PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kerajaan Kadiri
melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok
yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang
Amurwabhumi. Perang melawan Kerajaan Kadiri meletus di desa Ganter yang
dimenangkan oleh pihak Tumapel.
pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil
mengalahkan Kertajaya raja Kerajaan Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau
pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta
dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel
tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum
maju perang melawan Kerajaan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan
Bhatara Siwa.
B. Rumusan Masalah
Agar lebih mudah dalam penulisan makalah ini, maka penulis merumuskannya
dalam beberapa beberapa pertanyaan, yang nantinya akan akan dijadikan acuan dalam
pembahasan. Beberapa pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Untuk memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca tentang Kerajaan Singasari
E. Batasan Masalah
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
Dimana dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan, manfaat, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
2. BAB II Pembahasan
Dimana dalam bab ini, penulis membahas tentang apa yang telah di rumuskan,
dalam perumusan masalah
Dimana dalam bab ini, penulis memaparkan mengenai kesimpulan dan saran-saran
yang ingin disampaikan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa Timur yang
didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan di
daerah Singasari, Malang. Kerajaan Singasari hanya sempat bertahan 70 tahun sebelum
mengalami keruntuhan. Kerajaan ini beribu kota di Tumapel yang terletak di kawasan
bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang
berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri dengan bupati bernama Tunggul Ametung.
Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok yang merupakan pengawalnya.
3
sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya,
karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan
melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya.
Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya.
Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri,
sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok
yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Serat Pararaton, atau Pararaton saja (bahasa Kawi: "Kitab Raja-Raja"), adalah
sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi.
Naskah ini cukup singkat, berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126
baris. Isinya adalah sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit di Jawa Timur. Kitab
ini juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja", yang dalam Bahasa Sansekerta juga
berarti "kitab raja-raja". Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis
Pararaton. Di akhir kisah Pararaton penulisnya hanya menulis nama desa dan catatan
waktu ketika pengarangnya menyelesaikan tulisannya yakni 1535 Saka atau tepatnya 3
Agustus 1613. bila menengok tanggal i Pararaton ditulis sejaman dengan berkuasanya
Sultan Agung di Jawa
Pararaton diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh
pendiri kerajaan Singhasari (1222–1292). Selanjutnya hampir setengah kitab
membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja di
tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat mitologis.
Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam
urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan.
Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan
bercampur dengan informasi mengenai silsilah berbagai anggota keluarga kerajaan
Majapahit.
2. Kitab Negarakertagama
Pertama dari isian Kitab Negarakertagama hasil karya Empu Prapanca adalah
mengisahkan tetnang sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit beserta masa
pemerintahannya. Dari kitab ini kamu bisa melihat silsilah raja sejak zaman Singasari
dan Majapahit.
Raja paling terkenal dari Majapahit yakni Hayam Wuruk juga dikisahkan dalam kitab
Negarakertagama ini bahkan sudah dikisahkan sejak berkunjung ke berbagai daerah
kekuasannya di Jawa Timur hingga daftar candi-candi yang sudah dibuat.
5
Selain dari kisah raja, isi kitab Negarakertagama juga memperlihatkan kehidupan
budaya dari masyarakat Majapahit baik dari keagamaan hingga upacara-upacara
sakral salah satunya upacara Srrada untuk menghormati roh Gayatri hingga mampu
menambah kesaktian raja.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi
pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti
ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan letak
benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu sebagai
pariwara pembangunan sebuah caitya
Ada dua versi yang menyebutkan silsilah kerajaan Singasari alias Tumapel ini. Versi
pertama adalah versi Pararaton yang informasinya didapat dari Prasasti Kudadu. Pararaton
menyebutkan Ken Arok adalah pendiri Kerajaan Singasari yang digantikan oleh Anusapati
(1247–1249 M). Anusapati diganti oleh Tohjaya (1249–1250 M), yang diteruskan oleh
Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250–1272 M). Terakhir adalah Kertanegara yang
memerintah sejak 1272 hingga 1292 M. Sementara pada versi Negarakretagama, raja
pertama Kerajaan Singasari adalah Rangga Rajasa Sang Girinathapura (1222–1227 M).
Selanjutnya adalah Anusapati, yang dilanjutkan Wisnuwardhana (1248–1254 M). Terakhir
adalah Kertanagara (1254–1292 M). Data ini didapat dari prasasti Mula Malurung.
2. Anusapati (1227–1248 M)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung
ayam. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo
(putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan
Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan
aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang
dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati
yang didharmakan di Candi Kidal.
3. Tohjoyo (1248 M)
4. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 M dengan gelar Sri
Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari. Pada tahun 1254
M Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja
muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan Singasari. Pada
tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago
sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.
5. Kertanegara (1268-1292 M)
7
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga orang
mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan.
Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti pejabat-pejabat
yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani.
Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria Wiaraja. Setelah
Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain. Kertanegara
mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275 yang
berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan pengirimkan Arca
Amoghapasa ke Dharmasraya atas perintah Raja Kertanegara.
Pasukan Kediri dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil
masuk istana dan menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana.
Kertanaga beserta pembesar-pembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Ardharaja
berbalik memihak kepada ayahnya (Jayakatwang), sedangkan Raden Wijaya berhasil
menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan maksud minta perlindungan dan bantuan
kepada Aria Wiraraja. Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan
dan mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya diberi sebidang tanah yang bernama
Tanah Tarik oleh Jayakatwang untuk ditempati. Dengan gugurnya Kertanegara maka
Kerajaan Singasari dikuasai oleh Jayakatwang. Ini berarti berakhirnya kekuasan Kerajaan
Singasari. Sesuai dengan agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan
sebagai Siwa––Buddha (Bairawa) di Candi Singasari. Arca perwujudannya dikenal
dengan nama Joko Dolog yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.
Dari segi sosial, kehidupan masyarakat Singasari mengalami masa naik turun.
Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, dia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Banyak daerah-daerah yang bergabung dengan Tumapel. Namun pada
pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang mendapat perhatian karena
ia larut dalam kegemarannya menyabung ayam. Pada masa Wisnuwardhana kehidupan
sosial masyarakatnya mulai diatur rapi. Dan pada masa Kertanegara, ia meningkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya. Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari
pelaksanaan politik dalam negeri dan luar negeri.
2. Menguasai Bali.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi perjalanan kerajaan Singasari bisa dikatakan berlangsung singkat. Hal ini terkait
dengan adanya sengketa yang terjadi dilingkup istana kerajaan yang kental dengan nuansa
perebutan kekuasaan. Pada saat itu Kerajaan Singasari sibuk mengirimkan angkatan
perangnya ke luar Jawa. Akhirnya Kerajaan Singasari mengalami keropos di bagian
dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam
serangan itu Kertanegara mati terbunuh. Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang
menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-
Singasari pun berakhir.
B. Saran
11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
E. Batasan Masalah..........................................................................................................3
F. Sistematika Penulisan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Singasari.......................................................................................................4
B. Sistem Pemerintahan Kerajaan Singasari....................................................................8
C. Kehidupan Di Kerajaan Singasari...............................................................................10