Anda di halaman 1dari 5

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singhasari atau Singasari adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Dikutip dari
Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa (2008) karya H.M. Nasruddin
Anshoriy, Ch., lokasi kerajaan ini diperkirakan berada di daerah yang sekarang menjadi wilayah
Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Nama sebenarnya dari Kerajaan Singasari adalah Kerajaan Tumapel yang beribukota di
Kutaraja. Asal-usul penamaan Singasari bermula saat Raja Wisnuwardhana menunjuk anaknya
yang bernama Kertanegara sebagai putra mahkota dan mengganti nama pusat pemerintahan
kerajaan menjadi Singasari.
Singasari yang sebenarnya merupakan nama ibu kota justru lebih terkenal daripada
nama kerajaannya yakni Tumapel. Pada akhirnya, orang terbiasa menyebut Kerajaan Tumapel
dengan nama Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari mengalami puncak keemasan pada era
raja terakhirnya yakni Kertanegara dan memiliki wilayah kekuasaan yang amat luas. Widjiono
Wasis dalam Ensiklopedi Nusantara (1989) mengungkapkan, Kertanegara kala itu ingin
menyatukan sebagian wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari. Dengan pusat
pemerintahan di Jawa bagian timur, wilayah kekuasaan Singasari pada era Kertanegara
disebut-sebut mencakup Bali, Sunda, sebagian Kalimantan, bahkan sebagian Sumatera hingga
kawasan Selat Malaka.

Asal mula kerajaan singasari


Kerajaan Singasari dapat diketahui dari Kitab Pararaton dan
Negarakertagama, serta prasasti-prasasti peninggalannya. Menurut
Pararaton, sejarah berdirinya Kerajaan Singasari berkaitan erat dengan
kisah pendirinya, Ken Arok. Ken Arok adalah seseorang dari kalangan
sederhana yang memulai karir dengan menjadi pengawal Tunggul
Ametung, seorang akuwu (camat) di Tumapel. Saat bekerja menjadi
pengawal Tunggul Ametung, Ken Arok tertarik kepada Ken Dedes. Ken
Dedes adalah istri Tunggul Ametung yang sangat cantik. Keinginan Ken
Arok untuk memiliki istri majikannya semakin kuat saat Ken Dedes
diramalkan akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Ken Arok kemudian
membunuh Tunggul Ametung dengan Keris Mpu Gandring. Setelah itu,
Ken Arok menyatakan dirinya sebagai akuwu baru Tumapel dan
menikahi Ken Dedes. Pada saat itu, Tumapel masih menjadi daerah
kekuasaan Kediri. Kejayaan Kerajaan Kediri berakhir di tangan Raja
Kertajaya, yang dikenal kejam dan berseteru dengan kaum brahmana.
Mendengar bahwa Ken Arok berniat melepaskan Tumapel dari
kekuasaan Kerajaan Kediri, para brahmana akhirnya bergabung. Pada
1222, Ken Arok memimpin pemberontakan dan berhasil mengalahkan
Raja Kertajaya dalam pertempuran Ganter. Raja Kertajaya kemudian
menyerahkan kekuasaan kepada Ken Arok, dan kerajaan dipindah ke
Singasari. Ken Arok pun menjadi raja pertama Kerajaan Tumapel atau
lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari. Sementara versi Nagarakretagama, juga menyatakan
bahwa Kerajaan Tumapel didirikan pada 1222 masehi, tetapi tidak menyebutkan nama Ken Arok.
Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang
berhasil mengalahkan Kertajaya.

Sedangkan Prasasti Mula Malurung menyebut pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara
Siwa. Dalam Pararaton, disebutkan bahwa sebelum maju perang melawan Kerajaan Kediri, Ken
Arok menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Kehidupan sosial masyarakat Singasari selalu berubah tergantung kebijakan raja dan kondisi politik
kerajaan. Saat Ken Arok memimpin, kehidupan sosial rakyatnya sangat terjamin. Setelah Ken Arok
wafat, kondisi masyarakat sempat terguncang akibat konflik politik di antara keluarga kerajaan.
Kemudian pada masa pemerintahan Anusapati, kehidupan sosial rakyatnya tidak mendapat
perhatian. Kehidupan masyarakatnya kembali teratur pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.

