

1. Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Singhasari

http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/12/peninggalan-kerajaan-singasari-5-
candi.html

http://lailameika13.blogspot.co.id/2015/03/kehidupan-politik-ekonomi-sosial-
dan.html

2. Buku
Restu,Gunawan (dkk). 2016. Sejarah Indonesia. Jakarta.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang,Kemindikbud.

15
16

Anda mungkin juga menyukai