Beda Versi Silsirah Raja Kerajaan Singasari

Terdapat perbedaan catatan pada kitab Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan
urutan-urutan raja Singasari.

Versi Pararaton
- Ken Arok (1222-1247 M)
- Anusapati (1247-1249 M)
- Tohjaya (1249-1250 M)
- Ranggawuni atau Wisnuwardhana (1250-1272 M)
- Kertanegara (1272-1292 M)

Versi Nagarakretagama
- Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222-1227 M)
- Anusapati (1227-1248 M)
- Wisnuwardhana (1248-1254 M)
- Kertanegara (1254-1292 M)

Kisah-kisah suksesi raja Singasari dalam Pararaton digambarkan dengan penuh pertumpahan
darah. Setiap pergantian kepemimpinan kerap diwarna pembunuhan.

Hal yang berbeda tercatat dalam Nagarakretagama.

Puncak Kejayaan Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari benar-benar beruhah menjadi kerajaan besar dan kuat semasa
kepemimpinan Raja Kertangera. Hal tersebut dibuktikan dengan berhasilnya Kerajaan Singasari
tersebut dalam beberapa hal, yakni:
 Expansi wilayah kekuasaan dan menjalin hubungan dengan luar negeri

 Perkembangan pada sektor perdagangan dan pelayaran


 Struktur pemerintahan Singasari yang kokoh

 Pengiriman ekspedisi ke Sumatera yang terkenal dengan ekspedisi Pamalayu (1275 M)

 Perkembangan agama Hindu dan Buddha

 Kekuasaan pada jalur dagang (selat Malaka-kepulauan Riau)

Keruntuhan Kerajaan Singasari terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah hilangnya
sosok Raja Kertangera karena faktor usia dan minimnya pertahanan saat melakukan ekspansi
keluar daerah.

Bukti Peninggalan Kerajaan Singasari

Candi Singasari yang terletak di Kecamatan Singasari, Malang, Jawa Timur, menjadi bukti
peninggalan Kerajaan Singasari yang masih terpelihara hingga saat ini. (iStockphoto)
Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit
berjudul Nagarakretagama yang ditulis Mpu Prapanca. Selain itu, ada pula kitab Pararaton yang
menceritakan riwayat kehidupan Ken Arok.

Selain dari naskah-naskah kuno, keberadaan kerajaan ini juga dibuktikan melalui sejumlah candi
yang ada di Jawa Timur, tepatnya di sekitar Malang.

1. Candi Singasari

Candi ini terletak di Desa Candirenggo,


Kecamatan Singasari, Malang. Dahulu
kala, candi ini menjadi tempat
peristirahatan Raja Kertanegara.
2. Candi Jago

Kitab Nagarakretagama menyebut bahwa Candi Jago dibangun atas perintah Raja
Kertanegara. Candi dibangun sebagai penghormatan terhadap sang ayah, Ranggawuni atau
Wisnuwardhana.

3. Candi Kidal

Candi ini berlokasi di lereng barat Gunung Tengger, atau sekitar Bromo. Candi menjadi
penghormatan terhadap jasa besar Anusapati.
4. Candi Jawi

Candi ini terletak di kaki Gunung Welirang, yang merupakan tempat pendharmaan Raja
Kertanegara. Candi ini mulanya didirikan sebagai tempat peribadatan yang dibangun atas
perintah Kertanegara.

5. Candi Katang Lumbang


Candi ini dibangun sebagai tempat peristirahatan terakhir Raja Tohjaya yang sempat
memimpin Singasari.

6. Candi Kangenan
Candi ini merupakan peristirahatan terakhir untuk Ken Arok.

7. Candi Sumberawan
Candi ini terletak di Desa Toyomarto,
Kecamatan Singasari, Malang, Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai